Suara.com - Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu akhirnya tayang di bioskop mulai Kamis, 12 Juni 2025.
Kepopuleran film Agak Laen yang juga berawal dari grup podcast komika membuat GJLS: Ibuku Ibu-Ibu pun amat ditunggu-tunggu.
Apalagi Agak Laen berhasil meraih lebih dari 9 juta penonton saat tayang di bioskop pada 1 Februari 2024.
Harapan untuk film yang dibintangi Hifdzi Khoir, Rigen Rakelna, dan Ananta Rispo ini sama meledaknya dengan Agak Laen tentu diperkirakan banyak orang.
Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu Bercerita tentang Apa?
Hifdzi, Rigen, dan Rispo yang dikenal sebagai trio GJLS berperan dengan nama mereka masing-masing. Mereka adalah putra dari Pak Tyo yang diperankan Bucek Depp.
Pengenalan karakter maupun inti cerita sudah secara blak-blakan disajikan di awal film.
Rispo hobi berjudi online, Hifdzi bekerja sebagai MC dangdut, dan Rigen menjadi pawang hujan.
Ketika sedang menjalani pekerjaan masing-masing, nama Kartini ibu mereka diumumkan meninggal dunia melalui suara toa masjid.
Kehidupan Hifdzi, Rigen, dan Rispo langsung beralih ke masa enam bulan setelah wafatnya ibu mereka.
Pak Tyo yang juragan kos-kosan kesulitan mengurus propertinya karena semula Kartini yang mengerjakan semuanya.
Tawaran untuk menjual kos-kosan seharga Rp 8 miliar pun datang, tetapi Pak Tyo menolak.
Di saat yang bersamaan, Rispo terlilit pinjaman online, Rigen menghilangkan mobil teman, dan pacar Hifdzi mendesak dinikahi karena sudah hamil.
Oleh sebab itu, Rispo, Rigen, dan Hifdzi ikut mendesak Pak Tyo ayah mereka untuk menjual kos-kosan.
Namun Pak Tyo malah jatuh cinta dengan penghuni kos baru bernama Feni (diperankan Nadya Arina) yang sanggup menggantikan Kartini mengurus propertinya.
Dengan segala cara, Rispo, Rigen, dan Hifdzi bekerja sama agar hubungan Pak Tyo dan Feni berakhir.
Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu Memang Gak Jelas Maksimal!
Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu bukan hanya nggak jelas di poster yang wajah para pemainnya diburamkan. Ceritanya juga sudah cukup nggak jelas 'kan?
Itu belum seberapa sebelum nonton film garapan Monty Tiwa ini secara keseluruhan!
Hal pertama yang penulis suka dari film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu adalah alurnya yang cepat.
Rasanya tidak ada yang dipanjang-panjangkan atau terlalu cepat. Konflik dan pengenalan karakter sudah disuguhkan sejak awal film.
Tak disangka juga kalau film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu menyisipkan genre musikal tipis-tipis.
Meski hanya satu lagu dengan tarian ala India, penulis menilainya sebagai suguhan yang menyegarkan di tengah kekocakan demi kekocakan yang disuguhkan.
Dialog-dialog para pemain, terutama Rispo, Rigen, dan Hifdzi juga terasa natural seperti percakapan sehari-hari.
Dari awal sampai akhir, penonton film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu akan diajak tertawa dengan porsi yang pas: tidak banyak, juga tidak kurang.
Saking naturalnya, editor memutuskan untuk tidak menyunting adegan-adegan yang menampilkan kesalahan aktor, yang biasanya dimunculkan di akhir film atau biasa disebut dengan istilah blooper.
Misalnya adegan Rispo berkedip saat ditampar yang di-cut sutradara, lalu Rispo mengeluh "Masa ditampar nggak kedip!"
Adegan-adegan seperti itu masuk ke dalam film 'utama' GJLS: Ibuku Ibu-Ibu seakan-akan kesalahan editor.
Bisa saja kesalahan editor apabila hanya ada satu blooper, tapi ternyata banyak loh!
Oh ya, jangan khawatir bagi yang tidak pernah menonton film podcast GJLS SHOW di GJLS Entertainment karena sama sekali nggak ngaruh.
Candaan Rigen, Rispo, dan Hifdzi sangat sehari-hari sehingga penulis yakini akan diterima berbagai kalangan.
Tapi perlu diingat, rate film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu 17+ jadi harus nonton sesuai umur ya!
Melihat adegan-adegan 'nakal 17+' dalam film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu, penulis jadi kepikiran Warkop DKI.
Celetukan nakal di film ini terasa tidak berlebihan, mengingatkan penulis pada Dono, Kasino, Indro yang juga menyuguhkan adegan-adegan serupa dengan 'cerdas'.
Jumlah anggota GJLS dan Warkop DKI pun sama-sama tiga alias trio.
Mungkin terdengar agak berlebihan apabila Rigen, Rispo, dan Hifdzi dikatakan sebagai penerus trio Warkop DKI.
Perjalanan mereka tentu masih sangat panjang, tetapi penulis merasa ada potensi untuk mengarah ke sana.
Tanpa mengetahui berapa hasil akhir jumlah penonton GJLS: Ibuku Ibu-Ibu di bioskop, penulis sudah berharap mereka akan berkarya kembali entah dalam bentuk film atau series.
Mungkin terbacanya berlebihan tapi tontonlah dulu film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu biar tau deh! Dijamin ngakak sampai keluar air mata dikit!
Oh ya, Luna Maya, Maxime Bouttier, hingga Prilly Latuconsina juga muncul dalam film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu. Sebagai apa? Tonton langsung biar tahu.
Bisakah Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu Dibandingkan dengan Agak Laen?
Tanpa bermaksud membandingkan, tapi karena sama-sama berasal dari grup podcast komika, GJLS: Ibuku Ibu-Ibu dan Agak Laen pasti akan dikaitkan.
Apalagi Agak Laen sukses memperoleh lebih dari 9 juta penonton dan membuatnya menjadi film Indonesia terlaris ketiga sepanjang masa.
Pendapat pribadi penulis, film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu sangat bisa menyaingi Agak Laen. Ketimbang Agak Laen, menurut penulis, GJLS: Ibuku Ibu-Ibu lebih lucu.
Di film Agak Laen, penulis masih bisa meneteskan air mata saat Oki meminta maaf kepada sang ibunda karena belum bisa menjadi anak yang membanggakan.
Unsur drama dalam film Agak Laen masih sangat terasa dari awal sampai akhir. Sementara GJLS: Ibuku Ibu-Ibu dari awal sampai akhir benar-benar tidak jelas, tapi lucu maksimal.
Ibarat semangkuk bubur ayam, komedi dalam film ini adalah bubur, sementara unsur dramanya hanya topping ayam.
Jadi untuk yang sedang mencari tontonan yang menghibur, di tengah carut-marutnya kehidupan (penulis sendiri, mungkin), GJLS: Ibuku Ibu-Ibu sangat direkomendasikan!
Sesuai tagline yang mereka usung yaitu #SiapGoblok, mari menjadi 'bodoh' selama 1 jam 35 menit bersama trio GJLS.
Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu bakal tembus 54 juta penonton seperti harapan Rispo? Aminkan!
Kontributor : Neressa Prahastiwi
Jumlah penonton di hari pertama penayangan film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu mencapai 75 ribu penonton.
Rigen menjadi salah satu pemain utama film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu.
Bucek Depp bilang syuting film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu cukup menguras tenaganya.
"Ya Allah, santai banget ini film. Terlalu aneh ini ya," kata Rigen.
Prabowo bakal mereshuffle Bahlil jika sudah ada kepastian PDIP bergabung dengan koalisi partai pro pemerintah.
Sebelum mewajibkan karyawan swasta, pemerintah pusat seharusnya terlebih dahulu memberikan contoh.
Celios meragukan UMKM dapat mengelola tambang secara profesional dengan memperhatikan dampak lingkungan dan potensi konflik yang terjadi.
Jika rumah dibuat terlalu kecil, tidak hanya ruang hidup yang terbatas, tapi juga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan, sosial, dan psikologis penghuninya, ujar Irine.
Menteri Hukum Yusril Sedang Kritik Diri Sendiri Soal Kepastian Hukum dan Pertumbuhan Ekonomi
Sekolah Rakyat libatkan TNI-Polri, tuai kritik pemerhati pendidikan. Dinilai intervensi berlebihan dan risiko bagi tumbuh kembang anak. Klaimnya, latih disiplin.
Aipda Paulus Lecehkan Korban Pemerkosaan: Keberulangan Kekerasan Seksual oleh Polisi Tak Bisa Lagi Dipandang sebagai Anomali!