Menanti Babak Baru! Bongkar Sindikat Pemalsuan 260 Sertifikat di Pagar Laut Tangerang
Home > Detail

Menanti Babak Baru! Bongkar Sindikat Pemalsuan 260 Sertifikat di Pagar Laut Tangerang

Erick Tanjung | Muhammad Yasir

Kamis, 20 Februari 2025 | 08:15 WIB

Suara.com - DIREKTORAT Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri menetapkan empat tersangka terkait kasus pemalsuan 260 sertifikat hak guna bangunan (SHGB) dan sertifikat hak milik (SHM) di kawasan pagar laut Kabupaten Tangerang, Banten. Mereka di antaranya; Kepala Desa Kohod Arsin, Sekretaris Desa Kohod Ujang Karta, dan dua notaris selaku penerima kuasa berinisial SP dan CE.

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandani Rahardjo mengatakan penetapan tersangka berdasar hasil gelar perkara yang dilakukan penyidik pada 18 Februari 2025. Dari hasil gelar perkara itu ditemukan adanya bukti tindak pidana pemalsuan surat sebagaimana diatur dalam Pasal 263 KUHP, Pasal 264 KUHP, Pasal 266 Juncto Pasal 55 dan 56 KUHP.

Praktik pemalsuan SHGB dan SHM ini terjadi sejak Desember 2023 hingga November 2024. Para tersangka awalnya memalsukan dokumen girik, surat penguasaan fisik bidang tanah, surat pernyataan tidak sengketa, surat keterangan tanah, hingga surat kuasa terkait pengurusan permohonan sertifikat dari warga Desa Kohod.

Dokumen tersebut, kata Djuhandani, lalu dipergunakan oleh tersangka sebagai dasar pengajuan permohonan pengukuran ke Kantor Jasa Surveyor Berlisensi atau KJSB dan permohonan hak kepada Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang.

“Hingga terbitlah 260 SHM atas nama warga Desa Kohod,” kata Djuhandani di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa (18/2/2025).

Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nusron Wahid (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan saat meninjau area pagar laut pesisir Tarumajaya, Desa Segarajaya, Kabupaten Bekasi, Selasa (4/2/2025). [ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/tom]
Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nusron Wahid memberikan keterangan kepada wartawan saat meninjau area pagar laut pesisir Tarumajaya, Desa Segarajaya, Kabupaten Bekasi, Selasa (4/2/2025). [Antara/Fakhri Hermansyah/tom]

Pada 20 Januari 2025, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid mengungkap terdapat 263 bidang tanah berstatus SHGB di kawasan pagar laut Tangerang. Dari jumlah itu, 234 bidang tercatat pemiliknya atas nama PT Intan Agung Makmur, 20 bidang atas nama PT Cahaya Inti Sentosa, dan 9 bidang atas nama perorangan.

PT Intan Agung Makmur dan PT Cahaya Inti Sentosa merupakan perusahaan yang diduga terafiliasi dengan PT PANI selaku pengembangan PIK 2. Konsultan Hukum PIK 2, Muannas Alaidid tidak menampik hal itu. Namun Muannas mengklaim SHM itu dibeli dari warga sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Kementerian ATR/BPN kekinian telah membatalkan 193 dari 263 SHGB dan SHM di kawasan pagar laut Tangerang. Pembatalan dilakukan karena penerbitan tersebut melanggar aturan.

Sementara Djuhandani mengatakan kasus pemalsuan SHGB dan SHM di kawasan pagar laut ini masih terus dikembangkan penyidik. Sehingga tak menutup kemungkinan akan ada tersangka lain.

"Kami tetap mengembangkan perkara ini sampai tuntas," katanya.

Siapa saja yang mungkin terlibat?

Pakar hukum pidana Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar menyebut praktik pemalsuan SHGB dan SHM ini kecil kemungkinan hanya melibatkan perangkat desa. Dia menduga ada campur tangan pihak lain seperti pejabat Badan Pertanahan Nasional atau BPN.

Fickar mengatakan penerbitan SHGB dan SHM di atas laut adalah error in objecto atau salah objek. Sebab sertifikat itu hanya boleh diterbitkan di atas tanah. Permasalahan terkait pemalsuan sertifikat ini semestinya tidak terjadi jika pejabat BPN benar-benar melakukan pengecekan dan tidak ikut ‘bermain’.

“Terbitnya sertifikat itu artinya ada manipulasi besar-besaran dan sudah sewajarnya oknum-oknum BPN ditersangkakan,” kata Fickar kepada Suara.com, Rabu (19/2).

Dalam Rapat Kerja dengan Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, 30 Januari 2025, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid mengaku telah memecat enam pejabat Kantor Pertanahan atau Kantah Kabupaten Tangerang. Mereka dipecat lantaran terlibat dalam proses penerbitan sertifikat SHGB dan SHM di kawasan pagar laut Kabupaten Tangerang.

Nusron menyebut keenam pejabat tersebut masing-masing berinisial; JS Kepala Kantah Kabupaten Tangerang, SH mantan Kepala Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran Kantah Kabupaten Tangerang, dan ET mantan Kepala Seksi Survei dan Pemetaan Kantah Kabupaten Tangerang. Kemudian, WS Ketua Panitia A, YS Ketua Panitia A, NS Panitia A, LM mantan Kepala Survei dan Pemetaan Kantah Kabupaten Tangerang, dan KA mantan Pelaksana Tugas Kepala Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran Kantah Kabupaten Tangerang.

Selain mendalami keterlibatan pejabat BPN, para pemohon atau pemilik SHGB dan SHM menurut Fickar juga sepatutnya diperiksa. Pemeriksaan penting dilakukan penyidik Bareskrim Polri untuk mendalami dugaan keterlibatan mereka dalam perkara ini.

Sejumlah nelayan melakukan aksi protes menuntut pembongkaran pagar laut pesisir Tarumajaya, Desa Segarajaya, Kabupaten Bekasi, Selasa (4/2/2025). [ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/YU]
Sejumlah nelayan melakukan aksi protes menuntut pembongkaran pagar laut pesisir Tarumajaya, Desa Segarajaya, Kabupaten Bekasi, Selasa (4/2/2025). [Antara/Fakhri Hermansyah/YU]

Aparat penegak hukum seperti Kejaksaan Agung RI, lanjut Fickar, juga harus mendalami dugaan tindak pidana korupsi di balik penerbitan sertifikat SHGB dan SHM tersebut. Jangan berhenti sebatas di perkara pidana terkait pemalsuan surat saja yang telah dilakukan Bareskrim Polri.

“Jelas-jelas ini manipulasi dan korupsi,” ungkapnya.

Telusuri TPPU Pagar Laut

Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik (LBHAP) Pimpinan Pusat Muhammadiyah selaku pihak yang melaporkan kasus pagar laut di Kabupaten Tangerang, sebelumnya juga meminta Bareskrim Polri untuk turut mengusut Tindak Pidana Pencucian Uang atau TPPU. Pasalnya berdasar data dan informasi yang mereka terima, total keuntungan yang diperoleh Kepala Desa Kohod Arsin dari penerbitan SHGB dan SHM itu diduga mencapai Rp23,2 miliar.

Ketua Riset dan Advokasi Publik LBHAP PP Muhammadiyah Gufroni menyebut Arsin menerima uang sebesar Rp20 ribu setiap meter tanah.

“Dikalikan dengan 116 hektare, maka total sekitar Rp23,2 miliar,” kata Gufroni di Tangerang, Selasa (18/2).

Gufroni juga meragukan pengakuan Asrin yang mengklaim dirinya sebagai korban dari dua tersangka SP dan CE. Menurutnya, dari informasi yang diterima LBHAP PP Muhammadiyah praktik culas itu telah dilakukan Arsin sejak tahun 2020.

“Tidak mungkin dia korban, karena Arsin yang paling aktif mengurus surat-surat itu,” tuturnya.

Selain Arsin, praktik serupa menurut Gufroni diduga juga dilakukan oleh 16 Kepala Desa lain. Karena itu dia merekomendasikan Bareskrim Polri untuk menawarkan Arsin sebagai justice collaborator atau JC.

“Jadi bisa membuka semua yang diketahui, siapa saja yang terlibat? Modusnya bagaimana? Aliran uang seperti apa?" katanya.


Terkait

Diperiksa Bareskrim, Kades Segarajaya Ngaku Tak Tahu Soal Pagar Laut Bekasi
Kamis, 20 Februari 2025 | 17:19 WIB

Diperiksa Bareskrim, Kades Segarajaya Ngaku Tak Tahu Soal Pagar Laut Bekasi

Saya selaku kepala desa, baru dilantik pada 14 Agustus 2023. Jadi, adanya dugaan pemalsuan ini, saya kurang tahu,"

Diperiksa Bareskrim, Abdul Rosyid Klaim Tak Tahu Sertifikat Kasus Pagar Laut: Saya Kades Baru
Kamis, 20 Februari 2025 | 16:22 WIB

Diperiksa Bareskrim, Abdul Rosyid Klaim Tak Tahu Sertifikat Kasus Pagar Laut: Saya Kades Baru

"...Jadi adanya dugaan pemalsuan ini saya kurang tau ini. Tau-tau ini ada dugaan seperti ini."

Investigasi Kasus Pagar Laut Rampung, Siapa Saja Oknum Pegawai ATR/BPN yang Terlibat?
Selasa, 18 Februari 2025 | 09:28 WIB

Investigasi Kasus Pagar Laut Rampung, Siapa Saja Oknum Pegawai ATR/BPN yang Terlibat?

Nusron mengatakan 193 sertifikat yang terbit di atas laut Tangerang telah dibatalkan secara sukarela oleh pemegang sertifikat.

CEK FAKTA: Beredar Foto Kapolri dan Aguan Resmikan Pagar Laut Tangerang, Benarkah?
Senin, 17 Februari 2025 | 14:50 WIB

CEK FAKTA: Beredar Foto Kapolri dan Aguan Resmikan Pagar Laut Tangerang, Benarkah?

Foto Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan pemilik Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma atau Aguan dinarasikan sedang meresmikan Pagar Laut di Tangerang.

Terbaru
Dari "Ndasmu" ke "Kau yang Gelap": Mengapa Gaya Komunikasi Pemerintahan Prabowo Subianto Berbahaya?
polemik

Dari "Ndasmu" ke "Kau yang Gelap": Mengapa Gaya Komunikasi Pemerintahan Prabowo Subianto Berbahaya?

Jum'at, 21 Februari 2025 | 08:00 WIB

Beberapa ahli bahkan menilai gaya komunikasi ini berbahaya. Mengapa demikian?

Anak-Anak Disuruh Makan, Bukan Sekolah: Polemik Program Prabowo di Tanah Papua polemik

Anak-Anak Disuruh Makan, Bukan Sekolah: Polemik Program Prabowo di Tanah Papua

Kamis, 20 Februari 2025 | 19:15 WIB

Tindakan aparat mencegat hingga menangkap siswa yang hendak berunjuk rasa tanpa alasan hukum yang dibenarkan adalah bentuk pelanggaran HAM.

Reshuffle Perdana Prabowo: Hanya 'Jalur Aman', Menteri Partai Tak Tersentuh? polemik

Reshuffle Perdana Prabowo: Hanya 'Jalur Aman', Menteri Partai Tak Tersentuh?

Kamis, 20 Februari 2025 | 14:49 WIB

Riset Celios soal menteri yang berkinerja paling buruk dan layak diganti; Natalius Pigai, Budi Arie Setiadi, Bahlil Lahadalia, Raja Juli Antoni, dan Yandri Susanto.

Merekrut Santri Jadi Polisi, Mampukah Poles Citra Institusi Polri? polemik

Merekrut Santri Jadi Polisi, Mampukah Poles Citra Institusi Polri?

Rabu, 19 Februari 2025 | 19:00 WIB

Menurutnya, santri memiliki pendidikan keimanan yang kuat. Dengan itu, mereka dianggap lebih tahan terhadap godaan.

Ironi Retreat Kepala Daerah: Minim Manfaat di Tengah Efisiensi Anggaran polemik

Ironi Retreat Kepala Daerah: Minim Manfaat di Tengah Efisiensi Anggaran

Rabu, 19 Februari 2025 | 15:15 WIB

Retreat ini memberikan beban tersendiri bagi kepala daerah, mereka harus mengeluarkan ongkos untuk perjalanan, dan itu tentu berlawan dengan Inpres 1/2025, kata Herman.

Di Balik Penolakan Makan Gratis di Papua: Ketimpangan Pendidikan dan Trauma Konflik polemik

Di Balik Penolakan Makan Gratis di Papua: Ketimpangan Pendidikan dan Trauma Konflik

Rabu, 19 Februari 2025 | 13:37 WIB

Kami menilai bahwa program MBG bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pendidikan di Tanah Papua, kata Ubaid.

Di Balik Tuntutan THR: Mengapa Hubungan Kemitraan Pengemudi Ojol Bermasalah? polemik

Di Balik Tuntutan THR: Mengapa Hubungan Kemitraan Pengemudi Ojol Bermasalah?

Rabu, 19 Februari 2025 | 08:16 WIB

Menteri Ketenagakerjaan mengklaim "sudah ada titik terang." Namun, bagi para pengemudi, kepastian itu masih samar.