Wajah Muda, Umur Tua: Awas Trik Licik Piala Dunia U-17
Home > Detail

Wajah Muda, Umur Tua: Awas Trik Licik Piala Dunia U-17

Galih Prasetyo

Sabtu, 19 April 2025 | 11:08 WIB

Suara.com - Pentas perhelatan Piala Dunia U-17 2025 akan dihelat Qatar. Meski hanya kompetisi untuk pemain kelompok umur, trik jahat pencurian umur mengintai.

Pada 2009, induk sepak bola dunia, FIFA mewajibkan penggunaan teknologi MRI untuk perhelatan Piala Dunia U-17.

Langkah ini diambil FIFA untuk memastikan pemain yang berlaga memenuhi kriteria. MRI dianggap metode akurat untuk menentukan usia si pemain.

Profesor Jiri Dvorak dari FIFA mengatakan metode MRI membeberkan bagaimana MRI bekerja dan hasilkan keputusan akurat apakah si pemain berusia 17 tahun atau lebih.

"Setiap tulang di lengan dan kaki memiliki pelat ujung tempat tulang itu tumbuh. Ketika pertumbuhan selesai--biasanya di usia sekitar 17 atau 18 tahun, pelat ujung ini akan menghilang saat pemindaian MRI," jelasnya.

Selain itu, berdasarkan studi yang dilakukan pusat penelitian dan penilaian medis yang diterbitkan British Journal of Sports Medicine pada tahun 2007, metode mengetes lewat pergelangan tangan tunjukkan akurasi 99 persen untuk menentukan apakah si pemain berusia 17 tahun atau di atasnya.

Daftar 48 Tim di Piala Dunia U-17 2025: Timnas Indonesia Bakal Masuk Grup Neraka? [Tangkap layar X]
Daftar 48 Tim di Piala Dunia U-17 2025: Timnas Indonesia Bakal Masuk Grup Neraka? [Tangkap layar X]

Meski harus diakui metode MRI pun masih mengundang pro kontra di kalangan peneliti.

Menurut Chuka Onwumechili, seorang profesoor dan peneliti olahraga dari Howard University, metode MRI tidak selalu akurat.

"Meskipun dapat mendeteksi orang yang sudah berusia lanjut, terkadang metode ini bisa menyebabkan orang yang masih di bawah umur terdeteksi keliru," ucapnya seperti dilansir dari DW.

Mengapa FIFA mengambil langkah tersebut?

Faktanya dari tes MRI sebanyak 429 kali yang dilakukan AFC pada 2007, terdapat 2,7 persen atau 10 pemain ditemukan berusia di atas 16 tahun saat berkompetisi di turnamen U-15.

Tentu ini menciderai nilai fair play dalam sepak bola yang begitu diagungkan oleh FIFA.

Keputusan FIFA untuk menggunakan metode MRI rupanya mendapat banyak perlawanan dari sejumlah negara.

Nigeria misalnya. Tim dari Afrika itu sempat kehilangan 15 pemain karena terbukti mereka berusia di atas 15 tahun saat mengikuti kompetisi U-15 di regional Afrika.

Sani Lulu yang sempat jadi ketum PSSI-nya Nigeria sempat mengatakan bahwa negaraya tidak mau mengikuti aturan MRI tersebut.

Sani mengatakan bahwa FIFA terlalu memaksakan menggunakan metode MRI dan tidak cocok untuk negara-negara di Afrika.

"Saya tidak akan menggunakan MRI untuk mendiskualifikasi pemain saya," ucap Lulu Sani.

Lulu Sani mengambil langkah yang konservatif. Ia lebih memilih untuk mengundang orang tua si pemain untuk menjelaskan usia si anak.

Tentu saja langkah Lulu Sani ini ditentang oleh otoritas Nigeri. Menteri Olahraga Nigeria, Sani Ndanusa mengatakan bahwa langkah Lulu Sani sangat ketinggalan zaman.

"Seluruh dunia telah beralih ke sistem digital dan kami mengikutinya. Kami tidak lagi berada di era analog," ucapnya.

Namun alih-alih nurut, Lulu Sani memberikan perlawanan dengan mengatakan aturan MRI tidak ada di statuta FIFA ataupun reugulasi kompetisi.

Kasus Pemalsuan Umur Pemain

Nigeria merupakan tim terkuat di Piala Dunia U-17. Tim asal Afrika ini paing banyak meraih gelar juara Piala Dunia U-17.

Nigeria tercatat sudah lima kali meraih gelar juara, mengalahkan Brasil yang baru mendapatkan 4 trophy.

Nigeria meraih gelar Piala Dunia U-17 kali kelima pada 2015.

Menariknya seperti dilansir dari BBC, selang setahun setelah meraih gelar itu, sebanyak 26 pemain tim U-17 Nigeria gagal menjalani tes usia untuk laga kualifikasi Piala Afrika U-17 2016.

Sebelumnya para pemain Golden Eaglets--julukan Nigeria U-17 menjalani pemusatan pelatihan di Abuja.

Para pemain ini diproyeksi untuk membela Nigeria di Piala Afrika U-17 demi bisa lolos ke Piala Dunia U-17 di Cile.

Fakta pahit pun kemudian diungkap oleh eks ketum PSSI-nya Nigeria, Anthony Kojo Williams. Ia mengatakan bahwa tim U-17 negaranya dibela oleh pemain lanjut usia.

"Kami menggunakan pemain yang sudah berusia lanjut untuk kompetisi junior. Saya tahu itu," kata Williams.

Tim Piala Dunia U-17 2025: Usia Pemain Zambia Diragukan Netizen: Ini Mah U-37 [Instagram CAF]
Tim Piala Dunia U-17 2025: Usia Pemain Zambia Diragukan Netizen: Ini Mah U-37 [Instagram CAF]

"Kenapa tidak mengatakan itu? Ini adalah kebenaran. Kita selalu berbuat curang dan itu fakta,"

"Jika Anda berbuat curang, Anda merampas hak bintang-bintang muda yang seharusnya bermain di Piala Dunia U-17," ungkapnya kepada BBC.

Menurut Andy Cryer dari BBC Sport, praktik pemalsuan umur sudah merajalela di sepak bola Afrika.

Faktanya memang tidak hanya Nigeria yang berbuat curang seperti itu. Pada 2022, sebanyak 44 pemain Kamerun terbukti melakukan pemalsuan umur dan identitas.

Pada 2019, federasi sepak bola Afrika, CAF menghukum berat PSSI-nya Guinea.

Sanksi berat itu karena tim Guinea terbukti menggunakan pemain di atas 17 tahun saat Piala Afrika U-17.

Guinea U-17 menjadi runner up setelah kalah adu penalti dari Kamerun. Namun, dari hasil penyelidikan pihak CAF ditemukan fakta bahwa ada dua pemain Guinea yang usianya lebih tua.

Dua pemain yang memalsukan umur itu ialah Aboubacar Conte dan Keita Tidiane. CAF pun seperti dilansir dari kingfut.com, memberikan hukuman berat kepada sepak bola Guinea.

Timnas U-17 Guinea dilarang CAF bermain di Piala Dunia U-17 Brasil, posisi mereka digantikan oleh Senegal. Selain itu, pihak CAF meminta medali juara dua Piala Afrika U-17 2019 dikembalikan.

Pemain dan pejabat yang terlibat di kasus ini dihukum larangan dua tahun berkecimpung di sepak bola. Tak cukup itu, CAF mendenda PSSI-nya Guinea dengan denda sebesar 100ribu dollar AS.

Citra buruk sepak bola Afrika dengan kasus ini tidak hanya berdampak kepada tim nasional, namun juga pemain yang tengah berkarier di Eropa.

Dua pemain Youssoufa Moukoko dan Bakery Jatta yang bermain di Bundesliga sempat diragukan usia mereka.

Kasus pemalsuan umur dan identitas yang merajalela di Afrika tak lepas dari banyak faktor.

Salah satu faktor utamanya ialah kurangnya catatan digital di banyak negara Afrika. Celah ini dimanfaatkan oleh agen-agen nakal untuk memalsukan umur dan identitas pemain.

Maka tak heran jika klub Persib Bandung sempat kecele dengan Mbida Messi. Maung Bandung pada 2012, rekrut pemain asal Kamerun.

Eks Direktur PT Persib Bandung Bermartabat bidang marketing, Farhan mengungkap saat itu yang diketahui klub, Mbida berusia 33 tahun.

Faktanya Mbida sudah berusia 43 tahun yang artinya terpaut 10 tahun. Kecurigaan Persib pada usia Mbida bermula saat si pemain ini selalu capek saat lakoni pertandingan di menit ke-70.

“Mbida Messi kan jago, tapi ketika masuk menit ke-70, permainannya jelek. Karena itu, kita menganalisis, dari berbagai measurement yang dimiliki, kemungkinan umur Mbida Messi hampir 40.,” kata Farhan dikanal Youtube Simamaung.

Potensi Pemalsuan Umur di Piala Dunia U-17 2025

Timnas Indonesia U-17 terhenti di babak perempat final Piala Asia U-17. Anak asuh Nova Arianto itu dikalahkan Korut dengan skor telak 0-6.

Sebelum pertandingan melawan Timnas Indonesia U-17, usia pemain Korut diragukan oleh sejumlah media di Korsel.

Salah satu media Korsel, nate.com menuliskan kemampuan fisik pemain Korut U-17 bukan seperti pemain seusianya.

"Korut memiliki kondisi fisik dan penampilan yang membuat orang sulit percaya bahwa mereka adalah pemain di bawah 17 tahun," ulas media Korsel.

Korut memang tim sepak bola yang mengandalkan fisik. Di tim kelompok umur, seperti tim sepak bola wanita U-20 dan U-17, Korut memiliki catatan sangat bagus.

"Di kompetisi ini, Korut meraih hasil baik berdasarkan stamina kuat yang memungkinkan mereka bergerak tanpa henti selama 90 menit,"

Kekuatan fisik memang jadi andalan pemain Korut di setiap kompetisi yang mereka ikuti.

Soal kekuatan fisik pemain Korut diamini oleh salah satu pemain senior Korut, Kwang Song.

Timnas Indonesia U-17 vs Korea Utara [the-afc.com]
Timnas Indonesia U-17 vs Korea Utara [the-afc.com]

Menurut eks pemain Juventus U-23 itu, pemain Korut siap berlari tanpa henti sepanjang pertandingan untuk menekan lawan.

"Kami akan berlari hingga menit akhir jika itu yang diperlukan untuk kami bisa meraih kemenangan," ucapnnya seperti dilansir dari laman resmi AFC.

Menariknya, tim nasional Korut sebenarnya dalam tiga tahun terakhir tidak mempunya jam terbang. Hal ini lantaran mereka absen di kompetisi internasional.

Menurut ulasan sejumlah media di Korsel, Korut meski tidak berkompetisi internasional selama 3 tahun terakhir masih berstatus tim yang kuat.

Isu Korut gunakan pemain di atas 17 tahun bukan isapan jempol. Pada Piala AFC U-16 2008, Korut didiskualifikasi karena gunakan pemain di atas 16 tahun.

Korut saat itu disanksi AFC bersama negara lain seperti Tajikistan, Irak, Kamboja, Makau, Bangladesh, Bhutan dan Kirgistan.

Potensi adanya dugaan pemalsuan umur di Piala Dunia U-17 2025 juga sudah disuarakan netizen saat melihat komposisi pemain Zambia.

Ada lima negara dengan status debutan di Piala Dunia U-17 yakni, Republik Irlandia, El Savador, Uganda, Fiji dan Zambia.

Negara terakhir jadi sorotan publik sepak bola internasional. Pasalnya dari fisik dan perawakan, sejumlah netizen meragukan usia pemain Zambia U-17.

Postingan akun Instagram CAF tentang kiprah Zambia di Piala Afrika U-17 2025 banyak mendapat cibiran dari warganet.

Mayoritas warganet menuliskan bahwa pemain Zambia bukan U-17 tapi tim U-25 hingga U-37.

"What under 17? zambia, zambia, zambia," komentar salah satu warganet dengan emot tertawa mengejek.

"This is not U-17," sambung akun lainnya.

Dari foto yang diunggah akun CAF, dari segi fisik dan wajah memang terlihat pemain Zambia diduga berusia lebih dari 17 tahun.

Pada Piala Afrika U-17 2025, anak asuh Chris Kaunda itu bernasib sama dengan Timnas Indonesia U-17.

Terhenti di babak perempat final Piala Afrika U-17 dengan gawang mereka dibobol enam kali oleh Burkina Faso.

Dikutip dari data Transfermarkt, sepanjang 2025, Zambia U-17 menelan 2 kekalahan, 2 kali menang dan 1 kali imbang.

Kasus pemalsuan umur pemain di kompetisi kelompok umur tentu sangat menciderai nilai fair play.

Menurut John Boultbee, kepala Departemen Internasional Federasi Sepak Bola Australia, kasus ini seperti menjadi endemik di sepak bola dunia.

Maraknya kasus pemalsuan umur di kompetisi usia muda tak bisa dipungkiri karena sepak bola yang menjadi industri.

Pemain muda dituntut cepat menjadi bintang dan kesuksesan. Segala cara akan dilakukan, termasuk memalsukan umur.

"Faktor lainnya ialah tekanan tinggi untuk tim U-17 dan U-29 untuk meraih kesuksesan, akhirnya pelatih terpaksa untuk datangkan pemain yang sudah berusia lanjut," kata Jurnalis sepak bola Afrika Oluwashina Okeleji.


Terkait

Media Inggris: Elkan Baggott Menikmati Sore dengan Solid
Sabtu, 19 April 2025 | 08:17 WIB

Media Inggris: Elkan Baggott Menikmati Sore dengan Solid

Elkan Baggott kini dihadapkan pada momen penting dalam kariernya.

Breakingnews! Patrick Kluivert dan Pascal Struijk Duduk Bersama Nonton Leeds United
Sabtu, 19 April 2025 | 07:43 WIB

Breakingnews! Patrick Kluivert dan Pascal Struijk Duduk Bersama Nonton Leeds United

Apabila Pascal Struijk bersedia menjalani proses ini, maka formasi Garuda akan semakin solid.

Elkan Baggott Kembali Bawa Kejutan, Tersedia untuk Timnas Indonesia vs China dan Jepang
Sabtu, 19 April 2025 | 06:55 WIB

Elkan Baggott Kembali Bawa Kejutan, Tersedia untuk Timnas Indonesia vs China dan Jepang

Elkan Baggott menjadi fondasi penting dalam menjaga kestabilan tim sepanjang laga.

Shayne Pattynama Mendadak Menghilang di Laga Pamungkas KAS Eupen, ke Mana Dia?
Sabtu, 19 April 2025 | 06:43 WIB

Shayne Pattynama Mendadak Menghilang di Laga Pamungkas KAS Eupen, ke Mana Dia?

Pertandingan Patro Eisden vs KAS Eupen yang digelar pada Sabtu (19/4/2025) melawan Patro Eisden.

Terbaru
Review Pengepungan di Bukit Duri, Lebih Ngeri dari Semua Film Joko Anwar
nonfiksi

Review Pengepungan di Bukit Duri, Lebih Ngeri dari Semua Film Joko Anwar

Sabtu, 19 April 2025 | 07:35 WIB

Konsep alternate history dalam "Pengepungan di Bukit Duri" membuat ceritanya terasa akrab, meski latarnya fiksi.

Tentara Masuk Kampus, Ancaman NKK/BKK dan Kembalinya Bayang-Bayang Rezim Soeharto polemik

Tentara Masuk Kampus, Ancaman NKK/BKK dan Kembalinya Bayang-Bayang Rezim Soeharto

Kamis, 17 April 2025 | 20:53 WIB

Rentetan tentara masuk kampus (UIN, Unud, Unsoed) saat diskusi, dinilai intervensi & ancaman kebebasan akademik, mirip Orde Baru. Kritik RUU TNI menguatkan kekhawatiran militerisasi.

Predator di Balik Ruang Pemeriksaan: Mengapa Kekerasan Seksual Bisa Terjadi di Fasilitas Kesehatan? polemik

Predator di Balik Ruang Pemeriksaan: Mengapa Kekerasan Seksual Bisa Terjadi di Fasilitas Kesehatan?

Kamis, 17 April 2025 | 15:04 WIB

Posisi dan keahlian medis digunakan untuk melancarkan kejahatan seksual.

Darurat Kekerasan Seksual Anak: Saat Ayah dan Kakek Jadi Predator, Negara Malah Pangkas Anggaran polemik

Darurat Kekerasan Seksual Anak: Saat Ayah dan Kakek Jadi Predator, Negara Malah Pangkas Anggaran

Kamis, 17 April 2025 | 12:08 WIB

Ayah, paman, dan kakek di Garut ditangkap atas pemerkosaan anak 5 tahun. Menteri PPPA dan KPAI mengutuk keras, kawal kasus, dan minta hukuman diperberat serta restitusi.

Ketika Isu Ijazah Palsu Jokowi Makin Menggema polemik

Ketika Isu Ijazah Palsu Jokowi Makin Menggema

Rabu, 16 April 2025 | 21:18 WIB

"Kontroversial Jokowi ini kan terlihat karena selama memimpin sebagai presiden sering dinilai banyak berbohong," kata Jamiluddin.

'Mesra' dengan Megawati, Mungkinkah Prabowo Lepas dari Bayang-bayang Jokowi? polemik

'Mesra' dengan Megawati, Mungkinkah Prabowo Lepas dari Bayang-bayang Jokowi?

Rabu, 16 April 2025 | 13:03 WIB

Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengonfirmasi kabar soal rencana pertemuan lanjutan.

Kasus Suap Hakim: Budaya Jual Beli Perkara Mengakar di Peradilan polemik

Kasus Suap Hakim: Budaya Jual Beli Perkara Mengakar di Peradilan

Rabu, 16 April 2025 | 08:41 WIB

Kasus suap empat hakim ini bukan demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga, tetapi corruption by greed atau keserakahan.