Suara.com - Melanjutkan kisah Kang Mak, Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung hadir di bioskop mulai Kamis, 25 September 2025.
Sebagaimana diketahui, Kang Mak diadaptasi dari film Thailand berjudul Pee Mak yang sukses menjadi box office. Kang Mak bahkan berhasil menjadi salah satu film Indonesia terlaris tahun 2024.
Tak ayal Falcon Pictures memutuskan membuat spin-off Kang Mak meski film Pee Mak tidak memilikinya.
Mampukah Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung menyamai atau melebihi kesuksesan Kang Mak dari segi jumlah penonton?
Saya rasa bisa. Berikut ulasan film Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung tanpa khawatir kena spoiler!
Perahu Melaju ke Kampung Selanjutnya
Setelah menyelesaikan urusan Makmur alias Kang Mak dengan istrinya yang ternyata setan, Sari, Solah bersama Fajrul, Jaka, dan Supra melanjutkan perjalanan mereka pulang ke kampung halaman masing-masing.
Karena paling dekat dengan kampung Makmur, Solah Vincenzio tiba lebih dulu diantarkan Fajrul, Jaka, dan Supra dengan perahu.
Jaka dan Supra berniat mampir, tetapi Fajrul menolak. Sayangnya perjalanan mereka diusik Nenek Gayung sehingga akhirnya jadi mampir.
Apalagi Solah sudah sesumbar akan langsung menikahi sang kekasih, Dara Gonzales.
Namun Solah justru mendapati Dara dijodohkan dengan adiknya sendiri, Iqbal.
Solah bahkan dikira setan lantaran kabar yang tersiar di kampungnya menyebut ia sudah mati di medan perang.
Nenek Gayung yang menghantui Cisiliasari kampung Solah ternyata ada hubungannya dengan perjodohan Dara dan Iqbal.
Sebagai sahabat yang sudah seperti saudara, Fajrul, Jaka, dan Supra memutuskan untuk membantu Solah kembali mendapatkan Dara.
Cerita yang Segar tanpa Ekspektasi Berlebihan
Saya, mungkin, salah satu penonton yang kurang puas dengan film Kang Mak.
Setelah menonton Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung, saya rasa penyebabnya adalah ekspektasi yang berlebihan.
Sebab sebagai penggemar Pee Mak, saya punya ekspektasi Kang Mak bisa menyamai atau melebihi kelucuan film aslinya.
Sayangnya saat menonton Kang Mak, saya malah sibuk membanding-bandingkan: "Perasaan ceritanya nggak begini?"
Padahal namanya adaptasi, pasti disesuaikan dengan humor serta budaya negara setempat.
Salah satu yang bikin saya kecewa adalah tidak ada adegan 'transformer' di Kang Mak. Padahal itu yang saya rasa paling gong di Pee Mak!
Beda dengan Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung, saya tidak berekspektasi apa-apa saat menontonnya.
Yang ada hanya rasa penasaran: "Mau dibikin cerita kayak apa ya?" mengingat tidak ada spin off dalam film aslinya.
Alhasil, Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung terasa lebih lucu dan menyenangkan.
Kemunculan Andre Taulany, baik di film pertama maupun yang kedua, selalu berhasil mengundang tawa saya.
Indy Barends dan Asri Welas rasanya perlu mendapat sorotan lebih dalam film yang kembali digarap Herwin Novianto ini.
Keduanya tidak muncul di film pertama, tetapi menjadi 'nyawa' di Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung.
Di film Kang Mak, saya merasa ada ketakutan untuk menggunakan CGI meski akhirnya dihadirkan di akhir film.
Lagi-lagi karena membandingkan film Pee Mak, ada adegan yang seharusnya memakai CGI, tetapi di Kang Mak tidak.
Sementara film Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung terasa lebih berani menggunakan CGI dan sama sekali tidak aneh. Good job!
Pemilihan OST film Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung juga cukup jenius karena berhasil mengundang tawa hanya gara-gara mendengar lagu.
Apakah harus menonton Kang Mak untuk menikmati Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung? Jawabannya tidak, tetapi akan lebih seru apabila nonton dulu.
Banyak adegan di Kang Mak yang kembali muncul Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung. Adegan-adegan tersebut muncul untuk menambahkan konteks, bukan membuat penonton baru bingung kok.
Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung berhasil pula menghadirkan plot twist-plot twist 'kecil' di ending.
Mungkin karena saya tidak terlalu berpikir saat menonton sehingga plot twist-nya nggak ketebak dan cukup bikin puas.
Sejujurnya, sulit mencari kelemahan film Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung ini. Keseluruhannya menghibur (dan menakutkan, namanya aja film horor).
Karena itu, film Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung layak mendapat hype yang sama besarnya dengan Kang Mak.
Saya menonton di jam pertama pada hari pertama penayangannya, dan penontonnya cukup banyak loh! Semoga prediksi saya kali ini nggak meleset (karena seringnya begitu).
Secara keseluruhan, penilaian untuk Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung: ada yang mau dimandiin? (nonton yuk, biar paham).
Kontributor : Neressa Prahastiwi
Meriam Bellina ternyata sempat ngarep bermain sebagai kekasih tokoh Rawa.
Deretan film adaptasi karya Stephen King masih menjadi primadona dan wajib masuk dalam list tontonan
Didik Nini Thowok turut membagikan pengalamannya dalam dunia mistis tradisi-tradisi yang dibawakan dalam film.
Para penggemar akhirnya akan mendapatkan jawaban atas nasib Arisu dan Usagi setelah akhir musim kedua yang menggantung dengan kemunculan kartu Joker.
Film Afterburn adalah karya aksi pasca-apokaliptik yang gagal total karena cerita tidak logis, naskah yang lemah, dan eksekusi yang membosankan.
Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah berhasil meraih 420 ribu penonton meski berhadapan dengan film The Conjuring.
Catatan tiga hari Pestapora 2025, pesta musik lintas generasi.
Plot yang lemah, jumpscare yang klise, serta kurangnya ide segar membuat film terasa datar.
Film ini justru hadir dengan nuansa kelam, penuh darah, dan sarat pertarungan.
Affa Kurniawan, driver ojol yang baru berusia 21 tahun tewas dilindas rantis Brimob Polda Jaya yang menghalau demonstran, Kamis (28/8) malam. Semua bermula dari arogansi DPR.
Film Tinggal Meninggal lebih banyak mengajak penonton merenungi hidup ketimbang tertawa?