Suara.com - PENUNJUKAN Riefian Fajarsyah alias Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Nasional (PFN) menuai polemik. Banyak pihak, khususnya para sineas yang mempertanyakan kemampuan Ifan memimpin badan usaha milik negara tersebut.
Hal itu karena latar belakangnya. Ifan lebih dikenal di industri musik lewat bandnya, Seventeen ketimbang perfilman.
Aktor Fedi Nuril, misalnya, mempertanyakan prestasi Ifan dalam industri film tanah air. Dia mengaku heran mengapa harus Ivan yang ditunjuk.
"Tapi yang diangkat menjadi Dirut PT PFN malah Ifan Seventeen yang kemampuan, pengalaman, dan prestasinya dalam film Indonesia gak jelas,” komentar Fedi lewat akun X/Twitter miliknya pada Rabu (12/3/2025) lalu.
Sutradara Joko Anwar, tak ketinggalan berkomentar. Dia turut meragukan kemampuan Ifan memipin PT PFN. Menurutnya yang perlu diperjelas terlebih dahulu apa visi-misi dari PFN saat ini.
"Setelah jelas visi misi-nya dari PFN, baru ketahuan Ifan Seventeen tidak cocok atau tidak cocok banget jadi Dirut. Gue gak bilang cocok ya," katanya dikutip dari chanel You Tube Kemal Palevi.
Menjawab keraguan terhadapnya, Ifan mengaku aktif dalam dunia perfilm sejak 2019 lewat rumah prduksi yang dimilikinya.
"Banyak publik yang belum tahu sebenarnya dari tahun 2019 aku udah punya PH, production house sebenarnya," katanya pada Jumat (14/3).
Namun, Joko Anwar bilang, dirinya yang sudah berkecimpung dalam dunia film sekitar 20 tahun, masih ragu akan kemampuannya. Dia menyebut industri film sangat kompleks. Karenanya dia bilang pengalaman saja tak cukup.
"Ifan Seventeen punya beberapa kredit terlibat di beberapa film, tapi it's not enough (itu tidak cukup)," tegasnya.
Pengamat film, Hikmat Darmawan tidak ingin berkomentar apakah penunjukkan Ifan sudah tepat atau tidak. Namun, dia menegaskan bahwa penunjukan itu di luar ekspektasi.
"Penunjukan Ifan sudah tepat? Gimana, ya? Yang jelas di luar ekspektasi banyak orang," kata Hikmat kepada Suara.com, Minggu (16/3/2024).
Menurutnya siapa pun yang memimpin PFN saat ini, hanya mewarisi puing-puing. Hal itu merujuk pada pernyataan yang disampaikan Mohamad Abduh Aziz saat ditunjuk sebagai Direktur Utama PFN periode 2016-2019.
"Nah Abduh itu bolak-balik bilang ke teman-teman, 'wah ini mah gua kayak diwarisi puing-puing ini.' Sudah bukan hanya diwarisi perusahaan yang mandek, tapi sudah puing-puing," kata Hikmat.
Menurut Hikmat, Abduh saja mengeluh saat harus memimpin PFN. Padahal namanya dalam industri tersebut bukan sembarangan. Dia dikenal sebagai produser dan paham soal ekosistem film.
"Kalau misalnya siapapun yang menempati (dirut PFN), ya. seperti Abduh. Mewarisi puing-puing. Perlu hal yang sangat progresif dan mungkin revolusioner terhadap PFN. Selebihnya, ya, sama saja jadinya. Abduh saja yang progresif rada mentok terakhir-terakhir," jelasnya.
Hikmat pun mengungkapkan, berbagai persoalan yang terjadi di PFN, di antaranya budaya kerjanya yang masih sangat birokratif, lambat, dan minim fasilitas. Kemudian kemampuan para pegawainya yang belum memahami dinamika perfilman dan indusrinya. Selain itu, kata Himat, fakta bahwa negara tidak menaruh perhatian yang besar bagi BUMN seperti PFN, Balai Pustaka dan Lokananta.
"Bahkan aset yang dimiliki termasuk aset-aset bersejarahnya itu tidak dikembangkan. Dan untuk mengembangkan itu sukar sekali," katanya.
"Tidak diberi kanal permodalan yang memadai dan disuruh cari sendiri. Tapi pada saat yang sama tidak ada keringanan untuk mencapai target dari pemerintah," sambungnya.
Sementara merujuk pada laporan Kinerja Kementerian BUMN pada 2023, PT PFN termasuk perusahaan negara yang mengalami penurunan tingkat kesehatan. Hal itu disebabkan kinerjanya perusahaan dari sisi pendapatan turun dan mengalami kerugian, serta dalam proses restrukturisasi.
Pada laporan keuangan FPN 2023, mencatatkan pendapatan Rp2.690.372.539 pada 12 Oktober-31 Desember 2023, dan pada periode 1 Januari-11 Oktober 2023 mencatakan pendapatakan Rp10.500.489.454. Pendapat itu mengalami penurunan dibanding pendapatan pada 2023 yakni Rp18.129.568.452.
Aset PFN sendiri bernilai Rp34.172.893.940 per 31 Desember 2023. Namun memiliki utang usaha Rp 212.644.113 dan utang pajak Rp13.087.492.188.
Dengan dinamikan perfilman saat ini, menurut Hikmat, PFN tidak memiliki kontribusi apa-apa. Namun, sangat disayangkan, jika PFN dengan sejarah dan berbagai aset yang dimilikinya, perusahaan milik negara ini tidak berkembang.
"Pertanyaaan saat ini, dan kedepan kontribusinya bisa lebih besar enggak? Menurut saya sih, enggak. Potensinya lebih ke nonpruduksi film akan lebih optimal kontribusinya dalam perfilm Indonesia," ujar Himat.
Kalau sekadar dipilih karena pernah bekerja untuk produksi film, Anggy Umbara pun sudah cukup memenuhi kriteria jadi petinggi PFN.
Luna Maya mengingatkan Ifan untuk lebih banyak belar tentang tugas barunya di industri film.
Luna Maya menganggap keputusan Ifan menerima tugas sebagai Direktur Utama PT PFN terlalu berani dan berisiko.
Luna Maya merasa harus ada figur hebat dari industri film yang turut dilibatkan.
Hanya indikator inflasi yang bisa dijadikan salah satu penguat. Tapi sebagian besar indikator tidak mengarah kesiapan untuk melakukan redenominasi secara makro, kata Eko.
Prabowo sempat menyatakan akan mengampuni koruptor jika mereka mengembalikan uangnya secara diam-diam.
Film ini mengisahkan Mickey Barnes (Robert Pattinson), seorang pria yang meninggalkan bumi untuk ikut serta dalam misi kolonisasi ke planet es, Nilfheim.
Dalam paparannya, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa hingga akhir Februari 2025, APBN mengalami defisit Rp31,3 triliun atau 0,13 persen dari PDB.
Tapi, benarkah problemnya karena jumlah hakim yang kurang? Atau justru sebarannya yang tidak merata?
Jika melihat dari celengan atau kotak amal, memang ada penurunan sejak tahun lalu," ujar Ustaz Mauliza.
Berdasarkan keputusan baru, CPNS baru akan diangkat pada 1 Oktober 2025, sedangkan PPPK pada 1 Maret 2026.