Suara.com - "Ayah kamu itu bukan orang jahat, dia cuma orang yang kalah..." masih menjadi kalimat yang terngiang-ngiang di kepala saya usai menonton film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah.
Tenang saja, itu bukan spoiler karena kalimat tersebut sudah ditampilkan dalam trailer.
Melihat Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah mampu bertahan padahal berhadapan dengan The Conjuring: Last Rites, bahkan meraup 420 ribu penonton dalam waktu sepekan, apa yang membuat film ini menarik?
Mari kita bahas satu per satu.
1. Premis Unik nan Kekinian
Judul Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah yang gamblang justru membuat film ini mudah membuat penonton tertarik.
Apalagi isu fatherless sedang jadi tren beberapa tahun belakangan ini, mengajak banyak anak berpikir hal sama: bagaimana kehidupan ibu jika tidak menikah dengan ayah?
Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah berpusat pada karakter Alin yang diperankan Amanda Rawles.
Alin punya kakak bernama Anis (Eva Celia) dan adik bernama Asya (Nayla D. Purnama).
Orangtua mereka, Wulan (Sha Ine Febriyanti) dan Tio (Bucek Depp), merupakan kalangan menengah ke bawah.
Alin harus bergantung dengan beasiswa untuk menyelesaikan kuliahnya di jurusan Kedokteran.
Anis berstatus janda satu anak laki-laki bernama Nando yang masih berusaha mencari pekerjaan, sedangkan Asya masih SMA.
Perubahan kebijakan dari pemerintah pusat membuat Alin rentan kehilangan beasiswa sehingga memutuskan pulang ke rumah untuk menghemat biaya ketimbang harus ngekos.
Pulangnya Alin membuat ia baru menyadari kondisi keluarganya: ayahnya jarang pulang dan ibunya diam-diam dekat dengan pria lain.
Alin kemudian menemukan buku harian Wulan sang ibu, dan menyadari bahwa sosok pria yang diceritakan di dalamnya bukan Tio sang ayah.
Namun tentu saja itu bukan inti ceritanya, mengingat judulnya adalah Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah. Kalau penasaran, silakan ke bioskop karena ulasan ini tidak mengandung spoiler!
Sosok Tio dalam film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah diceritakan sebagai ayah yang 'tidak berguna' sehingga membuat anak-anaknya merasa 'fatherless'.
Anis menunjukkan kebenciannya terhadap Tio dengan terang-terangan, sementara Alin masih menghormatinya.
Menurut Alin, walau Wulan bekerja sendirian, Tio tetaplah ayah mereka yang wajib dihormati.
Lambat laun, setelah Alin tinggal lebih lama di rumah, alasan Anis amat membenci ayah mereka dapat dipahami.
Bahkan muncul pertanyaan dalam diri Alin, bagaimana seandainya sang ibu tidak menikah dengan ayahnya?
2. Film 'Slice of Life' yang Terasa Nyata Jika..
Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah yang diarahkan Kuntz Agus dan skenarionya ditulis Evelyn Afnilia begitu mudah membuat penonton masuk ke dalam dunia mereka sejak menit pertama.
Rumah yang ditinggali keluarga Alin terasa bukan set yang dipersiapkan hanya untuk syuting.
Anis naik motor untuk mengantar putranya sekolah, pun Wulan mengambil pakaian-pakaian kotor dari rumah tetangga mengendarai sepeda kayuh.
Kualitas akting para pemeran utama di film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah juga tidak perlu diragukan lagi.
Bucek Depp berhasil menggambarkan sosok ayah pengangguran nan menyebalkan yang temperamen, suka main judi online alias judol, dan banyak utang.
Begitu pun Sha Ine Febriyanti sebagai Wulan, memperlihatkan ketangguhan seorang ibu yang sekaligus masih menunjukkan sisi sabar dan penyayang.
Kendati kondisinya tidak baik-baik saja, Wulan tak menyalahkan keadaan maupun mengajarkan anak-anaknya untuk membenci ayah mereka.
Akting Amanda Rawles tentu tak perlu diragukan lagi. Yang mengejutkan saya justru akting Eva Celia.
Terlepas film yang dibintangi Eva Celia belum banyak, serta statusnya sebagai anak Sophia Latjuba, patut diakui bahwa aktingnya bagus pol!
Bahkan menurut saya, Eva Celia layak masuk dalam nominasi Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik di Festival Film Indonesia.
Latar dan suasana, ditambah akting mumpuni para aktornya, membuat Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah sudah 80 persen nyaman ditonton.
Sayangnya, saya agak terganggu dengan pemilihan-pemilihan aktor tambahan dalam film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah.
Mungkin, karena akting para pemeran utama sangat bagus, aktor-aktor tambahan ini justru membuat saya terganggu.
Padahal meski tambahan, peran mereka cukup penting. Misalnya untuk menggambarkan masa lalu Wulan, atau sekadar menjadi debt collector.
Sayangnya saya rasa pemilihan aktor tambahan ini sedikit diremehkan sehingga terasa jomplang dengan para pemeran utama yang sudah membangun cerita menjadi se-nyata mungkin.
Kutipan-kutipan seperti "Ayah kamu itu bukan orang jahat, dia cuma orang yang kalah..." di beberapa adegan pun terasa dipaksakan.
Namun itu tidak se-mengganggu pemilihan aktor tambahan yang seperti agak ngasal. Sayang sekali.
3. Mengajak Penonton Memahami Realita Hidup
Tayangnya film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah, tak diduga, berbarengan dengan munculnya kasus seorang ibu di Bandung membunuh dua anaknya lalu bunuh diri.
Tentu ini bukan gimmick seperti film horor yang terkadang 'ngaku-ngaku' ada kesurupan atau melihat penampakan di lokasi syuting.
Kasus ibu di Bandung tersebut jadi viral karena menulis surat wasiat yang membuat hati pembacanya tak karuan.
Ia mengaku membunuh anak-anaknya agar tidak merasakan sengsaranya dunia dan langsung masuk surga.
Ibu tersebut tidak lagi kuat menanggung beban hidup, di antaranya karena utang yang menumpuk, terus-terusan dibohongi suami, dan dikucilkan sekitar.
Sikap ibu di Bandung tersebut menimbulkan pro kontra yang dibicarakan berhari-hari di media sosial.
Banyak yang bersimpati, tetapi tak sedikit pula yang mengutuk tindakannya membunuh sekaligus mengakhiri hidupnya sendiri.
Meski ceritanya berbeda, kisah ibu di Bandung itu membuat judul "Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah" semakin sesuai dengan kondisi saat ini.
Tak sedikit pula pengguna media sosial yang menceritakan pengalaman serupa: kurangnya peran ayah mereka dalam keluarga, serta melihat ibu mengerjakan semua sendiri, baik peran sebagai pencari nafkah maupun pekerjaan domestik.
Di tengah gempuran film horor yang masih paling digemari penonton di Indonesia, Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah rasanya 'tak kalah menyeramkan' dengan realita hidup yang tak selalu baik-baik saja.
Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah masih tayang di bioskop, yuk sempatin nonton!
Kontributor : Neressa Prahastiwi
Dian Sastro mencuri perhatian di TIFF 2025 dengan pin One Piece, memicu ingatan publik pada skandal besar keluarga suaminya, Ibnu Sutowo dan Adiguna Sutowo.
Film Pangku, debut sutradara Reza Rahadian, tiketnya ludes di Busan International Film Festival (BIFF) 2025.
Trailer resmi Tukar Takdir sudah dirilis pada 10 September 2025, memperlihatkan potongan adegan menegangkan sekaligus menyayat hati.
Melalui akun X miliknya, baru-baru ini Stephen King membagikan daftar 10 film favoritnya sepanjang masa.
Catatan tiga hari Pestapora 2025, pesta musik lintas generasi.
Plot yang lemah, jumpscare yang klise, serta kurangnya ide segar membuat film terasa datar.
Film ini justru hadir dengan nuansa kelam, penuh darah, dan sarat pertarungan.
Affa Kurniawan, driver ojol yang baru berusia 21 tahun tewas dilindas rantis Brimob Polda Jaya yang menghalau demonstran, Kamis (28/8) malam. Semua bermula dari arogansi DPR.
Film Tinggal Meninggal lebih banyak mengajak penonton merenungi hidup ketimbang tertawa?
Di usia 80 tahun kemerdekaan Indonesia, jurnalis masih menghadapi intimidasi, teror, hingga kekerasan.
Efek suaranya minim, mixing audionya berantakan, dan dubbing-nya seperti orang membaca teks sambil menunggu pesanan makanan datang.