Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Home > Detail

Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi

Yohanes Endra

Sabtu, 05 April 2025 | 09:51 WIB

Suara.com - Dengan formula yang sama dengan "KKN di Desa Penari", saya tak menyangka "Pabrik Gula" ternyata berhasil melebihi ekspektasi. 

Dua film horor garapan Awi Suryadi ini memang sama-sama diangkat dari thread viral Simpleman.

Jika "KKN di Desa Penari" berlatar desa angker di tengah hutan, "Pabrik Gula" membawa penonton merasakan kengerian dari pabrik tua yang menyimpan cukup banyak misteri.

Film ini mengikuti kisah sekelompok buruh pabrik musiman yang bekerja di sebuah pabrik gula. 

Semua berjalan lancar sampai suatu malam Endah (Ersya Aurelia) tanpa sadar mengikuti sosok misterius ke dalam kegelapan. Sejak saat itu, teror pun mulai berdatangan. 

Dari kecelakaan kerja yang mengerikan hingga kematian tragis di sumur belakang, mereka pun perlahan menyadari bahwa pabrik itu berbatasan langsung dengan kerajaan makhluk gaib. 

Kemarahan penghuni dunia lain telah bangkit, menuntut nyawa para pekerja sebagai bayaran alias tumbal.

Seru Tapi Terlalu Banyak Jumpscare!

"Pabrik Gula" tidak menunggu lama untuk memberikan pengalaman horor kepada penonton. 

Sejak awal, kita sudah disuguhi jumpscare yang intens dan suara menggelegar yang membuat atmosfer semakin mencekam. 

Namun, bagi sebagian orang, formula jumpscare ini justru terasa repetitif dan mulai melelahkan seiring berjalannya film. 

Memangnya, kalau setan mau muncul, harus selalu pakai sound effect bak suara petir di langit kemarau? 

Bisa kali ya, sesekali pakai cara halus seperti tatapan mengancam atau siluet samar di sudut ruangan.

Dari segi cerita, "Pabrik Gula" memiliki konsep yang lebih matang dibanding "KKN di Desa Penari." 

Meski demikian, rasanya seperti upgrade dari film sebelumnya, bukan sesuatu yang benar-benar baru. 

Pabrik Gula (x.com)
Pabrik Gula (x.com)

Formula yang digunakan masih mirip dengan KKN, hanya saja dengan latar dan mitologi yang diperbarui. Ibarat beli HP baru, fiturnya sama saja, tapi kameranya nambah satu.

Salah satu keunggulan film ini adalah meningkatnya intensitas cerita di babak akhir. 

Jika di awal terasa agak lambat, menuju klimaksnya film ini benar-benar menggigit.

Adegan-adegan ritual di bagian akhir berhasil membuat penonton lebih terlibat dan merasakan ketegangan yang meningkat.

Namun, yang membuat saya paling puas dengan film ini, penggunaan bahasa Jawa-nya terdengar lebih natural dari "KKN di Desa Penari".

Komedi yang Pas dan Menggelitik

Tak hanya menghadirkan horor, film ini juga menyelipkan unsur komedi yang cukup efektif. 

Karakter Franky (Benidictus Siregar) dan Dwi (Arif Alfiansyah) menjadi highlight dalam hal ini.

Celetukan-celetukan mereka secara natural berhasil mengundang tawa di tengah kengerian. 

Ada juga dua satpam pabrik, yang dengan kreatifnya diberi nama Rano (Yono Bakrie) dan Karno (Sadana Agung Sulistya).

Komedi yang disajikan mengingatkan pada gaya horor komedi Thailand, mampu mencairkan suasana tanpa mengurangi intensitas horor itu sendiri. 

Rasanya seperti lagi main wahana rumah hantu tapi sama teman yang doyan bercanda, menakutkan tapi sekaligus bikin ngakak.

Versi Uncut Lebih Berani, Tapi Tetap Terkontrol

Film ini hadir dalam dua versi, yaitu untuk penonton umum dan uncut bagi mereka yang sudah berusia 21 tahun ke atas. 

Versi uncut menawarkan adegan yang lebih eksplisit dibanding "KKN di Desa Penari" atau "Badarawuhi", tetapi tidak sampai kelewat batas. 

Penonton tetap disarankan untuk memilih versi yang sesuai dengan usia dan preferensi masing-masing.

Namun, kalau ekspektasimu ingin melihat sesuatu yang benar-benar "brutal", lebih baik turunkan sedikit harapan. 

Ini bukan film yang akan membuat perutmu mual karena adegan gore berlebihan, tetapi lebih ke arah "wow, lumayan berani juga untuk standar horor lokal".

Akting Solid, Produksi Berkualitas

Dari segi akting, semua pemain tampil solid dan saling melengkapi satu sama lain. 

Erika Carlina tampil luar biasa dengan karakter Naning yang menyimpan plot twist, sementara Wavi Zihan sebagai Wati benar-benar bersinar di final act. 

Tak melupakan jajaran pemain lain, seperti Ersya Aurelia dan Arbani Yasiz, semuanya tampil mengesankan.

Film Pabrik Gula. [X]
Film Pabrik Gula. [X]

Chemistry antar pemain juga terasa natural, membuat interaksi mereka terasa lebih hidup dan meyakinkan. 

Bahkan karakter pendukung yang hanya muncul sekilas pun punya kehadiran yang cukup mencolok, tidak terasa seperti tempelan belaka.

Secara produksi, tampak jelas sekali "Pabrik Gula" digarap dengan budget yang cukup besar. 

Mulai dari setting pabrik yang detail, atmosfer yang kuat, hingga sinematografi yang rapi, semuanya menunjukkan kualitas produksi yang serius. 

Kamera work-nya pun terasa dinamis dan berhasil menangkap ketegangan yang dibangun sepanjang film. 

CGI yang digunakan juga cukup halus, meskipun beberapa adegan masih terasa seperti efek komputer di game 2010-an.

Worth It Ditonton!

"Pabrik Gula" mungkin masih menggunakan formula yang mirip dengan "KKN di Desa Penari", tetapi dengan pengemasan lebih baik dan produksi lebih matang. 

Jumpscare yang berlebihan memang sedikit mengganggu, karena kita sebagai penonton seperti sudah hafal setannya muncul dari mana.

Namun, itensitas horor di babak akhir, akting yang solid, serta unsur komedinya membuat film ini tetap layak untuk ditonton.

Jika kamu suka film horor dengan atmosfer yang mencekam dan sedikit sentuhan komedi, "Pabrik Gula" adalah pilihan yang pas. 

Pastikan kamu memilih versi yang sesuai dengan usia agar bisa menikmati pengalaman menonton yang maksimal.

Namun, jika kamu berharap sesuatu yang benar-benar baru dan segar, mungkin film ini terasa seperti deja vu dengan sentuhan modern. 

Ibarat makan nasi goreng di tempat yang berbeda, rasanya sih tetap enak, tapi kamu tahu betul ini bukan pengalaman yang benar-benar baru.

Kontributor : Chusnul Chotimah


Terkait

Review 12 Strong: Kisah Heroik Pasukan Khusus AS Pasca Peristiwa 11/09/2001
Jum'at, 04 April 2025 | 10:26 WIB

Review 12 Strong: Kisah Heroik Pasukan Khusus AS Pasca Peristiwa 11/09/2001

Mengulas film 12 Strong yang berdasarkan kisah nyata peristiwa serangan teroris di AS pada tanggal 11 September 2001.

Saat Penikmat Film Ramai-Ramai Mengkritik Gaya Penyutradaraan Joko Anwar
Jum'at, 04 April 2025 | 10:25 WIB

Saat Penikmat Film Ramai-Ramai Mengkritik Gaya Penyutradaraan Joko Anwar

Joko Anwar membuka pintu seluas-luasnya bagi mereka yang ingin menyampaikan kritik.

Deretan Fakta Film Norma: Antara Mertua dan Menantu
Jum'at, 04 April 2025 | 09:35 WIB

Deretan Fakta Film Norma: Antara Mertua dan Menantu

Fakta-fakta dan sinopsis film Norma: Antara Mertua dan Menantu.

Tayang Mei, Bae Doo Na Alami Cinta Tak Terkendali dalam Film Korea Virus
Jum'at, 04 April 2025 | 06:15 WIB

Tayang Mei, Bae Doo Na Alami Cinta Tak Terkendali dalam Film Korea Virus

Film Virus mengisahkan Taek Seon yang terinfeksi virus mematikan yang membuat orang jatuh cinta tanpa alasan. Dibintangi Bae Doona, film ini tayang 7 Mei.

Terbaru
Parpol Didanai Negara: Solusi atau Jebakan Korupsi Baru?
polemik

Parpol Didanai Negara: Solusi atau Jebakan Korupsi Baru?

Rabu, 21 Mei 2025 | 08:20 WIB

Parpol sebenarnya telah mendapat dana bantuan dari APBN, tapi nominalnya masih terbilang kecil.

Acap Blunder: Nasib Menkes Budi Gunadi di Ujung Tanduk? polemik

Acap Blunder: Nasib Menkes Budi Gunadi di Ujung Tanduk?

Selasa, 20 Mei 2025 | 19:11 WIB

"Pak Prabowo meminta para menterinya lebih menjaga diri dalam berkomunikasi dengan masyarakat. Kok ini malah diulangi lagi," kata Edi.

Aksi Akbar Ojol di Istana: Mengapa Masalah Tarif Tak Kunjung Rampung? polemik

Aksi Akbar Ojol di Istana: Mengapa Masalah Tarif Tak Kunjung Rampung?

Selasa, 20 Mei 2025 | 08:01 WIB

Pemerintah terlalu berhati-hati, bahkan cenderung tunduk pada kepentingan bisnis dan investor teknologi.

Legalisasi Kasino di Indonesia: Cuan atau Kutukan? polemik

Legalisasi Kasino di Indonesia: Cuan atau Kutukan?

Senin, 19 Mei 2025 | 17:19 WIB

Tujuan ekonomi Indonesia sesuai amanat konstitusi bukan hanya soal mencari keuntungan belaka, tetapi mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat.

Jokowi Lirik Kursi Ketum PSI, Peluang dan Tantangan di Depan Mata polemik

Jokowi Lirik Kursi Ketum PSI, Peluang dan Tantangan di Depan Mata

Senin, 19 Mei 2025 | 10:33 WIB

Akan lebih efektif dan efisien jika Jokowi memanfaatkan partai yang sudah eksis," ujar Agung.

Review Final Destination: Bloodlines, Penantian 14 Tahun yang Worth It nonfiksi

Review Final Destination: Bloodlines, Penantian 14 Tahun yang Worth It

Sabtu, 17 Mei 2025 | 07:20 WIB

Sebagai film keenam dalam seri Final Destination, Bloodlines menempuh jalur yang cukup berani.

Sekda DKI Dilaporkan Dugaan Angkat Keluarga Jadi Pejabat, Kenapa Pasal Nepotisme Jarang Ditegakkan? polemik

Sekda DKI Dilaporkan Dugaan Angkat Keluarga Jadi Pejabat, Kenapa Pasal Nepotisme Jarang Ditegakkan?

Jum'at, 16 Mei 2025 | 15:44 WIB

Kasus nepotisme jamak ditemui di Indonesia, tapi hampir tak pernah masuk dalam proses penyidikan