Jalur Sutra Sepak Bola China: Hidup Mati di Markas Timnas Indonesia
Home > Detail

Jalur Sutra Sepak Bola China: Hidup Mati di Markas Timnas Indonesia

Galih Prasetyo

Sabtu, 12 April 2025 | 10:07 WIB

Suara.com - "Harapan terbesar saya untuk sepak bola China adalah mereka bisa menjadi tim terkuat di dunia," ucap Xi Jinping.

Ferdinand von Richthofen seorang ahli geografi Jerman pada abad ke-19 memperkenalkan istilah 'Jalur Sutra'.

Jalur Sutra merupakan istilah untuk menggambarkan jaringan rute yang terbentang dari China ke berbagai wilayah di Asia Tengah, Timur Tengah bahkan sampai ke Eropa.

Jalur Sutra membuat China meraup banyak keuntungan, tak hanya dari segi ekonomi, tapi juga budaya hingga politik.

China kala itu menjadi pusat perdagangan global. Secara budaya, jalur sutra membuat China banyak mendapatkan pertukaran ide dan teknologi dari bangsa lain di dunia.

Pengaruh China secara politik pun semakin kuat dengan adanya jalur sutra ini.

Strategi bertahan dan serangan balik China mampu kalahkan Indonesia dengan skor 2-1.
Strategi bertahan dan serangan balik China mampu kalahkan Indonesia dengan skor 2-1.

Romantisme sejarah ini yang coba dibangun kembali oleh China lewat sepak bola.

China mengklaim penemu sepak bola, olahraga yang diakui sudah mereka mainkan sejak 206 SM.

Dari literasi sejarah versi bangsa China, sepak bola sudah dimainkan di masa pemerintahan Dinasti Han yang berkuasa dari 206-220 SM.

Sepak bola era Dinasti Han disebut 'Cuju' atau 'Tsu'Chu'. Cuju memiliki makna menendang bola.

Permainan Cuju era Dinasti Han ini memang mirip-mirip dengan sepak bola modern. Pemain dilarang menyentuh bola dengan tangan dan bola harus dimasukkan ke dalam gawang.

Klaim sebagai penemu sepak bola membuat bangsa China bernafsu membangun tim sepak bola terkuat di dunia. Meski impian tak selamanya sesuai realita.

Skenario Bangun Tim Terkuat di Dunia

Pada 14 Maret 2013, China masuki era baru. Xi Jinping terpilih menjadi Presiden lewat pemungutan suara yang digelar Kongres Rakyat Nasional.

Terpilihnya Xi Jinping jadi presiden pada 2013 membawa angin baru untuk sepak bola China. Xi dikenal penggila sepak bola.

Sejak awal terpilih jadi Presiden China, Xi melakukan 'Revolusi Budaya' ala Mao Zedong untuk sepak bola China.

Ambisi Xi untuk membangun kekuataan sepak bola China tak lepas dari fakta bahwa timnas China terus mengalami kemerosotan.

Pada 2013 lalu misalnya, Timnas China U-23 dipermalukan 1-5 oleh Thailand di kandang sendiri.

Bahkan di rangking FIFA, China sempat berada di antara negara yang secara kultur sepak bola lebih buruk dari mereka yakni peringkat 93, persis diantara Botswana dan Kepulauan Faroe.

Xi merasa malu dengan kondisi ini. Ia pun jalankan kebijkan keras untuk pengembangan sepak bola China.

Layaknya Mao Tse Tung yang mengerahkan ribuan anggota pasukan merah untuk mewujudkan revolusi kebudayaan, Xi Jinping pun melakukan hal serupa.

Tak main-main, alat negara diperintah Xi untuk mendukung ambisinya membangun tim nasional China jadi tim terkuat di dunia.

Menurut laporan John Lee di Forbes, Xi Jinping mendapat laporan lengkap dari politbiro partai Komunis terkait perkembangan sepak bola China.

Slogan pasukan merah saat revolusi budaya 1966 seperti ‘Ciptakan dunia baru’ dan ‘Hancurkan dunia lama’ diaplikasikan oleh Xi Jinping dan pengurus federasi sepak bola China.

Timnas China (soha.vn)
Timnas China (soha.vn)

April 2015, Xi Jinping meluncurkan program ‘Reformasi Sepak Bola China dan pengembangan secara keseluruhan’. Program ini berisi 50 poin utama.

Rencana ini disebut banyak pengamat lokal China sebagai langkah konkret tapi juga ambisius.

Salah satu rencana Xi ialah memasukkan sepak bola ke dalam kurikulum sekolah nasional. Rencana ini dianggap terlalu ambisius.

Selain itu, Xi Jinping juga memiliki rencana membangun 50.000 sekolah khusus sepak bola di seluruh negeri dan harus terealisasi pada tahun ini.

Di sisi lain, rencana Xi Jinping ini membuka peluang bagi pengusaha. Ambisi Xi membangun kekuatan sepak bola China dimanfaatkan para investor untuk gelontorkan uang.

Pemerintah China kemudian melonggarkan pembatasan aset asing dan kebijakan ini tentu saja sangat menggiurkan bagi investor asing.

Maka tak heran jika beberapa tahun lalu, geliat Liga Super China menarik perhatian dunia. Seperti Liga Arab Saudi saat ini, Liga Super China didatangi banyak pemain top dunia.

Gemerlapnya Liga Super China dengan datangnya banyak pemain top dunia jadi salah satu kebijakan pemerintah China untuk membangun sepak bola mereka.

Pembangunan tim nasional dengan penekanan pada sisi profesional sepakbola dipadupadankan dengan sisi bisnis.

Dua sisi mata uang yang membuat Timnas China bersiap untuk jadi raja baru di kancah sepakbola internasional.

Dari Turba hingga Acara Televisi

Xi Jinping tak hanya membuat program tanpa aplikasi nyata di akar rumput.

Mengutip laporan ebeijing.gov.cn, Xi dan anggota politbiro Partai Komunis China terapkan aturan keras untuk mengembangkan sepak bola, dari level desa ke kota.

Di level provinsi, pejabat China diminta untuk menciptakan model pembelajaran olahraga yang berujung pada penciptaan bibit muda di lapangan hijau.

Bahkan pemerintah China tak malu menyebut bahwa untuk mencipta model seperti itu mereka meniru metode Amerika Serikat yang sukses memasukan sistem olahraga di tingkat perguruan tinggi.

John Lee dalam tulisan berjudul China’s New Goal: Becoming The Next Soccer Superpower memaparkan bahwa kurikulum olahraga di sekolah negeri berubah total setelah anggota politbiro turba--turun ke bawah, ke seluruh provinsi di China.

Anggota politbiro juga meminta pejabat lokal untuk menemukan ruang dan membangun lapangan agar pertandingan sepak bola di tingkat lokal bisa terlaksana.

Maka tidak mengherankan jika kemudian kota Guangzhou, basis klub Guangzhou Evergrande masuk dalam buku rekor dunia karena memiliki murid sepak bola terbanyak yakni 2500 siswa.

Seperti dilansir dari qyrb.com, terdapat 81 akademi sepak bola, 2000 meter persegi tempat gym, dan 1.100 hektare lapangan hanya untuk kota Guangzhou.

Yang tak kalah menarik, Xi tak alergi dengan gaya barat untuk mempopulerkan sepak bola.

Pemain timnas China merayakan kemenangan atas Singapura dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Tianjin pada 26 Maret 2024.AFP.
Pemain timnas China merayakan kemenangan atas Singapura dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Tianjin pada 26 Maret 2024.AFP.

Untuk sukseskan kebijakan ambiusnya, pemerintah China membuat program bernama ‘China Education Televison’.

Ini merupakan program yang digagas oleh salah satu televisi di China untuk mencintai sepak bola dan mempromosikan secara bombastis pembangunan Timnas China.

Program ini pertama kali diluncurkan pada 3 Januari 2016 dan menyasar anak perempuan dan laki-laki dari tingkat sekolah dasar. Gol besarnya ialah menciptakan pemain lokal China berkualitas untuk timnas.

Faktanya data terbaru memperlihatkan turunnya ketertarikan kaum muda China pada sepak bola. Hanya terdapat 100 ribu pesepak bola yang terdaftar resmi di China.

Angka ini kurang dari sepersepuluh dari 1,3 juta penduduk Inggris. Tentu saja jumlah pesepka bola yang terdaftar secara resmi hanya 20 ribu sangat menyedihkan bagi China yang memiliki jumlah populasi 20 kali lebih besar.

Kiper Asing Haram dan Kejatuhan Liga Super China

Xi Jinping dan alat negara China tak main-main untuk membangun tim nasional mereka.

Fakta keterpurukan timnas China sudah mulai terlihat sebelum era Xi Jinping.

China sempat berada di rangking 82 FIFA. Trendnya sejak alami keterpurukan di 2008, Timnas China secara perlahan alami peningkatan, meski harus kembali terpuruk secara rangking di 2014.

Momentum di 2014 memang jadi perubahan besar di level timnas China, hal itu tak lepas dari gemerlapnya Liga Super China.

Menariknya, meski Liga Super China kehadiran banyak pemain top dari Eropa, ada satu kebijakan keras yang diterapkan PSSI-nya China, yakni melarang klub Liga Super China datangkan kiper dari luar China.

Kebijakan ini sebenarnya sudah diterapkan pada 2011. Tujuannya sangat jelas, China ingin membentuk kiper asli China yang berkualitas.

Timnas China diproyeksi untuk bisa bersaing dengan negara di Eropa dan Amerika Selatan, mereka harus memiliki penjaga gawang asli yang sudah memiliki jam terbang tinggi karena terbiasa melawan pemain top Eropa di Liga Super China.

Jonathan White dalam artikelnya berjudul ‘Wings clipped: Why China’s home bird goalkeepers could be holding back the national team’s World Cup dream’ menyebut pelarangan kiper asing berdampak pada kiper asli China.

Kebijiakan ini berdampak langsung kepada Zhang Sipeng, ialah satu kiper potensial China.

Zhang sempat menjadi kiper di Liga Super China yang mampu clean sheet di beberapa pertandingan.

Tidak hanya Zhang Sipeng, Zeng Cheng ialah salah satu kiper lokal China yang memiliki skill bagus. Ia ikut berperan besar saat mengantarkan klubnya, Guangzhou Evergrande saat jadi juara Liga Champions Asia 2015 lalu.

Bahkan jika dirunut dari 2013 misalnya, Timnas China tidak pernah kebobolan lebih dari empat gol per satu pertandingan. Tercatat hanya empat kali, Timnas China kebobolan tiga gol di satu pertandingan sejak 2013 hingga 2016.

Namun, gemerlap Liga Super China mulai menunjukkan tanda-tanda keruntuhan. Arus uang yang membanjiri sepak bola China rupanya membuat gelisah regulator di sana.

Pihak regulator kompetisi sepak bola China sempat meminta pemerintah untuk menghentikan atau minimal membatasi kondisi ini.

Mereka khawatir investasi berlebih dan arus uang membuat sepak bola China rapuh dan tidak membawa dampak pada perkembangan timnas mereka.

Kekhawatiran itu mencapai puncaknya saat virus Corona melanda pada 2000.

Pada awal 2021, klub Jiangsu yang dimiliki salah satu orang terkaya di China bangkrut dan bubar. Keputusan pahit ini diambil Jiangsu hanya beberapa bulan setelah menjadi juara Liga Super China.

Tak hanya Jiangsu, Guangzhou FC turun kasta dan pemiliknya mengalami masalah keuangan.

Pemain top Eropa dan dunia mulai bersuara sumbang. Mereka mengatakan gaji belum dibayar dan janji-janji manis belum dipenuhi pihak klub.

Mereka pun berbondong-bondong angkat koper dan Liga Super China kembali ke setelan pabrik.

Salah satu pengamat sepak bola China, Liu Dongfeng mengatakan bahwa investasi tak terukur di Liga Super China memang rapuh.

"Jika Anda menghitung biaya dan pendapatan dari prespektif masing-masing klub, program itu tidak akan berkelanjutan," ucapnya.

Timnas China Makin Suram

Perjalanan timnas China makin mengkhawatirkan. Tim sepak bola putra mereka bak bumi dengan langit dengan tim putri.

Tim putri China jadi pelopor dan kekuatan sepak bola dunia. Tim putri China sempat mencapai final Piala Dunia Wanita. Mereka juga tiga kali berturut-turut lolos ke putaran final Piala Dunia Wanita

Sementara masa depan tim putra China dianggap makin suram. Mark Dreyer penulis buku tentang sepak bola China menyebut kondisi timnas China makin parah.

"Jika melihat situasi yang terjadi sekarang, kondisinya akan semakin memburuk," ucapnnya.

Tak hanya di level senior, perkembangan tim kelompok umur China juga mengalami kemunduran. Di Piala Asia U-17 2025, tim U-17 China tak lolos ke fase knock out.

Tim U-17 China yang tergabung di grup A finish di urutan ketiga di bawah Uzbekistan dan tuan rumah Arab Saudi.

Prestasi buruk ini pun jadi sorotan media-media di China.

"Kondisi ini sangat disayangkan bahwa kelompok anak muda berbakat ini kehilangan kesempatan untuk bersaing dengan pemain top seusianya di panggung Piala Dunia U-17 2025," ulas salah satu media China, chinanews.com

Jalur Sutra Sepak Bola China: Hidup Mati di Markas Timnas Indonesia [Tangkap layar Instagram]
Jalur Sutra Sepak Bola China: Hidup Mati di Markas Timnas Indonesia [Tangkap layar Instagram]

Kondisi ini berbanding terbalik dengan capaian Timnas Indonesia U-17. Anak asuh Nova Arianto yang awalnya masuk ke pot 4, bukan tim yang diunggulkan mampu membalikkan prediksi di atas kertas.

Timnas Indonesia U-17 keluar sebagai juara grup C dengan poin sempurna. 3 pertandingan disapu dengan kemenangan oleh Evandra Florasta Cs.

Selain lolos ke fase knock out Piala Asia U-17 2025, Garuda Muda juga masuk ke putaran final Piala Dunia U-17 2025 di Qatar.

Situasi tak berbeda dialami tim senior China. Dragon Team harus berjuang hidup mati di markas Timnas Indonesia pada Juni nanti.

China saat ini berada di dasar klasemen grup C dengan mengemas 6 poin, selisih 3 poin dari Timnas Indonesia yang berada di peringkat keempat.

Di atas kertas, anak asuh Patrick Kluivert berpeluang besar untuk bisa meraih kemenangan atas China di kandang sendiri.

Kemenangan atas China akan membuka jalan bagi skuat Garuda untuk lolos ke babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Jelang pertandingan melawan Timnas Indonesia, media China, Sohu menuliskan bahwa laga itu bak pertarungan hidup dan mati sepak bola China.

Namun sebelum laga dimulai lawan Timnas Indonesia, media lokal China justru melihat skuat Team Dragons--julukan China seolah sudah menyerah dengan kondisinya saat ini.

Saat kalah 0-2 dari Australia, media China menuliskan,"Cara mereka lamban sehingga Anda tidak tahu apa masalah tim ini,"

China tidak pernah lolos ke putaran final Piala Dunia lebih dari 20 tahunu lalu sejak Piala Dunia 2022.

Kondisi membuat gerah para pendukungnya. Ejekan di sosial media ramai dituliskan suporter China.

Salah satu media Inggris, BBC mengulas bahwa apa yang dilakukan pemerintah China kepada sepak bola harus dihentikan.

"Pemerintah China dapat melakukan apapun yang diinginkan, dari mobil listrik, kecerdasan buatan, tetapi sepak bola satu pengecualian," tulis BBC.

Sejumlah analisis luar menegaskan bahwa pemerintah China terlalu mengintervensi, hal ini pangkal masalah sepak bola China.

Masalah pelik yang dihadapi sepak bola China dalam beberapa tahun ke belakang seharusnya bisa dimanfaatkan dengan maksimal oleh pemain Timnas Indonesia di Stadion GBK pada 5 Juni mendatang.

Kemenangan jadi harga mati bagi Jay Idzes dkk dan membuat China harus menerima nasib impian mereka jadi tim terkuat tak sesuai realita.


Terkait

Piala Asia U-17: Eksperimen Nova Arianto Berujung Terlihatnya Penyakit Lama Timnas Indonesia
Sabtu, 12 April 2025 | 09:08 WIB

Piala Asia U-17: Eksperimen Nova Arianto Berujung Terlihatnya Penyakit Lama Timnas Indonesia

Sudah tahu, penyakit lama apa saja yang muncul di Timnas Indonesia U-17 di laga melawan Afghanistan? Mari kita ulas bersama!

Media Korsel: Shin Tae-yong Simbol Kebangkitan Sepak Bola di Asia
Sabtu, 12 April 2025 | 08:48 WIB

Media Korsel: Shin Tae-yong Simbol Kebangkitan Sepak Bola di Asia

Shin Tae-yong kini dianggap sebagai simbol kebangkitan sepak bola Korea.

Alex Pastoor: Untungnya, Kami Berhasil Menang
Sabtu, 12 April 2025 | 08:19 WIB

Alex Pastoor: Untungnya, Kami Berhasil Menang

Alex Pastoor merespons soal laga debutnya bareng timnas Indonesia di Stadion Gelora Bung Karno.

Terbaru
Review Jumbo: Sebenarnya Film 'Horor' yang Dibalut Kebahagiaan
nonfiksi

Review Jumbo: Sebenarnya Film 'Horor' yang Dibalut Kebahagiaan

Sabtu, 12 April 2025 | 09:39 WIB

Jumbo, secara mengejutkan, menjadi salah satu film lebaran 2025 yang paling banyak ditonton.

Evakuasi Gaza: Misi Kemanusiaan atau 'Kartu AS' Prabowo Hadapi Tarif Trump? polemik

Evakuasi Gaza: Misi Kemanusiaan atau 'Kartu AS' Prabowo Hadapi Tarif Trump?

Jum'at, 11 April 2025 | 12:50 WIB

Saya kira ini sebenarnya bukan isu kemanusiaan, tapi isu politik. Prabowo sepertinya tidak punya cara lain untuk bernegosiasi dengan Trump, kata Smith.

Urbanisasi Pasca Lebaran: Jakarta Antara Momok dan Kota Impian polemik

Urbanisasi Pasca Lebaran: Jakarta Antara Momok dan Kota Impian

Kamis, 10 April 2025 | 20:23 WIB

Faktor orang berbondong-bondong ke kota besar, terutama Jakarta adalah penghasilan mereka di daerah semakin tidak mencukupi memenuhi kebutuhan hidup.

Guru Sekolah Rakyat Dikontrak, Kualitas Pendidikan Terancam? polemik

Guru Sekolah Rakyat Dikontrak, Kualitas Pendidikan Terancam?

Kamis, 10 April 2025 | 14:23 WIB

Ini bisa menjadi tantangan bahkan hambatan ketika guru-guru yang direkrut adalah guru-guru yang tidak punya pengalaman, kata Satriwan.

Di Balik Gangguan Layanan JakOne Mobile Bank DKI di Hari Raya polemik

Di Balik Gangguan Layanan JakOne Mobile Bank DKI di Hari Raya

Rabu, 09 April 2025 | 19:47 WIB

Ari bilang eror seperti itu bukanlah hal baru selama ia memakai JakOne Mobile.

Ancaman Resesi dan PHK Massal Akibat Tarif Donald Trump: Apa Kabar Target Pertumbuhan 8 Persen? polemik

Ancaman Resesi dan PHK Massal Akibat Tarif Donald Trump: Apa Kabar Target Pertumbuhan 8 Persen?

Rabu, 09 April 2025 | 16:42 WIB

Indonesia kini dikenai tarif balasan hingga 32 persen.

Faktor Pendorong di Balik Pertemuan Tertutup Prabowo dan Megawati polemik

Faktor Pendorong di Balik Pertemuan Tertutup Prabowo dan Megawati

Rabu, 09 April 2025 | 12:57 WIB

Persoalan politik dan ekonomi manjadi salah satu faktor utama yang mendorong Prabowo akhirnya menemui Megawati.