Jurang Kesenjangan Pendidikan Rezim Prabowo Subianto Home > Detail

Jurang Kesenjangan Pendidikan Rezim Prabowo Subianto

Liputan Khusus

Rabu, 15 Januari 2025 | 20:37 WIB

Rencana pemerintah untuk membangun Sekolah Rakyat dan Sekolah Unggulan Garuda secara bersamaan menuai kritik tajam. Kebijakan ini dinilai memperkuat kesenjangan dan diskriminasi pendidikan, bahkan dianggap sebagai kemunduran menuju pola pendidikan era kolonial.

Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, mengungkapkan rencana ini setelah rapat bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Bogor, pada 3 Januari 2024.

Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, menyarankan pemerintah fokus menjadikan semua sekolah sebagai sekolah unggulan, alih-alih menciptakan segregasi berdasarkan kelas sosial.

Menurutnya, sejarah menunjukkan bahwa pendidikan eksklusif hanya memperkuat kebodohan struktural.

Sementara itu, Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim, memperingatkan potensi segregasi sosial akibat kebijakan ini.

Ia mengingatkan bahwa Pasal 3 dan 4 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan pendidikan yang inklusif, non-diskriminatif, demokratis, dan berkeadilan.

Selain berpotensi menimbulkan segregasi sosial, kata Salim, Sekolah Rakyat yang digagas Kemensos dan Sekolah Unggulan yang digagas Kemendiktisaintek, juga dikhawatirkan semakin memperparah masalah tumpang tindih kebijakan di sektor pendidikan.

Apalagi, selain Kemensos dan Kemendiktisaintek, ada pula Kemendikdasmen dan Kementerian Agama yang telah lebih dulu mengelola pendidikan dasar dan menengah. 
 


Terkait

Tiba-tiba Sekolah Rakyat: Solusi atau Cuma Cari Simpatik
Rabu, 15 Januari 2025 | 20:26 WIB

Tiba-tiba Sekolah Rakyat: Solusi atau Cuma Cari Simpatik

Selain dinilai semakin mempertebal kesenjangan dan diskriminasi pendidikan, ide tersebut juga dianggap sebagai langkah mundur ke era kolonial.

Kasus Pemerkosaan Guru Terhadap Siswa di Grobogan: Membedah Motif Hingga Pola Pelaku Mengintai Korban
Rabu, 15 Januari 2025 | 16:08 WIB

Kasus Pemerkosaan Guru Terhadap Siswa di Grobogan: Membedah Motif Hingga Pola Pelaku Mengintai Korban

Lantas, apa sebenarnya yang ada dipikiran pelaku sehingga ia tega melakukan pemerkosaan kepada anak di bawah umur?

Sekolah Rakyat vs Sekolah Unggulan: Akankah Indonesia Kembali ke Era Kolonial?
Rabu, 15 Januari 2025 | 14:50 WIB

Sekolah Rakyat vs Sekolah Unggulan: Akankah Indonesia Kembali ke Era Kolonial?

Sekolah Rakyat vs. Sekolah Unggulan: Akankah Indonesia Kembali ke Era Kolonial?

Membongkar Sesat Pikir Warganet Memandang Kasus Guru Perempuan Perkosa Siswa di Grobogan: Mengapa Korban Bungkam?
Rabu, 15 Januari 2025 | 08:00 WIB

Membongkar Sesat Pikir Warganet Memandang Kasus Guru Perempuan Perkosa Siswa di Grobogan: Mengapa Korban Bungkam?

Di Indonesia, kekerasan seksual terhadap laki-laki masih dianggap remeh. Reaksi warganet terhadap kasus YS mencerminkan budaya toxic masculinity yang masih kuat.

Terbaru
Wewenang Baru DPR RI: Pengawasan atau Ancaman bagi Lembaga Negara? Kamis, 06 Februari 2025 | 23:00 WIB

Wewenang Baru DPR RI: Pengawasan atau Ancaman bagi Lembaga Negara?

Lantas, apa sebenarnya motif di balik lolosnya aturan tersebut? 

Suara Sumbang Buat Wakil Rakyat Selasa, 04 Februari 2025 | 06:43 WIB

Suara Sumbang Buat Wakil Rakyat

DPR sebagai lembaga negara yang menjadi 'tempat kerja' wakil rakyat menghasilkan regulasi kerap berada di urutan ketiga ataupun kedua dari posisi buncit.

100 Hari Prabowo-Gibran, Antara Citra dan Kinerja Jum'at, 24 Januari 2025 | 19:31 WIB

100 Hari Prabowo-Gibran, Antara Citra dan Kinerja

Setidaknya 80,9 persen responden menyatakan puas dengan Pemerintahan 100 hari Prabowo-Gibran.

Rapor Buruk Kabinet Gemuk Prabowo-Gibran Kamis, 23 Januari 2025 | 20:00 WIB

Rapor Buruk Kabinet Gemuk Prabowo-Gibran

Apakah Prabowo Subianto akan melakukan reshuffle kabinet pada 100 hari pertama kepemimpinannya? Siapa saja yang akan diganti?