Malam Maut di Laut Tanjung Rhu, Tragedi Lima Pekerja Migran Indonesia Ditembak Otoritas Malaysia
Home > Detail

Malam Maut di Laut Tanjung Rhu, Tragedi Lima Pekerja Migran Indonesia Ditembak Otoritas Malaysia

Chandra Iswinarno

Senin, 03 Februari 2025 | 08:06 WIB

Suara.com - Lima warga negara Indonesia ditembak di perairan Malaysia: satu meninggal, empat terluka. Dugaan penggunaan kekerasan berlebih di balik jalur gelap perlintasan negara.

SUDIRMAN Haji Uma berulang kali mengonfirmasi kejadian malam itu kepada korban yang selamat.

Ia memastikan apakah ada perlawanan ketika Warga Indonesia ditembak anggota Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia, pada Jumat (24/1/2025).

"Pengakuannya (korban) tidak ada perlawanan sama sekali,” kata Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Aceh itu, Jumat (31/1/2025).

"Menurut saksi korban, mereka bisa melawan dengan apa sebagai sipil dan tanpa alat."

Haji Uma mesti mengonfirmasi detail kepada korban, lantaran Kepolisian Malaysia mengklaim penembakan terjadi karena ada perlawanan dari WNI.

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu), Judha Nugraha juga memastikan tidak ada perlawanan dari Warga Indonesia.

Akibat insiden itu, lima Pekerja Migran Indonesia (PMI) menjadi korban penembakan, empat luka dan seorang meninggal.

Dua korban luka asal Aceh. Mereka, yakni Andry Ramadhana (30) asal Gampong Keude Panteraja, Panteraja, Pidie Jaya–luka tembak di lengan dan Muhammad Hanafiah (40) warga Gampong Alue Bugeng, Peureulak Timur, Aceh Timur–tertembak di bagian paha.

Adapun korban meninggal bernama Basri. Jenazahnya telah dipulangkan ke kampung halamannya di Desa Terkul, Bengkalis, Riau. Sementara dua korban lainnya, menurut Kemlu berasal dari Riau berinisial HA dan MZ.

Kejar-kejaran Berujung Maut

Perahu yang mengangkut 26 orang itu melintasi Perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia pada Jumat dini hari, mengangkut PMI nonprosedural yang hendak keluar dari Malaysia secara ilegal.

Tapi perjalanan itu tak berjalan mulus. Perahu mereka terdeteksi kapal patroli APMM, Otoritas Perairan Malaysia. Menurut Haji Uma, terjadi saling kejar-kejaran antara perahu Warga Indonesia dan kapal patroli.

"Hingga selanjutnya, Petugas Maritim Malaysia itu melepas tembakan membabi buta ke arah boat WNI yang berjarak antara 20 meter hingga 25 meter di tengah malam gelap," kata Haji Uma.

Selepas penembakan, perahu berhasil menghindar dan merapat ke kawasan hutan bakau daerah Banting, kawasan Selangor.

"Setelah itu para korban kemudian dibawa ke rumah sakit Serdang Selangor Malaysia oleh tekong," ujarnya.

Haji Uma telah berkoordinasi dengan Kemlu untuk mengusut penembakan ini.

Senator asal Aceh Sudirman Haji Uma. [Instagram]
Senator asal Aceh Sudirman Haji Uma. [Instagram]

"Kasus ini akan didorong melalui upaya diplomatik agar diusut tuntas oleh otoritas pemerintah Malaysia dan diselesaikan secara hukum yang berlaku," ucapnya.

Indonesia Kecam Malaysia

Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI) Christina Aryani dalam konferensi pers dua hari setelah insiden, mengecam penggunaan kekuatan berlebihan oleh APMM.

Ia mendesak pemerintah Malaysia mengambil tindakan tegas kepada petugas patroli APMM jika terbukti menggunakan kekuatan berlebih atau excessive use of force.

"KemenP2MI mendesak pemerintah Malaysia untuk segera mengusut peristiwa ini," katanya, Minggu (26/1/2025).

Christina menyebut akan mendorong pertemuan dengan pemerintah Malaysia untuk membahas langkah pencegahan agar insiden serupa tidak terulang. Selain itu, juga akan dibahas mekanisme penanganan PMI nonprosedural secara manusiawi sesuai standar hak asasi manusia.

Sementara itu, Menlu Sugiono telah memerintahkan pihak-pihak terkait untuk menyelidiki secara menyeluruh insiden penembakan itu.

"Saya minta kemarin untuk diselidiki secara menyeluruh," katanya di Raffles Hotel, Jakarta, Kamis (30/1/2025).

Direktur Perlindungan WNI Kemlu Judha Nugraha menuturkan, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur terus memantau penanganan kasus tersebut.

"KBRI juga akan mengirimkan nota diplomatik untuk mendorong dilakukannya penyelidikan atas insiden tersebut, termasuk kemungkinan penggunaan excessive use of force," kata Judha.

Presiden RI Prabowo Subianto juga membicarakan insiden ini saat bertemu Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur, pada Senin (27/1/2025).

"Itu secara garis besar kita bicarakan," kata Prabowo kepada awak media usai memberikan pengarahan pada acara Rapat Pimpinan (Rapim) TNI/Polri Tahun 2025 di The Tribrata, Jakarta, Kamis (30/1/2025).

Prabowo berharap ada investigasi mengenai insiden itu. Namun dia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak terlibat dalam kegiatan ilegal.

"Kalau nyelundup ke negara asing, risikonya negara asing akan bertindak. Jadi rakyat kita jangan mau dibohongi oleh sindikat-sindikat yang berjanji ini, berjanji itu," katanya.

“Ya kita waspada, kita ingatkan tapi kita juga yakin pihak Malaysia akan melaksanakan penyelidikan.”

Menurut data dari Migrant Care, sejak tahun 2005 sampai 2025 tercatat ada 75 orang pekerja migran Indonesia meninggal di tangan aparat Malaysia tidak melalui proses peradilan.

Korban Belum Bisa Dijenguk Keluarga

Sementara itu, Penjabat Gubernur Aceh Safrizal mengatakan terus berkoordinasi dengan Kemlu mengenai kondisi warga Aceh yang menjadi korban. Ia menyebut akan memfasilitasi, apabila korban nanti dapat dipulangkan.

"Warga Aceh hari ini sedang dirawat di Kuala Lumpur, mudah-mudahan segera membaik, segara bisa ditangani apakah pemulangan atau proses lebih lanjut," katanya, Jumat (31/1/2025).

Di sisi lain, menurut Haji Uma, keluarga hingga Jumat siang belum diizinkan menjenguk korban.

"Sampai saat ini keluarga belum diizinkan untuk menjenguk," katanya kepada Suara.com, Jumat siang.

Namun menurut informasi dari Kemlu dan KBRI Kuala Lumpur, kata Haji Uma, kondisi korban sudah membaik.

"Cuma satu pasien katanya Warga Pekanbaru, yang ada di Serdang Selangor masih belum sadarkan setelah menjalani operasi," katanya.

Kontributor Aceh: Habil Razali


Terkait

Tragedi Penembakan PMI, Kabar Bumi Desak Revisi UU dan Diplomasi Lebih Kuat
Sabtu, 01 Februari 2025 | 16:38 WIB

Tragedi Penembakan PMI, Kabar Bumi Desak Revisi UU dan Diplomasi Lebih Kuat

Pemerintah perlu melangkah lebih jauh dengan membuat MoA yang memiliki kekuatan hukum lebih mengikat.

Tragedi Penembakan 5 PMI di Malaysia, Komnas HAM Desak Investigasi Independen
Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:10 WIB

Tragedi Penembakan 5 PMI di Malaysia, Komnas HAM Desak Investigasi Independen

Menurutnya, Komnas HAM memiliki hubungan yang baik dengan Komnas HAM Malaysia (Suhakam).

Terbaru
Prabowo Buka Pintu untuk Israel Jika Akui Kemerdekaan Palestina: Diplomasi Realistis?
polemik

Prabowo Buka Pintu untuk Israel Jika Akui Kemerdekaan Palestina: Diplomasi Realistis?

Jum'at, 30 Mei 2025 | 18:55 WIB

Israel tak hanya harus mengakui kemerdekaan Palestina secara penuh, tetapi juga harus bertanggung jawab atas genosida yang selama ini dilakukan terhadap rakyat Palestina.

Reformasi Anggaran: Tantangan di Balik Putusan Sekolah Gratis polemik

Reformasi Anggaran: Tantangan di Balik Putusan Sekolah Gratis

Jum'at, 30 Mei 2025 | 16:20 WIB

Presiden adalah satu-satunya otoritas yang dapat melakukan reformasi menyeluruh dalam tata kelola anggaran pendidikan, kata Ubaid.

Bongkar Korupsi Dana Zakat di Baznas Jabar, Whistleblower Malah Dikriminalisasi polemik

Bongkar Korupsi Dana Zakat di Baznas Jabar, Whistleblower Malah Dikriminalisasi

Rabu, 28 Mei 2025 | 20:51 WIB

"Kriminalisasi terhadap pelapor dugaan korupsi di Baznas menunjukkan kemunduran dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia," kata Wana.

Kebijakan Jam Malam Pelajar di Jabar: Solusi atau Sekadar Simbolik? polemik

Kebijakan Jam Malam Pelajar di Jabar: Solusi atau Sekadar Simbolik?

Rabu, 28 Mei 2025 | 18:23 WIB

"Kebijakan jam malam bagi pelajar perlu manajemen pengawasan yang baik. Tanpa itu, kebijakan tersebut hanya akan terdengar baik di atas kertas," ujar Rakhmat.

Hunian Vertikal: Mimpi atau Bumerang Bagi Warga Jakarta? polemik

Hunian Vertikal: Mimpi atau Bumerang Bagi Warga Jakarta?

Rabu, 28 Mei 2025 | 15:35 WIB

"Rumah susun itu adalah cara yang paling prinsip untuk merubah Jakarta menjadi lebih tertata terkait dengan penduduk dan pemukiman," kata Yayat.

Bantuan China untuk MBG: Kadin Senang, Ekonom Khawatir 'No Free Lunch'! polemik

Bantuan China untuk MBG: Kadin Senang, Ekonom Khawatir 'No Free Lunch'!

Rabu, 28 Mei 2025 | 07:56 WIB

No free lunch. Pasti akan ada yang dikorbankan untuk mendapatkan bantuan tersebut, mulai dari politik hingga sumber daya alam, ungkap Huda.

Enam Polisi Positif Narkoba Disanksi Salat di Mushala, Seremonial Tanpa Efek Jera? polemik

Enam Polisi Positif Narkoba Disanksi Salat di Mushala, Seremonial Tanpa Efek Jera?

Selasa, 27 Mei 2025 | 21:29 WIB

Sanksi itu tak lebih dari seremonial saja. Seolah-olah diberi sanksi, tapi sebenarnya tidak memberi efek jera apapun, ujar Bambang.