Review A Normal Woman, Saat Kecantikan Tak Mampu Bikin Hidup jadi Sempurna
Home > Detail

Review A Normal Woman, Saat Kecantikan Tak Mampu Bikin Hidup jadi Sempurna

Yohanes Endra

Sabtu, 26 Juli 2025 | 09:05 WIB

Suara.com - Film A Normal Woman akhirnya tayang di Netflix pada 24 Juli 2025, menjadi karya terbaru sutradara Lucky Kuswandi setelah Dear David (2023) dan Ali & Ratu Ratu Queens (2021).

Meski masih satu genre, Lucky Kuswandi menyajikan film A Normal Woman dengan lebih berani. Lebih tepatnya, film ini menyuguhkan sebuah drama psikologi yang membuat perasaan penonton ikut naik turun, hanyut mengikuti perasaan para karakternya.

A Normal Woman merupakan film pertama Soda Machine Films, sebuah rumah produksi yang didirikan Lucky Kuswandi bersama Kevin Ryan Himawan sebagai produser.

Dibintangi Marissa Anita dan Dion Wiyoko, film A Normal Woman bercerita tentang apa? Simak ulasannya berikut ini tanpa takut kena spoiler.

Menyingkap Kehidupan Sosialita Zaman Now

Adalah Milla, seorang sosialita yang kehidupannya dipandang sempurna sebagai fokus utama film A Normal Woman.

Jonathan suami Milla bukan hanya tampan, tetapi juga anak tunggal dari keluarga konglomerat.

Namun yang tak semua orang tahu, Milla cukup tertekan tinggal bersama Liliana sang mertua.

Apa pun yang diperbuat Milla rasanya selalu salah, tipikal para mertua dalam cerita-cerita yang dibicarakan di media sosial saat ini.

Sedangkan Liliana merasa berhak bersikap demikian lantaran Milla mendapatkan hidup yang mewah dari keluarganya.

Review Film A Normal Woman. [Instagram]
Review Film A Normal Woman. [Instagram]

Milla juga harus berhadapan dengan putrinya, Angel, yang beranjak remaja dan mulai main media sosial.

Wajah Angel yang tidak secantik ibunya membuat ia kena rundung, seberapa pun ia menunjukkan bakatnya di dunia fashion.

Suatu waktu, Milla menderita ruam di kulit leher yang menyebar cepat ke setengah hingga hampir seluruh wajahnya.

Dokter menyatakan Milla sehat dari hasil tes-tes yang dijalaninya. Bukan hanya ruam, Milla pun berhalusinasi akan sosok anak perempuan bernama Grace dengan wajah mengerikan.

Ruam dan halusinasi yang dialami Milla perlahan mengungkap rahasia yang sudah lama berusaha ditutupi oleh sang ibu tentang identitasnya selama ini.

Plot yang Terlalu Terburu-buru

Setelah menonton film A Normal Woman, penulis merasa cerita Milla diselesaikan secara terburu-buru.

Berbagai pertanyaan muncul di benak: bagaimana bisa begini, bagaimana bisa begitu?

Tentu untuk menceritakan sebuah masalah yang kompleks, waktu 1 jam 50 menit dalam sebuah film kurang cukup.

Namun penulis menilai, pendahuluan ceritanya terlalu lama, tetapi juga sekaligus belum menceritakan apa-apa.

Penyelesaian cerita baru dimulai setelah film berjalan lebih dari satu jam, membuat ending-nya memiliki kesan terburu-buru.

Banyak pula plot hole alias lubang, yang sehabis menonton A Normal Woman, rasanya belum selesai 'ditambal'.

Review Film A Normal Woman. [Instagram]
Review Film A Normal Woman. [Instagram]

Isu Sosial yang Relevan

Kendati begitu, ide cerita film A Normal Woman sangat menarik dengan mengangkat isu-isu sosial yang relevan dewasa ini.

Penulis mencari tahu, benarkah ruam dapat disebabkan oleh stres? Dan ternyata memang benar!

Liliana mertua Milla yang diperankan Widyawati merupakan gambaran sosok ibu, mertua, atau orangtua yang saat ini dianggap ketinggalan zaman.

Perasaan menantunya kerap diremehkan, serta selalu dihubung-hubungkan kepada agama dan Tuhan. Padahal kita yang sekarang, dibentuk dari lingkungan maupun trauma di masa lalu, 'kan?

Alih-alih ke psikolog, baptis untuk umat Kristiani atau ruqyah untuk muslim akan menjadi solusi yang ditawarkan para orangtua semacam itu.

Sebagai anak tunggal dari keluarga konglomerat, Jonathan suami Milla yang diperankan Dion Wiyoko digambarkan sebagai sosok anak yang lebih mengutamakan ibunya.

Suami yang lebih memikirkan ibu ketimbang istri kerap menjadi perdebatan para pengguna media sosial sampai saat ini.

Lalu soal standar kecantikan, betapa mudah sekali jari kita mengatakan: "Kok ibunya cantik, anaknya begini, begitu?" melalui media sosial.

Atau ketika mengetahui seseorang menjalani operasi plastik, tuduhan-tuduhan 'membohongi publik' atau 'tidak bersyukur' harus siap dihadapi. Tapi kalau jelek, dihina. Maunya apa?

Ngomong-ngomong soal operasi plastik, ini agak spoiler. Nonton dulu film A Normal Woman biar paham ya!

Akting Marissa Anita dan Widyawati Ciamik! Tapi Gisel..

Meski agak kecewa dengan plot yang 'berlubang' dan rasanya sedikit terburu-buru, akting para pemeran di film A Normal Woman patut diacungi dua jempol!

Marissa Anita berhasil menyampaikan perasaan cemas dan kalut karakter Milla sehingga membuat penonton mudah berempati.

Widyawati pun sukses berperan sebagai mertua yang menyebalkan, suka ikut campur, sekaligus kolot.

Yang membuat penulis salah fokus adalah akting Mima Shafa sebagai Angel, anak semata wayang Milla dan Jonathan.

Buat yang belum tahu, Mima Shafa adalah putri Mona Ratuliu dan Indra Brasco. 

Mengikuti jejak orangtuanya, Mima akhirnya debut menjadi seorang aktris melalui film A Normal Woman.

Mima juga sukses berakting sebagai anak dari keluarga kaya raya yang hidupnya nggak bahagia-bahagia amat. Walau begitu, Angel sebenarnya anak yang manis dan selalu berpihak kepada ibunya.

Yang agak mengecewakan menurut penulis ialah akting Gisella Anastasia sebagai Erika.

Gisel rasanya kurang genit dan menggoda. Mantan istri Gading Marten tersebut juga kurang bisa menyampaikan niat jahatnya.

Atau mungkin, karena jam terbang Marissa Anita dan Widyawati yang lebih tinggi, akting Gisel jadi 'kebanting'? Cukup disayangkan.

Sebagai informasi, film layar lebar yang diperankan Gisel belum sampai 10 judul. Selain itu, basic Gisel memang penyanyi, bukan seorang aktris.

Terakhir, beberapa warning yang perlu diperhatikan: film A Normal Woman memberikan klarifikasi rating 18+ yang harus dipatuhi ya!

Sebab film ini menyuguhkan adegan dewasa serta 'mengganggu' seperti darah dan luka sehingga hanya boleh untuk penonton berusia 18 tahun ke atas.

Secara keseluruhan, dengan kurang dan lebihnya, film A Normal Woman masih layak tonton, kok.

Hanya saja, turunkan ekspektasi kalian, kecuali pada akting Marissa Anita yang super ciamik! Selamat menonton!

Kontributor : Neressa Prahastiwi


Terkait

Bosan dengan MCU dan DC? Ini 10 Film Superhero Orisinal Terbaik
Kamis, 24 Juli 2025 | 21:20 WIB

Bosan dengan MCU dan DC? Ini 10 Film Superhero Orisinal Terbaik

Ternyata film superhero tidak melulu produksi Marvel atau DC Comics orisinalitas film-film ini bisa jadi pilihan buat kamu.

Sinopsis Film A Normal Woman: Hidup Sempurna Marissa Anita Digerogoti Penyakit Misterius
Kamis, 24 Juli 2025 | 21:10 WIB

Sinopsis Film A Normal Woman: Hidup Sempurna Marissa Anita Digerogoti Penyakit Misterius

Film A Normal Woman yang sudah tayang di Netflix menceritakan kehidupan seorang sosialita yang digerogoti penyakit misterius karena luka batin yang terpendam.

Terbaru
Pengalaman Tiga Hari di Pestapora 2025, Festival Musik yang Penuh Warna dan Kejutan
nonfiksi

Pengalaman Tiga Hari di Pestapora 2025, Festival Musik yang Penuh Warna dan Kejutan

Selasa, 09 September 2025 | 20:27 WIB

Catatan tiga hari Pestapora 2025, pesta musik lintas generasi.

Review Film The Conjuring: Last Rites, Penutup Saga Horor yang Kehilangan Taring nonfiksi

Review Film The Conjuring: Last Rites, Penutup Saga Horor yang Kehilangan Taring

Sabtu, 06 September 2025 | 08:00 WIB

Plot yang lemah, jumpscare yang klise, serta kurangnya ide segar membuat film terasa datar.

Review Panji Tengkorak, Tetap Worth It Ditonton Meski Meski Penuh Cacat nonfiksi

Review Panji Tengkorak, Tetap Worth It Ditonton Meski Meski Penuh Cacat

Sabtu, 30 Agustus 2025 | 08:00 WIB

Film ini justru hadir dengan nuansa kelam, penuh darah, dan sarat pertarungan.

'Sudahlah Tertindas, Dilindas Pula', Kesaksian Teman Affan Kurniawan yang Dilindas Rantis Brimob polemik

'Sudahlah Tertindas, Dilindas Pula', Kesaksian Teman Affan Kurniawan yang Dilindas Rantis Brimob

Jum'at, 29 Agustus 2025 | 13:04 WIB

Affa Kurniawan, driver ojol yang baru berusia 21 tahun tewas dilindas rantis Brimob Polda Jaya yang menghalau demonstran, Kamis (28/8) malam. Semua bermula dari arogansi DPR.

Review Film Tinggal Meninggal: Bukan Adaptasi Kisah Nyata tapi Nyata di Sekitar Kita nonfiksi

Review Film Tinggal Meninggal: Bukan Adaptasi Kisah Nyata tapi Nyata di Sekitar Kita

Sabtu, 23 Agustus 2025 | 09:00 WIB

Film Tinggal Meninggal lebih banyak mengajak penonton merenungi hidup ketimbang tertawa?

80 Tahun Indonesia Merdeka; Ironi Kemerdekaan Jurnalis di Antara Intimidasi dan Teror polemik

80 Tahun Indonesia Merdeka; Ironi Kemerdekaan Jurnalis di Antara Intimidasi dan Teror

Minggu, 17 Agustus 2025 | 15:38 WIB

Di usia 80 tahun kemerdekaan Indonesia, jurnalis masih menghadapi intimidasi, teror, hingga kekerasan.

Review Jujur Merah Putih One for All: Film yang Seharusnya Tidak Dibuat polemik

Review Jujur Merah Putih One for All: Film yang Seharusnya Tidak Dibuat

Sabtu, 16 Agustus 2025 | 11:46 WIB

Efek suaranya minim, mixing audionya berantakan, dan dubbing-nya seperti orang membaca teks sambil menunggu pesanan makanan datang.