"Walau bekerja di kalangan Syiah, saya tetap seorang Sunni, tulen," tutur Zainal.
Ia menuturkan, orang tuanya belum mengetahui dirinya kekinian memeluk Syiah.
Azan sayup-sayup terdengar dari masjid di sekitar ICC, namun, jemaah Syiah belum juga berbuka puasa.
"Kalau memaksa masuk itu pasti ditembaki. Itu pasti sudah peluru tajam. Bukan peluru karet lagi, tutur Nurman."
Bahkan, sejumlah kedai kopi milenial atau kafe juga menjadi pelanggan setianya.
Orang tua Fatima sempat tidak mendukung putrinya memakai cadar.
Dosen-dosen itu, tuturnya, melontarkan kalimat-kalimat yang tak mengenakkan kepada mahasiswi bercadar, termasuk dirinya.
Mahasiswi bercadar yang mengibarkan bendera HTI itu bukan aku. Bukan pula teman-temanku."