Review Jujur Dark Nuns: Film Horor Kok Bikin Ngantuk
Home > Detail

Review Jujur Dark Nuns: Film Horor Kok Bikin Ngantuk

Yohanes Endra

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:10 WIB

Suara.com - Entah berapa kali saya menguap dan nyaris tertidur selama nonton "Dark Nuns". Bahkan, saya mulai curiga kalau film ini punya kekuatan supernatural tersendiri, bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk menghipnotis penonton ke dalam tidur lelap.

Sebagai spin-off dari "The Priests", "Dark Nuns" datang dengan ekspektasi tinggi. Namun, alih-alih menyajikan ketegangan yang menggigit, film ini lebih cocok menjadi terapi insomnia.

Berbekal alur yang lambat serta eksekusi sinematik yang entah ingin serius atau malah bercanda, "Dark Nuns" sepertinya hanya akan meninggalkan satu kesan: boring.

Plot yang Ambisius, tapi Seperti Nasi Tanpa Lauk

Film ini berkisah tentang Hee Joon (Moon Woo Jin), bocah yang dirasuki roh jahat. Suster Yunia (Song Hye Kyo) berusaha menyelamatkannya, dibantu oleh Suster Michaela (Jeon Yeo Been) yang tampaknya lebih penasaran daripada takut.

"Dark Nuns" menyelipkan unsur "patriarki" dengan membuat Suster Yunia diremehkan oleh pastor lain, serta kesulitan mendapat izin untuk melakukan ritual pengusiran setan.

Upaya Suster Yunia sempat dihalangi Pastor Paul (Lee Jin Wook) yang mencoba bersikap logis dengan pendekatan medis. Suster yang hobi merokok dan memaki orang ini bahkan harus meminta bantuan dari dukun.

Premisnya memang terdengar menjanjikan, tapi eksekusinya seperti sup tanpa garam, kurang bumbu dan gagal mengundang selera.

Film ini mencoba menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar film eksorsisme biasa, sayangnya dia malah seperti seseorang yang ingin tampak pintar dengan mengoceh panjang lebar, tapi akhirnya tak ada yang benar-benar paham maksudnya.

Horor atau Drama? Film Ini Tak Bisa Memilih

Sebagai film horor, "Dark Nuns" justru lebih banyak berbicara daripada bertindak. Roh jahat dalam film ini lebih gemar berdebat dan berorasi daripada menciptakan ancaman nyata.

Bayangkan setan yang lebih banyak ngoceh daripada menakut-nakuti, mungkin lebih cocok jadi moderator acara debat ketimbang entitas supranatural. Bikin merinding saja gagal total.

Alih-alih membangun atmosfer yang mencekam, film ini malah menghadirkan adegan pengusiran setan yang lebih menyerupai kelas debat teologi yang repetitif.

Klimaksnya? Roh jahat berteriak penuh dendam, Suster Yunia membalas dengan ayat-ayat, dan saya hanya bisa menguap sambil bertanya-tanya, kapan ini semua akan berakhir?

Digendong Song Hye Kyo dan Jeon Yeo Been

Jika ada sesuatu yang bisa diselamatkan dari film ini, mungkin hanya akting para pemerannya. Song Hye Kyo tampil solid sebagai Suster Yunia, mencoba memberikan kedalaman emosional di tengah naskah yang tak membantunya sama sekali.

Adegan Suster Yunia merokok viral dan dipuji habis-habisan. Tak sia-sia sang aktris belajar merokok selama berbulan-bulan.

Jeon Yeo Been juga cukup meyakinkan sebagai Suster Michaela, meski karakternya seperti hanya ada di sana untuk mengisi layar. Padahal build up karakternya cukup menarik.

Satu lagi yang pantas diapresiasi, akting Moon Woo Jin sebagai bocah kesurupan tampak begitu meyakinkan. Sayangnya, karakter lain kurang mendapat porsi untuk bersinar.

Pastor Paul lebih banyak melontarkan kalimat-kalimat serius yang nyaris tak berpengaruh pada plot, sementara Pastor Andrew (Heo Jun Ho) lebih seperti koleksi klise eksorsisme tanpa inovasi berarti.

Simbolisme Agama yang Berlebihan

"Dark Nuns" mencoba mengangkat simbolisme religius dengan gaya yang nyaris pretensius.

Misalnya, keputusan untuk menjadikan tubuh Yunia sebagai wadah iblis dan mengorbankan dirinya seolah ingin menciptakan momen dramatis yang menggetarkan.

Hasil akhirnya malah seperti adegan dari sinetron dengan anggaran besar, terlalu berlebihan hingga kehilangan esensi emosionalnya. Untungnya, sekali lagi, akting Song Hye Kyo menyelamatkan adegan ini.

Bukannya menghadirkan tragedi yang menyentuh, film ini malah lebih terlihat seperti esai panjang tentang spiritualitas yang dipaksa masuk ke dalam skenario film horor.

Apakah sutradara ingin membuat horor atau seminar teologi? Kita mungkin tak akan pernah tahu.

Lebih Cocok Jadi Podcast Debat Ketimbang Film

"Dark Nuns" adalah contoh sempurna dari film yang ingin terlihat cerdas tapi malah membosankan. Sayang sekali, padahal sinematografinya keren.

Dengan alur yang lemah, horor yang lebih banyak berbicara ketimbang menakut-nakuti, serta simbolisme yang terasa lebih seperti hiasan daripada elemen cerita yang bermakna, film ini lebih cocok dinikmati dalam bentuk podcast pengusiran setan daripada pengalaman sinematik yang mencekam.

Plot slow-paced dan no jumpscare tak masalah. Namun, sebagai film horor, "Dark Nuns" seharusnya bisa memberikan sensasi menakutkan, minimal bikin saya merasa tak nyaman, atau bertanya-tanya, apa yang terjadi berikutnya?

Bagi penggemar horor okultisme yang ingin tontonan berkualitas, lebih baik mencari alternatif lain. Namun, jika Anda butuh film pengantar tidur, "Dark Nuns" bisa jadi pilihan yang tepat. Dijamin langsung ngantuk!

Kontributor : Chusnul Chotimah


Terkait

Film Korban Jatuh Tempo - Pinjol: Siap Bikin Ngakak dan Merinding Bareng!
Senin, 14 April 2025 | 07:33 WIB

Film Korban Jatuh Tempo - Pinjol: Siap Bikin Ngakak dan Merinding Bareng!

Setelah membuat Film Tari Kematian dan Kampung Keramat, Bram Ferino balik lagi membawa cerita yang nggak kalah nyeleneh tapi penuh kritik sosial.

Review The Monkey: Film Horor yang Bikin Kamu Ngecek Bawah Tempat Tidur!
Minggu, 13 April 2025 | 19:12 WIB

Review The Monkey: Film Horor yang Bikin Kamu Ngecek Bawah Tempat Tidur!

Cerita The Monkey berpusat pada sebuah boneka monyet tua yang ternyata punya sejarah mengerikan. Awalnya, boneka ini cuma barang antik yang terlihat biasa aja.

Biasa Unggulkan AI, Wapres Gibran Adakan Nobar Jumbo: Dukung Animasi Buatan Anak Negeri?
Minggu, 13 April 2025 | 20:10 WIB

Biasa Unggulkan AI, Wapres Gibran Adakan Nobar Jumbo: Dukung Animasi Buatan Anak Negeri?

Gibran Rakabuming Raka dikenal kerap mempromosikan pemakaian AI, teknologi yang dinilai membahayakan industri seni dan kreatif termasuk animasi seperti 'Jumbo'.

Ulasan Film Petak Umpet, Kisah Legenda Horor Hantu Wewe Gombel
Minggu, 13 April 2025 | 18:00 WIB

Ulasan Film Petak Umpet, Kisah Legenda Horor Hantu Wewe Gombel

Film "Petak Umpet" mencoba tampil berbeda dari film horor Indonesia kebanyakan dengan menonjolkan dinamika keluarga sebagai benang merah.

Terbaru
Jalur Sutra Sepak Bola China: Hidup Mati di Markas Timnas Indonesia
polemik

Jalur Sutra Sepak Bola China: Hidup Mati di Markas Timnas Indonesia

Sabtu, 12 April 2025 | 10:07 WIB

China yang klaim penemu sepak bola punya ambisi besar untuk jadi kekuatan dunia. Ambisi itu bakal dipertaruhkan di markas Timnas Indonesia.

Review Jumbo: Sebenarnya Film 'Horor' yang Dibalut Kebahagiaan nonfiksi

Review Jumbo: Sebenarnya Film 'Horor' yang Dibalut Kebahagiaan

Sabtu, 12 April 2025 | 09:39 WIB

Jumbo, secara mengejutkan, menjadi salah satu film lebaran 2025 yang paling banyak ditonton.

Evakuasi Gaza: Misi Kemanusiaan atau 'Kartu AS' Prabowo Hadapi Tarif Trump? polemik

Evakuasi Gaza: Misi Kemanusiaan atau 'Kartu AS' Prabowo Hadapi Tarif Trump?

Jum'at, 11 April 2025 | 12:50 WIB

Saya kira ini sebenarnya bukan isu kemanusiaan, tapi isu politik. Prabowo sepertinya tidak punya cara lain untuk bernegosiasi dengan Trump, kata Smith.

Urbanisasi Pasca Lebaran: Jakarta Antara Momok dan Kota Impian polemik

Urbanisasi Pasca Lebaran: Jakarta Antara Momok dan Kota Impian

Kamis, 10 April 2025 | 20:23 WIB

Faktor orang berbondong-bondong ke kota besar, terutama Jakarta adalah penghasilan mereka di daerah semakin tidak mencukupi memenuhi kebutuhan hidup.

Guru Sekolah Rakyat Dikontrak, Kualitas Pendidikan Terancam? polemik

Guru Sekolah Rakyat Dikontrak, Kualitas Pendidikan Terancam?

Kamis, 10 April 2025 | 14:23 WIB

Ini bisa menjadi tantangan bahkan hambatan ketika guru-guru yang direkrut adalah guru-guru yang tidak punya pengalaman, kata Satriwan.

Di Balik Gangguan Layanan JakOne Mobile Bank DKI di Hari Raya polemik

Di Balik Gangguan Layanan JakOne Mobile Bank DKI di Hari Raya

Rabu, 09 April 2025 | 19:47 WIB

Ari bilang eror seperti itu bukanlah hal baru selama ia memakai JakOne Mobile.

Ancaman Resesi dan PHK Massal Akibat Tarif Donald Trump: Apa Kabar Target Pertumbuhan 8 Persen? polemik

Ancaman Resesi dan PHK Massal Akibat Tarif Donald Trump: Apa Kabar Target Pertumbuhan 8 Persen?

Rabu, 09 April 2025 | 16:42 WIB

Indonesia kini dikenai tarif balasan hingga 32 persen.