Utak Atik Prabowo Pangkas Anggaran: Bagaimana Nasib Pembangunan IKN?
Home > Detail

Utak Atik Prabowo Pangkas Anggaran: Bagaimana Nasib Pembangunan IKN?

Bimo Aria Fundrika | Muhammad Yasir

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:03 WIB

Suara.com - Target Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur menjadi ibu kota politik Indonesia pada 2028 diperkirakan mengalami penundaan. Penyebab utamanya adalah pemangkasan anggaran belanja negara yang berdampak pada Otorita IKN dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

Kedua lembaga ini terkena kebijakan efisiensi sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Prabowo Subianto. Dalam Inpres Nomor 1 Tahun 2025, pemerintah menargetkan penghematan anggaran sebesar Rp306,6 triliun.

Rinciannya, Rp256,1 triliun berasal dari pemangkasan anggaran kementerian/lembaga, sementara Rp50,5 triliun dari transfer ke daerah (TKD).

Dokumen yang diperoleh Suara.com menunjukkan bahwa OIKN mengalami pemangkasan anggaran hingga Rp4,8 triliun. Sementara itu, Kementerian PU terkena pemotongan lebih besar, mencapai Rp81 triliun.

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan keterangan pers terkait kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (31/12/2024). [ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww]
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan keterangan pers terkait kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (31/12/2024). [ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww]

Pakar kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, menilai kebijakan ini akan berdampak pada pembangunan IKN. Dengan anggaran yang berkurang, rencana kerja harus dievaluasi dan disesuaikan.

“Menurut saya, target IKN sebagai Ibu Kota Politik pada 2028 bisa saja tertunda,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala OIKN Basuki Hadimuljono menyebut Prabowo telah menginstruksikan percepatan pembangunan kawasan yudikatif, legislatif, serta ekosistem pendukung di IKN tahun ini. Untuk periode 2025-2029, total anggaran yang dibutuhkan diperkirakan mencapai Rp48,8 triliun, termasuk biaya pemeliharaan sarana yang telah dibangun.

Namun, keputusan pemangkasan anggaran menunjukkan bahwa pembangunan IKN bukan prioritas utama Prabowo.

“Saya melihat Pak Prabowo lebih fokus pada program MGB (Makan Bergizi Gratis), yang merupakan janji politiknya,” kata Trubus.

Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, juga mengakui bahwa efisiensi anggaran dilakukan untuk mendukung program prioritas pemerintah. Salah satunya adalah MGB, yang tahun ini ditargetkan menjangkau 82,9 juta penerima.

Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, bahkan meminta tambahan anggaran Rp100 triliun demi memenuhi target tersebut. Pasalnya, anggaran awal sebesar Rp71 triliun hanya cukup untuk mencakup 15-17,5 juta penerima manfaat.

Dengan pergeseran fokus ini, pembangunan IKN tampaknya harus menyesuaikan ritme baru di bawah pemerintahan Prabowo.

Kalkulasi Politik Prabowo

Pemangkasan anggaran OIKN dan Kementerian PU dinilai sebagai bukti bahwa Prabowo memiliki prioritas sendiri dalam menjalankan pemerintahan. Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menyebut bahwa setiap presiden punya arah kebijakan masing-masing.

“Pemotongan anggaran di sejumlah kementerian dan Otorita IKN setidaknya menjadi bukti bahwa Prabowo punya kalkulasi sendiri soal kebijakan,” kata Adi kepada Suara.com.

Keputusan ini sekaligus menegaskan bahwa IKN bukan prioritas utama bagi pemerintahan Prabowo. Dalam 100 hari kerja, kebijakan populis seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), rumah murah, dan sekolah rakyat lebih diutamakan.

Kantor Presiden dan Istana Negara IKN (dok. Propan)
Kantor Presiden dan Istana Negara IKN (dok. Propan)

“Berbeda dengan Jokowi yang gaspol IKN ingin cepat kelar dalam tempo sesingkat-singkatnya,” ujar Adi.

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Andalas, Asrinaldi, punya pendapat senada. Ia menilai MBG lebih diprioritaskan karena merupakan janji kampanye Prabowo. Sementara itu, IKN hanyalah warisan kebijakan dari pemerintahan Jokowi.

Sebagai presiden, Prabowo tetap berkewajiban melanjutkan pembangunan IKN sesuai amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara. Namun, dari caranya mengatur anggaran, tampak jelas bahwa IKN tidak menjadi agenda utama.

“Jika benar-benar prioritas, seharusnya pembangunannya tidak diperlambat,” kata Asrinaldi.

Meski bukan prioritas utama, pemangkasan anggaran IKN tidak berarti Prabowo melanggar undang-undang. Pembangunan tetap berjalan, meski bertahap. Secara politik, keputusan ini lebih menguntungkan karena survei menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap Prabowo tetap tinggi.

“Ini juga sebagai upaya menunjukkan komitmennya sebagai presiden yang taat pada janji politik,” ujar Asrinaldi.

Klaim Tak Dipotong

Pemerintah memastikan anggaran pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) tahun ini tidak akan dipangkas. Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, justru menyatakan bahwa anggaran tersebut akan bertambah sebesar Rp8,1 triliun.

Menurut Basuki, alokasi anggaran OIKN awalnya sebesar Rp6,3 triliun. Setelah rapat terbatas dengan Presiden Prabowo pada 21 Januari 2025, anggaran itu ditambah Rp8,1 triliun. Tambahan ini akan digunakan untuk pembangunan kawasan yudikatif dan legislatif di IKN.

Basuki menjelaskan bahwa Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran disusun sebelum rapat terbatas tersebut. Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian agar kebijakan terbaru bisa diterapkan.

"Inpres 2025 Nomor 1 dibuat sebelum ratas kemarin," ujar Basuki di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/2).

Hari ini, Basuki berencana mengirim surat kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Isi surat tersebut adalah permohonan penyesuaian anggaran IKN sesuai hasil rapat dengan Prabowo.

"Kami diminta berkirim surat ke Menteri Keuangan untuk menyesuaikan sesuai yang sudah disetujui Presiden, yaitu Rp6,3 triliun ditambah Rp8,1 triliun," pungkasnya.


Terkait

Prabowo Cuek Dikritik Kabinet Gemuk: Hasil Kerja Nyata yang Utama!
Minggu, 16 Februari 2025 | 19:10 WIB

Prabowo Cuek Dikritik Kabinet Gemuk: Hasil Kerja Nyata yang Utama!

Prabowo tak ambil pusing dan memilih untuk fokus pada hasil dari kinerja pemerintahan yang ia tukangi.

Efisiensi Anggaran, Transportasi Publik Era Prabowo di Ujung Tanduk
Minggu, 16 Februari 2025 | 14:37 WIB

Efisiensi Anggaran, Transportasi Publik Era Prabowo di Ujung Tanduk

Pasalnya Sejumlah layanan angkutan umum seperti Trans Metro Dewata, Trans Pakuan Bogor, dan Teman Bus Yogya resmi berhenti beroperasi.

Terbaru
Pertaruhan Harga Diri Indra Sjafri di Piala Asia U-20 2025
polemik

Pertaruhan Harga Diri Indra Sjafri di Piala Asia U-20 2025

Minggu, 16 Februari 2025 | 13:05 WIB

Apakah target yang diminta PSSI dan dipatok Indra Sjafri masuk akal?

Si Dia yang Jasadnya Diinjak-injak Sampai Kiamat di Jogja nonfiksi

Si Dia yang Jasadnya Diinjak-injak Sampai Kiamat di Jogja

Sabtu, 15 Februari 2025 | 12:15 WIB

Berikut kisah Tumenggung Endranata si pengkhianat.

Jurit Malam Kost 1000 Pintu: Antara Misteri, Teka-teki, dan Jump Scare yang Bikin Merinding nonfiksi

Jurit Malam Kost 1000 Pintu: Antara Misteri, Teka-teki, dan Jump Scare yang Bikin Merinding

Sabtu, 15 Februari 2025 | 10:55 WIB

Jurit Malam Kost 1000 Pintu mengisahkan tentang seorang gadis bernama Suci yang baru saja pindah ke sebuah kota untuk mencari kos.

Ribut-Ribut Penyanyi vs Pencipta Lagu, Pendengar Bisa Apa? polemik

Ribut-Ribut Penyanyi vs Pencipta Lagu, Pendengar Bisa Apa?

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:43 WIB

Sebenarnya revisi UU Hak Cipta tengah digodok oleh DPR RI. Kabar itu disampaikan Melly Goeslaw pada 11 Februari 2024 lalu.

Harap-Harap Cemas Penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia Di Balik Rencana Pemerintah Pangkas Anggaran polemik

Harap-Harap Cemas Penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia Di Balik Rencana Pemerintah Pangkas Anggaran

Jum'at, 14 Februari 2025 | 19:25 WIB

Meski Menteri Keuangan kemudian mengklarifikasi bahwa BPI tidak terdampak, kabar ini sempat membuat para awardee resah. Seperti apa keresahan awardee?

Pertanda Lemahnya Pengawasan Advokat di Kontroversi Razman Nasution Dan Firdaus Oiwobo polemik

Pertanda Lemahnya Pengawasan Advokat di Kontroversi Razman Nasution Dan Firdaus Oiwobo

Jum'at, 14 Februari 2025 | 17:34 WIB

MA bekukan hak beracara Razman & Firdaus. Pakar nilai sanksi kurang, harusnya dipidana.

Legitimasi Eks GAM Masih Kuat: Mualem Panglima Perang Jadi Gubernur Aceh polemik

Legitimasi Eks GAM Masih Kuat: Mualem Panglima Perang Jadi Gubernur Aceh

Jum'at, 14 Februari 2025 | 16:08 WIB

Berarti memang tingkat legitimasi atau dukungan dari masyarakat itu masih kepada tokoh eks-GAM, kata Kemal.