Review Jurassic World: Rebirth, Visual Spektakuler, Cerita Tak Bernyawa
Home > Detail

Review Jurassic World: Rebirth, Visual Spektakuler, Cerita Tak Bernyawa

Sumarni

Sabtu, 05 Juli 2025 | 07:12 WIB

Suara.com - Tiga dekade lebih sejak Jurassic Park (1993) karya Steven Spielberg mengubah cara kita memandang film fiksi ilmiah, waralaba dinosaurus paling ikonik ini kembali lewat babak baru bertajuk Jurassic World: Rebirth.

Disutradarai oleh Gareth Edwards, sutradara di balik Godzilla (2014) dan Rogue One: A Star Wars Story (2016), film ini mencoba menghidupkan kembali keajaiban prasejarah dalam format yang lebih modern.

Sayangnya, meski menjanjikan aksi seru dan nostalgia, Rebirth lebih terasa sebagai tontonan popcorn yang menyenangkan di permukaan, tetapi dangkal secara naratif.

Rasanya seperti berwisata ke taman safari dengan koleksi dinosaurus kerennya. Seru, tapi mudah terlupakan.

Plot Usang, Eksekusi Visual Menawan

Tyrannosaurus Rex, Dinosaurus yang Akan Muncul di Jurassic World Rebirth. [Instagram]
Tyrannosaurus Rex, Dinosaurus yang Akan Muncul di Jurassic World Rebirth. [Instagram]

Kisah Rebirth dibuka dengan adegan kilas balik di laboratorium InGen 15 tahun lalu, tempat eksperimen silang DNA menciptakan mutasi dinosaurus baru.

Hanya dalam hitungan menit, film sudah menyuguhkan serangan dino pertama, seolah ingin langsung memikat penonton.

Cerita kemudian beralih ke masa kini, lima tahun setelah peristiwa di Jurassic World: Dominion.

Di dunia saat ini, dinosaurus telah dilepaskan ke alam liar, tetapi sebagian besar telah mati akibat degradasi lingkungan.

Namun, tidak di satu pulau terpencil yang iklimnya menyerupai zaman prasejarah. Para dino hidup bebas, berkembang biak, serta saling memangsa.

Di pulau tersebut, sekelompok ilmuwan dan tentara bayaran ditugaskan untuk mengumpulkan DNA dari tiga spesies dinosaurus utama, dari darat, laut, dan udara.

Tujuannya? Kemajuan medis. Pemimpin misi ini adalah Martin Krebs (Rupert Friend), seorang eksekutif farmasi serakah.

Krebs merekrut Zora Bennett (Scarlett Johansson), seorang mantan tentara bayaran, serta Dr. Henry Loomis (Jonathan Bailey), seorang paleontolog muda yang pernah belajar di bawah bimbingan Dr. Alan Grant dari Jurassic Park.

Bergabung pula kapten kapal Duncan (Mahershala Ali) dan tim pelautnya, yang terdiri dari orang-orang tangguh serta kompeten di bidangnya.

Sebagai bumbu tambahan, film ini juga memperkenalkan keluarga sipil yang tidak sengaja terseret ke dalam kekacauan.

Reuben (Manuel Garcia-Rulfo) bersama dua putrinya, Teresa dan Isabella, serta pacar Teresa yang kikuk.

Mereka menjadi kelompok 'rakyat biasa' yang menjadi target empati penonton, dan tentunya sasaran empuk untuk diserang dinosaurus.

Perpaduan kelompok profesional dan keluarga awam ini menjadi dinamika utama di sepanjang film.

Aksi Tanpa Henti, Tapi Minim Inovasi

Scarlett Johansson dan Jonathan Bailey di film Jurassic World Rebirth (X/JurassicWorld)
Scarlett Johansson dan Jonathan Bailey di film Jurassic World Rebirth (X/JurassicWorld)

Secara visual, Jurassic World: Rebirth memang memuaskan. Beberapa kali saya dibuat terkesan oleh tampilan visualnya.

Lanskap pulau yang memukau dan dinosaurus yang ditampilkan dengan detail canggih menghadirkan sensasi yang mendebarkan.

Dari adegan T-Rex yang bangkit dari tidur di tepi sungai hingga pengejaran penuh adrenalin di hutan lebat, Gareth Edwards menunjukkan kepiawaiannya dalam menyutradarai film dengan skala besar.

Sinematografi John Mathieson serta musik dari cuplikan tema orisinal John Williams memperkuat nuansa nostalgia dan ketegangan.

Namun, masalah utama terletak pada naskah. David Koepp, yang sebelumnya sukses dengan Jurassic Park, kali ini menghadirkan cerita yang lemah dan terlalu banyak mengandalkan formula lama.

Korporasi tamak, anak-anak dalam bahaya, ilmuwan idealis, serta tokoh utama perempuan tangguh yang tak terkalahkan.

Bahkan mutasi dinosaurus baru seperti D-Rex, yang kabarnya berwajah mirip beluga, tidak mampu menyuntikkan kejutan berarti.

Elemen "Rebirth" dalam judul pun terasa ambigu. Apakah yang dimaksud adalah kelahiran kembali dinosaurus mutan? Atau kebangkitan kembali waralaba Jurassic?

Film tidak memberikan jawaban yang memuaskan, dan hanya menyuguhkan aksi tanpa banyak refleksi.

Beberapa adegan mencoba menyinggung isu moral dan etika sains, tetapi semuanya terasa tempelan, tidak dikembangkan lebih dalam.

Kombinasi Nostalgia dan Tropes Usang

Jurassic World Rebrith. [Instagram]
Jurassic World Rebrith. [Instagram]

Bagi penggemar lama, Jurassic World: Rebirth mungkin terasa sebagai angin segar, terutama setelah dua film sebelumnya (Fallen Kingdom dan Dominion) yang dianggap lemah.

Namun, apresiasi ini lebih karena ekspektasi rendah yang akhirnya terlampaui, bukan karena kualitas naskah yang benar-benar kuat.

Film ini dipenuhi dengan elemen khas waralaba, mulai dari karakter yang sudah bisa ditebak akan menjadi korban, penyelamatan mendadak, serta dialog klise yang diikuti oleh kekacauan total.

Dengan kata lain, Rebirth tidak menawarkan hal baru, melainkan mengulang formula lama dengan kemasan visual yang lebih modern.

Meski begitu, tidak semua hal terasa basi. Beberapa karakter memiliki kedalaman emosional yang lebih dari biasanya.

Chemistry antara para pemain, terutama antara Scarlett Johansson dan Mahershala Ali, cukup terasa alami.

Kehadiran Jonathan Bailey sebagai ilmuwan terkungkung dalam museum, yang akhirnya bisa melihat para dinosaurus secara langsung, juga cukup fresh.

Elemen komedi tipis-tipis yang disuguhkan juga cukup jenaka, membuat saya dan beberapa penonton tergelak.

Sayangnya, karakterisasi tetap kalah dengan ledakan efek visual dan aksi nonstop.

Jika kamu ingin film popcorn yang menghibur, Jurassic World: Rebirth sangat direkomendasikan.

Namun, jika kamu berharap cerita yang kuat dan mengesankan, lebih baik nonton film lain saja.

Kontributor : Chusnul Chotimah


Terkait

Alasan Yama Carlos Terlibat di Film Narik Sukmo, Ada Peran Unik?
Jum'at, 04 Juli 2025 | 22:50 WIB

Alasan Yama Carlos Terlibat di Film Narik Sukmo, Ada Peran Unik?

Yama Carlos bercerita bahwa peran sebagai penari ini merupakan tantangan yang benar-benar baru dan menarik baginya.

Tissa Biani Salurkan Duka Kehilangan Buat Inspirasi di Film 'Panggil Aku Ayah'
Jum'at, 04 Juli 2025 | 22:25 WIB

Tissa Biani Salurkan Duka Kehilangan Buat Inspirasi di Film 'Panggil Aku Ayah'

Pengalaman pribadi Tissa kehilangan sosok ayah, seperti menjadi jalan pintas yang memudahkannya menyelami perasaan karakternya.

Sudut Pandang Asri Welas Tentang Perselingkuhan Usai Bintangi La Tahzan
Jum'at, 04 Juli 2025 | 21:55 WIB

Sudut Pandang Asri Welas Tentang Perselingkuhan Usai Bintangi La Tahzan

Asri Welas memerankan karakter seorang asisten rumah tangga (ART) yang bekerja untuk tokoh utama, Alina.

Asri Welas Ingat Pahitnya Pernikahan Usai Dengar OST Film La Tahzan
Jum'at, 04 Juli 2025 | 21:39 WIB

Asri Welas Ingat Pahitnya Pernikahan Usai Dengar OST Film La Tahzan

Bagi Asri Welas yang rumah tangganya kandas dalam perceraian, keluh kesah Alina sebagai istri yang tersakiti tentu pernah ia rasakan juga.

Terbaru
Review Film Pangku: Menyelami Dilema Ibu Tunggal di Pantura yang Terlalu Realistis
nonfiksi

Review Film Pangku: Menyelami Dilema Ibu Tunggal di Pantura yang Terlalu Realistis

Sabtu, 08 November 2025 | 08:00 WIB

Pemilihan Claresta Taufan sebagai pemeran utama adalah bukti ketajaman mata Reza Rahadian sebagai sutradara.

Langkah Kecil di Kota Asing: Cerita Mahasiswa Perantau Menemukan Rumah Kedua di Jogja nonfiksi

Langkah Kecil di Kota Asing: Cerita Mahasiswa Perantau Menemukan Rumah Kedua di Jogja

Jum'at, 07 November 2025 | 19:50 WIB

Deway, mahasiswa Kalbar di Jogja, belajar menenangkan kecemasan dan menemukan rumah di kota asing.

Review Caught Stealing, Jangan Pernah Jaga Kucing Tetangga Tanpa Asuransi Nyawa nonfiksi

Review Caught Stealing, Jangan Pernah Jaga Kucing Tetangga Tanpa Asuransi Nyawa

Sabtu, 01 November 2025 | 08:05 WIB

Film Caught Stealing menghadirkan aksi brutal, humor gelap, dan nostalgia 90-an, tapi gagal memberi akhir yang memuaskan.

Niat Bantu Teman, Malah Diteror Pinjol: Kisah Mahasiswa Jogja Jadi Korban Kepercayaan nonfiksi

Niat Bantu Teman, Malah Diteror Pinjol: Kisah Mahasiswa Jogja Jadi Korban Kepercayaan

Jum'at, 31 Oktober 2025 | 13:18 WIB

Ia hanya ingin membantu. Tapi data dirinya dipakai, dan hidupnya berubah. Sebuah pelajaran tentang batas dalam percaya pada orang lain.

Review Film The Toxic Avenger, Superhero 'Menjijikkan' yang Anehnya Cukup Menghibur nonfiksi

Review Film The Toxic Avenger, Superhero 'Menjijikkan' yang Anehnya Cukup Menghibur

Sabtu, 25 Oktober 2025 | 08:00 WIB

Film ini rilis perdana di festival pada 2023, sebelum akhirnya dirilis global dua tahun kemudian.

Tentang Waktu yang Berjalan Pelan dan Aroma Kopi yang Menenangkan nonfiksi

Tentang Waktu yang Berjalan Pelan dan Aroma Kopi yang Menenangkan

Jum'at, 24 Oktober 2025 | 13:06 WIB

Di sebuah kafe kecil, waktu seolah berhenti di antara aroma kopi dan tawa hangat, tersimpan pelajaran sederhana. Bagaimana caranya benar-benar di Buaian Coffee & Service.

Review Film No Other Choice yang Dibayang-bayangi Kemenangan Parasite di Oscar, Lebih Lucu? nonfiksi

Review Film No Other Choice yang Dibayang-bayangi Kemenangan Parasite di Oscar, Lebih Lucu?

Sabtu, 18 Oktober 2025 | 09:05 WIB

No Other Choice memiliki kesamaan cerita dengan Parasite, serta sama-sama dinominasikan untuk Oscar.

×
Zoomed