Dari Makanan Mentah Hingga Kasus Dugaan Keracunan MBG Bermunculan: Bukti Buruknya Tata Kelola dan Pengawasan!
Home > Detail

Dari Makanan Mentah Hingga Kasus Dugaan Keracunan MBG Bermunculan: Bukti Buruknya Tata Kelola dan Pengawasan!

Bimo Aria Fundrika | Yaumal Asri Adi Hutasuhut

Senin, 03 Maret 2025 | 15:09 WIB

Suara.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali disorot. Sejumlah kasus dugaan keracunan muncul. Menu ayam yang masih mentah juga ditemukan di beberapa daerah. Lantas, mengapa kasus ini terjadi dan apa risikonya? 

Kasus terbaru terjadi di Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Kalimantan Selatan. Pada 26 Februari 2025, 13 siswa dari tiga sekolah dasar diduga mengalami keracunan usai menyantap MBG. Mereka mengalami mual, pusing, dan sakit perut.

Semua dilarikan ke puskesmas.

Ini bukan kasus pertama. 16 Januari lalu, di SDN 03 Dukuh Sukoharjo, 10 siswa juga dilarikan ke puskesmas. Gejalanya sama: mual, muntah, dan pusing. Diduga, ayam yang mereka makan sudah basi.

Siswi di NTT dapat daging mentah di menu Makan Bergizi Gratis. (Facebook/Muhammad Rizal Aydogan))
Siswi di NTT dapat daging mentah di menu Makan Bergizi Gratis. (Facebook/Muhammad Rizal Aydogan))

Di Waingapu, Sumba Timur, 24 Februari, sebuah sekolah menemukan ayam MBG dalam kondisi masih mentah, bahkan berdarah. Dugaan sementara: ayam tidak dimasak hingga matang.

Di Kupang, NTT, pihak sekolah terpaksa membuang menu sayuran MBG karena basi sebelum sempat dikonsumsi.

Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai kasus-kasus ini sebagai peringatan keras bagi pemerintah. Evaluasi menyeluruh harus segera dilakukan. Jika perlu, program ini dihentikan sementara.

“Ini menyangkut perut anak-anak, terutama balita yang sistem pencernaannya masih sensitif. Proses memasak harus diawasi ketat dan dicek secara acak,” ujar Agus kepada Suara.com, Sabtu (28/2/2025).

Ia juga mempertanyakan quality control dalam program ini. Apakah benar ada ahli gizi yang memastikan makanan memenuhi standar?

“Kalau sekarang terjadi (dugaan keracunan), tanyakan ke BGN. Bagaimana quality control-nya?” tegasnya.

Sejak awal, Agus sudah mengkhawatirkan risiko ini. Ia menilai program MBG dipaksakan tanpa persiapan matang. Hasilnya, tata kelola berantakan, pengawasan lemah, dan korban berjatuhan.

Agus khawatir bahwa dampak buruk bisa lebih besar. 

“Saya cuma bisa berdoa semoga tidak ada fatality (kematian),” kata Agus.

Kontrol MBG Lewat Medsos

Meresepons deretan masalah yang terjadi Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mewajibkan semua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk mengunggah menu makanan yang mereka masak setiap hari.

Langkah ini untuk meningkatkan transparansi dan memastikan kontrol bersama terhadap kualitas makanan yang disajikan.

"Kami sudah meminta seluruh satuan pelayanan membuat media sosial sendiri, seperti Instagram dan Facebook, dan wajib meng-upload masakan mereka setiap hari," kata Dadan di Magelang, Kamis (27/2/2025).

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana dalam peluncuran Center of Excellence (CoE) atau pusat riset unggulan di kawasan Agribusiness and Technology Park (ATP) IPB University, Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2025). (ANTARA/M Fikri Setiawan)
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana dalam peluncuran Center of Excellence (CoE) atau pusat riset unggulan di kawasan Agribusiness and Technology Park (ATP) IPB University, Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2025). (ANTARA/M Fikri Setiawan)

Ia menegaskan, keterbukaan dalam program ini sangat penting. Masyarakat bisa ikut mengawasi. Namun, langkah itu juga dikritik oleh Agus. 

"Bagaimana kontrolnya?  Memang dari sosial media bisa ketahuan,  itu berbakteri atau enggak?  Atau itu rasanya enak atau enggak  Emang bisa?" ujar Agus mempertanyakan. 

Langkah tersebut dinilai masih jauh dari ideal. Masih ada celah manipulasi. Salah satunya, mengunggah foto atau video lama yang bukan menu sebenarnya.

Pengawasan rutin menurut Agus lebih penting. Agus menekankan perlunya pemeriksaan dapur secara berkala—dari kebersihan peralatan hingga kualitas bahan baku.

"Itu harus diawasi setiap hari, setiap saat. Sebelum memasak, dapur harus bersih. Setelahnya, harus dirapikan. Supaya keesokan harinya siap digunakan," ujar Agus.

Ketua Ombudsman RI (ORI) Mokhammad Najih juga mempertanyakan efektivitas pengawasan di lapangan.

"Siapa yang memastikan bahwa makanan yang didistribusikan sesuai dengan yang ada di gambar?" katanya kepada Suara.com.

Quality control harus diperketat. Tingkat kematangan dan kandungan gizi makanan harus dipastikan sebelum distribusi.

"Bukan sekadar memasak dan membagikan. Aspek gizinya harus diperiksa lebih dulu," kata Najih.

Ombudsman kini tengah memantau seluruh rantai distribusi MBG, mulai dari pemasok bahan baku, pengukuran kualitas gizi, hingga proses pendistribusian.

Kasus dugaan keracunan dan temuan daging mentah akan menjadi bahan koreksi dalam rekomendasi yang disampaikan ke Badan Gizi Nasional (BGN).

Najih menilai tata kelola MBG tidak bisa dipusatkan sepenuhnya. Setiap daerah memiliki kondisi dan tantangan berbeda, termasuk keterbatasan ahli gizi.

"Bagaimana cara memastikan makanan yang disebut ‘makan bergizi gratis’ benar-benar bergizi?" ujarnya.

Setelah evaluasi selesai, ORI akan berkoordinasi dengan BGN sebagai penanggung jawab program.

Harus Dikelola Hati-Hati

Di sisi lain, Kepala BGN Dadan Hindayana menilai kasus keracunan dan makanan mentah terjadi karena kurangnya pengalaman mitra dalam memasak dalam jumlah besar.

"Yang baru-baru memang masih ada kendala. Tapi yang lama sudah terbiasa, jadi tidak ada masalah," klaim Dadan, Kamis (27/2).

Seperti diketahui, MBG menelan anggaran puluhan triliun rupiah. Oleh karena itu,  Agus menilai program ini dikelola dengan sangat hati-hati. Jika pengawasan lemah, dana yang besar hanya akan terbuang sia-sia.

Ia merekomendasikan pengawasan harus dilakukan dari hulu ke hilir. Mulai dari pemilihan bahan baku, penyusunan menu bergizi, proses memasak, hingga distribusi ke sekolah.

Lebih jauh, Agus menekankan, jika tata kelola tetap kacau, tujuan utama MBG tidak akan tercapai. Alih-alih memberi gizi, Agus menilai program ini justru membahayakan kesehatan anak-anak.


Terkait

Cek Fakta: Viral Siswa SD di Papua Meninggal Dunia, Usai Santap Makan Bergizi Gratis
Senin, 03 Maret 2025 | 08:02 WIB

Cek Fakta: Viral Siswa SD di Papua Meninggal Dunia, Usai Santap Makan Bergizi Gratis

Akun Facebook @Balingga Lius Balingga membagikan sebuah foto dengan narasi sebagai potret siswa SD di Papua meninggal dunia keracunan makanan bergizi gratis

Ratusan Siswa Keracunan, Program MBG Berujung Petaka?
Minggu, 02 Maret 2025 | 12:00 WIB

Ratusan Siswa Keracunan, Program MBG Berujung Petaka?

Selama pelaksanaannya, lebih dari 100 anak sekolah diduga sempat keracunan setelah menyantap MBG.

Menu Makan Bergizi Gratis Siswi di NTT Bikin Publik Geram, Dapat Daging Mentah
Sabtu, 01 Maret 2025 | 13:00 WIB

Menu Makan Bergizi Gratis Siswi di NTT Bikin Publik Geram, Dapat Daging Mentah

Bukannya bergizi, siswi ini menerima sepotong daging mentah untuk ia konsumsi sebagai makan siang.

Terbaru
Antara Kesejahteraan dan Keserakahan: Kenaikan Gaji Hakim Solusi Cegah Korupsi?
polemik

Antara Kesejahteraan dan Keserakahan: Kenaikan Gaji Hakim Solusi Cegah Korupsi?

Senin, 16 Juni 2025 | 08:11 WIB

Tetapi kalau korupsinya karena keserakahan atau corruption by greed, gaji berapapun tidak akan menjadi jawaban, ujar Zaenur.

Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik nonfiksi

Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik

Sabtu, 14 Juni 2025 | 21:26 WIB

Salah satu hal dari Negeri Sakura selama ini terkenal dengan budaya kerja keras, disiplin, hingga kejujuran dalam kehidupan sehari-hari.

Review GJLS Ibuku Ibu-Ibu yang Gak Jelas Maksimal, Siap Saingi Perolehan Penonton Agak Laen? nonfiksi

Review GJLS Ibuku Ibu-Ibu yang Gak Jelas Maksimal, Siap Saingi Perolehan Penonton Agak Laen?

Sabtu, 14 Juni 2025 | 09:14 WIB

Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu sama Agak Laen, lucu mana?

Inkonsistensi Prabowo Soal Reshuffle: Antara Ultimatum dan Kalkulasi Politik polemik

Inkonsistensi Prabowo Soal Reshuffle: Antara Ultimatum dan Kalkulasi Politik

Jum'at, 13 Juni 2025 | 21:30 WIB

Prabowo bakal mereshuffle Bahlil jika sudah ada kepastian PDIP bergabung dengan koalisi partai pro pemerintah.

Jakarta Mau Bebas Macet: Siapkah Karyawan Swasta Naik Transum Tiap Rabu? polemik

Jakarta Mau Bebas Macet: Siapkah Karyawan Swasta Naik Transum Tiap Rabu?

Jum'at, 13 Juni 2025 | 18:45 WIB

Sebelum mewajibkan karyawan swasta, pemerintah pusat seharusnya terlebih dahulu memberikan contoh.

Konsesi Tambang untuk UMKM: Ilusi Pemerataan Kekayaan Sumber Daya Alam polemik

Konsesi Tambang untuk UMKM: Ilusi Pemerataan Kekayaan Sumber Daya Alam

Jum'at, 13 Juni 2025 | 15:37 WIB

Celios meragukan UMKM dapat mengelola tambang secara profesional dengan memperhatikan dampak lingkungan dan potensi konflik yang terjadi.

Ukuran Rumah Subsidi Dipangkas: Mimpi Punya Rumah Layak Huni Pupus? polemik

Ukuran Rumah Subsidi Dipangkas: Mimpi Punya Rumah Layak Huni Pupus?

Jum'at, 13 Juni 2025 | 07:48 WIB

Jika rumah dibuat terlalu kecil, tidak hanya ruang hidup yang terbatas, tapi juga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan, sosial, dan psikologis penghuninya, ujar Irine.