Polemik UN Jilid Baru: Kemendikdasmen Hapus Kata Ujian Karena Traumatik?
Home > Detail

Polemik UN Jilid Baru: Kemendikdasmen Hapus Kata Ujian Karena Traumatik?

Erick Tanjung | Yaumal Asri Adi Hutasuhut

Senin, 27 Januari 2025 | 13:33 WIB

Suara.com - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto membuat kebijakan baru yang mengubah sistem pendidikan naional. Ujian Nasional atau UN yang dihapus era Presiden Joko Widodo pada 2020 bakal diterapkan kembali bagi siswa dari tingkat SD, SMP, hingga SMA dengan nama berbeda.

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengembalikan ujian sekolah yang dilaksanakan di akhir semester menjadi Tes Kompetensi Akademik. Kebijakan baru ini menuai kritikan dari dari pengamat pendidikan. Pasalnya kebijakan ini tidak memperbaiki akar masalah pendidikan nasional, tapi masih berkutat mengenai nama dan istilah.

MENTERI Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti mengatakan akan menerapkan kembali sistem Ujian Nasional secara konsep, tapi tidak menggunakan kata 'ujian'. Kebijakan itu akan diberlakukan tahun ini secara bertahap.

"Soal ujian, hidup kita ini sudah banyak ujian. Nanti tidak ada lagi kata ujian," kata Abdul Mu'ti di Jakarta pada Senin (20/1/2025).

Staf ahli bidang regulasi dan hubungan antar lembaga Dikdasmen Biyanto menjelaskan lebih jauh alasan penghapusan kata ujian. Menurut dia, kata ujian terdengar traumatik dan diidentikkan dengan pertaruhan lulus atau tidak lulus siswa.

"Yang dipakai itu tes kompetensi akademik. Nanti akan dilaksanakan di bulan November khusus kelas 12 untuk SMA, MA, dan SMK," kata Biyanto pada Rabu (22/1).

Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Toni Toharudin menyampaikan UN yang berganti nama menjadi Tes Kompetensi Akademik akan dilaksanakan pada November 2025. Penerapannya baru diberlakukan pada siswa sekolah tingkat SMA, SMK dan MA. Sedangkan SD dan SMP akan diterapkan pada 2026.

Abdul Mu'ti memastikan Tes Kompetensi Akademik yang akan diterapkan berbeda dengan UN pada era pemerintahan sebelumnya. Sejauh ini prosesnya masih dalam persiapan. Kendati demikian, dia belum mengungkap seperti apa mekanismenya.

"Tunggu saja," ujar Mu'ti.

Benarkah Ujian Nasional Diadakan Lagi (freepik)
Ilustrasi Ujian Nasional Diadakan Lagi (freepik)

Pengamat Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Cecep Darmawan mempertanyakan urgensi dari pergantian kata 'ujian'. Menurutnya pemerintah hanya disibukkan dengan pergantian label, seperti sistem pendidikan nasional dahulu ada Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional atau Ebtanas, Ujian Akhir Nasional atau UAN, hingga UN, dan beberapa nama lainnya.

"Tapi begitu-begitu juga (enggak ada yang berkembang)," kata Cecep kepada Suara.com, Jumat (24/1).

Cecep menolak alasan Kemendikdasmen yang mengaitkan kata ujian dengan pengalaman traumatik. Dia berpendapat, dalam proses belajar belajar memang harus ada ujian. Kata ujian menjadi momok ketika berkaitan dengan lulus atau tidak lulusnya seorang siswa.

Menurut dia, ketimbang berkutat soal pelabelan, yang perlu diperhatikan pemerintah adalah memastikan standarisasi pendidikan secara baik. Standarisasi itu meliputi proses pembelajaran, kompetensi guru, gedung, sarana-prasarana pendukung, dan pembiayaan.

Sementara terkait akan diterapkannya kembali UN, Cecep berharap tidak dijadikan sebagai penentu kelulusan siswa. Kelulusan itu berkaitan dengan evaluasi belajar harian siswa yang dapat dilakukan oleh guru di sekolah masing-masing.

Dia menambahkan, UN dapat dijadikan sebagai alat untuk memotret bagaimana kualitas pendidikan sudah berjalan. Misalnya, untuk mengetahui apakah kurikulum yang diterapkan sudah memenuhi standar atau tidak.

"Sekaligus juga pemerintah melakukan refleksi," tuturnya.

Pada pelaksanaannya, dia berharap UN bisa dilaksanakan secara digital, tidak lagi menggunakan kertas. Kemudian yang diujikan bukan hanya mata pelajaran yang bersifat hafalan, tapi lebih ditekan seperti kreatif thinking hingga literasi numerik.

Sejumlah siswa SMP Negeri 1 Jakarta Pusat mengikuti Ujian Nasional hari pertama, di Jakarta, Senin (4/5).
Ilustrasi Ujian Nasional. (Ist)

Senada dengan Cecep, Ketua Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan UN tidak boleh dijadikan sebagai penentu kelulusan siswa. Ujian itu digunakan untuk mengukur kualitas proses pendidikan di suatu daerah.

"Misalnya, kenapa daerah ini nilai ujian nasionalnya rendah untuk matematika, oh ternyata ini gurunya rendah kualitasnya. Kemudian gurunya dilatih," kata Retno kepada Suara.com.

Sementara praktisi pendidikan Najelaa Shihab turut memberikan catatan kritisnya. Menurutnya Kemendikdasmen harus memiliki tujuan yang jelas jika ingin mengembalikan UN dengan format yang baru.

"Saat ini juga sudah ada beberapa bentuk asesmen nasional yang memang bisa terus dimanfaatkan. Jadi kalau misalnya memang ujian nasional itu akan dilakukan lagi, saya pikir bagaimana kita kemudian menyelenggarakannya, tujuannya apa," kata Najelaa.

Menurutnya pemerintah harus menjelaskan fungsinya, jika memang nantinya tidak dijadikan sebagai penentu kelulusan. Menurutnya hal itu menjadi penting agar berbagai intervensi yang dilakukan oleh pemerintah mendukung perbaikan dunia pendidikan nasional.

Dia pun mempertanyakan kata ujian yang diganti. Pasalnya, meski kata ujian dihapuskan, tapi pelaksanaannya seperti format ujian berpotensi menyebabkan miskonsepsi. Oleh karena itu, pemerintah tak perlu ragu untuk menggunakan kata ujian.

"Yang penting adalah bentuk-bentuk asesmen lain, yang bukan ujian secara konsep pedagogis maupun psikologis itu memang penting," pungkasnya.


Terkait

Perbarui Segera! Ini Link Download dan Cara Pasang Patch Aplikasi Dapodik 2025 b
Sabtu, 18 Januari 2025 | 16:52 WIB

Perbarui Segera! Ini Link Download dan Cara Pasang Patch Aplikasi Dapodik 2025 b

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah atau Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memperbarui Data Pokok Pendidikan (Dapodik) 2025 b.

Heboh! Ujian Nasional Disebut-sebut Kembali di Tahun 2026?
Rabu, 15 Januari 2025 | 18:09 WIB

Heboh! Ujian Nasional Disebut-sebut Kembali di Tahun 2026?

Mendikdasmen Prof Abdul Mu'ti sempat menyampaikan rencana Ujian Nasional akan diadakan lagi pada tahun 2026 mendatang. Benarkah Ujian Nasional diadakan lagi?

Ujian Nasional 2025 Kapan? Ini Jawabannya
Rabu, 15 Januari 2025 | 18:08 WIB

Ujian Nasional 2025 Kapan? Ini Jawabannya

Kedua, ada kekhawatiran tentang stres yang dialami siswa saat persiapan ujian.

'Dicuci Otak' untuk Kim Jong Un: Kisah Tragis Tentara Korea Utara di Medan Perang Ukraina
Rabu, 15 Januari 2025 | 11:18 WIB

'Dicuci Otak' untuk Kim Jong Un: Kisah Tragis Tentara Korea Utara di Medan Perang Ukraina

Pasukan khusus Ukraina menemukan tentara Korea Utara yang tewas dan 1 yang masih hidup di Kursk. Saat didekati, tentara yang selamat itu meledakkan granat, bunuh diri.

Terbaru
Tiket Pesawat Murah, Konsumen Happy Maskapai Gigit Jari
polemik

Tiket Pesawat Murah, Konsumen Happy Maskapai Gigit Jari

Senin, 27 Januari 2025 | 08:00 WIB

Kebijakan penurunan harga tiket pesawat jika diteruskan ternyata memberikan efek buruk terhadap industri transportasi khususnya penerbangan.

Stop Jadikan Game Kambing Hitam! Pahami Pentingnya Rating Usia polemik

Stop Jadikan Game Kambing Hitam! Pahami Pentingnya Rating Usia

Sabtu, 25 Januari 2025 | 11:00 WIB

Tidak semua game untuk anak-anak, kenali melalui rating usia yang disematkan.

Kenapa Remaja Sekarang Dinilai Semakin Nekat Berbuat Kriminal dan Kejahatan Lainnya? polemik

Kenapa Remaja Sekarang Dinilai Semakin Nekat Berbuat Kriminal dan Kejahatan Lainnya?

Sabtu, 25 Januari 2025 | 10:10 WIB

Kasus kriminalitas yang dilakukan ABG makin nekat, psikolog sarankan orang tua lakukan tindakan preventif ini.

Patrick Kluivert vs Alex Pastoor: Si Asisten Lebih Kompeten polemik

Patrick Kluivert vs Alex Pastoor: Si Asisten Lebih Kompeten

Sabtu, 25 Januari 2025 | 09:00 WIB

Alex Pastoor yang menjabat sebagai asisten pelatih timnas Indonesia justru dianggap lebih kompeten ketimbang Patrick Kluivert.

Remake Lagi, 'A Business Proposal' Bukti Industri Film Indonesia Miskin Ide? nonfiksi

Remake Lagi, 'A Business Proposal' Bukti Industri Film Indonesia Miskin Ide?

Sabtu, 25 Januari 2025 | 09:00 WIB

Di dunia yang penuh ketidakpastian, manusia merindukan kisah cinta sederhana yang manis dan menghibur.

Bom Waktu di Balik Kebijakan Populis Prabowo-Gibran: Siap-Siap Kelas Menengah Paling Terdampak polemik

Bom Waktu di Balik Kebijakan Populis Prabowo-Gibran: Siap-Siap Kelas Menengah Paling Terdampak

Jum'at, 24 Januari 2025 | 19:00 WIB

Survei yang dilakukan pada 4-10 Januari 2025 ini mengungkapkan bahwa masyarakat kelas ekonomi bawah mencatat kepuasan tertinggi, yakni 84,7 persen.

100 Hari Gibran di Pemerintahan, Simbol atau Sekadar Bayangan? polemik

100 Hari Gibran di Pemerintahan, Simbol atau Sekadar Bayangan?

Jum'at, 24 Januari 2025 | 16:24 WIB

Belum ada yang khas dari Gibran pada 100 hari pertama masa kerjanya.