Senin, 01 Jan 2024
Ulah Arogan Menteri Satryo, Masuk Daftar Reshuffle Punggawa Kabinet Prabowo-Gibran?
Home > Detail

Ulah Arogan Menteri Satryo, Masuk Daftar Reshuffle Punggawa Kabinet Prabowo-Gibran?

Chandra Iswinarno | Yaumal Asri Adi Hutasuhut

Selasa, 21 Januari 2025 | 12:38 WIB

Suara.com - Belum genap 100 hari bekerja, Kabinet Merah Putih Prabowo Gibran kembali tercoreng atas dugaan sikap arogan dari Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Dugaan arogansi Satryo terungkap ketika aksi unjuk rasa dilakukan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemendiktisaintek di Gedung D Kemdiktisaintek, Jakarta pada Senin (21/1/2025).

Dalam aksinya mereka membawa spanduk yang menggambarkan arogansi sang menteri, 'Pak Presiden, Selamatkan Kami dari Menteri Pemarah, Suka Main Tampar dan Pecat.'

Spanduk berikutnya bertuliskan "Kami ASN, Dibayar oleh Negara, Bekerja untuk Negara, Bukan Babu Keluarga' dan juga "Institusi Negara Bukan Perusahaan Pribadi Satryo dan Istri."

Dugaan arogansi Satrio tergambar dari sejumlah peristiwa yang dialami salah satu pegawai di kementerian tersebut, Neni Herlina yang dimutasi sepihak tanpa adanya regulasi yang jelas oleh Satryo. Persoalan pun karena hal sepele, bermula dari meja di ruangan Satryo yang tak kunjung diganti.

Permintaan pergantian meja itu datang dari istri Satryo, Silvia Ratnawati Brodjonegoro. Ia meminta agar meja diganti karena dinilai 'tidak menghormati' pimpinan baru. Silvia pun kerap kali disebut ikut campur dalam urusan Kemendiktisaintek setelah suaminya menjabat.

Bahkan disebutkan sikap arogansi Satryo dipengaruhi sang istri. Sejumlah pegawai di Kemendiktisaintek mendapat ancaman pemecatan dari Silvia, jika tidak mengikuti keinginannya.

Tak hanya itu, sebuah rekaman suara berdurasi 3 menit 22 detik menunjukkan sikap arogansi Satryo. Dalam rekaman itu terdengar suara Satryo yang tersulut emosi kepada seseorang karena persoalan air yang tidak berfungsi di rumah dinasnya di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan.

Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai apa yang terjadi di internal Kemdiktisaintek dapat merusak citra dari kementerian tersebut.

Menurutnya urusan pribadi harus dipisahkan. Sebab kerja-kerja di lembaga publik seperti Kemdiktisaintek merupakan masuk dalam kebijakan yang bersifat institusional.

"Kalau institusi ya nggak bisa kemudian personal-personal masuk," kata Trubus kepada Suara.com.

Dampak yang lebih luas, terhadap tata kelola dalam kementerian tersebut yang dapat mengakibatkan terganggunya pelayanan publik. Disebutnya adanya konflik antara ASN dengan menteri mengindikasikan birokrasi yang bermasalah.

Kerja kementerian itu pun berpotensi tidak optimal. Terlebih menurut Trubus, hampir 100 hari bekerja, alih-alih memberikan prestasi, Kemdiktisaintek mala diwarnai konflik antara pegawai dengan menterinya.

Sejumlah aparatur sipil negara (ASN) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) membentangkan spanduk saat berunjuk rasa di Kantor Kemdiktisaintek, Jakarta, Senin (20/1/2025). [ANTARA FOTO/Sean Filo Muhamad/app/tom]
Sejumlah aparatur sipil negara (ASN) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) membentangkan spanduk saat berunjuk rasa di Kantor Kemdiktisaintek, Jakarta, Senin (20/1/2025). [ANTARA FOTO/Sean Filo Muhamad/app/tom]

"Kalau kebijakan publik kan bagaimana publik itu puas atas pelayanan yang diberikan suatu lembaga. Kalau lembaganya berantem terus, kan publik pada akhirnya tidak mendapatkan pelayanan yang baik," kata Trubus.

Sementara itu, Analis Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga menilai bahwa Presiden Prabowo Subianto sangat terbuka untuk melakukan perombakan kabinet atau reshuffle di 100 hari masa kerjanya.

Jamiluddin bahkan menilai dari kasus Menteri Satryo yang didemo pegawainya sendiri menunjukan bahwa yang bersangkutan tidak mampu untuk memimpin lembaganya.

"Akibatnya terjadi gejolak di lembaganya. Gejolak tersebut tentu dapat berimbas kepada presiden," ujarnya.

Ia mengemukakan setidaknya ada dua syarat yang perlu menjadi pertimbangan dalam melakukan reshuffle kabinet bagi Pemerintahan Prabowo.

Selain itu, ia juga menyebut persoalan kinerja dan ketidakmampuan mengelola organisasi dengan baik sewajarnya menjadi penilaian utama.

"Pertama, kinerja menteri tersebut sangat rendah. Artinya, kementerian yang dipimpinnya tidak memberi kontribusi yang memadai dalam hasil kerja 100 hari pertama Kabinet Prabowo-Gibran," kata Jamiluddin kepada wartawan, Selasa (21/1/2025).

Menteri yang memimpin kementerian dianggap lemah, sebab sang menteri tidak mampu menggerakkan SDM-nya untuk mencapai target kerja 100 hari yang ditetapkan presiden.

"Persoalan tersebut tentu presiden yang tahu. Sebab, yang memberi target itu presiden langsung kepada setiap menteri," katanya.

Kemudian yang kedua, reshuffle bisa dilakukan apabila menteri justru menjadi beban bagi presiden. Lantaran itu, ia menegaskan bahwa kasus Menteri Dikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro masuk kualifikasi tersebut.

Kontroversi Menteri Prabowo

Nama Satryo kini bersanding dengan sejumlah nama menteri di Kabinet Prabowo-Gibran yang menuai kontroversi dalam kurun waktu kurang dari 100 hari pemerintahan.

Sebelumnya, pada masa awal Pemerintahan Prabowo sebagai presiden, sejumlah menterinya sempat menuai kritikan dari publik.

Sebut saja nama Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra. Pada awal menjabat menteri, Yusril menyebut peristiwa 1988 bukan pelanggaran HAM berat.

Padahal, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyatakan peristiwa 1998 sebagai pelanggaran HAM berat. Belakangan, dia pun meralat pernyataannya dengan mengklaim wartawan yang mewawancarainya melontarkan pertanyaaan yang tidak jelas.

Kemudian, Menteri Desa dan Daerah Tertinggal Yandri Susanto. Namanya menuai kritik karena diduga menggunakan kop surat kementerian yang dipimpinnya dalam undangan acara haul ibunya. Yandri lantas memberikan klarifikasi menyebut hal itu di luar pengetahuannya.

Selain itu ada nama Natalius Pigai, Menteri Hak Asasi Manusia (HAM). Mantan aktivis ini malah mengeluarkan pernyataan yang menggemparkan publik sehari setelah dilantik.

Ia meminta anggaran untuk kementeriannya ditambah menjadi Rp 20 triliun. Mantan Komisioner Komnas HAM ini menilai anggaran Rp64 miliar untuk kementerian tidak cukup untuk mencapai visi Presiden Prabowo.


Terkait

Silsilah Keluarga Satryo Brodjonegoro yang Didemo ASN: Ayah Mantan Rektor UI dan Menteri Soeharto, Adik Menteri Jokowi!
Senin, 20 Januari 2025 | 22:29 WIB

Silsilah Keluarga Satryo Brodjonegoro yang Didemo ASN: Ayah Mantan Rektor UI dan Menteri Soeharto, Adik Menteri Jokowi!

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro, sedang jadi sorotan publik.

Rekaman Menteri Diktisaintek Marah Besar Beredar Luas, Anak Buah Jadi Sasaran Kemarahan
Senin, 20 Januari 2025 | 20:45 WIB

Rekaman Menteri Diktisaintek Marah Besar Beredar Luas, Anak Buah Jadi Sasaran Kemarahan

Pihak internal Kementerian mengonfirmasi kalau rekaman yang telah beredar luas di media sosial itu memang asli.

Potret ASN Kemendikti Saintek Demo Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro
Selasa, 21 Januari 2025 | 05:31 WIB

Potret ASN Kemendikti Saintek Demo Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro

Mereka menuntut keadilan dan sebagai bentuk solidaritas terhadap sejumlah pegawai yang diduga diperlakukan semena-mena Satryo.

Viral Rekaman Suara Menteri Satryo Ngamuk Gegara Air di Rumah Dinas Kosong, Anak Buah: Ampun Pak!
Senin, 20 Januari 2025 | 19:25 WIB

Viral Rekaman Suara Menteri Satryo Ngamuk Gegara Air di Rumah Dinas Kosong, Anak Buah: Ampun Pak!

"Tukang bohong, gimana sih? Alah pura-pura aja. Mana aman? Kamu pulang airnya mati kan," bentak Satryo lagi.

Terbaru
Dari Drama Air hingga WiFi, Menteri Rasa Raja Satryo Brodjonegoro
polemik

Dari Drama Air hingga WiFi, Menteri Rasa Raja Satryo Brodjonegoro

Selasa, 21 Januari 2025 | 08:00 WIB

Saya diusir layaknya penghuni kost yang tidak membayar sewa?

Program Sarapan Bergizi Gratis Pramono Anung-Rano Karno, Urgensi atau Cuma Sekadar Gengsi? polemik

Program Sarapan Bergizi Gratis Pramono Anung-Rano Karno, Urgensi atau Cuma Sekadar Gengsi?

Senin, 20 Januari 2025 | 19:00 WIB

Dia memastikan bahwa pelaksanaan program ini tidak akan mengganggu program lain yang sudah ada.

Bukalapak Diguyur Dana Segar IPO Malah Tidur Pulas polemik

Bukalapak Diguyur Dana Segar IPO Malah Tidur Pulas

Senin, 20 Januari 2025 | 15:10 WIB

Dulu, siapa yang tak kenal dengan euforia meledaknya Bukalapak? Startup lokal kebanggaan Indonesia ini pernah menyandang status 'unicorn'.

Setengah Hati Erick Thohir ke Danantara polemik

Setengah Hati Erick Thohir ke Danantara

Senin, 20 Januari 2025 | 13:01 WIB

Menteri BUMN Erick Thohir disebut-sebut kurang sreg dengan lembaga besutan Presiden Prabowo Subianto ini.

Bagaimana Gaya Pramono Anung-Rano Karno Memimpin Jakarta di Tengah Bayang Anies dan Ahok? polemik

Bagaimana Gaya Pramono Anung-Rano Karno Memimpin Jakarta di Tengah Bayang Anies dan Ahok?

Senin, 20 Januari 2025 | 11:50 WIB

Kemenangan Pramono-Rano di Pilkada lalu tak lepas dari pengaruh dua tokoh ini.

Saat BPJS Tidak Menanggung Semua Biaya Pengobatan, Asuransi Swasta Jadi Solusi? polemik

Saat BPJS Tidak Menanggung Semua Biaya Pengobatan, Asuransi Swasta Jadi Solusi?

Jum'at, 17 Januari 2025 | 22:46 WIB

Urun biaya hanya digunakan untuk pengobatan tambahan yang tidak fundamental, misalnya tambahan vitamin.

Membaca Manuver Politik Jokowi di Balik Hubungan Prabowo-Megawati yang Kian Mesra polemik

Membaca Manuver Politik Jokowi di Balik Hubungan Prabowo-Megawati yang Kian Mesra

Jum'at, 17 Januari 2025 | 17:42 WIB

Penyebabnya, hubungan mesra antara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.