Suara.com - Di era game dengan narasi yang panjang dan dialog yang kompleks, When the Past Was Around hadir sebagai angin segar.
Ia menawarkan pengalaman bercerita yang unik dan berbeda, yakni melalui visual dan musik. Tanpa sepatah kata pun, game ini mampu menyampaikan emosi yang mendalam dan kisah yang menyentuh hati.
When the Past Was Around membuktikan bahwa kata-kata tidak selalu diperlukan untuk menciptakan pengalaman bercerita yang kuat dan berkesan.
When the Past Was Around adalah game puzzle yang dikembangkan oleh Mojiken Studio, studio game asal Indonesia yang dikenal dengan karya-karya yang indah dan penuh makna.
Sentuhan magis dari Brigitta Rena, co-founder Mojiken Studio yang juga merupakan kreator dari game "She and The Light Bearer" dan "A Raven Monologue", sangat terasa dalam game ini.
When the Past Was Around adalah perpaduan harmonis antara visual yang memukau, musik yang menghanyutkan, dan teka-teki yang menantang.
Game ini mengajak pemain untuk menyelami kehidupan seorang wanita muda bernama Eda.
Melalui serangkaian teka-teki yang terjalin dalam alur cerita yang emosional, pemain akan mengungkap masa lalu Eda, cinta yang pernah hadir, dan kehilangan yang harus dihadapi.
When the Past Was Around adalah perjalanan yang personal dan reflektif, mengajak pemain untuk merenungkan arti dari setiap kenangan dan emosi yang muncul.
Sebagai informasi, When The Past was Around tersedia di beberapa platform Microsoft Windows, Mac OS, Xbox One, Nintendo Switch, hingga Android.
Game ini telah diunduh lebih dari 1 juta kali dan menerima banyak ulasan positif di Play Store. Pemain perlu melewati beberapa chapter untuk mengetahui kisah lengkap Eda.
When the Past Was Around: Perjalanan Emosional Melalui Visual dan Musik
When the Past Was Around berhasil menciptakan pengalaman bercerita yang unik dan imersif.
Tanpa dialog, pemain diajak untuk lebih fokus pada detail visual, ekspresi karakter, dan alunan musik yang mengiringi setiap adegan.
Hal ini memungkinkan pemain untuk menafsirkan sendiri emosi dan pesan yang ingin disampaikan oleh game, menciptakan pengalaman yang lebih personal dan bermakna.
Visual dan Musik sebagai Jembatan Emosi
Visual dalam When the Past Was Around memiliki peran yang sangat penting dalam menyampaikan cerita.
Gaya seni yang khas dan detail lingkungan yang kaya mampu membangkitkan rasa dan menghubungkan pemain dengan emosi yang dirasakan oleh Eda si karakter utama.
Musik dalam game ini juga memiliki kekuatan yang luar biasa dalam membangun suasana dan menyampaikan emosi.
Melodi yang dimainkan mampu menyentuh hati pemain dan memperdalam pengalaman emosional yang dirasakan.
Pengalaman yang Unik dan Berkesan
Kombinasi antara visual yang kuat dan musik yang menghanyutkan menciptakan pengalaman bermain yang unik dan berkesan.
Pemain tidak hanya diajak untuk memecahkan teka-teki, tetapi juga untuk merasakan dan memahami emosi yang dirasakan oleh karakter dalam game.
When the Past Was Around adalah contoh yang sangat baik tentang bagaimana sebuah game dapat bercerita tanpa kata. Ia membuktikan bahwa visual dan musik memiliki kekuatan yang luar biasa dalam menyampaikan emosi dan narasi.
Game puzzle ini adalah pengalaman yang akan membekas di hati dan pikiran pemain, lama setelah game selesai dimainkan.
When the Past Was Around adalah rekomendasi wajib bagi para penggemar game puzzle yang mencari pengalaman bermain yang unik, emosional, dan berkesan.
Last War Survival menawarkan mini game yang cukup seru.
Ini akan menjadi seri terakhir dari serial populer Squid Game.
Squid Game 3 jadi akhir dari serial perjalanan Gi-hun
Squid Game 3 umumkan tanggal tayang dan bagikan poster hingga still cuts terbaru.
Lagu "Jika" ciptaan Melly Goeslaw membuka tahun 2025 dengan dinyanyikan ulang alias remake oleh Danilla Riyadi dan Hindia.
Sudah tidak ada alasan bagi pejabat untuk tidak menggunakan transportasi umum.
Presiden Prabowo instruksikan efisiensi APBN 2025 hingga Rp306,6 triliun untuk program prioritas, terutama Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ditargetkan 82,9 juta penerima.
Agra menilai penerbitan sertifikat di atas laut adalah skandal terstruktur yang melibatkan pejabat di level bawah, kementerian hingga presiden Jokowi.
Karena tidak ada kepastian penempatan, tak sedikit guru swasta yang lulus PPP akhirnya beralih profesi menjadi pengemudi ojek online hingga pedagang es teh keliling.
Jika memang Presiden berani harusnya Perpres ini diarahkan untuk menindak korporasi skala besar yang selama ini merusak lingkungan dan merugikan negara," ujar Uli.
Menggeser awan di atas Jakarta padahal kini sedang banyak awan rendah yang bergerak cepat, bukan tindakan tepat, kata Erma.