Badai PHK di Tengah Mimpi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Home > Detail

Badai PHK di Tengah Mimpi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Erick Tanjung | Muhammad Yasir

Rabu, 05 Maret 2025 | 13:37 WIB

Suara.com - PRESIDEN Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen. Target ambisius itu dinilai mustahil tercapai. Terlebih di tengah kondisi saat ini, di mana badai pemutusan hubungan kerja atau PHK melanda sebagian besar sektor industri padat karya.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN 2025-2029, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini ditargetkan mencapai 5,2 persen. Kemudian target terus dinaikkan di setiap tahunnya hingga diharapkan tumbuh mencapai 8 persen pada 2029.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai pertumbuhan ekonomi 8 persen itu sulit dicapai Indonesia jika melihat kondisi perekonomi domestik dan global saat ini. Ditambah lagi persoalan badai PHK yang secara langsung turut berpengaruh terhadap tingkat konsumsi rumah tangga yang menjadi kunci pertumbuhan ekonomi.

“Saya masih menyakini bahwa pertumbuhan ekonomi 8 persen masih sangat sulit dicapai. Bahkan untuk mencapai 5,2 persen pada tahun ini pun rasanya perlu effort lebih dari pemerintah,” kata Huda kepada Suara.com, Selasa (4/3/2025).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat konsumsi rumah tangga pada kuartal III/2024 mencapai angka 4,91 persen. Meski lebih rendah dari laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2024 sebesar 4,95 persen, konsumsi rumah tangga merupakan komponen utama yang memberikan kontribusi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi. Angkanya, mencapai 53,08 persen.

Ribuan karyawan PT Sritex Tbk saat menggelar Istighosah. (Suara.com/Ari Welianto)
Ribuan karyawan PT Sritex Tbk saat menggelar Istighosah. (Suara.com/Ari Welianto)

Di tengah badai PHK yang terjadi, Huda menilai pemerintah perlu memberikan stimulus untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Lewat kebijakan tersebut, dampak PHK terhadap tingkat konsumsi rumah tangga diharapkan tidak terlalu signifikan.

“Terutama bagi kelas menengah,” katanya.

Badai PHK Diprediksi Berlanjut

Kementerian Tenaga Kerja atau Kemenaker mencatat sepanjang Januari-Desember 2024 angka PHK di Indonesia mencapai 77.965 orang. Jumlah tersebut meningkat tajam dibandingkan 2023 di mana PHK menyasar 64.855 orang. Industri manufaktur padat karya seperti tekstil, garmen dan alas kaki merupakan sektor yang paling banyak melakukan PHK.

PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex salah satu contohnya. Perusahaan tekstil terbesar di Indonesia yang berdiri sejak 1966 itu, melakukan PHK terhadap 10.965 orang. Secara resmi Sritex telah menghentikan operasinya pada 1 Maret 2025, karena tidak bisa membayar utang atau pailit.

Huda menyebut badai PHK yang banyak melanda industri tekstil adalah dampak dari Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024. Sebab peraturan itu membuka peluang besar bagi produk impor masuk ke dalam negeri.

“Masyarakat lebih memilih produk dari China yang lebih murah, dibandingkan dengan produk lokal. Kondisi ini semakin menekan industri dalam negeri,” ungkapnya.

Melihat kondisi tersebut, Huda memprediksi badai PHK kemungkinan akan terus berlanjut di tahun ini. Apalagi di tengah kondisi Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur Indonesia yang terus memburuk.

Berdasar laporan S&P Global pada 2 September 2024, PMI manufaktur Indonesia turun ke 48,9. Angka tersebut merupakan kontraksi terburuk dalam tiga tahun— akibat anjloknya permintaan dan produksi yang ditengarai sebagai faktor utama di balik badai PHK.

Buruh melakukan unjuk rasa di depan kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/2/2025). [ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/nym]
Buruh melakukan unjuk rasa di depan kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/2/2025). [Antara/Sulthony Hasanuddin/nym]

“Saya rasa untuk meningkatkan kinerja industri nasional, harus ada kebijakan yang bisa membangkitkan industri kita. Mulai dari sisi perlindungan dengan merevisi Permendag Nomor 8 Tahun 2024,” jelas Huda.

Peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet sependapat dengan Huda. Dia menyebut target pertumbuhan ekonomi 8 persen itu sulit tercapai tanpa adanya revitalisasi terhadap industri manufaktur Indonesia.

“Saya kira ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah terutama dalam mewujudkan target pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam beberapa tahun ke depan,” ujar Rendy kepada Suara.com.

Pemerintah, kata Rendy, perlu melakukan berbagai upaya dalam rangka mendorong industri manufaktur secara umum. Selain secara khusus juga terhadap industri tekstil dan produk turunannya.

“Bagaimana upaya untuk memastikan bahwa kinerja dari industri turunannya itu bisa bersaing dengan produk-produk impor dari luar,” ujarnya.

Selain itu, upaya mendorong investasi terhadap industri tekstil dalam negeri dan produk turunannya menurut Rendy juga tidak kalah krusialnya. Meski dia mengakui mencari investor untuk industri tekstil dan produk turunannya itu relatif sulit di tengah ketatnya persaingan.

“Mengingat daya saing dari subsektor industri ini juga dalam beberapa tahun terakhir ini menghadapi lawan baru dari negara-negara seperti Cina ataupun Bangladesh,” pungkasnya.


Terkait

Menaker Janji Penuhi Hak-hak Buruh Sritex yang Terkena PHK
Rabu, 05 Maret 2025 | 11:57 WIB

Menaker Janji Penuhi Hak-hak Buruh Sritex yang Terkena PHK

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan bahwa pemerintah akan terus mengawal pemenuhan hak-hak pekerja PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) yang terkena PHK.

Ketakutan Warga Kampung Curug, Pergeseran Tanah Hancurkan Rumah Dekat Tempat Tinggal Prabowo
Rabu, 05 Maret 2025 | 07:10 WIB

Ketakutan Warga Kampung Curug, Pergeseran Tanah Hancurkan Rumah Dekat Tempat Tinggal Prabowo

Salah satu warga, M Sanusi (52) menceritakan betapa mencekamnya memiliki hunian berdekatan dengan Pendopo Garuda Yaksa alias tempat tinggal Prabowo Subianto.

Terbaru
Review A Normal Woman, Saat Kecantikan Tak Mampu Bikin Hidup jadi Sempurna
nonfiksi

Review A Normal Woman, Saat Kecantikan Tak Mampu Bikin Hidup jadi Sempurna

Sabtu, 26 Juli 2025 | 09:05 WIB

Film A Normal Woman ketolong akting Marissa Anita yang ciamik!

Review Film I Know What You Did Last Summer, Nostalgia Berdarah yang Gagal Menyala nonfiksi

Review Film I Know What You Did Last Summer, Nostalgia Berdarah yang Gagal Menyala

Minggu, 20 Juli 2025 | 14:14 WIB

Awalnya film ini menjanjikan. Opening scene cukup solid dengan karakter yang tampaknya menarik.

Review Film Sore: Istri dari Masa Depan, Nggak Kalah Bucinnya sama Romeo dan Juliet! nonfiksi

Review Film Sore: Istri dari Masa Depan, Nggak Kalah Bucinnya sama Romeo dan Juliet!

Sabtu, 12 Juli 2025 | 09:00 WIB

Haruskan nonton web series-nya dulu sebelum nonton film Sore: Istri dari Masa Depan? Jawabannya ada di sini.

Review Jurassic World: Rebirth, Visual Spektakuler, Cerita Tak Bernyawa nonfiksi

Review Jurassic World: Rebirth, Visual Spektakuler, Cerita Tak Bernyawa

Sabtu, 05 Juli 2025 | 07:12 WIB

Rasanya seperti berwisata ke taman safari dengan koleksi dinosaurus kerennya. Seru, tapi mudah terlupakan.

Sengketa Blang Padang: Tanah Wakaf Sultan Aceh untuk Masjid Raya polemik

Sengketa Blang Padang: Tanah Wakaf Sultan Aceh untuk Masjid Raya

Selasa, 01 Juli 2025 | 18:32 WIB

"Dalam catatan sejarah itu tercantum Blang Padang (milik Masjid Raya), kata Cek Midi.

Review M3GAN 2.0: Kembalinya Cegil dalam Tubuh Robot yang jadi Makin Dewasa! nonfiksi

Review M3GAN 2.0: Kembalinya Cegil dalam Tubuh Robot yang jadi Makin Dewasa!

Sabtu, 28 Juni 2025 | 09:05 WIB

M3GAN 2.0 nggak lagi serem seperti film pertamanya.

Logika 'Nyeleneh': Ketika UU Tipikor Dianggap Bisa Jerat Pedagang Pecel Lele di Trotoar polemik

Logika 'Nyeleneh': Ketika UU Tipikor Dianggap Bisa Jerat Pedagang Pecel Lele di Trotoar

Kamis, 26 Juni 2025 | 19:08 WIB

"Tapi saya yakin tidak ada lah penegakan hukum yang akan menjerat penjual pecel lele. Itu tidak apple to apple," ujar Zaenur.