Kontroversial! Deddy Corbuzier Stafsus Menhan, Gaji Gede di Tengah Pemangkasan Anggaran
Home > Detail

Kontroversial! Deddy Corbuzier Stafsus Menhan, Gaji Gede di Tengah Pemangkasan Anggaran

Erick Tanjung | Yaumal Asri Adi Hutasuhut

Kamis, 13 Februari 2025 | 08:15 WIB

Suara.com - DEDDY Corbuzier yang dikenal sebagai pesulap dan belakangan terkenal sebagai podcaster dengan jutaan pengikut diangkat Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin sebagai staf khusus.

Deddy resmi diangkat menjadi staf khusus atau stafsus menteri bersama enam orang lainnya pada Selasa, 11 Februari 2025. Sebagai stafsus Deddy mendapatkan tugas di bidang komunikasi sosial dan publik.

Pengangkatan Deddy pun dipertanyakan terkait kapasitasnya. Sementara Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mengklaim Deddy diangkat karena memiliki pengaruh luas di media. Deddy dianggap memiliki kapasitas sebagai pakar komunikasi publik.

"Termasuk media sosial dan keahliannya dalam komunikasi publik," kata Kepala Biro Humas Setjen Kemenhan Brigjen TNI Frega Wenas, Selasa (11/2/2025).

Harapannya kata Frega, pengangkatan Deddy memberikan manfaat kepada Kemenhan, terutama meningkatkan literasi pertahanan dan partisipasi masyarakat dalam bela negara.

Direktur Imparsial Ardi Manto mengkritisi alasan Kemenhan tersebut. Sebab, Deddy hanya podcaster yang tidak memiliki latar belakang dan keahlian di bidang ilmu komunikasi.

Deddy Corbuzier (kiri) saat mengikuti Upacara Pelantikan Staf Khusus Menhan dan Asisten Khusus Menhan di Aula Bhineka Tunggal Ika Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (11/2/2025). [Instagram/dc.kemhan]
Deddy Corbuzier saat mengikuti Upacara Pelantikan Staf Khusus Menhan dan Asisten Khusus Menhan di Aula Bhineka Tunggal Ika Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (11/2/2025). [Instagram/dc.kemhan]

Buktinya, kata Ardi, gaya komunikasi Deddy pernah memicu kontroversi saat membela program pemerintah soal makan bergizi gratis. Deddy lewat akun media sosialnya dengan nada marah membalas keluhan seorang siswa SD yang menyebut rasa menu makan bergizi gratis kurang enak.

"Kurang enak, kurang enak, kepala elu pea, kurang enak ayamnya," kata Deddy saat itu.

Ardi menilai pengangkatan Deddy sebagai stafsus tujuannya tak lain hanya untuk memoles citra pemerintah. Pasalnya, Deddy memiliki puluhan channel podcast yang berada di bawah naungan usaha miliknya ‘Close the Door.’

"Sehingga Kemhan berharap melalui jaringan podcast Deddy ini kepentingan Kemhan, TNI, atau pemerintah secara umum bisa diakomodir terutama terkait pencitraan di dunia digital," kata Ardi kepada Suara.com.

Sementara, pakar komunikasi politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Fajar Junaedi menilai pengangkatan Deddy mencerminkan ruang informasi yang semakin eksklusif dan cenderung hanya memperkuat perspektif yang sudah ada dalam kelompok tertentu. Dia menyebutnya sebagai fenomena Echo Chamber.

"Echo Chamber adalah sebuah fenomena ketika orang-orang hanya ingin menerima informasi atau pendapat yang mencerminkan atau memperkuat opini dan perspektif mereka sendiri. Echo Chamber bisa membentuk informasi yang salah atau hoaks," kata Fajar kepada Suara.com.

Menurut Fajar, semestinya Kemenhan memperkuat peran bagian hubungan masyarakat atau Humas. Meski membutuhkan seorang influencer, tak perlu diangkat menjadi staf khusus menteri.

"Cukup di tingkat humas kementerian yang melakukan kontrak dengan influencer misalnya," ujar Fajar.

Wakil Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Indonesia (YLBHI) Arif Maulana mengatakan, seharusnya pengangkatan staf khusus dilakukan berdasarkan kebutuhan yang memperkuat kebijakan atau program pemerintah sehingga berdampak langsung kepada masyarakat.

Deddy Corbuzier Sebagai Letkol Tituler [instagram/@letkoltitulerdc]
Deddy Corbuzier Sebagai Letkol Tituler [IG/@letkoltitulerdc]

Dia mempertanyakan latar belakang Deddy dalam bidang pertahanan negara, khususnya dalam dunia militer. Menurutnya penting untuk mengetahui indikator yang digunakan untuk kementerian atau lembaga dalam mengangkat staf khusus. Misalnya, rekam jejak dan kontribusinya terhadap pertahanan nasional secara nyata.

"Ini tujuannya memang mengangkat orang untuk memperkuat kebijakan pemerintah. Atau justru bagi-bagi jabatan saja?" kata Arif kepada Suara.com.

Hal itu disampaikannya, bukan tanpa alasan, pasalnya Deddy memiliki kedekatan dengan Presiden Prabowo Subianto. Saat Prabowo masih menjabat Menteri Pertahanan, Deddy diberikan pangkat Letkol Tituler pada Oktober 2021. Pada Pilpres 2024 lalu, Deddy diketahui salah satu pendukung Prabowo-Gibran.

Di sisi lain, Ardi Imparsial menilai pengangkatan Deddy di tengah efisiensi anggaran lembaga/kementerian yang mengakibatkan adanya PHK merupakan sikap yang nir-empati. Sebab, pemotongan anggaran itu mengakibatkan pegawai honorer hingga tenaga ahli berpotensi dirumahkan, bahkan sudah ada yang diputus hubungan kerja.

"Ini adalah tindakan nir-empati yang dilakukan oleh Kemenhan yang anggarannya tidak dipotong oleh Presiden," ujar Ardi.

Senada dengan Ardi, Arif dari YLBHI menyebut pengangkatan Deddy bersama 5 stafsus lainnya kontradiksi dengan kebijakan Presiden Prabowo yang memerintahkan efisiensi anggaran. Dengan mengangkat Deddy dan kawan-kawan, Kemenhan harus menganggarkan dana untuk gaji mereka.

Berdasarkan Pasal 72 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 68 tahun 2019, staf khusus menteri setra dengan jabatan struktural eselon I B atau Jabatan Tinggi Madya. Eselon I setara dengan ASN golongan IV/E yang gajinya berkisar antara Rp3.880.400 sampai Rp6.373.200, sebagaimana tertuang dalam Pepres Nomor 10 Tahun 2024.

Selain gaji, Deddy dan kawan-kawan akan mendapatkan tunjangan kinerja (tukin) yang berkisar Rp20,6 juta per bulan. Total pendapatan Deddy Corbuzier dari gaji dan tukin sekitar Rp27 juta per bulan.

"Inikan langsung enam (yang diangkat jadi stafsus). Jadi, apa urgensinya? Di mana letak efisiensinya? Ini justru pemborosan anggaran," tegas Arif.


Terkait

Terbaru
Arsitektur Sunyi 'Kremlin', Ruang Siksa Rahasia Orba yang Sengaja Dilupakan
nonfiksi

Arsitektur Sunyi 'Kremlin', Ruang Siksa Rahasia Orba yang Sengaja Dilupakan

Selasa, 30 September 2025 | 19:26 WIB

Ada alamat di Jakarta yang tak tercatat di peta teror, namun denyutnya adalah neraka. Menelusuri 'Kremlin', ruang-ruang interogasi Orde Baru, dan persahabatan aneh di Cipinang

Menyusuri Jejak Ingatan yang Memudar, Penjara Tapol PKI di Jakarta nonfiksi

Menyusuri Jejak Ingatan yang Memudar, Penjara Tapol PKI di Jakarta

Selasa, 30 September 2025 | 15:38 WIB

Ingatan kolektif masyarakat tentang tapol PKI dari balik jeruji penjara Orde Baru telah memudar, seiring perkembangan zaman. Jurnalis Suara.com mencoba menjalinnya kembali.

Review Film Kang Solah: Spin-Off Tanpa Beban, Tawa Datang Tanpa Diundang nonfiksi

Review Film Kang Solah: Spin-Off Tanpa Beban, Tawa Datang Tanpa Diundang

Sabtu, 27 September 2025 | 08:00 WIB

Akankah Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung menyaingi kesuksesan Kang Mak tahun lalu?

Review Afterburn, Dave Bautista dan Samuel L. Jackson Pun Gagal Selamatkan Film Medioker Ini nonfiksi

Review Afterburn, Dave Bautista dan Samuel L. Jackson Pun Gagal Selamatkan Film Medioker Ini

Sabtu, 20 September 2025 | 09:00 WIB

Film Afterburn adalah karya aksi pasca-apokaliptik yang gagal total karena cerita tidak logis, naskah yang lemah, dan eksekusi yang membosankan.

Isu Fatherless Makin Marak, Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah Tayang di saat yang Tepat! nonfiksi

Isu Fatherless Makin Marak, Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah Tayang di saat yang Tepat!

Sabtu, 13 September 2025 | 09:00 WIB

Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah berhasil meraih 420 ribu penonton meski berhadapan dengan film The Conjuring.

Pengalaman Tiga Hari di Pestapora 2025, Festival Musik yang Penuh Warna dan Kejutan nonfiksi

Pengalaman Tiga Hari di Pestapora 2025, Festival Musik yang Penuh Warna dan Kejutan

Selasa, 09 September 2025 | 20:27 WIB

Catatan tiga hari Pestapora 2025, pesta musik lintas generasi.

Review Film The Conjuring: Last Rites, Penutup Saga Horor yang Kehilangan Taring nonfiksi

Review Film The Conjuring: Last Rites, Penutup Saga Horor yang Kehilangan Taring

Sabtu, 06 September 2025 | 08:00 WIB

Plot yang lemah, jumpscare yang klise, serta kurangnya ide segar membuat film terasa datar.