Berkinerja Buruk Hingga Jadi Beban Kabinet, Ini Daftar Menteri Layak Reshuffle
Home > Detail

Berkinerja Buruk Hingga Jadi Beban Kabinet, Ini Daftar Menteri Layak Reshuffle

Chandra Iswinarno | Muhammad Yasir

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:05 WIB

Suara.com - Presiden Prabowo Subianto diharapkan melakukan evaluasi terhadap kinerja menteri dan kepala lembaga di Kabinet Merah Putih.

Momen 100 hari kerja dinilai sebagai waktu yang tepat untuk mengganti jajaran kabinet berkinerja buruk agar tidak terus-menerus menjadi beban dalam mencapai target pemerintah.

Menyoal perombakan kabinet, Presiden Prabowo mendapat masukan dari berbagai pihak sebagai bahan pertimbangan untuk memerbaiki kinerja kabinet.

Menurut Analis Politik dari Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga, hasil kajian yang dilakukan Center of Economic and Law Studies atau Celios bertajuk “Rapor 100 Hari Prabowo-Gibran” layak untuk dipertimbangkan Prabowo sebagai salah satu indikatornya. 

“Itu menurut saya layak dipertimbangkan oleh Prabowo sebagai salah satu indikator,” kata Jamiluddin kepada Suara.com, Kamis (23/1/2025).

Dalam studi Celios bertajuk 'Rapor 100 Hari Prabowo-Gibran' menghasilkan sejumlah rekomendasi, salah satunya terkait lima menteri yang dinilai berkinerja buruk dan layak diganti.

Mereka di antaranya; Menteri HAM Natalius Pigai, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, dan Menteri Desa Yandri Susanto. 

Saat melakukan kajian tersebut, Celios menggunakan metodologi survei berbasis expert judgment. Setidaknya ada 95 jurnalis dari 44 lembaga pers kredibel yang mengisi survei Celios.

Alasan pemilihan survei dilakukan khusus di kalangan jurnalis, karena dinilai memiliki wawasan mendalam tentang kinerja pemerintah dan akses langsung untuk mengamati pejabat publik serta menganalisis kebijakan dan program pemerintah.

Selain nama-nama tersebut, Jamiluddin menilai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi atau Mendiktisaintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro menjadi salah satu menteri yang juga patut diganti.

Bukan hanya kinerja buruknya, Jamiluddin menyebut perilaku kontroversial Satryo juga memantik perhatian publik karena diduga kerap bersikap arogan terhadap pegawai, akan menjadi beban pemerintah. 

“Jadi menurut saya menteri-menteri yang potensial menjadi beban Prabowo itu juga harus dipertimbangkan untuk di-reshuffle,” jelasnya  

Jamiluddin berharap Prabowo dapat memilih menteri-menteri pengganti yang benar-benar berdasar kompetensi.

Momen 100 hari kerja pemerintahan ini menurutnya juga waktu yang tepat untuk bersih-bersih kabinet dari menteri-menteri titipan Jokowi yang tidak berkompeten.

“Karena yang titipan itu umumnya banyak yang nggak kompeten. Seharusnya di 100 hari kerja ini Pak Prabowo sudah bisa menangkap itu,” ungkap Jamiluddin. 

Mengecewakan 

Dalam laporan studi Celios 'Rapor 100 Hari Prabowo-Gibran' mayoritas responden menilai kinerja menteri di Pemerintahan Prabowo-Gibran sangat mengecewakan. Rinciannya; 7 persen menilai sangat buruk, 42 persen buruk, 42 persen cukup, dan 8 persen baik.

Tidak ada satupun responden yang memberi penilaian sangat baik terhadap kinerja Kabinet Merah Putih tersebut. 

Menteri HAM Natalius Pigai adalah menteri urutan pertama yang dinilai berkinerja terburuk dan layak diganti. Dia mendapat nilai minus 113 poin. Kritik terhadap kinerja Pigai menurut hasil studi Celios tak terlepas dari kontroversi yang memicu respon negatif publik.

Selain juga kebijakan HAM yang dinilai kurang terarah dan sering kali berbenturan dengan kewenangan lembaga lain. 

Sedangkan Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi berbeda diposisi kedua menteri berkinerja buruk mendapat nilai minus 61 poin.

Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika di era pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'ruf Amin itu dalam 100 hari kerja pemerintahan Prabowo-Gibran dianggap tidak terlihat bekerja dan memiliki terobosan dalam pengelolaan koperasi.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia berada di posisi tiga mendapat nilai minus 41 poin. Responden menilai kinerja Bahli buruk dan layak diganti karena dianggap gagal memberikan arah yang jelas untuk transisi energi, yang justru berpotensi memperburuk krisis lingkungan.

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mendapat nilai minus 36 poin. Dia berada di urutan keempat menteri berkinerja buruk dan layak diganti.

Mayoritas responden dalam studi Celios mengkritik kinerja Raja Juli karena dinilai gagal menjawab persoalan deforestasi dan kerusakan ekosistem.

Kemudian pada posisi kelima, Menteri Desa Yandri Susanto mendapat nilai minus 28 poin. Penilaian buruk responden terhadap kinerja Yandri menurut studi Celios tak lepas dari kontroversi kebijakan desa yang memicu kritik tajam, ditambah adanya dugaan konflik kepentingan yang mencuat sejak awal masa jabatannya.

Made with Flourish

Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira Adhinegara menilai Prabowo-Gibran harus melakukan evaluasi mendalam terhadap kinerja menteri-menterinya.

Sebab, berdasarkan hasil studi Celios menunjukkan perlu adanya penataan ulang di beberapa posisi kementerian untuk memperbaiki arah kebijakan pemerintahan.

"Banyak yang menilai perlu ada reshuffle kabinet, dengan 88 persen responden mendukung perombakan dalam 6 bulan pertama," tuturnya.

Sementara Prabowo dalam sidang kabinet yang membahas evaluasi 100 hari kerja pemerintahan di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Rabu, 22 Januari 2025 kemarin, mengakui adanya hal-hal yang memang perlu diperbaiki.

Namun, di hadapan jajaran menteri dan kepala lembaga, dia menyampaikan apresiasi lantaran kinerja 100 hari pemerintahan dinilai telah sesuai target. 

"Di sana-sini tentunya masih harus kita perbaiki, itu wajar," katanya.


Terkait

Potensi Money Laundering di Balik Wacana Kampus Kelola Konsesi Tambang
Kamis, 23 Januari 2025 | 18:48 WIB

Potensi Money Laundering di Balik Wacana Kampus Kelola Konsesi Tambang

Konsesi tambang kepada perguruan tinggi dalam bentuk Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK) berpotensi disalahgunakan oleh perusahaan untuk menghindari pajak.

Rapor Merah 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran: Sederet Menteri Berkinerja Buruk hingga Tak Terlihat Kerja
Kamis, 23 Januari 2025 | 13:21 WIB

Rapor Merah 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran: Sederet Menteri Berkinerja Buruk hingga Tak Terlihat Kerja

Dalam laporan Rapor 100 Hari Prabowo-Gibran, Celios menyoroti lima menteri dengan kinerja terburuk.

Menanti Sabda Presiden di 100 Hari Pertama; Satryo di Ujung Tanduk, Listyo dalam Bayang-bayang?
Kamis, 23 Januari 2025 | 09:16 WIB

Menanti Sabda Presiden di 100 Hari Pertama; Satryo di Ujung Tanduk, Listyo dalam Bayang-bayang?

Desas-desus reshuffle mulai terdengar jelang 100 hari Pemerintahan Prabowo-Gibran. Siapa yang bakal terdepak?

Terbaru
Isu Fatherless Makin Marak, Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah Tayang di saat yang Tepat!
nonfiksi

Isu Fatherless Makin Marak, Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah Tayang di saat yang Tepat!

Sabtu, 13 September 2025 | 09:00 WIB

Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah berhasil meraih 420 ribu penonton meski berhadapan dengan film The Conjuring.

Pengalaman Tiga Hari di Pestapora 2025, Festival Musik yang Penuh Warna dan Kejutan nonfiksi

Pengalaman Tiga Hari di Pestapora 2025, Festival Musik yang Penuh Warna dan Kejutan

Selasa, 09 September 2025 | 20:27 WIB

Catatan tiga hari Pestapora 2025, pesta musik lintas generasi.

Review Film The Conjuring: Last Rites, Penutup Saga Horor yang Kehilangan Taring nonfiksi

Review Film The Conjuring: Last Rites, Penutup Saga Horor yang Kehilangan Taring

Sabtu, 06 September 2025 | 08:00 WIB

Plot yang lemah, jumpscare yang klise, serta kurangnya ide segar membuat film terasa datar.

Review Panji Tengkorak, Tetap Worth It Ditonton Meski Meski Penuh Cacat nonfiksi

Review Panji Tengkorak, Tetap Worth It Ditonton Meski Meski Penuh Cacat

Sabtu, 30 Agustus 2025 | 08:00 WIB

Film ini justru hadir dengan nuansa kelam, penuh darah, dan sarat pertarungan.

'Sudahlah Tertindas, Dilindas Pula', Kesaksian Teman Affan Kurniawan yang Dilindas Rantis Brimob polemik

'Sudahlah Tertindas, Dilindas Pula', Kesaksian Teman Affan Kurniawan yang Dilindas Rantis Brimob

Jum'at, 29 Agustus 2025 | 13:04 WIB

Affa Kurniawan, driver ojol yang baru berusia 21 tahun tewas dilindas rantis Brimob Polda Jaya yang menghalau demonstran, Kamis (28/8) malam. Semua bermula dari arogansi DPR.

Review Film Tinggal Meninggal: Bukan Adaptasi Kisah Nyata tapi Nyata di Sekitar Kita nonfiksi

Review Film Tinggal Meninggal: Bukan Adaptasi Kisah Nyata tapi Nyata di Sekitar Kita

Sabtu, 23 Agustus 2025 | 09:00 WIB

Film Tinggal Meninggal lebih banyak mengajak penonton merenungi hidup ketimbang tertawa?

80 Tahun Indonesia Merdeka; Ironi Kemerdekaan Jurnalis di Antara Intimidasi dan Teror polemik

80 Tahun Indonesia Merdeka; Ironi Kemerdekaan Jurnalis di Antara Intimidasi dan Teror

Minggu, 17 Agustus 2025 | 15:38 WIB

Di usia 80 tahun kemerdekaan Indonesia, jurnalis masih menghadapi intimidasi, teror, hingga kekerasan.