Penantian dan Campur Tangan Tuhan, PSIM Yogyakarta Menuju Liga 1 Musim Depan
Home > Detail

Penantian dan Campur Tangan Tuhan, PSIM Yogyakarta Menuju Liga 1 Musim Depan

Irwan Febri | Arif Budi

Sabtu, 01 Maret 2025 | 06:58 WIB

Suara.com - Habis gelap terbitlah terang. Selama 18 tahun itulah, PSIM Yogyakarta yang dalam redupnya sinar penantian akhirnya menemukan cahayanya untuk bisa kembali tampil di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

PSIM pernah berada di kasta tertinggi. Keberhasilan juara Divisi Satu pada 2005 membuat tim berjuluk Laskar Mataram itu promosi ke Divisi Utama yang saat itu menjadi kompetisi teratas.

Sayangnya, bencana datang tanpa diduga. Yogyakarta diguncang gempa hebat berskala 5,9 skala richter yang membuat akses keluar Kota Pelajar luluh lantak, termasuk Bandara Adi Sucipto yang rusak parah.

Kondisi ini membuat PSIM dan tim asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) lainnya memutuskan untuk mundur dari kompetisi Divisi Utama.

Cerita 20 Tahun Silam

Legenda hidup Laskar Mataram, Ony Kurniawan mengisahkan kejayaan PSIM Yogyakarta ketika berhasil menyabet gelar juara Divisi Satu pada 2005. Kala itu, klub kebanggan masyarakat Jogja diakui sangat didgaya.

"Kita tim yang di tahun 2005 itu memang menonjol. Tim kita baik dari penyisihan di luar kandang dapat poin penuh, di kandang kita nggak pernah kalah. Terus itu perasaan waktu kita masuk final saya sendiri seakan-akan enggak percaya bisa bawa PSIM sampai ke final. Alhamdulillah kita menang lawan Persiwa Wamena (final) itu 2-1 skornya," ucap Ony Kurniawan saat dihubungi Suara.com.

Pemain yang berposisi kiper tersebut mengapresiasi dukungan suporter PSIM Yogyakarta yang begitu antusias memberikan dukungan kepada Laskar Mataram untuk menjuarai Divisi Satu 2005.

"Waktu itu dari suporter PSIM mereka juga sangat antusias, kita (masuk) 8 besar di Jalak Harupat dari awal sampai final itu memang penuh Brajamusti," kenangnya.

Usai merengkuh juara Divisi Satu, PSIM Yogyakarta akhirnya tampil di Divisi Utama pada 2006. Sekitar 70 persen skuad di musim sebelumnya masih dipertahankan oleh manajemen.

"Kompetisi 2006 banyak pemain-pemain lokal itu masih gabung di PSIM. Skuad tahun 2005 itu hampir 60 sampai 70 persen masih bertahan," cerita Ony.

Kiper yang sudah bermain di PSIM junior sejak 1997/1998 tersebut mengaku sedikit minder ketika tampil di kasta tertinggi. Ia memandang lawannya memiliki nama-nama besar.

"Kompetisi kasta tertinggi waktu saya pertama kali itu di 2006. Agak minder saya sendiri karena harus bertemu dengan pemain-pemain timnas, pemain-pemain terkenal baik itu asing ataupun lokal," bebernya.

Sayangnya di tahun 2006 tersebut, salah satu klub pendiri PSSI ini terpaksa mundur dari kompetisi. Gempa yang melanda Yogyakarta menjadi penyebab utamanya.

"Kejadian gempa waktu itu kita pagi masih berada di mess dan mau berangkat ke Bandara Adi Sucipto, mau main sama Pasuruan. Terjadilah gempa dan pemain pun sangat ketakutan sampai lari aja jatuh. Apalagi Abda Ali yang kakinya bengkak (cedera) engkel itu bisa lari," beber sang legenda Laskar Mataram.

Akibat keadaan di Jogja yang begitu parah karena gempa. PSIM pun dengan berat hati memutuskan mundur dari kompetisi Divisi Utama 2006. Sebab, para pemain yang banyak diisi pemain lokal Yogyakarta juga memikirkan keselamatan keluarganya.

"Kalau mundur dari kompetisi ya memang kita harus menerima karena keadaan di Jogja waktu itu sangat parah. Pemain yang notabene banyak pemain lokal Jogja kan pada kepikiran sama keluarganya masing-masing. Ya mau tidak mau kita harus menerima itu," terang Ony Kurniawan.

Berjibaku di Liga 2

Sejatinya PSIM yang mundur dari kompetisi 2006 tersebut tidak langsung terdegradasi dari Divisi Utama. Mereka masih tampil di kasta tertinggi pada tahun 2007.

Barulah satu tahun berselang, PSSI kemudian membentuk Liga Super Indonesia (ISL) yang menjadi kasta tertinggi Liga Indonesia. Sedangkan Divisi Utama akhirnya turun ke kasta kedua.

Nah, Ony Kurniawan mengatakan bahwa PSIM cukup kesulitan bersaing dan gagal untuk lolos ke ISL. Mulai dari situ, Laskar Mataram berkompetisi di Liga 2.

"Dari peraturan adanya Liga 1 itu setelah kompetisi tahun 2007, karena posisi kita di peringkat 6 atau 7 kalau nggak salah di situ. Kemudian kita nggak masuk yang Liga 1 dan itu kita di Liga 2-nya itu sangat lama," jelas Ony.

Nama Ony Kurniawan sendiri dipandang sebagai bagian tak terpisahkan dalam kejayaan PSIM. Meski begitu, ia juga menjalani masa-masa perjuangan bersama Laskar Mataram di kasta kedua.

Bagaimana tidak, Ony Kurniawan merupakan pemain 'one man one klub'. Sebab, selama karier profesionalnya dari 2002 hingga pensiun di 2017 ia setia membela panji PSIM Yogyakarta.

"Suka dukanya banyak sekali, tapi kebanyakan sukanya. Meskipun kita gaji di tahun 2008 itu ada pembekuan tentang APBD, kita tetap main untuk PSIM berapapun itu gajinya. Tetap kita istilahnya komitmen dengan PSIM," tegas pria asli Jogja ini.

Kebangkitan atas Izin Tuhan

Kepedihan yang dialami nyaris dua dekade itu, kini telah terobati pada 2025. Tak hanya berhasil promosi ke Liga 1 untuk musim depan, PSIM juga menjadi kampiun Liga 2 2024/2025.

Bermain di bawah guyuran hujan, tim asuhan Erwan Hendarwanto itu berhasil meraih kemenangan 2-1 atas Bhayangkara FC dalam laga selama 120 menit di Stadion Manahan, Solo, pada Rabu (26/2/2025).

PSIM mencetak gol lebih dulu pada menit ke-9 melalui sepakan bebas Rafinha. Namun, Bhayangkara FC mampu membalas melalui Filipe Ryan pada menit ke-71. Alhasil, laga dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.

Di sinilah mental juara PSIM ditunjukkan. Di tengah sengitnya pertandingan, Roken Tampubolon berhasil mengemas golnya pada menit ke-100, sekaligus menjadi gol yang memastikan gelar juara Liga 2 2024/2025.

Tak ada yang menyangka PSIM akan bisa menjadi juara Liga 2. Bahkan, di benak pemimpin nomor satu di klub itu, yakni Liana Tasno. Sejak 2019 membersamai tim, ia merasa keberhasilan tim Laskar Mataram tahun ini adalah karena campur tangan Tuhan.

Liano Tasno yang baru dua tahun menjabat sebagai CEO tim hanya berharap bisa meraih tempat ketiga alias sekadar promosi. Namun, Tuhan menunjukkan kuasanya dengan memberi keberhasilan yang lebih besar.

Kebahagiaan CEO PSIM Yogyakarta, Liana Tasno, usai PSIM mengalahkan Bhayangkara FC untuk memastikan gelar juara Liga 2 2024/2025 di Stadion Manahan, Rabu (26/2/2025). (Istimewa)
Kebahagiaan CEO PSIM Yogyakarta, Liana Tasno, usai PSIM mengalahkan Bhayangkara FC untuk memastikan gelar juara Liga 2 2024/2025 di Stadion Manahan, Rabu (26/2/2025). (Istimewa)

"Rasa syukur ini yang harus saya utarakan kepada Allah, saya ngga ngerti gimana harus berterima kasih. Bukan karena kuat gagah kita semua, aku dan tim ini, bukan. Tapi kebaikan Tuhan untuk kami. Kenapa? Karena keajaiban selalu terjadi untuk PSIM, dari awal sampai final ini," kata Liana Tasno dengan ekspresi bahagia.

"Ada nggak keyakinan untuk lolos? Itu ada. Sejak dikasih proyek ini, ini kan tahun kedua saya nyoba sebagai pemimpin paling atas. Keyakinan itu ada. Kalau bonus juara satu itu saya tidak nyangka terus terang," lanjutnya.

"Waktu itu ngomong sama penyelenggara. Udah deh, dua atau tiga (peringkat) saya engga apa-apa. Tapi kenapa Tuhan luar biasa. Saya ngga kepikiran sih," tuturnya menambahkan.

Senada dengan Liana Tasno, sang caretaker Erwan Hendarwanto merendahkan diri dengan menganggap keberhasilan PSIM juara Liga 2 2024/2025 karena pertolongan dari Tuhan.

Bekerja dengan hati ikhlas, kemudian Tuhan memberikan kado terindah.

Senyum bahagia caretaker PSIM Yogyakarta, Erwan Hendarwanto, usai membawa timnya juara Liga 2 2024/2025. (Istimewa)
Senyum bahagia caretaker PSIM Yogyakarta, Erwan Hendarwanto, usai membawa timnya juara Liga 2 2024/2025. (Istimewa)

"Kalau saya di PSIM itu gimana ya, seperti panggilan hati. Karena PSIM itu saya anggap segalanya. Karena saya lahir di situ, bisa berkarier dari PSIM," kata Erwan Hendarwanto.

"Jadi menurut saya tidak ada dukanya. Semuanya saya anggap ini tanggung jawab, tantangan, sampai akhirnya Gusti Allah memberikan rezeki besar ini. Kita syukuri," lanjut pria asal Magelang itu.

Harapan Mantan Pemain

PSIM merupakan klub yang membekas bagi Roberto Kwateh karena tim ini adalah kesebelasan pertama di Indonesia yang dirinya perkuat pada 2003.

Bahkan, dirinya nyaris membawa Laskar Mataram promosi ke Divisi Utama 2004. Namun, PSIM hanya menempati urutan ketiga pada fase play-off di bawah Persib Bandung dan Pelita KS.

Kini, melihat PSIM yang tak hanya nyaris promosi, tetapi berhasil juara, membuatnya sangat gembira. Apalagi dirinya kini sudah telah berganti kewarganegaraan dan berdomisili di Yogyakarta.

"Saya senang, karena sekarang jadi warga Jogja juga. Senang kita ada tim kebangaan di Liga 1. Itu tim pertama aku di Indonesia," kata Kwateh.

"Di sini dulu waktu play off di sini tapi gagal tidak masuk di Liga 1. Tapi akhirnya hari ini pemain bisa bawa Jogja ke Liga 1 dari Manahan lagi," lanjutnya.

Kwateh pun berharap PSIM bisa bertahan lama di Liga 1. Sebab, penantiannya lama sekali, yakni 18 tahun, sehingga dirinya tidak ingin kebahagiaan ini hanya sebatas lewat.

"Harapan saya ada pemain dipertahankan dan tambah agar lebih solid lagi, karena levelnya beda. Ini bukan Liga 2 lagi, tapi Liga 1. Harapan saya bisa bertahan di Liga 1, jangan turun lagi, karena sudah 18 tahun kita rindukan," tegas ayah Ronaldo Kwateh itu.

Sama halnya dengan Roberto Kwateh, legenda PSIM Yogyakarta Ony Kurniawan juga melontarkan harapan kepada klub agar bekerja keras lagi di musim depan supaya tidak cuma mampir saja di Liga 1.

"Harapan saya untuk PSIM di Liga 1 ya kita harus lebih kerja keras lagi, karena di Liga 1 memang berat-berat lawannya. Nah itu harus ditanggapi dengan secepat mungkin, besok kita (setelah) final ya secepat mungkin harus membentuk tim lagi dan dipersiapkan lagi. Jangan sampai kita istilahnya cuma mampir 'ngombe'. Harapan saya itu PSIM tetap untuk musim ini bertahan di Liga 1," ucap kiper legendaris Laskar Mataram itu.

Menjadi Pemantik Motivasi Pemain Lokal DIY

Ony Kurniawan memandang keberhasilan PSIM promosi ke Liga 1 bukan hanya untuk tampil di kasta tertinggi Liga Indonesia saja. Lebih dari itu, ia beranggapan momen ini bisa menjadi motivasi bagi pemain lokal di DIY.

"Dengan lolosnya PSIM ke Liga 1 di musim ini saya sendiri sebagai mantan pemain ya sangat senang. Itu kan jadi semua penyemangat untuk pemain-pemain lokal yang ada di DIY ataupun di kota Jogja," ujar Ony.

Pria asli Jogja ini memberikan pesan agar pemain lokal di DIY untuk serius ketika berlatih. Kembalinya Laskar Mataram ke Liga 1 bisa dijadikan motivasi bibit-bibit muda untuk bisa mentas di kompetisi tertinggi Tanah Air.

"Itu kan istilahnya 'Kalau aku pengen Liga 1, ya aku harus latihan yang serius'. Nah, itu kan bisa jadi motivasi tersendiri untuk anak-anak muda di DIY itu," pesannya.

Bukan hanya omong kosong belaka ketika Ony Kurniawan menyampaikan hal tersebut. Sebab, setelah pensiun dari sepak bola, ia sendiri masih bergeliat di dunia kulit bundar.

Nyatanya Ony masih punya semangat untuk menularkan pengalamannya ke pemain-pemain muda. Ranah sepak bola tak bisa ditinggalkannya karena kini dirinya juga merupakan pelatih kiper di akademi Mataram Utama serta membantu bibit-bibit muda lainnya yang sedang meniti karier.

"Saya juga melatih kiper di akademi Mataram Utama. Dan kebetulan juga punya private khusus untuk kiper-kiper muda yang ada di grassrott dan Soeratin," tukasnya.

Itulah sepenggal kisah PSIM Yogyakarta dari 2005 sampai 2025, dari terpuruk hingga berjaya. Kombinasi sabarnya penantian, usaha tanpa lelah, dan campur tangan Tuhan, membawa tim kebanggan Mataram mencapai titik yang dicita-citakan.


Terkait

Profil Liana Tasno, Dirut Perempuan yang Antar PSIM Promosi Liga 1
Jum'at, 28 Februari 2025 | 18:06 WIB

Profil Liana Tasno, Dirut Perempuan yang Antar PSIM Promosi Liga 1

Laskar Mataram menjadi juara Liga 2 2024/2025, mengakhiri penantian 18 tahun klub tersebut untuk kembali ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

Juara Liga 2, PSIM Jadi Pembuka Liga 1 Musim Depan
Kamis, 27 Februari 2025 | 12:25 WIB

Juara Liga 2, PSIM Jadi Pembuka Liga 1 Musim Depan

PSIM keluar sebagai juara usai mengalahkan Bhayangkara FC, 2-1 di laga final yang berlangsung di Stadion Manahan, Solo.

3 Pemain Berlabel Timnas yang Sukses Bawa PSIM Yogyakarta Juara Liga 2
Kamis, 27 Februari 2025 | 08:35 WIB

3 Pemain Berlabel Timnas yang Sukses Bawa PSIM Yogyakarta Juara Liga 2

Beberapa pemain timnas Indonesia yang sukses membawa klub PSIM Yogyakarta promosi ke Liga 1 dan meraih gelar juara Liga 2

Terbaru
Cerita Meugang di Aceh: Perayaan Makan Daging Sambut Ramadan
polemik

Cerita Meugang di Aceh: Perayaan Makan Daging Sambut Ramadan

Jum'at, 28 Februari 2025 | 19:05 WIB

Sejak ratusan tahun lalu, warga Serambi Makkah menggelar perayaan makan daging menyambut bulan suci.

Ironi Pemungutan Suara Ulang: Efisiensi yang Diklaim, Pemborosan yang Nyata polemik

Ironi Pemungutan Suara Ulang: Efisiensi yang Diklaim, Pemborosan yang Nyata

Jum'at, 28 Februari 2025 | 16:00 WIB

Wamendagri Ribka Haluk mengatakan pemerintah akan menggunakan APBN untuk pelaksanaan PSU di beberapa daerah dengan APBD terbatas.

Ironi di Serambi Mekah: Pasangan Gay Dicambuk di Depan Publik! polemik

Ironi di Serambi Mekah: Pasangan Gay Dicambuk di Depan Publik!

Jum'at, 28 Februari 2025 | 12:19 WIB

Mahkamah Syar'iyah Banda Aceh memvonisnya 80 kali hukuman cambuk ke pasangan Gay karena melanggar Pasal 63 Qanun Nomor 6/2014 tentang Hukum Jinayat.

Gerakan Rakyat; Benteng Politik Anies Keluar dari Trauma Ditinggal Parpol? polemik

Gerakan Rakyat; Benteng Politik Anies Keluar dari Trauma Ditinggal Parpol?

Jum'at, 28 Februari 2025 | 08:12 WIB

Ormas Gerakan Rakyat Diprediksi jadi Parpol: Antisipasi Anies Tak Rasakan Pahitnya Ditinggalkan Partai Pendukung!

Konflik Berulang Anggota TNI-Polri, Fenomena Gunung Es yang Tak Usai polemik

Konflik Berulang Anggota TNI-Polri, Fenomena Gunung Es yang Tak Usai

Kamis, 27 Februari 2025 | 19:47 WIB

SETARA Institute mencatat tidak kurang dari 37 konflik dan ketegangan antara anggota TNI-Polri itu terjadi di pada 2014-2024.

Dari MBG hingga Danantara: Mengapa Ahli Menilai Prabowo Tengah Jadikan Orang Miskin Komoditas? polemik

Dari MBG hingga Danantara: Mengapa Ahli Menilai Prabowo Tengah Jadikan Orang Miskin Komoditas?

Kamis, 27 Februari 2025 | 17:03 WIB

Namun, sejumlah pakar menilai yang terjadi justru komodifikasi kemiskinankemiskinan dijadikan komoditas atas nama pembangunan.

Pilkada Serang dan Ironi Demokrasi: MK Batalkan Kemenangan, Bawaslu Dicap Gagal Bertugas' polemik

Pilkada Serang dan Ironi Demokrasi: MK Batalkan Kemenangan, Bawaslu Dicap Gagal Bertugas'

Kamis, 27 Februari 2025 | 12:34 WIB

MK menilai Yandri dan kepala desa tersebut telah melanggar Pasal 71 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada.