Suara.com - Film M3GAN 2.0 akhirnya tayang di bioskop setelah penantian tiga tahun penggemarnya.
Film M3GAN masih bersama pemeran dan kru produksi yang sama, tetapi dengan format yang lebih segar.
M3GAN masih merepresentasikan sosok cewek gila alias cegil dengan satu-satunya tujuan dalam penciptaannya, yaitu melindungi Cady.
Namun, sosok M3GAN yang menyeramkan di film pertama bisa dibilang 90 persen berubah di M3GAN 2.0.
Simak ulasan selengkapnya tanpa takut kena spoiler berikut ini.
Sinopsis M3GAN 2.0 Tanpa Spoiler
Film pertama diakhiri dengan sinyal keberadaan M3GAN yang belum benar-benar hilang sepenuhnya.
Fyi, M3GAN merupakan singkatan dari Model 3 Generative Android yang diciptakan Gemma, seorang ahli robot jenius.
Allison Williams sebagai Gemma tak lagi melanjutkan proyek ambisiusnya untuk menciptakan robot yang bisa menemani anak-anak bermain.
Ide tersebut muncul ketika Gemma harus merawat Cady sang keponakan yang kehilangan orangtuanya.
'Kegagalan' M3GAN di film pertama membuka Gemma mengalihkan tujuannya, yaitu menciptakan robot yang masih bisa dikendalikan oleh manusia.
Celakanya, soft file yang membuat seseorang bisa membuat duplikat M3GAN ternyata dicuri.
Terciptalah sosok M3GAN bernama AMELIA yang diperankan oleh Ivanna Sakhno.
AMELIA diciptakan untuk membantu perang. Sama seperti M3GAN, AMELIA menemukan kehendaknya sendiri untuk menguasai dunia.
Gemma mau tak mau kembali menciptakan M3GAN, buka hanya untuk Cady, tetapi juga untuk melindungi dunia.
Cerita yang Lebih 'Menyenangkan'
Film pertama M3GAN dilabeli dengan genre thriller dan horor karena suasana mencekam yang dihadirkan.
M3GAN di film pertama bukan hanya robot boneka, tetapi juga muncul bak hantu yang tak punya hati membunuh manusia.
Akan tetapi, M3GAN 2.0 berbeda karena dua tahun telah berlalu dan membuatnya lebih 'dewasa'.
Selama ini M3GAN ternyata masih bersama Gemma dan Cady, melindungi mereka meski tak punya tubuh fisik.
Film M3GAN 2.0 tak lagi menghadirkan adegan-adegan mengagetkan seperti kemunculan hantu. Kalau bunuh-bunuhan, masih sih...
Alur cerita film kedua ini juga terasa lebih cepat, sat set, langsung pada tujuan utama mereka menyelamatkan dunia dari penguasaan AMELIA.
Aura cegil M3GAN 2.0 pun lebih terasa, dengan kemampuan menyanyi dan menarinya yang lebih keren.
Jadi sekuel M3GAN ini tetap science fiction, tetapi lebih terasa seperti drama action disisipi humor yang nggak akan bikin kamu tegang seperti di film pertama. Dijamin lebih 'menyenangkan'!
Sengaja Dirilis Ketika Perang Iran vs Israel?
Film M3GAN 2.0 dirilis pada 24 Juni 2025, beberapa hari setelah gencatan senjata Iran vs Israel.
Ini tebak-tebakan buah manggis saja ya. Kendati perang (setidaknya sekarang) sudah berakhir, sorotan terhadap Iran, Israel, serta Amerika Serikat yang ikut campur masih segar di ingatan masyarakat dunia.
Nah, film M3GAN 2.0 di awal telah menyinggung Turki dan Iran.
AMELIA, robot M3GAN yang memang dirancang untuk keperluan militer, diceritakan menyusup ke Turki dan Iran.
Namun AMELIA yang sedang digunakan untuk demonstrasi kekuatan baru militer Amerika Utara tersebut malah membuat kekacauan.
AMELIA bertindak di luar kendali hingga FBI akhirnya mendatangi Gemma, pencipta M3GAN, untuk bekerja sama.
Gemma yang sudah tobat tentu saja tak menerima tawaran tersebut. Harus ada motivasi yang lebih urgent dari itu.
Tentu saja perilisan film M3GAN 2.0 ini mungkin tidak disengaja setelah Iran dan Israel berperang.
Hanya saja penulis jadi kepikiran, kira-kira mereka beneran punya teknologi seperti M3GAN di dunia nyata yang diciptakan untuk berperang nggak ya?
Beneran Mengandung Banyak Pesan Moral!
Benar bahwa sebuah film tidak harus memiliki pesan moral. Begitu pun penonton, tak harus mendapatkan pesan moral dari sebuah film.
Sayangnya, pesan moral film M3GAN baik yang pertama maupun M3GAN 2.0 beneran banyak banget!
Di film pertama, M3GAN membuka wawasan kita, terutama orang tua, tentang bahaya gadget pada anak.
Gemma awalnya membuat mainan anak-anak yang berbentuk menggemaskan dan bisa diberi makan maupun buang air besar. Ya, sedikit terinspirasi dari Pou.
Keinginan manusia untuk menemukan teknologi yang lebih canggih, demi memudahkan berbagai urusan duniawi, tentu sah-sah saja.
Sayangnya hasilnya kurang baik, setidaknya dari pengalaman Gemma. Walau M3GAN di-setting belajar dari pikiran pemiliknya, sama halnya seperti manusia, robot pun tak bisa langsung menjadi sempurna.
M3GAN menggambarkan situasi tersebut. M3GAN dua tahun lalu dengan M3GAN 2.0 adalah hasil dari proses pendewasaan.
Sementara di film kedua, M3GAN 2.0, pesan moral yang berusaha disampaikan pun relate banget dengan keadaan sekarang. Yakni mengenai kecanggihan AI yang membuat manusia belakangan ini dibuat ketagihan.
Mirip dengan cara kerja M3GAN, AI pun menerima banyak data dari manusia, kemudian mengolahnya dan memberikan data tersebut kepada manusia lain.
Gemma di akhir film M3GAN 2.0 mengingatkan bahwa kecanggihan teknologi adalah untuk membantu manusia, bukan mengendalikan manusia, sehingga batasan sangat diperlukan.
Kalau dihubungkan dengan agama.. ya.. secanggih-canggihnya robot, sepertinya tak mungkin bisa mengalahkan buatan Tuhan yaitu manusia itu sendiri.
Ngomong-ngomong, apakah robot benar-benar bisa punya perasaan seperti M3GAN ya?
Penasaran? Yuk segera tonton M3GAN 2.0 di bioskop terdekat dan berdiskusi kemudian!
Kontributor : Neressa Prahastiwi
Trailer resminya sudah dirilis Universal Pictures, dan seperti yang bisa ditebak, nuansa yang terasa itu seram, nyeleneh, dan tetap si boneka selalu banyak gaya.
Lily Sullivan terpilih sebagai bintang utama dalam spin-off M3GAN bertajuk SOULM8TE.
M3GAN 2.0 diproduksi di Selandia Baru.
Film M3GAN 2.0 kini memasuki tahap produksi dengan menggaet sejumlah pemain baru.
"Tapi saya yakin tidak ada lah penegakan hukum yang akan menjerat penjual pecel lele. Itu tidak apple to apple," ujar Zaenur.
Setiap tindak penyiksaan harus diberikan hukuman yang setimpal dan memberi jaminan ganti rugi terhadap korban serta kompensasi yang adil, jelas Anis.
Kerja sama tersebut menghilangkan daya kritis ormas keagamaan terhadap kebijakan atau keputusan pemerintah yang tidak pro rakyat.
Angka ini sangat ambisius apabila dilihat dari track record koperasi kita, kata Jaya.
Pengakuan Marcella Soal Biaya Narasi Penolakan RUU TNI dan "Indonesia Gelap" Dinilai Berbahaya: Membuat Kelompok Masyarakat Sipil Semakin Rentan
Proyek tersebut tidak berdasarkan pada prinsip-prinsip kemanusian dan adab," kata Busyro.
Negara tidak bisa terus mempertahankan kebijakan yang terbukti gagal yang justru memperluas pasar gelap dan menjerat kelompok rentan, termasuk perempuan, ujar Girlie.