Suara.com - Berpikirlah dua kali sebelum menolong tetangga. Setidaknya itulah pesan yang ingin disampaikan oleh film berjudul Caught Stealing.
Bagaimana tidak, siapa sangka sekadar disuruh menjaga kucing bisa berakhir dengan peluru beterbangan hingga darah berceceran di lantai.
Darren Aronofsky, sutradara film ini, dikenal gemar menyiksa batin penonton lewat film berat seperti Requiem for a Dream atau The Whale.
Kali ini, dia memilih jalur berbeda, crime action comedy dengan sedikit sentuhan nostalgia 90-an.
Jangan bayangkan tawa lepas. Ini bukan jenis komedi yang akan membuatmu tertawa terpingkal-pingkal, tapi lebih seperti tawa getir karena tak percaya betapa absurdnya hidup si tokoh utama.
Premis Sederhana, Tapi Tidak dengan Hidup Hank
Ceritanya tentang Hank Thompson (Austin Butler), seorang bartender New York dengan hidup seadanya dan masa lalu kelam sebagai mantan pemain bisbol yang gagal.
Suatu hari, tetangga punk-nya, minta tolong, "Bro, tolong jagain kucing gue beberapa hari, ya?"
Dan seperti semua keputusan buruk dalam sejarah film, Hank menjawab, "Oke."
Tak lama setelah itu, muncul segerombolan orang asing, gangster, polisi korup, dan entitas-entitas yang sepertinya tidak punya pekerjaan lain selain menghajar orang tak bersalah.
Semua mencari satu hal misterius yang, tentu saja, ada hubungannya dengan si tetangga dan kucingnya.
![Review Caught Stealing. [IMDb]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/10/30/99073-film-caught-stealing.jpg)
Antiklimaks yang Cukup Bikin Bete
Caught Stealing terasa seperti film eksperimental yang hasilnya “hit or miss”.
Vibes-nya gelap, lembap, dan penuh keringat, dengan tempo cepat khas film kriminal 90-an.
Alur ceritanya? Seru di awal, tapi saat pertengahan mendadak bikin kepala miring seperti kucing yang bingung.
Separuh awal film terasa menjanjikan, kita disuguhi kota New York tahun 1998 ditampilkan dengan detail nostalgia, bar suram, mobil tua, jaket kulit, dan dialog yang terasa old-school.
Namun, begitu misterinya terungkap, tensi film langsung menurun.
Rasanya seperti menonton orang lari maraton, tapi berhenti mendadak buat minum teh.
Austin Butler Si Penggendong Film
Austin Butler benar-benar membawa film ini di pundaknya dengan performa akting yang mengesankan.
Dia tampil dengan perpaduan pesona dan kepasrahan orang yang baru sadar hidupnya berantakan.
Saya suka bagaimana film ini tidak tiba-tiba menjadikannya jagoan super yang tak kenal takut menghadapi segala masalah yang datang tiba-tiba.
Hank tetap manusia biasa yang ketakutan, gemetaran, dan sering bikin keputusan bodoh. Dengan kata lain, sangat relatable.
Chemistry-nya dengan Zoe Kravitz juga enak ditonton, walau karakter Zoe terasa seperti tempelan, seolah film ini lupa kalau dia ada setelah pertengahan cerita.
Padahal dari awal interaksi mereka sudah menjanjikan hubungan yang menarik.
Tapi ya, sutradaranya mungkin punya kebiasaan membuat penonton berharap, lalu berkata, "Maaf, tidak akan terjadi."
![Review Caught Stealing. [IMDb]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/10/30/55158-film-caught-stealing.jpg)
Penuh Bintang, Tapi Tak Semua Bersinar
Deretan pemainnya cukup mencengangkan. Selain Butler dan Kravitz, ada Matt Smith, Liev Schreiber, Regina King, dan Vincent D’Onofrio.
Sayangnya, banyak dari mereka seperti tersesat di film yang salah.
Matt Smith yang sempat mencuri perhatian di awal tiba-tiba hilang tanpa jejak.
Regina King, yang biasanya memancarkan aura garang, justru tampil terlalu "normal" di tengah parade karakter eksentrik lainnya.
Satu-satunya yang benar-benar menyalakan layar adalah D’Onofrio dan Schreiber.
Setiap kali keduanya muncul, film seperti tersadar dari tidur siangnya.
Intensitas naik, dialog jadi hidup, dan saya kembali duduk tegak di kursi bioskop.
Humor Gelapnya Cukup Sukses, Sih
Kalau bicara soal aksi, Caught Stealing punya beberapa momen yang lumayan menggigit.
Ada adegan kejar-kejaran mobil yang digarap dengan rapi, pertarungan yang brutal tapi tetap sinematik, dan semburan darah yang cukup memanjakan mata.
Tapi jangan berharap kekerasan simbolik dan filosofis, ini lebih ke fun chaos, semacam pesta pora antara kekonyolan dan kekerasan.
Ada juga humor di sana-sini, bukan yang bikin ngakak, tapi cukup untuk membuat kita spontan tertawa sambil berpikir, "Lucu juga."
Humor gelapnya bekerja karena situasi yang benar-benar absurd. Bayangkan, seorang bartender stres dikejar mafia hanya karena mau nolongin kucing.
![Review Caught Stealing. [IMDb]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/10/30/88337-film-caught-stealing.jpg)
Ending-nya Cari Aman
Ending film sayangnya terasa terlalu aman, jadi seperti biasa saja, tidak begitu meninggalkan kesan.
Setelah semua kekacauan, luka, dan kehilangan, saya berharap ada klimaks emosional.
Setidaknya sesuatu yang membuat saya sedikit kepikiran setelah keluar dari studio.
Sayangnya tidak. Film ini menutup cerita dengan cara yang nyaris datar, seolah sedang menyiapkan sekuel yang kemungkinan besar tidak akan pernah dibuat.
Caught Stealing bukan film jelek, tapi juga bukan film yang akan saya rekomendasikan dengan antusias.
Jika Anda ingin menonton sesuatu yang campur aduk antara kekerasan absurd, nostalgia 90-an, dan kucing, film ini patut dicoba.
Tapi kalau Anda hanya ingin tahu pelajaran moralnya, cukup ingat satu hal, jangan pernah jaga kucing tetangga tanpa asuransi nyawa.
Kontributor : Chusnul Chotimah
No Other Choice memiliki kesamaan cerita dengan Parasite, serta sama-sama dinominasikan untuk Oscar.
Rangga & Cinta tak bisa menghindar untuk dibandingkan dengan film pendahulunya, Ada Apa Dengan Cinta? alias AADC.
Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah berhasil meraih 420 ribu penonton meski berhadapan dengan film The Conjuring.
Film Tinggal Meninggal lebih banyak mengajak penonton merenungi hidup ketimbang tertawa?
Ia hanya ingin membantu. Tapi data dirinya dipakai, dan hidupnya berubah. Sebuah pelajaran tentang batas dalam percaya pada orang lain.
nonfiksi
Film ini rilis perdana di festival pada 2023, sebelum akhirnya dirilis global dua tahun kemudian.
nonfiksi
Di sebuah kafe kecil, waktu seolah berhenti di antara aroma kopi dan tawa hangat, tersimpan pelajaran sederhana. Bagaimana caranya benar-benar di Buaian Coffee & Service.
nonfiksi
No Other Choice memiliki kesamaan cerita dengan Parasite, serta sama-sama dinominasikan untuk Oscar.
nonfiksi
Di tengah padatnya kuliah, mahasiswa Jogja bernama Vio menyulap hobi nail art menjadi bisnis. Bagaimana ia mengukir kesuksesan dengan kuku, kreativitas, dan tekad baja?
nonfiksi
Rangga & Cinta tak bisa menghindar untuk dibandingkan dengan film pendahulunya, Ada Apa Dengan Cinta? alias AADC.
nonfiksi
Mouly Surya dan Marsha Timothy kembali menunjukkan kerja sama yang memukau di film Tukar Takdir.