Suara.com - Polisi memburu komplotan yang diduga terlibat perdagangan manusia terkait pengungsi Rohingya di Aceh. Enam orang ditangkap dalam sebulan terakhir, delapan lainnya masih jadi buronan.
TEMUAN mayat perempuan di sekitar pelabuhan Labuhan Haji, Aceh Selatan, pada Kamis, 17 Oktober 2024 lalu menghebohkan warga sekitar karena diduga pengungsi Rohingya. Keesokan harinya, sebuah kapal ditemukan terombang-ambing sekitar empat mil dari lepas pantai.
Polisi menyelidiki kapal tersebut dan menemukan lebih dari 150 pengungsi Rohingya di dalamnya, bersama dengan tiga mayat. Belakangan jumlah pengungsi yang ditemukan itu diketahui berjumlah 152 orang.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Aceh, Kombes Joko Krisdiyanto mengatakan para pengungsi Rohingya tersebut berangkat pada 9-12 Oktober 2024 dari Cox’s Bazar di Bangladesh, melintasi laut Andaman.
Mereka kemudian bergerak menuju perairan Aceh pada 13 Oktober 2024. Di Andaman, pengungsi Rohingya dipindahkan ke kapal nelayan KM Bintang Raseuki milik warga Labuhan Haji untuk dibawa ke daratan. Polisi menyebut kapal tersebut milik seorang warga berinisial H.
“Kapal yang membawa warga etnis Rohingya itu dibeli pelaku sekitar sebulan lalu dengan harga Rp580 juta," kata Joko beberapa waktu lalu.
Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Aceh, Kombes Ade Harianto mengatakan pengungsi Rohingya tersebut diduga telah tiba di perairan Aceh Selatan pada Rabu, 16 Oktober 2024.
Menurut Ade, rencananya para pengungsi Rohingya ini akan diteruskan ke Malaysia. Penelusuran polisi menunjukkan bahwa jumlah anggota rombongan itu awalnya 216 orang, tapi 50 orang diduga telah menuju Pekanbaru dengan biaya Rp20 juta, meskipun baru membayar Rp10 juta.
"Dari informasi yang didapat, mereka dilansir dari Andaman untuk dibawa ke daratan. Situasi ini mempertegas bahwa ini murni tindak pidana penyelundupan manusia," kata Ade.
Terkait dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) atau penyelundupan manusia di Aceh Selatan, Polda Aceh telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka berinisial F (35), A (33), dan I (32). Selain itu, delapan orang lainnya masih diburu.
Tiga Tersangka di Aceh Timur
Selain di Aceh Selatan, pada Kamis, 31 Oktober lalu, 96 pengungsi Rohingya juga mendarat di pantai Meunasah Asan, Madat, Aceh Timur. Enam orang di antaranya meninggal dunia.
Menurut Ketua Panglima Laot Aceh Miftachhuddin Cut Adek, para pengungsi Rohingya diduga diturunkan di lokasi terpencil yang jarang dikunjungi orang dan jauh dari permukiman.
“Mereka diturunkan, tapi kapalnya tidak diketahui keberadaannya,” tuturnya.
Polisi menyelidiki perkara ini dan pada hari yang sama menangkap tiga orang sebagai tersangka kasus penyelundupan manusia.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Aceh Timur, Iptu Adi Wahyu Nurhidayat membeberkan tiga tersangka tersebut adalah IS (38) warga Aceh Timur, AY (64) warga Aceh Timur, dan MH (41) warga Myanmar.
“Ketiga pelaku memiliki peran masing-masing,” kata Adi dalam konferensi pers di Aceh Timur, pada Selasa (5/11/2024).
MH disebut sebagai nakhoda kapal yang membawa pengungsi Rohingya dari Bangladesh ke Indonesia. Sementara IS menjemput Rohingya di perairan Padang Tiji Pidie, serta AY berperan sebagai pemilik kapal untuk menjemput di Pidie.
Menurut Adi, MH diberikan upah sebesar 200.000 Taka (sekitar Rp26,3 juta) oleh agen. Sementara itu, IS menerima Rp1 juta per orang, tetapi total yang dikirim untuk perbaikan kapal AY mencapai Rp128 juta. Adapun AY mendapatkan keuntungan sebesar Rp52,5 juta.
Indikasi Mafia Human Trafficking
Penjabat Gubernur Aceh Safrizal menilai adanya indikasi aktivitas mafia human trafficking atau perdagangan manusia dalam kedatangan pengungsi Rohingya ke Aceh. Namun, di sisi lain, ia juga menyampaikan keprihatinannya terkait situasi tersebut.
“Tapi di sisi lain, aktivitas human trafficking ini sudah keterlaluan,” katanya ketika diwawancarai jurnalis, Kamis (31/11).
Safrizal ketika itu meminta aparat penegak hukum untuk menyelidiki penyelundupan orang yang baru tiba di Aceh Timur.
“Dari aspek kemanusiaan kita berempati dan menolong. Tetapi sembari berempati dan menolong, hukum harus ditegakkan terhadap kasus penyelundupan ini,” katanya.
Sementara itu, Koordinator Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Aceh Azharul Husna meminta pemerintah memposisikan pengungsi Rohingya sebagai saksi dan korban dalam kasus tindak pidana perdagangan orang.
“Sehingga mereka wajib dilindungi,” kata Husna kepada Suara.com.
____________________________________
Kontributor Aceh: Habil Razali
"Kalau misalkan ada dana lebih atau emang duitnya nggak kepakai, ya gua mengalokasikan untuk investasi," ujar Sonia.
Dosen Unhas diskors 2 semester usai lecehkan mahasiswi bimbingan skripsi. Korban trauma, Satgas PPKS dinilai tak berpihak, bukti CCTV ungkap kebenaran.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti berencana dalam beberapa kesempatan menyampaikan rencana penggantian kurikulum Merdeka.
Bahkan sebagian dari kalangan ibu rumah tangga mengalihkan belanja kebutuhan pokok mereka, dari yang biasa beli ayam potong kini diganti beli tahu atau tempe.
Tragedi itu tak hanya merenggut nyawa Raden. Sebanyak 13 warga lainnya menjadi korban, beberapa menderita luka berat hingga harus dirawat intensif di rumah sakit.
Orang yang kecanduan judi online seperti halnya orang dengan kecanduan narkotika.
Kericuhan yang telah terjadi bukan sekadar permasalahan hukum an sich maupun problem sosial-kemasyarakatan belaka, tapi dampak buruk dari penetapan PIK 2 sebagai PSN.