Suara.com - "Pelawak ngelawak aja, gak usah ngomongin politik," demikian Pandji membuka penampilannya dalam pertunjukan The Founder5 bulan lalu.
Pandji jelas tak setuju atas pernyataan tersebut yang belakangan sering dia terima dari netizen. Baginya, siapa pun berhak ngomongin politik, mengkritik, asal jangan menculik.
Argumen Pandji ini dibangun dari marwah stand up comedy itu sendiri. Iya, stand up comedy memang bukan cuma didefinisikan sebagai salah satu jenis komedi yang dibawakan sendiri dengan berdiri di atas panggung. Lebih jauh lagi, sejauh jarak Jakarta ke New York - domisili Pandji sekarang, stand up comedy berarti berdiri di atas opini atau sikap atas keresahan apapun, termasuk politik.
Materi Pandji di awal penampilannya sengaja dibuat bukan untuk memantik tawa penonton. Tapi setidaknya, ia ingin lebih dulu bermukadimah bahwa jokes politik yang akan dibawakan di atas panggung boleh-boleh saja.
Tak seperti Pinokio dan Mulyono, Pandji gak bohong. Dari total durasi tampil malam itu, materi Pandji 90 persen ngomongin politik, tapi dengan kadar yang berbeda-beda. Dan, ada tujuan mulia di balik opini dan sikapnya yang dimuntahkan di hadapan ratusan ribu penonton.
Pandji, komika si paling nasionalis ini ingin membantah anggapan lama bahwa perubahan harus dilakukan dari dalam. Sebaliknya, ia malah ingin mengubahnya dengan terus menggonggong dari luar ring kekuasaan.
Bukan untuk mengubah kelakukan para politisi atau pejabat negara yang dianggap Pandji banyak anehnya, materi politik berbalut komedi yang ia susun rapi bertujuan menyalakan mesin bernama kritisisme dan skeptisisme tiap individu dalam masyarakat. Pandji mau fungsi watchdog dijalankan oleh publik.
Bit favorit saya adalah keresahan Pandji atas janji Presiden Prabowo yang bilang ia dan mantan presiden Jokowi gak bakal cawe-cawe dalam urusan Pilkada 2024. Nyatanya, malah sebaliknya. Pandji memang gak ada takutnya. Huruf "J" di nama Jokowi dia maknai sendiri imbas sering meng-endorse beberapa calon kepala daerah yang ikut kontestasi Pilkada.
Lainnya, Pandji mencontohkan betapa masyarakat Indonesia mudah dibodohi atas pembelaan dari lingkaran Prabowo ketika sang presiden meng-endorse salah satu calon kepala daerah dalam sebuah video yang beredar di internet. Prabowo jelas tak netral. Tapi rezim berdalih video tersebut diproduksi di hari Minggu alias hari libur.
Gampang bagi Pandji merumuskan meteri komedi lewat dalih tersebut. Teknik 'what if' atau pengandaian dalam stand up comedy ia pilih sebagai punchline. Pandji berandai-andai ketika Prabowo di hari Minggu diberi tahu ajudannya kalau negara sedang dalam keadaan genting. Coba bayangin, bagaimana sikap Prabowo bila juga menganggap hari itu ia lagi cuti sebagai presiden. Hasilnya, tawa penonton pun pecah.
Bit pamungkas Pandji menyajikan impersonasi Ahok dan Rocky Gerung. Kayaknya saya gak perlu kasih tahu bit lengkapnya. Tapi coba imajinasikan bila Ahok sedang wawancara Rocky. Gaya bicara mereka tentu beda banget kan.
Kalau boleh jujur, Pandji jadi man of the match pertunjukan The Founder5 yang dihelat di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, awal Desember tahun lalu. Belakangan, dia jujur aksinya malam itu jadi ajang pemanasan untuk special show kesekian Pandji yang kali ini bertajuk bertajuk Mens Rea.
The Founder5
The Founder5 adalah petunjukan stand up comedy yang bintang utamanya dihuni lima founders stand up comedy Indonesia. Mereka adalah Pandji, Ernest Prakasa, Isman HS, Raditya Dika, dan Ryan Ardiandhy.
Konsep acara ini mengusung Trifecta Comedy yang menghadirkan tiga babak, yakni Stand Up Comedy, Improve Comedy serta Sketch Comedy.
Di segmen stand up comedy, Raditya Dika dan Isman gak kebagian jatah tampil. Radit bukan karena gak lucu, tapi Isman boleh jadi. Bercanda Kang, peace.
Radit dan Isman pasti pecah mengisi segmen Improv Comedy dan Sketch Comedy malam itu, mengulang momen di ajang Stand Up Fest 2024. Tapi jujur, saya gak melihat aksi mereka dan penampil lainnya di segmen tersebut. Bagi saya, Improve Comedy dan Sketch Comedy bisa saya nikmati di kesempatan lain, termasuk di program tv Lapor Pak!
Segmen Stand Up Comedy malam itu diisi oleh Pandji, Ernest, Ryan, Awwe, dan Sammy Not Slimboy. Meski gak masuk daftar The Founders, dua nama terakhir bukan sosok sembarangan di skena stand up comedy Indonesia.
Awwe adalah mantan presiden komunitas Stand Up Indo, sementara Sammy komika senior merangkap aktivis. Bayangin aja, Sammy sudah melawak di depan peserta demonstrasi peristiwa 1998. Bisa ditebak berapa umurnya sekarang.
Penuh ledakan Tawa
Awwe jadi komika pertama yang tampil di segmen Stand Up Comedy. Bukan Awee namanya kalau gagal mengocok perut penonton, meski beberapa jokes yang disajikan dicomot dari materi lama.
Hebatnya Awwe, materi lama yang dibawakan gak terdengar usang alias tetap fresh lantaran dilebur bahan baru dengan cara me-riffing Anies Baswedan yang duduk di barisan depan penonton.
Awwe bercerita betapa sulitnya ketika menjadi Presiden Stand Up Indo. Katanya, menerima keluhan anak-anak komunitas yang luar biasa absurd sudah jadi makanan sehari-hari komika asal Bekasi tersebut.
Set up tersebut kemudian diakhiri punchline dengan me-riffing Anies. Apa punchline-nya? Rahasia dong. Makanya nonton!
Penampilan Sammy juga apik, meski Laugh per Minute (LPM) yang dihasilkan gak sebanyak Awwe. Materi dark jokes kental di sesi Sammy malam itu. Saya yakin, pulang dari sana, banyak penonton yang merasa berdosa tertawa mendengar candaan Sammy. Astagfirullah.
Beberapa materi Sammy pernah saya dengar sebelumnya. Tapi banyak juga yang baru, seperti ketika ia me-riffing Anies. Saya kasih clue, Sammy adalah satu satu timses Anies yang kalah di Pilpres kemarin.
Label aktivis yang melekat membuat Sammy seperti sedang orasi membakar semangat para demonstran, tiap kali melempar bit-bitnya. Karena penonton merasa relevan, bit Sammy mampu menghasilkan tawa. Salah satu bit favorit saya adalah tentang hubungan orang Batak dan Jawa dalam konteks Luhut Binsar Panjaitan dan Jokowi.
Sementara Ernest mengawali penampilannya dengan gimik yang langsung memantik ledakan tawa. Jurus mengunci penonton agar setia mendengar aksinya hingga kelar efektif dipakai komika yang juga sineas tersebut.
Anies lagi-lagi jadi bahan bakar riffing Ernest dengan mengaitkan Pilkada Jakarta 2024 yang memenangkan pasangan Rano-Pramono. Punchline yang dipilih terasa begitu jujur sekaligus sinis mengingat ia adalah pendukung setia Ahok sejak Pilkada Jakarta 2017. Ingat, Anies dan Ahok bersatu lho di kubu Rano-Pramono di Pilkada Jakarta tahun lalu.
Di tengah durasi, Ernest membawakan keresahan soal putrinya yang mulai beranjak dewasa. Metamorfosa seorang Ernest saat memasuki kepala empat gak luput jadi bahan bakar penulisannya. Mirip Sammy, Ernest juga memilih bumbu dark jokes untuk menebalkan keresahannya. Jujur dan orsinil, dua kata tersebut mungkin pas untuk memuji penampilan Ernest di The Founder5.
Komika terakhir di segmen stand up comedy yang paling saya tunggu-tunggu. Ia adalah Ryan yang sudah cukup lama gak bikin special show.
Berbagai keresahan sebagai seorang suami - status yang baru dipegang, Ryan ungkap secara gamblang di panggung The Founder5.
Tapi sayangnya, penampilan Ryan di luar ekspetasi saya. Ini karena mungkin saya sudah lebih fokus menahan lapar atau dingin di dalam hall.
Pandji Pragiwaksono juga menyoroti sikap Patrick Kluivert yang tetap mengikuti wawancara kerja dengan PSSI di hari libur Natal.
Latar belakang keluarga Coach Justin yang bahas nasib timnas Indonesia usai pemecetaan Shin Tae Yong.
Ini kata Pandji Pragiwaksono soal video lawas Erick Thohir.
Sebelumnya Erick Thohir mengaku sengaja menggelar wawancara kandidat pelatih pengganti STY saat hari Natal demi mengetes loyalitas mereka.
Kalau memang harus dihapus saya setuju, tapi lebih ke semangat penghapusan diskriminasinya, kata Shinte.
Firli disebut memiliki peran dalam mengintervensi kasus yang juga menjerat Harun Masiku.
Suatu ketika, Raymond pernah meminta Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) untuk menuliskan Tidak Beragama pada kolom agama di KTP.
Mendikdasmen Abdul Mu'ti menyatakan pengetahuan soal pasar modal memungkinkan dimasukkan dalam mata pelajaran matematika.
Tak hanya itu, salah satu dokumen berisi upaya Jokowi mengkriminalisasi mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam kasus Formula E.
"Hasto sudah mengusulkan sejumlah nama kepada Ibu Mega. Ketua umum sendiri baru pulang dari Hong Kong hari ini," kataSumber Suara.com,Selasa (7/1).
Di TK Al-Azhar, sekitar 20 dari 200 siswa penerima program MBG tidak mendapatkan paket tersebut.