Stop Jadikan Game Kambing Hitam! Pahami Pentingnya Rating Usia
Home > Detail

Stop Jadikan Game Kambing Hitam! Pahami Pentingnya Rating Usia

Agung Pratnyawan

Sabtu, 25 Januari 2025 | 11:00 WIB

Suara.com - Sering dengar kan, kalau ada anak yang berbuat kasar, langsung deh game yang disalahkan. "Gara-gara main game kekerasan tuh!" Begitu kira-kira celetukan yang sering terdengar. 

Padahal, menyalahkan game begitu saja itu terlalu sederhana, lho. Ada banyak faktor yang mempengaruhi perilaku anak, dan game hanyalah salah satunya. 

Kabar baiknya, ada solusi yang bisa membantu kita meminimalisir dampak negatif game, yaitu dengan memahami dan menerapkan rating usia.

Realitas Konten Game

Memang betul, ada beberapa game yang berisi adegan kekerasan, bahasa kasar, atau konten dewasa lainnya yang jelas nggak cocok buat anak-anak. Ada tembak-tembakan, perkelahian, bahkan adegan yang bikin kita sebagai orang dewasa pun merasa ngeri.

Tapi, perlu diingat juga, nggak semua game dibuat untuk anak-anak. Ada game yang memang ditujukan untuk orang dewasa, dengan cerita dan tema yang lebih kompleks dan matang. Jadi, wajar saja kalau ada konten yang "dewasa" di dalamnya.

Rating Usia: Panduan yang Jelas

Nah, di sinilah pentingnya rating usia. Rating usia ini semacam panduan yang memberi tahu kita game ini cocok dimainkan untuk usia berapa. 

Di Indonesia, kita punya IGRS (Indonesia Game Rating System). IGRS ini sebenarnya sudah diluncurkan sejak tahun 2016, lho! 

Tepatnya, soft launching situs IGRS.ID diadakan di acara BEKRAF Game Prime 2016 pada tanggal 29-30 November. 

Seperti yang dikutip dari situs resmi Kominfo, peluncuran situs ini merupakan bentuk penerapan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 11 Tahun 2016 tentang Klasifikasi Permainan Interaktif Elektronik sekaligus pengenalan Indonesia Game Rating System (IGRS) kepada masyarakat.

IGRS punya beberapa kategori usia, di antaranya:

  • SU (Semua Umur): Game ini aman dimainkan oleh siapa saja, dari anak-anak sampai orang dewasa. Kontennya biasanya ringan dan menghibur.
  • 3+: Game untuk anak-anak usia 3 tahun ke atas. Biasanya game-game edukasi atau game sederhana yang melatih motorik halus.
  • 7+: Game untuk anak-anak usia 7 tahun ke atas. Mungkin ada sedikit adegan yang agak "menegangkan" atau kekerasan ringan, tapi masih dalam batas wajar.
  • 13+: Game untuk remaja usia 13 tahun ke atas. Kontennya bisa lebih kompleks, mungkin ada adegan kekerasan yang lebih intens atau bahasa yang kurang sopan.
  • 18+: Nah, ini khusus untuk orang dewasa. Kontennya bisa sangat eksplisit, mulai dari kekerasan yang brutal, adegan seksual, sampai penggunaan obat-obatan terlarang.
Rating usia IGRS. [ist]
Rating usia IGRS. [ist]

Penting untuk diingat, rating usia ini adalah panduan, bukan larangan. Artinya, orang tua tetap punya hak untuk menentukan game mana yang boleh dimainkan anaknya, meskipun sudah ada rating usianya.

Peran Penting Orang Tua

Rating usia memang penting, tapi yang paling penting tetaplah peran aktif orang tua. Rating usia itu cuma alat bantu, pengawasan dan pendampingan orang tua tetap nomor satu. 

Orang tua juga diharapkan mencari tahu tentang game apa yang dimainkan anaknya. Juga memberikan pemahaman akan arti rating usia yang disematkan dalam game.

Sistem Rating di Berbagai Negara

Selain IGRS di Indonesia, ada juga sistem rating di negara lain, seperti ESRB di Amerika Utara, CERO di Jepang, dan PEGI di Eropa. 

Adanya sistem rating ini menunjukkan bahwa masalah konten game ini sudah menjadi perhatian global.

Rating usia ESRB. [wikipedia common]
Rating usia ESRB. [wikipedia common]

IGRS sebagai Solusi Praktis

Jadi, IGRS dan sistem rating lainnya itu bisa jadi "senjata" ampuh buat orang tua dalam memilih game yang tepat untuk anak. 

Misalnya, saat beli game di toko atau di platform digital seperti Google Play Store, App Store, atau Steam, perhatikan rating usianya. Informasi ini biasanya ditampilkan dengan jelas di kemasan atau halaman detail game.

Game nggak serta merta bikin anak jadi kasar. Rating usia itu panduan penting, tapi peran orang tua jauh lebih penting. Orang tua harus lebih aktif dan bijak dalam memilih game untuk anak-anak. 

Dengan memanfaatkan IGRS dan melakukan pendampingan yang tepat, kita bisa memastikan anak-anak tetap bisa menikmati game dengan aman dan bahkan mendapatkan manfaat positifnya. Karena, kalau dimainkan dengan bijak, game juga bisa kok melatih kemampuan berpikir, kreativitas, dan bahkan kemampuan berbahasa Inggris.


Terkait

3 Hero Early Game Terbaik di META Mobile Legends Januari 2025
Jum'at, 24 Januari 2025 | 14:45 WIB

3 Hero Early Game Terbaik di META Mobile Legends Januari 2025

Kenali 3 hero early game terbaik di Mobile Legends yang bisa mendominasi sejak awal pertandingan. Cocok untuk strategi agresif dan kemenangan cepat!

Terbaru
Kenapa Remaja Sekarang Dinilai Semakin Nekat Berbuat Kriminal dan Kejahatan Lainnya?
polemik

Kenapa Remaja Sekarang Dinilai Semakin Nekat Berbuat Kriminal dan Kejahatan Lainnya?

Sabtu, 25 Januari 2025 | 10:10 WIB

Kasus kriminalitas yang dilakukan ABG makin nekat, psikolog sarankan orang tua lakukan tindakan preventif ini.

Patrick Kluivert vs Alex Pastoor: Si Asisten Lebih Kompeten polemik

Patrick Kluivert vs Alex Pastoor: Si Asisten Lebih Kompeten

Sabtu, 25 Januari 2025 | 09:00 WIB

Alex Pastoor yang menjabat sebagai asisten pelatih timnas Indonesia justru dianggap lebih kompeten ketimbang Patrick Kluivert.

Remake Lagi, 'A Business Proposal' Bukti Industri Film Indonesia Miskin Ide? nonfiksi

Remake Lagi, 'A Business Proposal' Bukti Industri Film Indonesia Miskin Ide?

Sabtu, 25 Januari 2025 | 09:00 WIB

Di dunia yang penuh ketidakpastian, manusia merindukan kisah cinta sederhana yang manis dan menghibur.

Bom Waktu di Balik Kebijakan Populis Prabowo-Gibran: Siap-Siap Kelas Menengah Paling Terdampak polemik

Bom Waktu di Balik Kebijakan Populis Prabowo-Gibran: Siap-Siap Kelas Menengah Paling Terdampak

Jum'at, 24 Januari 2025 | 19:00 WIB

Survei yang dilakukan pada 4-10 Januari 2025 ini mengungkapkan bahwa masyarakat kelas ekonomi bawah mencatat kepuasan tertinggi, yakni 84,7 persen.

100 Hari Gibran di Pemerintahan, Simbol atau Sekadar Bayangan? polemik

100 Hari Gibran di Pemerintahan, Simbol atau Sekadar Bayangan?

Jum'at, 24 Januari 2025 | 16:24 WIB

Belum ada yang khas dari Gibran pada 100 hari pertama masa kerjanya.

Wacana Amnesti untuk Tahan Politik: Solusi atau Ilusi Penyelesaian Konflik di Papua? polemik

Wacana Amnesti untuk Tahan Politik: Solusi atau Ilusi Penyelesaian Konflik di Papua?

Jum'at, 24 Januari 2025 | 13:42 WIB

Ini bukan solusi akhir untuk mengakhiri kekerasan dan konflik bersenjata di Papua.

Jebakan Wakil Rakyat Menggiring Kampus ke Lubang Tambang polemik

Jebakan Wakil Rakyat Menggiring Kampus ke Lubang Tambang

Jum'at, 24 Januari 2025 | 10:01 WIB

Ia beralasan bahwa biaya kuliah setiap mahasiswa di perguruan tinggi negeri (PTN) belum sepenuhnya ditanggung negara.