Sengkarut di Balik Dapur MBG yang Belum Dibayar: Apa Akar Masalahnya?
Home > Detail

Sengkarut di Balik Dapur MBG yang Belum Dibayar: Apa Akar Masalahnya?

Bimo Aria Fundrika | Yaumal Asri Adi Hutasuhut

Senin, 21 April 2025 | 12:21 WIB

Suara.com - Setelah soal rasa menu yang dipertanyakan, muncul lagi masalah baru. Kali ini menyangkut pembayaran. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali jadi sorotan. Setelah isu kualitas gizi hingga kasus keracunan di sejumlah sekolah, kini program ini bermasalah di Kalibata, Jakarta Selatan.

Masalahnya terjadi antara yayasan mitra Badan Gizi Nasional (BGN) dengan dapur yang memasak menu MBG. Dapur mengaku belum dibayar. Kisruh ini makin menegaskan amburadulnya pelaksanaan program andalan Presiden Prabowo Subianto tersebut.

Pemerintah pun didesak mengevaluasi skema kerja sama. Penunjukkan mitra seharusnya dilakukan lewat proses lelang—bukan penunjukkan langsung seperti sekarang. Skema saat ini dinilai tidak transparan. Potensi konflik kepentingan pun besar. Jika tidak segera dibenahi, program yang seharusnya memberi gizi malah bisa menimbulkan krisis kepercayaan.

Profil Yayasan Media Berkat Nusantara, Jadi Sorotan Usai Kisruh Dana MBG (indonesia.go.id)
Profil Yayasan Media Berkat Nusantara, Jadi Sorotan Usai Kisruh Dana MBG (indonesia.go.id)

Ira, pemilik dapur penyedia makanan bergizi gratis (MBG) di Kalibata, mengaku belum menerima bayaran sepeser pun dari Yayasan Media Berkat Nusantara (MBN). Total nilai yang belum dibayar mencapai Rp975 juta.

Dalam konferensi pers pada 15 April lalu, Ira didampingi kuasa hukumnya, Danna Harly, mengungkap masalah tersebut ke publik.

“Kami selaku kuasa hukum menyesalkan tindakan MBN yang tidak membayarkan sepeserpun hak dari Ibu Ira,” kata Danna.

Ira menjadi mitra yayasan sejak Februari hingga Maret 2025. Selama dua bulan, dapurnya memasak 65.025 porsi makanan. Di awal kerja sama, harga per porsi disepakati Rp15 ribu. Namun, di tengah jalan, angkanya berubah menjadi Rp13 ribu.

Ketika Ira menagih pembayaran, pihak yayasan justru menagih balik sebesar Rp45 juta lebih. Alasannya Ira dianggap belum menutup biaya operasional di lapangan. Padahal, menurut Ira, semua pengeluaran selama ini ditanggung sendiri.

Tak tinggal diam, Ira melaporkan kasus ini ke Polres Metro Jakarta Selatan pada 10 April lalu. Laporan pengaduan tersebut tercatat dengan nomor LP/B/1160/IV/2025/SPKT/POLRES METRO JAKSEL/POLDA METRO JAYA.

Masalah ini pun berbuntut panjang. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, turun tangan melakukan mediasi. Namun Dadan menegaskan, konflik ini tidak ada kaitannya dengan lembaganya.

“Ini masalah internal mitra. Kewajiban BGN tuntas,” ujarnya pada 16 April. Meski begitu, ia mengakui situasi ini menjadi pelajaran penting. Untuk ke depan, skema pembayaran akan diubah dari sistem reimbursement menjadi pembayaran di muka.

“Setiap kejadian seperti ini akan memperbaiki pola pengawasan BGN,” tambahnya.

Amburadul Tata Kelola MBG

Peneliti Indonesia Corruption Watch, Dewi Anggraeni, menyebut persoalan ini mencerminkan amburadulnya tata kelola program MBG. Ia menyoroti lemahnya pengawasan dan tidak jelasnya akuntabilitas anggaran.

“Kalau dapur sebagai penyedia makanan saja bermasalah, bagaimana dengan makanan yang dihasilkan?” tegas Dewi.

Hal serupa disampaikan Direktur Kebijakan Publik Celios, Media Wahyudi Askar. Menurutnya, masalah MBG sejak awal bersumber dari desain kebijakan yang tidak matang.

“Siapa pelaksananya tidak jelas. Mekanisme pelaksanaannya di lapangan juga membingungkan. Termasuk pengawasan dan pembiayaan,” ujar Askar kepada Suara.com.

BGN menurutnya tidak bisa lepas tangan, dan harus bertanggung jawab. Sebab BGN sejak awal telah ditunjuk sebagai leading actor program MBG. Pelaksanaannya yang tersentralisasi di BGN juga berimplikasi terhadap tidak terlibatnya kementerian lain, dan pihak-pihak di pemerintahan daerah. 

"Sehingga akhirnya ketika terjadi kekacauan sekarang, pasti yang disalahkan kan BGN," ujar Askar.

Akar Masalah Program MBG: Penunjukan Mitra Tanpa Tender

Masalah utama program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai bermula dari proses penunjukan mitra yang tidak transparan. Hal ini disampaikan oleh Media Wahyudi Askar, Direktur Kebijakan Publik Celios.

Menurutnya, Yayasan Media Berkat Nusantara—mitra dapur MBG di Kalibata—tidak melalui proses tender sebagaimana aturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Akibatnya, proses due diligence atau uji kelayakan tidak dilakukan sesuai prosedur.

“Dari awal sudah salah. Tidak mengikuti aturan dan semangat regulasi. Jadi tidak heran kalau akhirnya bermasalah,” ujar Askar.

Ia juga menyoroti skema pembayaran yang digunakan Badan Gizi Nasional (BGN). Sistem reimbursement dianggap melanggar prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengadaan layanan publik.

Skema seperti itu rawan penyalahgunaan dan membuat pelaporan keuangan tidak jelas. Karena itu, Askar mendesak BGN untuk segera berbenah. Mitra MBG seharusnya ditunjuk lewat proses yang terbuka, sesuai regulasi LKPP, dengan indikator yang jelas.

Peneliti ICW, Dewi Anggraeni, sependapat. Menurutnya, penunjukan langsung mitra membuka ruang konflik kepentingan.

“Meski ada syarat yang perlu dipenuhi mitra, tapi tetap berpotensi diselewengkan,” kata Dewi.

Ia menegaskan, selama BGN tidak mengubah mekanisme program dari bantuan menjadi pengadaan, berbagai persoalan akan terus berulang—dari pembayaran yang macet, hingga monopoli oleh mitra tertentu.

“Kalau prinsip transparan dan akuntabel dijalankan, masalah seperti ini bisa dicegah,” tambahnya.

Menanggapi kritik itu, Kepala BGN Dadan Hindayana menyatakan akan memperketat seleksi mitra MBG.

Tak hanya itu, lembaganya akan melakukan audit rutin terhadap para mitra. Bahkan, mereka akan menggandeng BPKP dan lembaga independen lainnya untuk pengawasan.


Terkait

Mitra Makan Bergizi Gratis di Palembang Ungkap Fakta Berbeda Soal Pembayaran
Sabtu, 19 April 2025 | 16:10 WIB

Mitra Makan Bergizi Gratis di Palembang Ungkap Fakta Berbeda Soal Pembayaran

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto, tengah menjadi sorotan publik.

Taj Yasin Minta Jaga Kualitas Makanan Program MBG: Bukan Sekadar Bagi-bagi Makan!
Jum'at, 18 April 2025 | 17:06 WIB

Taj Yasin Minta Jaga Kualitas Makanan Program MBG: Bukan Sekadar Bagi-bagi Makan!

Wagub Jateng tekankan kualitas & kebersihan Program Makan Bergizi (MBG). Evaluasi & pengawasan ketat penting agar tepat sasaran dan berdayakan UMKM lokal

Soal Tunggakan MBG Belum Dibayar, Anggota DPR Ini Sebut Bukan Salah Badan Gizi Nasional
Jum'at, 18 April 2025 | 07:39 WIB

Soal Tunggakan MBG Belum Dibayar, Anggota DPR Ini Sebut Bukan Salah Badan Gizi Nasional

Menurutnya kolaborasi BGN dengan yayasan sebagai SPPG telah berjalan sesuai prosedur.

Program MBG Berjalan 3 Bulan, Dikritik Masih Berantakan: Ada Kasus Keracunan Hingga Menu Tinggi Gula
Kamis, 17 April 2025 | 20:11 WIB

Program MBG Berjalan 3 Bulan, Dikritik Masih Berantakan: Ada Kasus Keracunan Hingga Menu Tinggi Gula

CISDI menilai MBG bermasalah dalam keamanan pangan dan gizi. Ditemukan kasus keracunan, standar HACCP belum optimal, dan penggunaan produk ultra-olahan tinggi GGL.

Terbaru
Wajah Muda, Umur Tua: Awas Trik Licik Piala Dunia U-17
polemik

Wajah Muda, Umur Tua: Awas Trik Licik Piala Dunia U-17

Sabtu, 19 April 2025 | 11:08 WIB

Pentas perhelatan Piala Dunia U-17 2025 akan dihelat Qatar. Meski hanya kompetisi untuk pemain kelompok umur, trik jahat pencurian umur mengintai.

Review Pengepungan di Bukit Duri, Lebih Ngeri dari Semua Film Joko Anwar nonfiksi

Review Pengepungan di Bukit Duri, Lebih Ngeri dari Semua Film Joko Anwar

Sabtu, 19 April 2025 | 07:35 WIB

Konsep alternate history dalam "Pengepungan di Bukit Duri" membuat ceritanya terasa akrab, meski latarnya fiksi.

Tentara Masuk Kampus, Ancaman NKK/BKK dan Kembalinya Bayang-Bayang Rezim Soeharto polemik

Tentara Masuk Kampus, Ancaman NKK/BKK dan Kembalinya Bayang-Bayang Rezim Soeharto

Kamis, 17 April 2025 | 20:53 WIB

Rentetan tentara masuk kampus (UIN, Unud, Unsoed) saat diskusi, dinilai intervensi & ancaman kebebasan akademik, mirip Orde Baru. Kritik RUU TNI menguatkan kekhawatiran militerisasi.

Predator di Balik Ruang Pemeriksaan: Mengapa Kekerasan Seksual Bisa Terjadi di Fasilitas Kesehatan? polemik

Predator di Balik Ruang Pemeriksaan: Mengapa Kekerasan Seksual Bisa Terjadi di Fasilitas Kesehatan?

Kamis, 17 April 2025 | 15:04 WIB

Posisi dan keahlian medis digunakan untuk melancarkan kejahatan seksual.

Darurat Kekerasan Seksual Anak: Saat Ayah dan Kakek Jadi Predator, Negara Malah Pangkas Anggaran polemik

Darurat Kekerasan Seksual Anak: Saat Ayah dan Kakek Jadi Predator, Negara Malah Pangkas Anggaran

Kamis, 17 April 2025 | 12:08 WIB

Ayah, paman, dan kakek di Garut ditangkap atas pemerkosaan anak 5 tahun. Menteri PPPA dan KPAI mengutuk keras, kawal kasus, dan minta hukuman diperberat serta restitusi.

Ketika Isu Ijazah Palsu Jokowi Makin Menggema polemik

Ketika Isu Ijazah Palsu Jokowi Makin Menggema

Rabu, 16 April 2025 | 21:18 WIB

"Kontroversial Jokowi ini kan terlihat karena selama memimpin sebagai presiden sering dinilai banyak berbohong," kata Jamiluddin.

'Mesra' dengan Megawati, Mungkinkah Prabowo Lepas dari Bayang-bayang Jokowi? polemik

'Mesra' dengan Megawati, Mungkinkah Prabowo Lepas dari Bayang-bayang Jokowi?

Rabu, 16 April 2025 | 13:03 WIB

Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengonfirmasi kabar soal rencana pertemuan lanjutan.