Tumpukan Alat Tes Covid-19 yang Terbengkalai di Gudang
Home > Detail

Tumpukan Alat Tes Covid-19 yang Terbengkalai di Gudang

Tim Liputan Khusus | Tim Liputan Khusus

Senin, 15 Maret 2021 | 08:30 WIB

Suara.com - Ratusan ribu unit reagen penguji sampel covid-19 dikembalikan oleh laboratorium dan rumah-rumah sakit di daerah, karena tak bisa dipakai. Kekinian, barang itu menumpuk di gudang BNPB. ICW menilai ada potensi kerugian negara.

SEJUMLAH boks styrofoam dan kotak besi berjajar rapi, ditumpuk pada sebuah kontainer pendingin salah satu sudut kompleks pergudangan PT Bhanda Ghara Reksa (BGR) di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Suara bising yang berasal dari mesin pendingin kontainer itu, turut menemani puluhan boks styrofoam dan kotak besi berwarna abu­-abu tersebut.

Klub Jurnalis Investigasi (KJI)—tim kolaborasi antarmedia yang terdiri dari Suara.com, Jaring.id, Alinea.id, dan Majalah Tempo—melakukan penelusuran tiga pekan lalu.

Pada kontainer itu, terdapat sejumlah boks berisi paket reagen untuk uji sampel covid-19. Paket reagen tersebut milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB, yang dikembalikan diretur oleh sejumlah rumah sakit dan laboratorium rujukan pemeriksaan di berbagai daerah.

Kontainer itu berada di luar gudang H, tempat penyimpanan alat kesehatan BNPB.

Sumber KJI di lokasi menyebutkan, pada kontainer penyimpanan BNPB itu, terdapat reagen yang diretur oleh sejumlah rumah sakit dan laboratorium.

Di antaranya dari Rumah Sakit Universitas Airlangga, Laboratorium Universitas Indonesia, dan RS Universitas Sumatera Utara.

Made with Flourish

Terbengkalai

Tidak hanya laboratorium yang mengembalikan reagen bantuan dari BNBP. Rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 juga berbondong-bondong mengembalikan alat kesehatan tersebut.

Alasannya, selain ketidakcocokan mesin, proses pengujian lama, ada juga yang mendekati kedaluarsa.

Rumah Sakit Universitas Airlangga, Surabaya tercatat mengembalikan reagen Liferiver karena mendekati kedaluarsa.

Riwayatnya tercatat dalam surat Nomor 2095/UN3.0.1/TU/2020 pada 3 September 2020 perihal pengembalian reagen PCR Covid-19 merk Liferiver.

Dalam surat tersebut dijelaskan, kondisi reagen Liferiver nomor lot P20200404 mendekati kedaluarasa pada 19 Oktober 2020.

Kepala Hubungan Masyarakat RS Unair Brihastama Sawitri mengatakan, sebanyak 1.850 tes reagen Liferiver dikembalikan ke BNPB.

“Waktu itu memang kami kembalikan,” kata Brihastama saat dihubungi tim KJI, melalui telepon, Jumat 12 Maret 2021.

Sementara Rumah Sakit Cipta Mangun Kusumo (RSCM) meminta BNPB untuk mengambil kembali 10 ribu reagen merek Wizprep melalui surat F0.03.04/VIII.1/1640/2020.

RSCM mengungkapkan, reagen yang diterima pada Agustus 2020 itu, tidak dapat digunakan lantaran waktu ekstrasinya lebih lama ketimbang reagen lain.

Biasanya, RSCM menggunakan reagen merek Sansure yang proses ekstrasinya membutuhkan waktu 2 jam lebih sedikit, ketimbang Wizprep.

Kepala Laboratorium Patalogi Klinik RSCM Nuri Dyah Indrasari menjelaskan, Wizprep butuh waktu 5-6 jam untuk melakukan 12 tahap pemisahan RNA virus Corona.

“Kalau satu spesimen ada 12 tahap bagaimana dengan 300 spesimen? Sangat melelahkan sekali bagi petugas,” kata Nuri kepada tim KJI lewat wawancara daring, Kamis (4/3/2021).

Meski begitu, menurut Nuri, reagen merek Wizprep tidak kunjung diambil kembali oleh BNPB, sehingga RSCM memutuskan untuk menaruhnya di gudang penyimpanan.

Berdasarkan dokumen yang diperoleh tim KJI, reagen yang dibeli BNPB juga tersimpan di sejumlah gudang, antara lain Gudang BGR di Komplek Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Ada pula yang disimpan di cold storage Rawa Bokor di Bogor, Jawa Barat; Gudang Pusat Krisis Kementerian Kesehatan, Jalan Percetakan Negara II Jakarta; serta, Gudang Merpati Halim dan Gudang Jatiasih.

Pantauan tim KJI di Gudang BGR, reagen merek Sansure berada di peti lemari pendingin. Di peti itu, tampak tumpukan reagen Sansure yang terbungkus boks styrofoam berukuran sekitar 1x1 meter.

Alat kesehatan tersebut tidak diletakkan di ruang terbuka. Untuk dapat menjangkaunya tidak mudah, sebabnya setiap satu peti pendingin, dijaga petugas gudang.

Potensi kerugian negara

Selain perangkat reagen Wizprep, terdapat enam merek perangkat reagen lain yang teridentifikasi paling banyak diretur dari sejumlah rumah sakit dan laboratorium pemeriksaan.

Setidaknya, hal itu tergambar dari temuan kajian Indonesian Corruption Watch (ICW) dari pemantauan dokumen pengadaan periode Agustus 2020 hingga September 2020.

Keenam merek yang teridentifikasi yakni Sansure, Liferiver, Biotex, Seggenne, Intron, dan Kogene.

“Dan alat kesehatan yang paling banyak diretur oleh laboratorium dan RS adalah merek Sansure, yang mana kami menduga bahwa alat tersebut belum dilakukan uji teknis, sehingga banyak laboratorium dan RS yang tidak digunakan,” kata peneliti ICW Wana Alamsyah, Rabu (11/3/2021).

Berdasarkan catatan ICW, setidaknya terdapat 209.544 unit perangkat reagen uji sampel Covid-19 yang dikembalikan oleh sejumlah rumah sakit dan laboratorium rujukan.

Potensi kerugian negara akibat pengembalian ratusan perangkat uji sampel itu ditaksir mencapai puluhan miliar rupiah.

ICW mengidentifikasi, dominasi pengadaan ratusan perangkat uji sampel itu dilakukan oleh PT Mastisindo Mulia.

Berdasarkan hasil kajiannya, PT Mastisindo Mulia mendapat satu paket proyek pengadaan perangkat uji sampel Covid-19 berjumlah 500.000 unit dengan nilai Rp172,5 miliar.

[Suara.com/Ema Rohimah]
[Suara.com/Ema Rohimah]

Diredistribusikan

Kepala BNPB Doni Monardo mengakui ada ratusan ribu reagen yang dikembalikan rumah sakit dan laboratorium.

Doni menjelaskan, persoalan itu diketahui dirinya berdasarkan temuan tim inspektorat BNPB.

Selanjutnya, kata Doni, temuan itu sudah ditindaklanjuti melalui audit Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang menyasar 7 perusahaan penyedia reagen-reagen itu.

"Hasil akhirnya, perusahaan pemasok Sansure sudah mengembalikan Rp 7 miliar," kata Doni.

Doni menjelaskan, ketika ada laporan pengembalian reagen dari RS dan laboratorium, BNPB mewajibkan perusahaan-perusahaan pemasok membiayai pengembalian.

Selain itu, kata Doni, perusahaan-perusahaan itu juga diwajibkan mendistribusikan kembali reagen-reagen itu kepada RS maupun laboratorium yang memiliki mesin cocok.

Sementara soal reagen Wizprep yang menumpuk di gudang RSCM serta reagen Sansure di gudang Kelapa Gading, Doni menjawab secara diplomatis.

"Ya seharusnya informasinya sampai ke BNPB."

Dalam keterangan lebih lanjut yang didapat Suara.com, BNPB menjelaskan lini masa pengadaan reagen merek Sansure, adanya pengembalian, hingga ditarget habis diredistribusikan kembali pada Maret 2021.

Berikut linimasa BNPB tersebut: 

April 2020
Penawaran sebesar 500 ribu tes, namun Surat Pesanan menyesuaikan stok yang tersedia sehingga jumlah pengadaan sebesar 499,200 Test Reagen PCR, RNA dan VTM dari PT Mastindo Mulia.

April - Mei 2020
Bersama Litbangkes Kemenkes, melakukan distribusi 499,200 test ke-88 laboratorium di 31 provinsi.

Agustus 2020
Proses Audit BPKP. Ditemukan sejumlah 473.984 RNA Sansure tidak bisa digunakan di beberapa laboratorium. Untuk reagen PCR dan VTM bisa digunakan oleh laboratorium.

Agustus s/d Desember 2020

BNPB bersama Gugus Tugas Penanganan Covid-19 dan Litbangkes menindaklanjuti hasil audit BPKP, dengan membuat surat penarikan ke laboratorium penerima. Sampai dengan per-31 Desember 2020, ditarik sebanyak 202,560 tes dari 26 laboratorium.

Sisa 271,424 tes RNA bisa digunakan laboratorium atau dikembalikan ke dinas kesehatan provinsi untuk dilakukan redistribusi.

Akhir Desember 2020

BNPB bersama Gugus Tugas Penanganan Covid-19 melakukan redistribusi sejumlah 137,280 tes RNA merek Sansure ke 12 laboratorium.

Januari - Maret 2021

Redistribusi sejumlah 65,280 tes ke 4 laboratorium.

Linimasa BNPB terkait pengadaan reagen covid-19 merek Sansure Biotech, hingga proses redistribusi ke laboratorium-laboratorium. [dokumentasi BNPB]
Linimasa BNPB terkait pengadaan reagen covid-19 merek Sansure Biotech, hingga proses redistribusi ke laboratorium-laboratorium. [dokumentasi BNPB]

***

Agus Salim Pangestu, anak taipan Prajogo Pangestu, mengakui perusahaannya yakni PT Mastindo Mulia diminta BNPB menyediakan 500 ribu reagen Sansure.

BNPB meminta PT Mastindo Mulia untuk memasok reagen Sansure, setelah perusahaan itu menghibahkan 50 ribu reagen dalam program tanggungjawab sosial perusahaan alias CSR.

Kerja sama BNPB - PT Mastindo Mulia itu diteken pada tanggal 22 April 2020. Total nilai kerja sama pengadaan reagen Sansure itu Rp 172,5 miliar.

Masih di hari yang sama, perusahaan itu memasukkan kategori usaha perusahaan sebagai penyalur alat-alat kesehatan serta laboratorium.

Sebelum ada pandemi corona, PT Mastindo Mulia aslinya adalah badan usaha di bidang keuangan, asuransi, serta griya tawang.

Agus Salim Pangestu yang menjabat Presiden Direktur Barito Pasific Group, mengakui penyediaan alat-alat untuk BNPB itu diyakininya guna membantu penanganan pandemi.

“Dengan studi kelayakan dan restu dari BNPB,” kata Agus Salim Pangestu kepada tim KJI melalui pesan WhatsApp, Kamis 11 Maret 2021.

Djoko Suyanto, perwakilan manajemen PT Mastindo Mulia, melalui pernyataan terulis menegaskan perusahaannya tidak tahu menahu Sansure bermasalah.

Dia juga menegaskan, PT Mastindo Mulia tidak mengetahui reagen Sansure tak cocok dengan alat-alat laboratorium di hampir semua rumah sakit.

"Kami cuma menjalankan penunjukan BNPB. Pemahaman kami, BNPB sudah mengujinya," kata Djoko Suyanto.

Djoko Suyanto lantas mengakui, tidak mengetahui soal pengembalian uang Rp 7 miliar sebagai ongkos redistribusi atas reagen yang tak terpakai.

Ia menegaskan, PT Mastindo Mulia juga hingga kekinian tak pernah mengurus pengembalian atau menerima reagen yang dikembalikan rumah-rumah sakit.

"Rp 7 miliar itu adalah pengembalian selisih kurs pembelian reagen dan selisih volume PCR kit," kata Djoko.

Terakhir ia menegaskan, keterlibatan anak usaha Barito Group itu dalam pengadaan reagen di BNPB, semata-mata untuk membantu pemerintah menangani pandemik covid-19.

”Kami memiliki kepedulian besar. Kami melakukan pembelian mandiri."

-----------------------------------------------

Catatan Redaksi: artikel ini merupakan bagian ke-3 dari 4 laporan hasil kolaborasi sejumlah media yang tergabung dalam Klub Jurnalis Investigasi (KJI) dan Indonesia Corruption Watch (ICW). Reportase dilakukan oleh Suara.com, Jaring.id, Alinea.id, dan Majalah Tempo, sejak Desember 2020. Tim Suara.com terdiri dari Erick Tanjung (penulis), Reza Gunadha (penyunting) dan Ema Rohimah (infografis).


Terkait

Jakarta dan Jawa Barat Masih Berpotensi Hujan Sampai 1 April, BNPB Lakukan Rekayasa Cuaca
Kamis, 27 Maret 2025 | 16:40 WIB

Jakarta dan Jawa Barat Masih Berpotensi Hujan Sampai 1 April, BNPB Lakukan Rekayasa Cuaca

BNPB waspadai potensi hujan dan bencana di sejumlah daerah seminggu ke depan, terutama Jakarta dan Jabar. Pemudik diimbau pantau cuaca dan waspadai kondisi alam.

BNPB Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa Akibat Erupsi Gunung Lewotobi
Jum'at, 21 Maret 2025 | 14:26 WIB

BNPB Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa Akibat Erupsi Gunung Lewotobi

Kepala BNPB Suharyanto mengatakan kalau masyarakat sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki telah cukup disiplin dan bisa menyelematkan diri

Tips Aman Mudik Pakai Kendaraan Pribadi dari BNPB: Pantau Selalu Perkiraan Cuaca
Senin, 17 Maret 2025 | 20:59 WIB

Tips Aman Mudik Pakai Kendaraan Pribadi dari BNPB: Pantau Selalu Perkiraan Cuaca

BNPB dan BMKG imbau pemudik waspadai cuaca ekstrem (Sumatera, Jawa). Pantau cuaca, kondisi kendaraan, hindari lereng saat hujan lebat.

Hujan Deras Melanda Jabodetabek, BNPB Upayakan Modifikasi Cuaca hingga 8 Maret!
Rabu, 05 Maret 2025 | 14:00 WIB

Hujan Deras Melanda Jabodetabek, BNPB Upayakan Modifikasi Cuaca hingga 8 Maret!

Melihat kondisi banjir ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) hingga 8 Maret mendatang.

Terbaru
Asa Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026: Formasi Jangan Coba-coba
polemik

Asa Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026: Formasi Jangan Coba-coba

Minggu, 30 Maret 2025 | 21:45 WIB

Harapan untuk Timnas Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia 2026 masih ada. Patrick Kluivert diminta untuk tidak coba-coba formasi demi hasil maksimal.

Polemik Royalti Lagu, Upaya VISI dan AKSI Mencari Titik Temu polemik

Polemik Royalti Lagu, Upaya VISI dan AKSI Mencari Titik Temu

Sabtu, 29 Maret 2025 | 11:06 WIB

Apa yang menjadi tuntutan VISI dan AKSI untuk segera diselesaikan melalui Revisi UU Hak Cipta?

Femisida Intim di Balik Pembunuhan Jurnalis Juwita oleh Anggota TNI AL polemik

Femisida Intim di Balik Pembunuhan Jurnalis Juwita oleh Anggota TNI AL

Jum'at, 28 Maret 2025 | 22:56 WIB

Wajib hukuman mati. Itu permintaan dari pihak keluarga dan saya pribadi sebagai kakak yang merasa kehilangan, ujar Subpraja.

RUU KUHAP Usulkan Larangan Liputan Langsung Sidang: Ancaman Bagi Kebebasan Pers! polemik

RUU KUHAP Usulkan Larangan Liputan Langsung Sidang: Ancaman Bagi Kebebasan Pers!

Jum'at, 28 Maret 2025 | 14:21 WIB

Selain bertentangan dengan kebebasan pers dan prinsip terbuka untuk umum, pelarangan tersebut dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap pengadilan.

Diskriminatif Terhadap Bekas Napi Hingga Jadi Alat Represi: SKCK Perlu Dihapus atau Direformasi? polemik

Diskriminatif Terhadap Bekas Napi Hingga Jadi Alat Represi: SKCK Perlu Dihapus atau Direformasi?

Jum'at, 28 Maret 2025 | 08:26 WIB

Penghapusan SKCK perlu dipertimbangkan secara proporsional dengan kepentingan publik.

Konflik Kepentingan di Balik Penunjukan Langsung PT LTI Sebagai EO Retret Kepala Daerah polemik

Konflik Kepentingan di Balik Penunjukan Langsung PT LTI Sebagai EO Retret Kepala Daerah

Kamis, 27 Maret 2025 | 17:41 WIB

Patut diduga PT LTI terhubung dengan Partai Gerindra yang menjadikan proses penunjukan PT LTI menimbulkan konflik kepentingan, kata Erma.

Gelombang Aksi Tolak UU TNI: Korban Demonstran Berjatuhan, Setop Kekerasan Aparat! polemik

Gelombang Aksi Tolak UU TNI: Korban Demonstran Berjatuhan, Setop Kekerasan Aparat!

Kamis, 27 Maret 2025 | 11:59 WIB

Tindakan kekerasan yang melibatkan anggota TNI terhadap peserta demo tolak pengesahan UU TNI adalah sebuah peringatan, sekaligus upaya membungkam masyarakat sipil.