Prabowo-Megawati Mesra di Hari Pancasila: Jokowi dan Gibran Jadi Ganjalan PDIP?
Home > Detail

Prabowo-Megawati Mesra di Hari Pancasila: Jokowi dan Gibran Jadi Ganjalan PDIP?

Muhammad Yasir | Yaumal Asri Adi Hutasuhut

Selasa, 03 Juni 2025 | 21:42 WIB

Suara.com - PRESIDEN Prabowo Subianto tampak akrab lagi dengan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri. Keakraban mereka terlihat pada Peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin, 2 Juni 2025.

Ini kali pertama mereka tampil di hadapan publik sejak Prabowo menjabat sebagai presiden. Meski sebelumnya mereka sempat bertemu secara tertutup usai lebaran lalu di kediaman Megawati, Menteng, Jakarta Pusat.

Pada saat pertemuan itu Prabowo menunjukan sikap bersahabatnya kepada Megawati. Bahkan Prabowo membuat Megawati tersenyum karena pujiannya.

"Ibu agak kurus Bu. Waduh luar biasa, Ibu kurus. Ibu berhasil dietnya," kata Prabowo di sela-sela acara kenegaraan tersebut.

Kian mesra hubungan keduanya pun dinilai sebagai sinyal PDI Perjuangan merapat ke Pemerintahan Prabowo. Pengamat komunikasi politik Citra Institute, Yusak Farchan menilai secara informal PDIP sudah menjadi bagian koalisi pemerintahan Prabowo.

Presiden Prabowo Subianto (kanan) bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (kiri), Presiden ke-5 sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Pengarah Badan Pembina Ideologi Pancasila Megawati Soekarnoputri (kedua kiri) dan Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno (ketiga kiri) mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta, Senin (2/6/2025). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc]
Presiden Prabowo Subianto (kanan) bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (kiri), Presiden ke-5 sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Pengarah Badan Pembina Ideologi Pancasila Megawati Soekarnoputri (kedua kiri) dan Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno (ketiga kiri) mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta, Senin (2/6/2025). [Antara/Muhammad Adimaja/foc]

Menurutnya sikap PDIP belum mengumumkan secara resmi karena masih ada proses negosisasi, antara keduanya belum menemukan titik temu. Hal itu bisa saja terkait kursi bagi PDIP di Kabinet Merah Putih.

Selain itu, PDIP juga masih terganjal dengan pengaruh mantan Presiden Joko Widodo di pemerintahan Prabowo. Pun keberadaan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden.

"Ini berkelindan dengan manuver pemakzulan Gibran juga. Ya akan lebih nyaman PDIP bergabung di dalam kalau enggak ada Gibran," ujar Yusak kepada Suara.com, Selasa, 3 Juni 2025.

Sebagaimana diketahui gerakan upaya untuk melengserkan Gibran belum reda. Setelah mengirimkan surat kepada Prabowo, Forum Purnawirawan Prajurit TNI telah menyurati DPR, DPD dan MPR RI yang poinya mendorong parlemen segera membahas pemakzulan Gibran. Surat itu pun telah diterima lewat Kesekjenan DPR RI.

Yusak berpendapat upaya pemakzulan Gibran akan semakin masif jika PDIP terlibat. Menurutnya, jika hanya diinisiasi oleh Forum Purnawirawan Prajurit TNI dan masyarakat sipil, tidak mengakibatkan turbolensi politik.

PDIP Gabung Koalisi Informal

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga memiliki pandangan yang sama. Belum resminya PDIP bergabung dengan pemerintahan Prabowo karena terganjal dengan keberadaan Gibran. Karena itu Megawati lebih memilih menjadi bagian koalisi informal Prabowo.

"Bagi Megawati masuk koalisi secara formal sama saja mengakui keberadaan Gibran. Hal itu prinsip bagi Megawati. Sebab, mengakui Gibran sama saja menelan air liurnya sendiri," kata Jamiluddin kepada Suara.com.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Prabowo Subianto. (tangkap layar)
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Prabowo Subianto. (tangkap layar)

Aksi tampil perdana Prabowo dan Megawati di hadapan publik juga dinilai sebagai pertanda kian eratnya hubungan kedua tokoh politik itu. Terlebih Prabowo memberikan pujian bersifat pribadi kepada Megawati.

Prabowo yang memuji Megawati karena berhasil diet menandakan hubungan keduanya seperti adik kakak. Sebab, kata Jamiluddin, pujian personal antara pria dan wanita umumnya terjadi bila hubungan sudah dekat.

"Dengan hubungan yang begitu erat, tentu tak ada masalah buat mereka untuk berkoalisi. Koalisi Prabowo-Megawati akan terus semakin menguat walaupun PDIP secara resmi tidak masuk dalam pemerintahan," tuturnya.

Di sisi lain, kemesraan yang ditampilkan Prabowo dan Megawati mendapatkan respon positif dari kader PDIP dan Gerinda. Ketua DPP PDIP Said Abdullah bahkan menyebut momentum itu seperti ketika Buya Hamka menjadi imam salat jenazah Presiden Soekarno.

"Kita juga teringat bagaimana Buya Hamka menjadi imam salat jenazah Presiden Soekarno, padahal hubungan mereka berdua cukup keras dalam soal politik," ujarnya.

Sementara Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menyebut pertemuan antara Megawati dan Prabowo akan sering terlihat. Ke depan, katanya, tidak menutup kemungkinan keduanya bertemu kembali. Dia pun menceritakan suasana pertemuan itu berlangsung dengan hangat dan akrab.

"Penuh kekeluargaan dan saling banyak bercanda," katanya.

Hubungan antara Prabowo dan Megawati sempat mengalami fase naik turun. Prabowo pernah menjadi calon wakil presiden mendampingi Megawati pada Pemilihan Umum 2009 melawan SBY-Boediono, serta JK-Wiranto.

Namun, hubungan mereka renggang pada Pemilihan Umum 2014. Ketika itu Megawati dengan PDIP memilih mengusung Jokowi sebagai calon presiden. Padahal sebelumnya telah terjalin perjanjian bahwa Megawati akan mengusung Prabowo di Pilpres 2014.

Kemudian pada Pemilu 2019, Megawati dan Prabowo berada pada jalan yang berbeda. PDIP kembali mengusung Jokowi yang berpasangan dengan Ma’ruf Amin.

Setelah kalah berlaga di Pilpres 2019, Prabowo lewat Gerindra memilih bergabung dengan pemerintahan Jokowi yang didukung PDIP. Hubungan keduanya pun kembali membaik. Prabowo mendapat posisi sebagai menteri pertahanan.

Lalu pada Pemilihan Umum 2024 hubungan Prabowo dengan Megawati kembali merenggang. Hal itu karena manuver politik Jokowi yang mengusung putranya, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo. Padahal Jokowi adalah kader PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.


Terkait

'Menepuk Air di Dulang': Kala Prabowo Tuduh LSM Dibiayai Asing
Selasa, 03 Juni 2025 | 19:17 WIB

'Menepuk Air di Dulang': Kala Prabowo Tuduh LSM Dibiayai Asing

"Ketakutan pada asing, kekhawatiran pada asing, padahal dia sendiri menerima bantuan-bantuan dari asing," kata Ignatius.

Istana Respons Isu Megawati Tak Ajak Ngobrol Gibran Saat Ketemu di Kemenlu, Begini Katanya
Selasa, 03 Juni 2025 | 18:19 WIB

Istana Respons Isu Megawati Tak Ajak Ngobrol Gibran Saat Ketemu di Kemenlu, Begini Katanya

Momen pertemuan mereka di holding room Gedung Pancasila dalam rangka upacara peringatan Hari Lahir Pancasila

Prabowo Nilai Kelebihan dan Kekurangan Menteri, Siapa yang Masih Bisa Dipertahankan
Selasa, 03 Juni 2025 | 16:31 WIB

Prabowo Nilai Kelebihan dan Kekurangan Menteri, Siapa yang Masih Bisa Dipertahankan

Perihal reshufle hanya Presiden Prabowo Subianto yang memiliki hak untuk menyampaikan sekaligus melakukannya.

Terbaru
Nadiem Makarim di Pusaran Dugaan Korupsi Laptop Triliunan Rupiah
polemik

Nadiem Makarim di Pusaran Dugaan Korupsi Laptop Triliunan Rupiah

Rabu, 04 Juni 2025 | 19:59 WIB

"Sebagai pemimpin tertinggi dalam suatu lembaga, tidak mungkin dia (Nadiem) tidak tahu program yang dilakukan anak buahnya," ujar Dewi.

Sengkarut Haji Furoda: Antara Ketidakpastian dan Minim Perlindungan polemik

Sengkarut Haji Furoda: Antara Ketidakpastian dan Minim Perlindungan

Rabu, 04 Juni 2025 | 18:06 WIB

Ribuan calon haji furoda gagal berangkat karena visa Mujamalah tak terbit. Revisi UU PIHU perlu atur furoda lebih baik demi lindungi jemaah.

Pigai dan Budi Arie Konsisten Dapat Rapor Merah, Berlakukah Ultimatum Presiden Prabowo? polemik

Pigai dan Budi Arie Konsisten Dapat Rapor Merah, Berlakukah Ultimatum Presiden Prabowo?

Rabu, 04 Juni 2025 | 15:14 WIB

Prabowo beri ultimatum pejabat tak becus untuk mundur, jika tidak akan dipecat. Survei IPO soroti kinerja sejumlah menteri, Pigai dan Budi Arie teratas layak di-reshuffle.

Sekolah Pagi Buta: Antara Ambisi Dedi Mulyadi dan Tumbuh Kembang Anak polemik

Sekolah Pagi Buta: Antara Ambisi Dedi Mulyadi dan Tumbuh Kembang Anak

Rabu, 04 Juni 2025 | 07:39 WIB

Pendidikan bukan perlombaan bangun paling pagi, tapi perjalanan tumbuh bersama. Dalam perjalanan itu, tubuh, jiwa, dan suara anak layak didengarbukan diabaikan, ujar Bukik.

'Menepuk Air di Dulang': Kala Prabowo Tuduh LSM Dibiayai Asing polemik

'Menepuk Air di Dulang': Kala Prabowo Tuduh LSM Dibiayai Asing

Selasa, 03 Juni 2025 | 19:17 WIB

"Ketakutan pada asing, kekhawatiran pada asing, padahal dia sendiri menerima bantuan-bantuan dari asing," kata Ignatius.

PSI Sudah Siap, Tapi Jokowi Masih Kalkulasi: Ada Apa di Balik Keraguannya? polemik

PSI Sudah Siap, Tapi Jokowi Masih Kalkulasi: Ada Apa di Balik Keraguannya?

Selasa, 03 Juni 2025 | 15:08 WIB

PSI perpanjang pendaftaran ketua umum hingga 23 Juni 2025, di tengah wacana Jokowi ambil alih. Namun, analis menilai wacana Jokowi ambil alih PSI kurang strategis.

Haji Ilegal: Literasi Rendah dan Motivasi Keagamaan Berlebih polemik

Haji Ilegal: Literasi Rendah dan Motivasi Keagamaan Berlebih

Selasa, 03 Juni 2025 | 07:38 WIB

Faktornya adalah karena panjangnya antrean haji reguler, mahalnya biaya haji khusus atau furoda, hingga maraknya praktik travel umroh-haji ilegal.