Awan Tak Punya KTP: Modifikasi Cuaca di Tengah Cuaca Ekstrem Jakarta Berbahaya!
Home > Detail

Awan Tak Punya KTP: Modifikasi Cuaca di Tengah Cuaca Ekstrem Jakarta Berbahaya!

Erick Tanjung | Muhammad Yasir

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:51 WIB

Suara.com - Pemerintah Provinsi Jakarta berencana melakukan kembali operasi modifikasi cuaca atau OMC. Langkah itu diambil sebagai upaya mengurangi intensitas hujan tinggi yang telah mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah ibu kota.

Rencana pemerintah provinsi Jakarta itu dikritik ahli Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin. Erma menyebut modifikasi cuaca sebagai cara instan untuk mengurangi intensitas hujan yang tidak tepat dilakukan di tengah kondisi cuaca ekstrem.

“Menggeser awan di atas Jakarta padahal kini sedang banyak awan rendah yang bergerak cepat, bukan tindakan tepat,” kata Erma kepada Suara.com, Kamis (30/1/2024).

Penggunaan teknologi termasuk OMC, kata Erma, sudah semestinya mempertimbangkan tiga aspek. Ketiga aspek tersebut meliputi lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Erma mengatakan, jika pemerintah provinsi Jakarta melakukan OMC di tengah kondisi cuaca ekstrem seperti saat ini berpotensi menimbulkan dampak terhadap daerah lain. Sebab kondisi saat ini sedang aktif pembentukan klaster awan Mesoscale Convective Complex atau MCC di atas Laut Jawa.

“Kalau modifikasi dilakukan dengan tujuan mengurangi intensitas hujan di Jakarta padahal kini sedang banyak MCC meluas di laut utara Jakarta, itu bakal menuju kemana? Jawa Tengah-Jawa Timur yang bakal paling parah kena dampak awan MCC yang masuk dari laut utara dan selatan Jawa. Awan tak punya KTP,” tuturnya.

MCC adalah sistem konveksi awan skala-meso yang dicirikan oleh bentuk pola besar, berdurasi panjang, dan semi-melingkar. Siklus MCC, menurut Erma minimal berlangsung selama enam jam. Keberadaan MCC dapat mengakibatkan hujan lebat dan berdurasi panjang serta dapat mengakibatkan banjir.

Pengendara motor nelintas saat hujan lebat di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (3/3/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Pengendara motor nelintas saat hujan lebat di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. [Suara.com/Alfian Winanto]

Sistem cuaca, kata Erma, tidak sesimpel yang dibayangkan banyak orang. Penggunaan teknologi OMC juga tidak menjamin bahwa hujan benar-benar akan turun di laut. Apalagi di tengah kondisi propagasi hujan yang kuat pada periode Januari-Februari yang membuat hujan dari laut berpotensi lebih cepat masuk ke darat.

“Jadi kalau ada yang bilang hujan itu secara simpel digeser aja ke laut biar nggak masuk ke darat, kata siapa dia nggak akan masuk ke darat. Nggak ada jaminan seperti itu,” tuturnya.

“Sistem cuaca itu nggak sesimpel itu, nggak sesederhana itu, tapi sangat kompleks.”

Banjir Jakarta

Sebanyak 32 RT dan 20 ruas jalan di Jakarta terdampak banjir akibat intensitas hujan yang tinggi. Ribuan orang dilaporkan mengungsi akibat terdampak banjir tersebut.

Berdasar data Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Jakarta pada Kamis, 30 Januari 2025 pukul 09.00 WIB, tercatat 15 RT dan dua ruas jalan yang masih tergenang air.

Penjabat Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi belakangan mengatakan bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan untuk melakukan kembali OMC. Pelaksanaan terkait OMC ini tengah dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah Jakarta Marullah Matali dengan BPBD, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKD), dan Asisten Pemerintahan terkait pelaksanaan modifikasi cuaca.

“Kami rencanakan dalam 2-3 hari ini (melakukan modifikasi cuaca). Sepanjang memang nanti kita melihat cuacanya lebat, mengarah ekstrem, kami akan lakukan," kata Teguh di Jakarta, Rabu (29/1).

Pengendara melintasi banjir di Jalan Boulevard Raya, Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (29/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Pengendara melintasi banjir di Jalan Boulevard Raya, Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (29/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Sementara Kepala Pusat Data dan Informasi atau Kapusdatin BPBD Jakarta Mohamad Yohan menyebut pelaksanaan OMC hingga kekinian masih dalam tahap persiapan. Dia belum bisa memastikan kapan OMC tersebut akan dilaksanakan.

“Sudah di tahap persiapan pelaksanaan,” kata Yohan kepada Suara.com.

Berdasar catatan Suara.com, pemerintah provinsi Jakarta sebelumnya telah melakukan OMC. Pelaksanaannya dilakukan dalam tiga tahap, yakni pada 7-9 Desember 2024, 13-16 Desember 2024, dan 25-31 Desember 2024.

Pelaksanaan OMC ini dilakukan BPBD Jakarta atas rekomendasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG. Sementara BPBD menurut Yohan sebatas sebagai pelaksana. Dia enggan memperdebatkan terkait adanya pandangan berbeda dari Erma yang menilai pelaksanaan OMC sebagai langkah yang tidak tepat jika dilakukan di tengah kondisi cuaca ekstrem.

“Yang jelas selama bulan Desember kami melaksanakan tiga tahapan OMC itu alhamdulillah tidak ada genangan. Faktanya itu saja. Makanya ini dipertimbangkan kembali untuk dilaksanakan OMC,” pungkas Yohan.


Terkait

Cara Cek Titik Banjir Jakarta Hari Ini Terbaru 2025 di Situs Resmi dan Aplikasi
Kamis, 30 Januari 2025 | 15:41 WIB

Cara Cek Titik Banjir Jakarta Hari Ini Terbaru 2025 di Situs Resmi dan Aplikasi

Jakarta kembali dilanda Banjir. Jika ingin keluar rumah atau bepergian selalu hati-hati dan pantau titik banjir. Nah berikut adalah cara cek titik banjir Jakarta hari ini.

4 Penerbangan Internasional Bandara Soetta Sempat Dialihkan Akibat Cuaca Ekstrem
Rabu, 29 Januari 2025 | 15:27 WIB

4 Penerbangan Internasional Bandara Soetta Sempat Dialihkan Akibat Cuaca Ekstrem

Pendaratan pesawat dialihkan ke bandara alternatif seperti Bandara Halim Perdanakusuma, Yogyakarta, Palembang, dan Lampung.

Terbaru
Imlek di Tanah Syariat: Toleransi Bersemi di Banda Aceh
nonfiksi

Imlek di Tanah Syariat: Toleransi Bersemi di Banda Aceh

Kamis, 30 Januari 2025 | 09:06 WIB

Sejumlah orang yang membantu di Vihara Dharma Bakti dalam perayaan malam Imlek adalah warga Aceh yang beragama Islam.

DPR Usul Moge Boleh Masuk Tol, Pendapatan Negara Naik atau Malah Kecelakaan Meningkat? polemik

DPR Usul Moge Boleh Masuk Tol, Pendapatan Negara Naik atau Malah Kecelakaan Meningkat?

Rabu, 29 Januari 2025 | 15:05 WIB

Jika sepeda motor diizinkan melintas di jalan tol, ini berpotensi meningkatkan risiko kecelakaan karena ketidakstabilan kendaraan pada kecepatan tinggi," ujar Djoko.

Siapa Dalang di Balik Pagar Laut Tangerang? Kejagung Siap Bongkar Jaringan Korupsi SHGB polemik

Siapa Dalang di Balik Pagar Laut Tangerang? Kejagung Siap Bongkar Jaringan Korupsi SHGB

Rabu, 29 Januari 2025 | 12:05 WIB

"Jangan sampai penanganan kasus ini tidak tuntas sehingga menimbulkan pertanyaan publik. Mengingat kasus ini berpotensi melibatkan political exposed person," kata Lakso.

Dari DWP ke Kasus Pemerasan Rp5 Miliar, Budaya Setoran Polisi Makin Menggurita? polemik

Dari DWP ke Kasus Pemerasan Rp5 Miliar, Budaya Setoran Polisi Makin Menggurita?

Rabu, 29 Januari 2025 | 08:15 WIB

Budaya setoran (polisi) itu masih melekat dan tak pernah terkikis karena yang di atas pun melakukan pembiaran bahkan menikmati setoran, ungkap Bambang.

Derita ASN Korban KDRT Istri: Diancam, Disiksa, dan Terbelenggu Maskulinitas! polemik

Derita ASN Korban KDRT Istri: Diancam, Disiksa, dan Terbelenggu Maskulinitas!

Selasa, 28 Januari 2025 | 19:16 WIB

Munculnya pertanyaan masyarakat soal kok bisa laki-laki menjadi korban KDRT karena budaya patriarki yang masih kental.

Penangkapan Paulus Tannos Babak Baru Kasus e-KTP, Singapura Tak Lagi Surga Koruptor nonfiksi

Penangkapan Paulus Tannos Babak Baru Kasus e-KTP, Singapura Tak Lagi Surga Koruptor

Selasa, 28 Januari 2025 | 15:35 WIB

Penangkapan Tannos harus dijadikan momentum bagi KPK untuk membuka kembali perkara mega korupsi e-KTP yang belum tuntas.

Polemik UN Jilid Baru: Kemendikdasmen Hapus Kata Ujian Karena Traumatik? polemik

Polemik UN Jilid Baru: Kemendikdasmen Hapus Kata Ujian Karena Traumatik?

Senin, 27 Januari 2025 | 13:33 WIB

UN tidak boleh dijadikan sebagai penentu kelulusan siswa. Ujian itu digunakan untuk mengukur kualitas proses pendidikan di suatu daerah.