Babak baru kontroversi program makan bergizi gratis (MBG) yang telah berjalan beberapa waktu mulai terkuak. Pernyataan Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan mengenai anggaran untuk memenuhi program andalan Pemerintahan Prabowo-Gibran menjadi ihwalnya.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini menyebut butuh dana kurang lebih Rp 420 triliun untuk menjalankan program tersebut selama setahun penuh di semua wilayah.
Bak gayung bersambut, persoalan tersebut kemudian mendapat respons dari Ketua DPD Sultan Bahtiar Najamuddin yang mengungkapkan butuh sumber anggaran lain untuk memenuhi anggaran tersebut.
Bola liar mulai bergulir dengan pernyataan yang memancing respons negatif sejumlah tokoh hingga pihak istana.
"Bagaimana kita menstimulus agar masyarakat umum terlibat, saya kemarin juga berpikir kenapa tidak zakat kita yang luar biasa besarnya."
Pernyataan Sultan tersebut mendadak disambut riuh. Anggapan miring disertai asumsi pemerintah tidak cermat menghitung anggaran program yang bermuara pada Indonesia Emas 2045 itu membentuk keraguan bahwa program andalan ini berjalan ideal.
Sejumlah pihak terutama dari kalangan legislatif dan kelompok ormas keagamaan menilai pernyataan tersebut tidak pada tempatnya. Meski hanya sebatas pendapat, tentunya hal ini membuat polemik kian melebar.
Kelompok ekonom pun mulai mengkalkulasi kembali kemampuan keuangan negara dalam menopang program ambisius ini.
Dana ini belum mampu mencakup seluruh anak sekolah di Indonesia.
Ide penggunaan dana zakat tersebut merupakan lontaran Najamuddin dalam pendanaan makan bergizi gratis yang membuka tabir program Pemerintahan Prabowo-Gibran.
Bersatunya Megawati dan Prabowo menjadi tanda pengaruh Jokowi sudah luntur
Lantas, apa sebenarnya motif di balik lolosnya aturan tersebut?
DPR sebagai lembaga negara yang menjadi 'tempat kerja' wakil rakyat menghasilkan regulasi kerap berada di urutan ketiga ataupun kedua dari posisi buncit.
Setidaknya 80,9 persen responden menyatakan puas dengan Pemerintahan 100 hari Prabowo-Gibran.
Apakah Prabowo Subianto akan melakukan reshuffle kabinet pada 100 hari pertama kepemimpinannya? Siapa saja yang akan diganti?