Senin, 28 Apr 2025
Dari Drama Air hingga WiFi, Menteri Rasa Raja Satryo Brodjonegoro
Home > Detail

Dari Drama Air hingga WiFi, Menteri Rasa Raja Satryo Brodjonegoro

Chandra Iswinarno | Muhammad Yasir

Selasa, 21 Januari 2025 | 08:00 WIB

Suara.com - SENIN, 20 Januari 2025 Kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi atau Kemendiktisaintek di Gedung D Kemdiktisaintek, Jalan Jenderal Sudirman, Pintu 1 Senayan, Jakarta Selatan mendadak riuh.

Mengenakan pakaian serba hitam, ratusan orang yang tergabung dalam Paguyuban Pegawai Kemendiktisaintek menggelar aksi demonstrasi menuntut keadilan atas pemecatan sepihak yang dilakukan sang menteri, Satryo Soemantri Brodjonegoro terhadap salah satu pegawainya, Neni Herlina.

Sebuah spanduk hitam bertuliskan kalimat: 'Pak Presiden, Selamatkan Kami dari Menteri Pemarah, Suka Main Tampar dan Pecat' terpasang di pagar depan Kantor Kemendiktisaintek.

Sambil memekikkan kata 'Lawan!' peserta aksi tersebut turut membentangkan dua spanduk bertuliskan: 'Kami ASN, Dibayar oleh Negara, Bekerja untuk Negara, Bukan Babu Keluarga' dan 'Institusi Negara Bukan Perusahaan Pribadi Satryo dan Istri.'

Neni sendiri menjabat Pranata Humas Ahli Muda yang juga merangkap Pj Rumah Tangga di Kemendiktisaintek. Pada 17 Januari 2025, Neni merasakan perlakuan tak menyenangkan dari Satriyo.

Ia 'dipecat' secara sepihak oleh orang nomor satu Kemendiktisaintek di depan para pegawai dan anak-anak magang di lembaga itu.

"Saya diusir layaknya penghuni kost yang tidak membayar sewa? Apakah pantas seorang pimpinan tertinggi kementerian memindahkan stafnya tanpa mengacu kepada Peraturan PNS/ASN yang berlaku?” kata Neni kepada Suara.com, Senin (20/1/2025).

Ancaman pemecatan sebenarnya telah diterima Neni sejak 30 Oktober 2024 silam. Musababnya, karena persoalan sepele.

Istri Satryo, Silvia Ratnawati Brodjonegoro ketika itu sempat meminta meja kerja di ruang Mendiktisaintek diganti karena dinilai 'tidak menghormati' pimpinan baru.

"Lalu semua masalah urusan rumah tangga yang terjadi di lapangan, bermuara kepada saya," ungkapnya.

Sementara, sumber Suara.com mengungkap keputusan Satryo di tempat kerja memang banyak dipengaruhi Silvia.

Bahkan, persoalan mutasi pejabat di lingkungan Kemendiktisaintek disebut tak terlepas dari dasar penilaian istrinya. Silvia disebut memiliki peran dalam menentukan personel-personel pegawai yang akan bekerja dengan sang suami.

"Di lantai 18 (Kantor Satriyo) sekarang sudah tidak ada (pegawai) perempuan. Kemungkinan istrinya cemburuan,” katanya saat dikonfirmasi.

Neni juga tak menampik bahwa sikap arogansi Satryo dipengaruhi sang istri. Banyak pegawai di Kemendiktisaintek turut mendapat ancaman pemecatan dari Silvia. Ancaman itu datang jika pegawai tidak mau menuruti apa yang diminta.

Attitude ibu menteri ini juga disayangkan. Kalau bicara itu kasar,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pegawai Kemendiktisaintek Suwitno membenarkan sejak Satryo menjabat sebagai Mendiktisaintek banyak penggantian pejabat yang dilakukan secara semena-mena.

“Itu dilakukan dengan cara-cara yang tidak elegan, cara-cara tidak fair, cara-cara yang juga tidak sesuai prosedur," ujar Suwitno.

Marah-marah Gara-gara Air hingga WiFi

Sebuah rekaman suara yang diduga terjadi ketika Satryo marah-marah beredar di media sosial. Dalam rekaman berdurasi 3 menit 22 detik, terdengar kemarahannya dipicu persoalan air yang tidak berfungsi di rumah dinas Mendiktisaintek di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan.

Sumber Suara.com menyebut bahwa korban yang menjadi sasaran emosi sang menteri berasal dari vendor di Kemendiktisaintek.

"Sebenarnya kabar itu sudah beredar luas di kalangan pegawai, sejak beberapa waktu lalu," katanya saat dikonfirmasi, Senin (21/1/2025).

Ketika Suara.com mengonfirmasi ke sumber lainnya, pun turut membenarkan bahwa peristiwa itu sudah santer sebelumnya di kalangan internal. Selain memarahinya, Satryo disebut turut menggampar korban karena dinilai tidak bisa bekerja.

Neni sendiri bahkan mengaku mengetahui dan membenarkannya. Namun, dia meminta agar identitas korban tak diungkap ke publik.

"Saya kasihan juga sama dia. Karena keluarganya takut dia apa-apain," tutur Neni.

Sejumlah aparatur sipil negara (ASN) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) membentangkan spanduk saat berunjuk rasa di Kantor Kemdiktisaintek, Jakarta, Senin (20/1/2025). [ANTARA FOTO/Sean Filo Muhamad/app/tom]
Sejumlah aparatur sipil negara (ASN) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) membentangkan spanduk saat berunjuk rasa di Kantor Kemdiktisaintek, Jakarta, Senin (20/1/2025). [ANTARA FOTO/Sean Filo Muhamad/app/tom]

Tak hanya persoalan air, Neni juga menyebut Satryo pernah marah-marah hanya karena persoalan WiFi. Peristiwa itu terjadi tak lama setelah Satryo baru menjabat sebagai Mendiktisaintek. Ia meminta agar dipasang WiFi di rumah dinas yang baru ditempatinya.

“Karena Pak Menteri maunya segera. Kita meminta mereka (vendor) untuk menyegerakan. Jadi akhirnya sampai malam, tapi malah jadi marah,” ungkapnya.

Dalam keadaan emosi, kata Neni, Satryo lalu menghubunginya. Tak hanya marah-marah, Satryo juga mengancam memecatnya.

"Itu lewat WhatsApp. 'Saya pecat kamu!' Kayak gitu,” bebernya.

Persoalan pecat memecat sejatinya tak hanya dialami Neni. Menurut Sumber Suara.com, ada pegawai lain yang telah menjadi 'korban', yakni mantan sekretaris pribadi (sespri) menteri.

"Sebelumnya ada sespri menteri yang sudah lama bekerja, berstatus honorer P3K, tiba-tiba dipecat dan sekarang sudah pindah di dasmen (Kemendikdasmen)," katanya.

Sumber itu menyebut, 'pemecatan' berawal hanya karena persoalan sederhana. Saat itu yang bersangkutan diminta Silvia untuk menyiapkan kendaraan karena akan pergi ke sebuah acara.

"Karena perintahnya tidak detail, si sespri kemudian hanya menyiapkan kendaraannya saja, tidak dengan sopir," katanya.

Lantaran itu, Silvia kemudian marah besar. Pun pemecatan terjadi hanya disampaikan melalui aplikasi perpesanan WhatsApp.

"Setelah mendapat pesan (pemecatan) itu, si sespri sebenarnya meminta waktu untuk menghadap (Satryo). Tapi Satryo nggak mau ditemuin," ujarnya.

Satryo sebenarnya bukan orang baru di Kemendiktisaintek. Ia pernah menduduki jabatan Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) sejak tahun 1999 hingga 2007. Di antara tahun tersebut, Sumber Suara.com menyebut bahwa Silvia bekerja sebagai sekretaris pribadi dirjen.

"Semua orang Dikti tahu itu," katanya.

Selepas menjabat Dirjen Dikti, ia kemudian menjadi Penasehat Menteri Bidang Kebijakan, Inovasi dan Daya Saing Industri di Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) yang dijabat Luhut Binsar Pandjaitan.

Ketika Satryo ditunjuk menjadi Kemendiktisaintek oleh Prabowo Subianto, sebenarnya mulai terjadi gejolak di dalam kementerian.

Namun hal itu lebih karena kementerian dipecah menjadi tiga lembaga, Kemendikdasmen, Kemendiktisainstek, dan Kemenbud.

"Secara umum, semua pegawai pasti berpikir akan ikut ke kementerian yang mana kan," ujarnya.

Namun yang terjadi di kemudian hingga mendekati 100 hari masa kerja Kabinet Prabowo-Gibran, persoalan penempatan personel pegawai di lingkungan Kemendiktisaintek masih juga belum ada kepastian.

"Bisa dibilang selama ini belum ada gebrakan sama sekali yang dilakukan menteri ini di Kemdiktisaintek," katanya.

Saat ditemui usai Pelantikan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, pada Senin (20/1/2025), Satryo membantah tudingan yang ditujukan terhadapnya.

Dia mengklaim tidak pernah marah-marah apalagi melakukan kekerasan terhadap pegawai.

“Nggak ada, tidak benar,” katanya.

Sedangkan, Sekjen Kemendiktisaintek Togar M Simatupang mengklaim Neni bukan dipecat melainkan dimutasi.

Rotasi, promosi, dan mutasi ASN pada masa transisi kementerian menurutnya suatu hal yang lumrah sebagai upaya penyegaran organisasi dan tour of duty.

"Tidak baik terlalu reaktif dan tidak ada dialog," katanya.

Terkait hal itu, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengklaim telah meminta Komisi X DPR RI untuk memantau kasus tersebut.

"Kami akan minta komisi teknis yang terkait dengan Kementerian juga untuk melakukan pemantauan dan evaluasi-evaluasi jika dianggap perlu," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/1/2025).


Terkait

Geger! Dirintelkam Polda Sumbar Acungkan Jari Tengah, 12 Massa Aksi Ditangkap
Sabtu, 26 April 2025 | 13:18 WIB

Geger! Dirintelkam Polda Sumbar Acungkan Jari Tengah, 12 Massa Aksi Ditangkap

Dari foto yang beredar luas, Dwi terlihat mengacungkan jari tengah kepada massa aksi dari balik pagar Markas Polda Sumbar.

Review Film G20: Aksi Heroik Seorang Presiden dalam Menyelamatkan Dunia
Jum'at, 25 April 2025 | 07:58 WIB

Review Film G20: Aksi Heroik Seorang Presiden dalam Menyelamatkan Dunia

Review film G20: Aksi heroik seorang presiden dalam menyelamatkan dunia.

Review Anime Mob Psycho 100 Season 3, Penutup yang Memuaskan dari Kisah Mob
Rabu, 23 April 2025 | 12:55 WIB

Review Anime Mob Psycho 100 Season 3, Penutup yang Memuaskan dari Kisah Mob

Season 3 ini adalah puncak dari perjalanan Mob dalam mencari jati dirinya. Ia tidak lagi hanya berfokus pada mengendalikan kekuatannya, tetapi juga pada memahami emosinya.

Terbaru
Ricky Siahaan: Dedikasi Maksimal pada Musik hingga Akhir Hayat
nonfiksi

Ricky Siahaan: Dedikasi Maksimal pada Musik hingga Akhir Hayat

Sabtu, 26 April 2025 | 10:15 WIB

Memang tak ada kalimat yang lebih tepat untuk menggambarkan kecintaan Ricky kepada musik rock, yang juga membuatnya amat dicintai penggemar band Seringai.

Jajanan Anak Mengandung Babi Punya Label Halal: Negara Gagal Lindungi Konsumen polemik

Jajanan Anak Mengandung Babi Punya Label Halal: Negara Gagal Lindungi Konsumen

Jum'at, 25 April 2025 | 16:14 WIB

KPAI mendesak agar temuan tersebut tidak hanya berhenti pada sanksi berupa penarikan produk dari pasar, tapi diproses secara hukum.

Maksud Prabowo 'Rapatkan Barisan' di Tengah Isu Matahari Kembar? polemik

Maksud Prabowo 'Rapatkan Barisan' di Tengah Isu Matahari Kembar?

Kamis, 24 April 2025 | 19:01 WIB

"Justru perintah ini sebagai arahan agar para menteri atau pejabat itu tidak dimasuki isu-isu yang ada di luar pemerintahan," ujar Asrinaldi.

Monolog Gibran Soal Bonus Demografi 'Menohok' Dirinya Sendiri polemik

Monolog Gibran Soal Bonus Demografi 'Menohok' Dirinya Sendiri

Kamis, 24 April 2025 | 09:29 WIB

"Jadi apa yang dinyatakan itu bertolak belakang dengan apa yang terjadi atas pemilihan dia (Gibran) sebagai wakil presiden," kata Widyanto.

'Luka Lama' Warga Ngaran II Borobudur di Balik Penolakan Kremasi Taipan Murdaya Poo polemik

'Luka Lama' Warga Ngaran II Borobudur di Balik Penolakan Kremasi Taipan Murdaya Poo

Rabu, 23 April 2025 | 17:16 WIB

Ada 'luka lama' di balik penolakan warga terkait rencana kremasi Murdaya Poo di kawasan Borobudur.

Mengapa Narasi Kejaksaan Agung Tersangkakan Direktur Pemberitaan Jak TV Bahaya bagi Kebebasan Pers? polemik

Mengapa Narasi Kejaksaan Agung Tersangkakan Direktur Pemberitaan Jak TV Bahaya bagi Kebebasan Pers?

Rabu, 23 April 2025 | 08:12 WIB

Narasi Kejaksaan Agung inipun dianggap berbahaya bagi kebebasan pers. Mengapa demikian?

Di Balik Sorotan AS Terhadap Barang Bajakan Pasar Mangga Dua polemik

Di Balik Sorotan AS Terhadap Barang Bajakan Pasar Mangga Dua

Selasa, 22 April 2025 | 15:03 WIB

AS soroti Pasar Mangga Dua sbg sarang barang bajakan dan tekan Indonesia perkuat HaKI di tengah perang dagang AS-China. Pemerintah klaim rutin lakukan pengawasan.