Hasto Siapkan Bekal untuk di Penjara, Sudah Setor Nama Pengganti ke Mega
Home > Detail

Hasto Siapkan Bekal untuk di Penjara, Sudah Setor Nama Pengganti ke Mega

Muhammad Yasir | Yaumal Asri Adi Hutasuhut

Rabu, 08 Januari 2025 | 14:00 WIB

Suara.com - Bayang-bayang krisis politik semakin menghantui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Kekinian, partai berlambang kepala banteng moncong putih tampak sudah bersiap kehilangan orang nomor duanya: Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto.

Komisi Pemberantasan Korupsi telah menetapkan Hasto sebagai tersangka kasus suap terhadap Wahyu Setiawan, yang kala itu masih menjadi anggota KPU, untuk memuluskan pergantian antarwaktu Harun Masiku di DPR.

Setelah ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan surat perintah penyidikan Sprin.Dik/153/DIK.00/01/12/2024 tertanggal 23 Desember 2024, KPK memanggil Hasto untuk diperiksa pada awal pekan ini, Senin (6/1). 

Namun, Hasto mangkir dari pemanggilan itu dengan alasan sudah ada acara yang terjadwal sebelumnya. Dia juga berjanji memenuhi pemeriksaan KPK pada tiga hari setelah HUT ke-52 PDIP.

Tessa Mahardhika Sugiarto, Juru Bicara KPK, membuka kemungkinan untuk memanggil paksa bila Hasto kembali tak hadir.

"Bagi tersangka, maka penyidik bisa mengeluarkan surat perintah penangkapan, bagi tersangka ya," kata Tessa, Senin awal pekan ini.

Desember tahun lalu, Hasto sempat merekam video dirinya ketika berada di Bali. Berjaket merah dengan logo partainya di bagian dada kiri, Hasto menegaskan dirinya tak takut bila sewaktu-waktu ditangkap dan dijebloskan ke sel tahanan KPK.

Dalam video yang diterbitkan Kamis 26 Desember, Hasto memamerkan buku semi-otobiografi Bung Karno yang ditulis Cindy Adams, Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, untuk menekankan dirinya tak takut menghadapi pemenjaraan.

"Inilah kitab perjuangan saya. Seluruh kader-kader PDI Perjuangan sekarang memasuki tahap bab 9. Di mana Bung Karno ketika mendirikan PNI, prinsip yang dipegang adalah non-cooperation. Demi cita-cita Indonesia Merdeka, demi rakyat berdaulat bisa berserikat, berkumpul, dan menyampaikan pendapatnya, maka penjara pun adalah suatu jalan dan bagian dari pengorbanan terhadap cita-cita," kata Hasto dalam video tersebut.

Berdasarkan informasi yang didapat Suara.com dari seorang Sumber, Hasto memang benar-benar siap masuk sel tahanan karena menganggap dirinya adalah "Korban balas dendam politik dan kriminalisasi hukum".

Bahkan, dia sudah membuat sejumlah rencana kegiatan di dalam penjara. Misalnya, Hasto berencana menulis sebuah buku dalam tahanan.

Hasto juga mulai merancang pledoi atau nota pembelaan untuk dibacakannya dalam pengadilan nanti. Tidak main-main, Sumber Suara.com menyebut Hasto menyiapkan pledoinya dalam 7 bahasa.

"Sampai hal kecil-kecil. Hasto juga sudah menyiapkan semir rambut untuk dibawa ke tahanan."

Setor Nama ke Mega

Sumber itu juga mengungkapkan, Hasto masih tetap menjalankan perannya dalam organisasi partai. Tapi bila dirinya nanti ditangkap, sudah ada nama-nama penggantinya yang disiapkan.

"Hasto sudah mengusulkan sejumlah nama kepada Ibu Mega. Ketua umum sendiri baru pulang dari Hong Kong hari ini," kata Sumber Suara.com, Selasa (7/1).

Namun, mekanisme pergantian itu sepenuhnya keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Entah nantinya terlebih dulu disiapkan pelaksana tugas sekjen, atau cukup berstatus wakil sekjen. 

Sumber tersebut tak berkenan merinci nama-nama yang diusulkan Hasto kepada Megawati untuk mengisi posisi yang ditinggalkannya.

Tapi, Andi Wijayanto, Ahmad Basarah, dan Utut Adianto adalah tiga nama yang sempat digadang-gadang berpeluang menggantikan Hasto.

Belakangan nama Djarot Saiful Hidayat dan Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul juga mencuat dan disebut sebagai kandidat calon Sekjen PDIP.

Juru Bicara PDIP Guntur Romli saat dikonfirmasi mengenai informasi ini mengatakan belum ada pembahasan terkait calon sekjen.

“Saya juga tidak bisa berandai-andai, karena semua itu menunggu keputusan dari Ibu Ketua Umum,” katanya.

Rocky Gerung, pengamat politik, menilai kalaupun ada manuver dari kalangan elite PDIP untuk mengincar posisi sekjen bila Hasto ditangkap adalah hal wajar. Apalagi, ia menyebut elite partai yang beseberangan pandangan dengan Hasto tidak sedikit.

“Yang mencari keuntungan dari proses pemerkaraan sekjen itu kan banyak yang antre untuk gantiin Hasto," jelas Rocky dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung Official.

Anomali perkara

Guntur Romli tak memungkiri, bahwa sejak awal, Hasto telah bersiap dengan segala kemungkinan terburuk. Termasuk bila nantinya langsung ditahan seusai diperiksa KPK sebagai tersangka.

“Tapi kami dan publik juga bisa mempertanyakan, kenapa kasus ini sedemikian cepat seperti dikejar-kejar? Kasus-kasus lain tidak seperti itu,” kata Guntur kepada Suara.com, Rabu (8/1/2025).

Keputusan penahanan, kata Guntur, memang sepenuhnya menjadi wewenang penyidik KPK. Namun, dia mencurigai adanya ketidakwajaran atau anomali yang terjadi dalam proses penanganan kasus ini yang tidak terlepas dari adanya intervensi pihak luar.

Guntur curiga ‘kriminalisasi hukum’ terhadap Hasto ini adalah upaya untuk membungkam Hasto yang kerap mengkritik Presiden RI ke-7 Joko Widodo atau Jokowi.

“Pertanyaannya ada apa dengan kasus ini? Siapa yang menyuruh dan menarget KPK sedemikian cepat pada kasus yang tidak ada kerugian negara dalam perkara ini?” ujarnya.

Guntur juga menyoroti penggeledahan yang dilakukan penyidik KPK di kediaman Hasto di Perumahan Villa Taman Kartini, Blok G3, Nomor 18, Margahayu, Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa (7/1/2025).

Penggeledahan yang dilakukan dengan melibatkan belasan aparat bersenjata laras panjang itu, dianggap hanya drama atau upaya untuk mengalihkan isu terkait Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang menempatkan Jokowi dalam jajaran pemimpin terkorup di dunia.

“Yang ditemukan kan hanya barang yang berbentuk flashdisk dan buku catatannya Mas Kusnadi (staf Hasto) yang isinya adalah utang-piutang,” ungkapnya.

“Ini kan lebih sebagai sebuah drama untuk mengalihkan isu yang lebih besar sebenarnya.”


Terkait

Geledah Rumah Hasto PDIP di Kebagusan Jaksel hingga Tengah Malam, Apa Barbuk yang Disita KPK?
Rabu, 08 Januari 2025 | 13:17 WIB

Geledah Rumah Hasto PDIP di Kebagusan Jaksel hingga Tengah Malam, Apa Barbuk yang Disita KPK?

Tessa menerangkan dari kegiatan penggeledahan tersebut, penyidik melakukan penyitaan alat bukti surat berupa catatan dan barang bukti elektronik.

Hasto Tersangka, Megawati Pegang Kunci Nasib Sekjen PDIP
Rabu, 08 Januari 2025 | 13:16 WIB

Hasto Tersangka, Megawati Pegang Kunci Nasib Sekjen PDIP

Menurut Said, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai telah mengamanatkan semua kepada Megawati

Terbaru
Review Film No Other Choice yang Dibayang-bayangi Kemenangan Parasite di Oscar, Lebih Lucu?
nonfiksi

Review Film No Other Choice yang Dibayang-bayangi Kemenangan Parasite di Oscar, Lebih Lucu?

Sabtu, 18 Oktober 2025 | 09:05 WIB

No Other Choice memiliki kesamaan cerita dengan Parasite, serta sama-sama dinominasikan untuk Oscar.

Kuku Kecil Mimpi Besar: Cerita Vio, Mahasiswa yang Menyulap Hobi Jadi Harapan nonfiksi

Kuku Kecil Mimpi Besar: Cerita Vio, Mahasiswa yang Menyulap Hobi Jadi Harapan

Jum'at, 17 Oktober 2025 | 13:12 WIB

Di tengah padatnya kuliah, mahasiswa Jogja bernama Vio menyulap hobi nail art menjadi bisnis. Bagaimana ia mengukir kesuksesan dengan kuku, kreativitas, dan tekad baja?

Review Film Rangga & Cinta: Bikin Nostalgia Masa Remaja, Tapi Agak Nanggung nonfiksi

Review Film Rangga & Cinta: Bikin Nostalgia Masa Remaja, Tapi Agak Nanggung

Sabtu, 11 Oktober 2025 | 09:00 WIB

Rangga & Cinta tak bisa menghindar untuk dibandingkan dengan film pendahulunya, Ada Apa Dengan Cinta? alias AADC.

Review Tukar Takdir, Bukan Film yang Bikin Penonton Trauma Naik Pesawat! nonfiksi

Review Tukar Takdir, Bukan Film yang Bikin Penonton Trauma Naik Pesawat!

Sabtu, 04 Oktober 2025 | 12:33 WIB

Mouly Surya dan Marsha Timothy kembali menunjukkan kerja sama yang memukau di film Tukar Takdir.

Arsitektur Sunyi 'Kremlin', Ruang Siksa Rahasia Orba yang Sengaja Dilupakan nonfiksi

Arsitektur Sunyi 'Kremlin', Ruang Siksa Rahasia Orba yang Sengaja Dilupakan

Selasa, 30 September 2025 | 19:26 WIB

Ada alamat di Jakarta yang tak tercatat di peta teror, namun denyutnya adalah neraka. Menelusuri 'Kremlin', ruang-ruang interogasi Orde Baru, dan persahabatan aneh di Cipinang

Menyusuri Jejak Ingatan yang Memudar, Penjara Tapol PKI di Jakarta nonfiksi

Menyusuri Jejak Ingatan yang Memudar, Penjara Tapol PKI di Jakarta

Selasa, 30 September 2025 | 15:38 WIB

Ingatan kolektif masyarakat tentang tapol PKI dari balik jeruji penjara Orde Baru telah memudar, seiring perkembangan zaman. Jurnalis Suara.com mencoba menjalinnya kembali.

Review Film Kang Solah: Spin-Off Tanpa Beban, Tawa Datang Tanpa Diundang nonfiksi

Review Film Kang Solah: Spin-Off Tanpa Beban, Tawa Datang Tanpa Diundang

Sabtu, 27 September 2025 | 08:00 WIB

Akankah Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung menyaingi kesuksesan Kang Mak tahun lalu?

×
Zoomed