Efek Domino Efisiensi Anggaran: Pukulan Telak Bagi Industri Perhotelan, Rp 24,5 Triliun Siap-Siap Melayang
Home > Detail

Efek Domino Efisiensi Anggaran: Pukulan Telak Bagi Industri Perhotelan, Rp 24,5 Triliun Siap-Siap Melayang

Bimo Aria Fundrika | Yaumal Asri Adi Hutasuhut

Kamis, 13 Februari 2025 | 14:47 WIB

Suara.com - Instruksi Presiden Prabowo Subianto tentang efisiensi anggaran kementerian/lembaga berdampak luas. Salah satunya di sektor pariwisata, terutama industri hotel dan restoran.

Para pengusaha mulai resah. Mereka khawatir kebijakan ini memicu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).

Seperti diketahui, Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD 2025 pada 22 Januari 2025 memang menargetkan berbagai pos anggaran. Belanja operasional, perkantoran, dan biaya pemeliharaan dipangkas.

Perjalanan dinas, bantuan pemerintah, pembangunan infrastruktur, serta pengadaan peralatan dan mesin ikut dipangkas. Dampaknya, hotel dan restoran yang bergantung pada kegiatan meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) dari kementerian/lembaga ikut terpukul.

Lantas, seperti apa dampaknya? 

Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani, menyebut dampaknya sangat besar. Industri hotel berpotensi kehilangan pendapatan hingga Rp 24,5 triliun akibat kebijakan efisiensi anggaran.

Ketua Umum Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani. (Suara.com/Fadil)
Ketua Umum Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani. (Suara.com/Fadil)

Ia menjelaskan, 40 persen pangsa pasar hotel bintang 3 hingga 5 berasal dari kementerian/lembaga. Dampak kebijakan ini sudah terasa. Permintaan reservasi dari pemerintah mulai menghilang.

Pembatalan Di Sana Sini

Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, menyebutkan bahwa pembatalan reservasi MICE mencapai 40 persen dari kementerian/lembaga. Dampaknya langsung terasa pada operasional hotel yang terganggu.

Deddy mengakui bahwa mengatasi situasi ini tidak mudah. Mengubah mindset pasar jauh lebih sulit dibanding mengubah kebijakan presiden.

"Kami sudah berinvestasi untuk ruang meeting yang disiapkan untuk MICE. Mengalihkannya ke kamar butuh waktu dan biaya," jelas Deddy.

Di Sulawesi Selatan, kondisi serupa terjadi. Ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga, mencatat penurunan okupansi hotel hingga 25 persen sejak diberlakukannya instruksi efisiensi anggaran.

"Pemotongan anggaran bisa menurunkan jumlah kunjungan hingga 50 persen," tambahnya.

Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM), Adiyasa Kurniawan,  juga mengungkapkan kekhawatirannya terkait penundaan informasi mengenai kegiatan dari Kementerian. Keadaan ini semakin mempersulit pelaku industri hotel, yang kini berharap anggaran dari pemerintah daerah dapat dialokasikan secara bertahap.

Adiyasa menegaskan, tanpa anggaran MICE dari daerah, industri hotel akan menghadapi kesulitan yang besar.

Sebagian besar hotel dengan ruang rapat sudah membatalkan acara yang dijadwalkan pada 2025. Banyak kegiatan yang sudah dianggarkan mendadak dihapus tanpa alasan yang jelas.

Adiyasa mengusulkan, alih-alih menghapus seluruh anggaran, lebih baik jika dilakukan perhitungan ulang dan pengurangan yang lebih bijak. "Jika harus dikurangi, sebaiknya dihitung ulang daripada dihapus sama sekali," ujarnya.

Wakil Ketua PHRI Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, juga melaporkan banyaknya pembatalan reservasi MICE yang mengganggu operasional hotel di Bali.

Dari PHK Hingga Gulung Tikar

Deddy juga menambahkan, jika operasional hotel terganggu, mereka mau tidak mau akan melakukan efisiensi. Efisiensi itu bisa berarti pengurangan pekerja. Jika kondisi terus berlanjut, PHK tak bisa dihindari. Tidak hanya itu,  banyak pengusaha hotel terancam gulung tikar. Dampaknya tak hanya pada industri perhotelan, tetapi juga UMKM yang bermitra dengan hotel, termasuk nelayan dan petani.

Hotel harus berpikir keras untuk menutupi kehilangan okupansi. Salah satu strategi yang diambil adalah memaksimalkan promosi acara pernikahan dan acara sosial dari pihak swasta.

Kini, industri perhotelan harus mencari pasar baru untuk menutupi kehilangan klien dari kementerian/lembaga.

Indoluxe Hotel Yogyakarta. (indoluxehotel.com)
Indoluxe Hotel Yogyakarta. (indoluxehotel.com)

Namun, Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia, Azril Azahari, menilai kekhawatiran pengusaha hotel berlebihan, terutama terkait PHK.

"Kalau bisnis hanya mengandalkan proyek pemerintah, itu bukan bisnis," ujarnya, Kamis (13/2/2025).

Menurutnya, pangsa pasar pemerintah di industri hotel hanya sekitar 30-40 persen. Sisanya berasal dari wisatawan dan pihak swasta.

"Masih ada pasar swasta, wisatawan lokal, dan turis asing. Kenapa harus bergantung pada pegawai negeri?" kata Azril.

Perlu Cari Pangsa Pasar Baru

Di situasi sekarang, industri perhotelan perlu mencari pangsa pasar baru. Ini berbeda dari masa pandemi COVID-19, ketika semua sektor, termasuk pariwisata, terhenti.

Industri hotel harus lebih kreatif dan inovatif untuk meningkatkan pendapatan. Azril Azahari, Ketua Ikatan Cendikiawan Pariwisata Indonesia, menegaskan bahwa dampak kebijakan pemerintah tidak seharusnya memicu PHK massal.

"Itu aneh, melakukan PHK karyawan. Pasarnya bukan hanya dari pemerintah. Kalau pasarnya 100 persen dari pemerintah, baru bisa dimengerti," kata Azril.

Senada dengan Azril, Taufan Rahmadi, pengamat pariwisata dan pendiri Yayasan Inovasi Pariwisata Indonesia, menilai situasi ini menunjukkan bahwa keberlanjutan pariwisata tidak bisa hanya bergantung pada kebijakan pemerintah.

"Keberlanjutan pariwisata juga bergantung pada bagaimana seluruh elemen dalam ekosistemnya saling menguatkan," ujarnya.

Menurut Taufan, di era pemerintahan Prabowo Subianto, sektor pariwisata tidak hanya dituntut bertahan, tetapi juga untuk terus berinovasi, berkreasi, dan bersinergi.

"Sejarah menunjukkan, mereka yang bertahan bukan yang paling kuat, tetapi yang paling adaptif," tambahnya.


Terkait

Momen Spesial, 3 Potret Letkol Teddy Dapat Kejutan Ultah di Yordania: Bangun Tidur Disambut Kue
Selasa, 15 April 2025 | 13:43 WIB

Momen Spesial, 3 Potret Letkol Teddy Dapat Kejutan Ultah di Yordania: Bangun Tidur Disambut Kue

Jauh dari keluarga tak membuat hari ulang tahun Letkol Teddy Indra Wijaya berkurang kemeriahannya, apalagi karena turut dirayakan rekan hingga presiden.

Siang Ini, Prabowo Terima Kunjungan Wakil Pertama PM Federasi Rusia Denis Manturov
Selasa, 15 April 2025 | 13:08 WIB

Siang Ini, Prabowo Terima Kunjungan Wakil Pertama PM Federasi Rusia Denis Manturov

Prabowo dan Denis akan membahas sejumlah agenda strategis dalam pertemuan siang ini.

Usai Konsolidasi ke Lima Negara, Prabowo Harap Ada Terobosan Baik untuk Palestina
Selasa, 15 April 2025 | 09:22 WIB

Usai Konsolidasi ke Lima Negara, Prabowo Harap Ada Terobosan Baik untuk Palestina

Prabowo menekankan akan mempertimbangkan dan membela kepentingan semua pihak, terutama kepentingan Palestina.

Usai Lawatan Lima Negara, Prabowo Kembali ke Tanah Air dan Disambut Wapres Gibran
Selasa, 15 April 2025 | 09:04 WIB

Usai Lawatan Lima Negara, Prabowo Kembali ke Tanah Air dan Disambut Wapres Gibran

Yordania menjadi negara terakhir dari lima negara yang dikunjungi Presiden Prabowo.

Terbaru
Situasi Ekonomi Kian Memburuk: Benarkah Posisi Airlangga Hartarto Kini di Ujung Tanduk?
polemik

Situasi Ekonomi Kian Memburuk: Benarkah Posisi Airlangga Hartarto Kini di Ujung Tanduk?

Selasa, 15 April 2025 | 08:52 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto disebut-sebut masuk radar reshuffle Presiden Prabowo Subianto.

Kala Masyarakat Beralih Investasi Emas di Tengah Ketidakpastian Ekonomi polemik

Kala Masyarakat Beralih Investasi Emas di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Senin, 14 April 2025 | 19:15 WIB

Harga emas bakal terus melejit, bahkan pada akhir tahun ini harga emas Antam diprediksi bisa tembus mencapai Rp2,5 juta per gram.

Jalur Sutra Sepak Bola China: Hidup Mati di Markas Timnas Indonesia polemik

Jalur Sutra Sepak Bola China: Hidup Mati di Markas Timnas Indonesia

Sabtu, 12 April 2025 | 10:07 WIB

China yang klaim penemu sepak bola punya ambisi besar untuk jadi kekuatan dunia. Ambisi itu bakal dipertaruhkan di markas Timnas Indonesia.

Review Jumbo: Sebenarnya Film 'Horor' yang Dibalut Kebahagiaan nonfiksi

Review Jumbo: Sebenarnya Film 'Horor' yang Dibalut Kebahagiaan

Sabtu, 12 April 2025 | 09:39 WIB

Jumbo, secara mengejutkan, menjadi salah satu film lebaran 2025 yang paling banyak ditonton.

Evakuasi Gaza: Misi Kemanusiaan atau 'Kartu AS' Prabowo Hadapi Tarif Trump? polemik

Evakuasi Gaza: Misi Kemanusiaan atau 'Kartu AS' Prabowo Hadapi Tarif Trump?

Jum'at, 11 April 2025 | 12:50 WIB

Saya kira ini sebenarnya bukan isu kemanusiaan, tapi isu politik. Prabowo sepertinya tidak punya cara lain untuk bernegosiasi dengan Trump, kata Smith.

Urbanisasi Pasca Lebaran: Jakarta Antara Momok dan Kota Impian polemik

Urbanisasi Pasca Lebaran: Jakarta Antara Momok dan Kota Impian

Kamis, 10 April 2025 | 20:23 WIB

Faktor orang berbondong-bondong ke kota besar, terutama Jakarta adalah penghasilan mereka di daerah semakin tidak mencukupi memenuhi kebutuhan hidup.

Guru Sekolah Rakyat Dikontrak, Kualitas Pendidikan Terancam? polemik

Guru Sekolah Rakyat Dikontrak, Kualitas Pendidikan Terancam?

Kamis, 10 April 2025 | 14:23 WIB

Ini bisa menjadi tantangan bahkan hambatan ketika guru-guru yang direkrut adalah guru-guru yang tidak punya pengalaman, kata Satriwan.