Bagaimana Seharusnya Pengetahuan Saham Diberikan kepada Anak SD?
Home > Detail

Bagaimana Seharusnya Pengetahuan Saham Diberikan kepada Anak SD?

Chandra Iswinarno | Yaumal Asri Adi Hutasuhut

Rabu, 08 Januari 2025 | 19:28 WIB

Suara.com - Pada pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2025, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengusulkan agar pendidikan pasar modal, seperti jual-beli saham, sudah waktunya masuk dalam kurikulum sekolah dasar.

Wacana itu beranjak dari pengalamannya yang mendapatkan pengetahuan tentang pasar modal ketika masih duduk di bangku kuliah. Sri Mulyani beranggapan, sudah waktunya pengetahuan mengenai pasar modal diajarkan sejak pendidikan dasar.

"Sekarang saham ini sudah mulai diajarkan bukan di tingkat mahasiswa lagi bahkan di tingkat sekolah dasar, sehingga mereka menjadi getting familiar dengan bursa efek," ujar Sri Mulyani (2/1/2025).

Ia mengatakan, apabila dapat diterapkan, maka edukasi pasar modal bisa masuk ke dalam kurikulum pembelajaran sekolah.

"Kalau kita bersama-sama, nanti masuk ke kurikulum. Bagaimana cara penyampaiannya dan bagaimana mereka merasa terbiasa dengan transaksi, tentunya kalau masyarakat sudah mulai mendiversifikasi tabungan dan menciptakan pendalaman," ucapnya.

Kegelisahan Sri Mulyani tentunya tak bisa dilepaskan begitu saja dari fenomena yang terjadi secara umum dalam beberapa waktu belakangan ini, yakni rendahnya literasi dan inklusi keuangan pasar modal di Indonesia.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), merunut pada survei nasional yang dipaparkan pada awal tahun 2024, tingkat literasi keuangan di pasar modal hanya sebesar 4,11 persen. Sementara tingkat inklusi keuangan di pasar modal sebesar 5,11 persen.

Bahkan, tingkat literasi pasar modal syariah jauh lebih rendah, hanya 0,87 persen dan inklusinya 0,5 persen.

"Angka-angka itu membuktikan masih terdapat gap antara literasi dan inklusi keuangan sehingga dibutuhkan terobosan dan inovasi untuk mengejar," ujar Direktur Literasi dan Edukasi OJK Horas VM Tarihoran.

Menjawab tantangan tersebut, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah atau Mendikdasmen Abdul Mu'ti pun membuka peluang masuknya pengetahuan pasar modal atau saham ke mata pelajaran siswa di tingkat dasar dan menengah.

Sebelum merealisasikan wacana itu, pemerintah perlu memperhatikan sejumlah hal, khususnya bagaimana tingkat pemahaman para pelajar berdasarkan usia, dan relevansi pengetahuan dengan kehidupannya sehari-sehari.

Mu'ti menyatakan pengetahuan soal pasar modal memungkinkan dimasukkan dalam mata pelajaran matematika.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti. (Suara.com/Lilis)
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti. (Suara.com/Lilis)

Terlebih saat ini Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) sedang mengupayakan deep learning agar para pembelajar terintegrasi dengan banyak aspek dalam kaitan dengan kehidupan sehari-hari. Pasar modalnya katanya, termasuk dari metode deep learning.

Perlu Pembahasan

Namun demikian, Mu'ti belum dapat memastikan soal masuknya pengetahuan saham ke pembelajaran siswa di tingkat SD dan SMP. Menurutnya hal tersebut masih perlu pembahasan yang lebih jauh.

"Soal kurikulum belum kita bahas ya. Banyak sekali usulan yang kalau semua diakomodir nanti pelajarannya bisa 100 mata pelajaran," katanya di Jakarta, Selasa (7/1/2025).

Rencana pengetahuan pasar modal ke pelajaran di tingkat dasar ini pun direspons Anggota Komisi XI DPR RI, Fathi. Ia menyambut baik usulan Sri Mulyani.

Menurutnya dengan adannya pengetahuan saham di sekolah dasar, diharapkan meningkat literasi peserta didik soal keuangan.

"Mereka akan tumbuh dengan pemahaman yang lebih baik tentang keuangan, investasi, dan pengelolaan risiko,” ujar Fathi.

Untuk mengimplementasikan wacana tersebut dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, DPR dan institusi pendidikan. Fathi mengemukakan, penyusunan kurikulum yang tepat akan menjadi kunci keberhasilan program ini.

Materi pembelajaran harus dirancang dengan relevan, sederhana, dan menarik bagi anak-anak, seperti menggunakan permainan yang edukatif.

OJK kemudian menindaklanjuti usulan Sri Mulyani dengan menyiapkan modul pembelajarannya, serta sudah berkomunikasi dengan Kemendikdasmen.

Meski usulan tersebut dapat sambutan baik dari sejumlah kalangan, namun Perencana Keuangan OneShildt, Imelda R Tarigan menyampaikan pandangan yang berbeda.

Menurutnya memberikan pengetahuan soal jual beli saham kepada pelajar SD akan memberatkan.

Pembelajaran tersebut akan tepat diterapkan kepada pelajar di tingkat SMA. Karena setidaknya mereka sudah mulai mempelajari pengantar ilmu ekonomi.

Dia mengungkapkan, pada jenjang sekolah dasar, siswa baru mempelajari matematika sederhana. Dengan pembelajaran soal saham yang sangat kompleks berpotensi membebani para siswa.

"Hitung matematikanya aja masih belajar ya kan. Masa disuruh ngitung valuasi, ngitungin prediksi, net present value dan sebagainya, nggak mungkin ya. Terus apalagi kalau diminta untuk melakukan technical analysis, waduh kejauhan," kata Imelda saat dihubungi Suara.com, Rabu (8/1/2025).

Namun dalam konteks pembelajaran untuk meningkatkan kebiasaan investasi, Imelda lebih sepakat untuk dikenalkan kepada siswa SD.

Dengan memberikan pengetahuan itu, para siswa memiliki kemampuan mengukur antara risiko dan keuntungan, sehingga ketika ingin berinvestasi mereka sudah mengetahuinya segala kemungkinan yang akan terjadi.

Tolak Jadi Mata Pelajaran

Sementara Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia Cecep Darmawan setuju saham dikenalkan kepada pelajar SD. Namun dia menolak dijadikan mata pelajaran.

Menurutnya dalam kurikulum ada yang disebut dengan kurikulum formal--yang tertulis, dan hidden curriculum--tidak tertulis. Lewat hidden curriculum pengetahuan soal saham dapat dimasukkan melalui mata pejaran Ilmu Pengetahuan Sosial, dengan catatan sifanya hanya mengenalkan.

Pekerja mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/4/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. [Suara.com/Alfian Winanto]

"Penjelasan sahamnya jangan teoritik. Si guru, misalnya pembahasan ilmu pengetahuan sosial, bahasan ekonomi, ya ada uang, ada saham, misalnya ada tabungan, ada macam-macam bisa menjelaskan," kata Cecep kepada Suara.com.

Pengetahuan soal saham ini juga harus memperhatikan tingkat pemahaman para siswa berdasarkan usianya. Cocoknya, kata Cecep, dapat diberikan kepada siswa SD di kelas empat hingga kelas enam.

Selain soal saham, banyak pengetahuan yang sebenarnya perlu dikenalkan kepada para pelajar yang lebih relevan dengan kehidupan mereka sehari-sehari.

Misalnya, soal kehidupan petani dan nelayan. Dalam konteks ini, penting bagi para guru untuk memperluas pengetahuannya dengan memperbaharui informasi terkait peristiwa atau isu aktual yang terjadi.

"Informasi, ya, apa saja bisa. Kalau itu dianggap penting untuk diketahui oleh siswa. Itu ukurannya ya, bukan soal sulit dan mudahnya," katanya.


Terkait

Emiten AVIA Tebar Dividen Rp1,3 Triliun, Siap Buyback Dalam Waktu Dekat
Kamis, 10 April 2025 | 20:41 WIB

Emiten AVIA Tebar Dividen Rp1,3 Triliun, Siap Buyback Dalam Waktu Dekat

Perusahaan mengonfirmasi pembagian dividen tunai senilai Rp1,33 triliun kepada para pemegang saham, setara dengan Rp22 per lembar saham.

9 Kontroversi Rumah Literasi yang Penuh Kejanggalan: Dikecam Tak Transparan
Kamis, 10 April 2025 | 18:00 WIB

9 Kontroversi Rumah Literasi yang Penuh Kejanggalan: Dikecam Tak Transparan

Berikut kesembilan kontroversi rumah literasi yang penuh kejanggalan, disebut para donatur tak mau transparan.

Ki Hajar Dewantara dan Tantangan Literasi Gen Z: Sebuah Refleksi Kritis
Kamis, 10 April 2025 | 17:39 WIB

Ki Hajar Dewantara dan Tantangan Literasi Gen Z: Sebuah Refleksi Kritis

Ki Hajar Dewantara ajarkan "Ngandel, Kendel, Kandel, Bandel" untuk generasi tangguh. Tantangan literasi dan brain rot kini jadi ujian besar bagi Gen Z di era digital.

Kronologi Rumah Literasi Diduga Selewengkan Dana Donasi
Kamis, 10 April 2025 | 16:19 WIB

Kronologi Rumah Literasi Diduga Selewengkan Dana Donasi

Berikut kronologi Rumah Literasi dicurigai selewengkan dana donasi.

Terbaru
Urbanisasi Pasca Lebaran: Jakarta Antara Momok dan Kota Impian
polemik

Urbanisasi Pasca Lebaran: Jakarta Antara Momok dan Kota Impian

Kamis, 10 April 2025 | 20:23 WIB

Faktor orang berbondong-bondong ke kota besar, terutama Jakarta adalah penghasilan mereka di daerah semakin tidak mencukupi memenuhi kebutuhan hidup.

Guru Sekolah Rakyat Dikontrak, Kualitas Pendidikan Terancam? polemik

Guru Sekolah Rakyat Dikontrak, Kualitas Pendidikan Terancam?

Kamis, 10 April 2025 | 14:23 WIB

Ini bisa menjadi tantangan bahkan hambatan ketika guru-guru yang direkrut adalah guru-guru yang tidak punya pengalaman, kata Satriwan.

Di Balik Gangguan Layanan JakOne Mobile Bank DKI di Hari Raya polemik

Di Balik Gangguan Layanan JakOne Mobile Bank DKI di Hari Raya

Rabu, 09 April 2025 | 19:47 WIB

Ari bilang eror seperti itu bukanlah hal baru selama ia memakai JakOne Mobile.

Ancaman Resesi dan PHK Massal Akibat Tarif Donald Trump: Apa Kabar Target Pertumbuhan 8 Persen? polemik

Ancaman Resesi dan PHK Massal Akibat Tarif Donald Trump: Apa Kabar Target Pertumbuhan 8 Persen?

Rabu, 09 April 2025 | 16:42 WIB

Indonesia kini dikenai tarif balasan hingga 32 persen.

Faktor Pendorong di Balik Pertemuan Tertutup Prabowo dan Megawati polemik

Faktor Pendorong di Balik Pertemuan Tertutup Prabowo dan Megawati

Rabu, 09 April 2025 | 12:57 WIB

Persoalan politik dan ekonomi manjadi salah satu faktor utama yang mendorong Prabowo akhirnya menemui Megawati.

Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi nonfiksi

Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi

Sabtu, 05 April 2025 | 09:51 WIB

Pastikan kamu memilih versi yang sesuai dengan usia agar bisa menikmati pengalaman menonton yang maksimal.

Asa Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026: Formasi Jangan Coba-coba polemik

Asa Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026: Formasi Jangan Coba-coba

Minggu, 30 Maret 2025 | 21:45 WIB

Harapan untuk Timnas Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia 2026 masih ada. Patrick Kluivert diminta untuk tidak coba-coba formasi demi hasil maksimal.