Suara.com - Setelah sukses besar dengan Barbarian (2022), sutradara Zach Cregger kembali hadir dengan karya terbarunya yang berjudul Weapons. Lagi-lagi, ini bukan film horor biasa.
Weapons membawa penonton menyelami kisah penuh teka-teki yang melibatkan hilangnya anak-anak secara massal, misteri yang menggelayuti satu kota kecil, dan pertanyaan besar tentang kemanusiaan serta trauma kolektif.
Film ini dibuka dengan premis yang mengguncang, 17 anak-anak dari satu kelas tiba-tiba menghilang pada malam yang sama, tepat di jam 2:17.
Hanya satu siswa yang tersisa, Alex Lilly (Cary Christopher), dan seorang guru bernama Justine Gandy (Julia Garner) yang hancur secara emosional.
Dari situ, cerita berkembang secara non-linear, mengajak penonton menyelami perspektif beragam karakter yang terlibat dalam peristiwa mengerikan tersebut.
Filmnya memang terkesan lambat, tapi setiap adegan sukses membuat saya penasaran, apa yang akan terjadi selanjutnya? Dan, apa yang sebenarnya terjadi?
Alur Cerita yang Berlapis dan Membangun Ketegangan
Satu hal yang langsung mencolok dari Weapons adalah struktur narasinya.
Film ini tidak berjalan lurus dari awal ke akhir, melainkan dibagi dalam beberapa segmen berdasarkan sudut pandang karakter yang berbeda.
Ada Justine, sang guru yang merasa bersalah dan bingung, Archer Graff (Josh Brolin), ayah dari salah satu anak yang hilang, hingga Paul Morgan (Alden Ehrenreich), seorang polisi gegabah dengan hidup yang rumit.
Setiap segmen memberikan lapisan baru terhadap misteri yang sedang dihadapi kota tersebut.
Format penceritaan ini mengingatkan pada gaya novel Stephen King, dengan karakter-karakter kompleks yang semuanya punya "senjata emosional" masing-masing, baik berupa trauma, rasa bersalah, kemarahan, hingga harapan.
Meskipun awalnya terkesan lambat, pendekatan ini membuat Weapons terasa lebih dalam dan manusiawi.
Alih-alih hanya menyuguhkan jumpscare murahan dan teror visual, film ini bermain di ranah psikologis yang jauh lebih menyeramkan, ketakutan akan kehilangan dan pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi pada anak-anak itu.
Akting Kuat dari Deretan Pemeran Bintang
Salah satu kekuatan utama film ini adalah jajaran cast yang solid. Bahkan pemeran pendukung pun tampil sangat mengesankan.
Josh Brolin tampil meyakinkan sebagai ayah yang hancur namun tetap tegar, sementara Julia Garner memberikan performa emosional yang membuat penonton mudah berempati dengan karakternya.
Alden Ehrenreich, berhasil menampilkan sisi manusiawi seorang aparat hukum yang juga sedang bergelut dengan konflik pribadi.
Kehadiran Benedict Wong sebagai kepala sekolah dan Austin Abrams sebagai karakter kriminal yang misterius juga memperkaya narasi.
Semua pemain tampil total, menyajikan dinamika sosial dan psikologis yang intens dan realistis.
Sinematografi dan Atmosfer Mencekam
Secara teknis, Weapons tampil sangat rapi. Sinematografinya menonjolkan suasana kota kecil yang suram dan penuh rahasia, sementara sound design yang mencekam ikut mempertegas ketegangan emosional yang dibangun.
Tidak banyak efek berlebihan atau jumpscare murahan. Film ini lebih memilih menyiksa batin penonton secara perlahan, tapi sangat efektif.
Yang menarik, banyak elemen film ini yang terasa lucu, secara tak sadar mengundang tawa, terutama di bagian akhir. Untungnya, itu tidak mengganggu elemen horor.
Beberapa penonton mungkin merasa puas dengan ending-nya. Namun, ada juga yang menganggapnya kurang menggigit karena tidak memberikan jawaban pasti atas misteri utama.
Saya sendiri merasa puas, karena di situlah letak serunya. Kita dibuat kepikiran, dengan petunjuk-petunjuk yang cukup jelas.
Horor dengan Pesan Sosial dan Refleksi Emosional
Weapons bukan hanya tentang anak-anak yang hilang. Ini adalah refleksi sosial tentang bagaimana masyarakat merespons trauma kolektif.
Setiap karakter membawa luka dan pertanyaan eksistensial, yang membuat penonton merenungkan lebih dari sekadar apa yang terjadi, tetapi juga mengapa itu bisa terjadi.
Film ini juga secara cerdas menyoroti sisi gelap manusia, bahwa bahkan dalam upaya kita untuk menyelamatkan orang lain, kita bisa menyakiti mereka.
Tema ini terasa sangat relevan dengan kehidupan nyata, terutama di era di mana empati dan trauma sering kali tidak dipahami dengan benar.
Layak Tonton untuk Pencinta Horor yang Intelektual
Weapons adalah film horor yang berani, cerdas, dan penuh emosi. Bukan tontonan untuk mereka yang mencari hiburan ringan atau horor konvensional.
Namun, bagi penonton yang siap dengan cerita kompleks, atmosfer gelap, dan tema yang menggugah, ini adalah salah satu film terbaik tahun ini.
Meskipun ending-nya mungkin terasa terlalu "terbuka" bagi sebagian orang, Weapons tetap berhasil menjadi film yang membekas lama setelah layar bioskop mati. Bukan hanya menghibur, tetapi juga menantang dan menggugah.
Jika kamu bosan dengan horor mainstream yang hanya jualan jumpscare, Weapons adalah sajian horor yang tidak boleh dilewatkan.
Ceritanya menuntut perhatian, emosi, dan keberanian untuk melihat sisi kelam manusia.
Ini adalah pengalaman sinematik yang mendalam dan menyisakan banyak pertanyaan dalam benakmu. Jangan lupa, bawa teman, dan siapkan mental.
Kontributor : Chusnul Chotimah
Sutradara, Zach Cregger, ungkap proses recast total film Weapons usai mundurnya Pedro Pascal.
Film horor misteri Weapons tayang di bioskop Indonesia mulai 6 Agustus 2025. Simak sosok Julia Garner yang jadi pemeran utama sebagai Justine Gandy.
Weapons, film horor terbaru karya sutradara Barbarian, tayang di Indonesia 6 Agustus 2025. Simak 5 fakta menariknya yang bikin film ini wajib ditonton di bioskop!
Simak daftar 5 film Hollywood terbaru yang tayang Agustus 2025 di bioskop Indonesia. Mulai dari The Bad Guys 2, Freakier Friday, hingga Nobody 2 garapan Timo Tjahjanto!
Di balik derita para prajurit, terbentang sebuah skandal besar yang berpusat pada program ambisius era KSAD Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman.
Seperti apa sebuah kereta menghantui para penumpang di Korea? Jawabannya ada di film Ghost Train.
Film A Normal Woman ketolong akting Marissa Anita yang ciamik!
Awalnya film ini menjanjikan. Opening scene cukup solid dengan karakter yang tampaknya menarik.
Haruskan nonton web series-nya dulu sebelum nonton film Sore: Istri dari Masa Depan? Jawabannya ada di sini.
Rasanya seperti berwisata ke taman safari dengan koleksi dinosaurus kerennya. Seru, tapi mudah terlupakan.
"Dalam catatan sejarah itu tercantum Blang Padang (milik Masjid Raya), kata Cek Midi.