Hitung Mundur Pilkada Jakarta: Adu Kuat Pengaruh Jokowi dan Anies di Ibu Kota
Home > Detail

Hitung Mundur Pilkada Jakarta: Adu Kuat Pengaruh Jokowi dan Anies di Ibu Kota

Erick Tanjung | Muhammad Yasir

Senin, 25 November 2024 | 12:55 WIB

Suara.com - ENAM hari menjelang pemungutan suara, Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil memilih banyak berdoa. Selain siap menang, ia juga mengaku sudah siap kalah. Pesaing ketatnya, Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung justru semakin optimis. Tak tanggung-tanggung, ia yakin menang satu putaran setelah mendapat dukungan dari mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Banyak berdoa saja lah sekarang, mau apalagi? Blusukan, ini juga mau blusukan sampai akhir waktu,” kata Ridwan Kamil di Masjid Al-Kautsar Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (21/11/2024).

Selain berdoa, RK juga berharap dukungan Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi mampu mengerek elektabilitas. Pada 18 November 2024 lalu, di Jakarta, Jokowi secara terbuka menyatakan dukungannya kepada RK-Suswono. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta kepada organ-organ relawan pendukungnya bergerak memanfaatkan sisa waktu yang ada secara maksimal untuk memenangkan RK-Suswono.

RK menggantungkan harapan pada dukungan Jokowi bukan tanpa sebab. Melihat hasil survei teranyar, tren elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 2 itu memang mengalami penurunan. Berbanding terbalik dengan Pramono-Rano Karno. Elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 3 itu semakin melesat hingga berhasil menyalip RK-Suswono yang sempat berada di posisi pertama.

Dalam survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) yang digelar pada 31 Oktober-9 November 2024 misalnya, elektabilitas Pramono-Rano mencapai 46 persen. Sementara RK-Suswono 39,1 persen dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana 5,1 persen.

SMRC melakukan survei tersebut terhadap 1.210 responden warga Jakarta yang telah berusia 17 tahun ke atas. Margin of error survei ini 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Gambaran serupa juga terlihat dari hasil survei Litbang Kompas. Survei yang digelar pada 20-25 Oktober 2024 dengan melibatkan 1.200 responden warga Jakarta berusia 17 tahun ke atas tersebut: elektabilitas Pramono-Rano mencapai 38,3 persen, RK-Suswono 34,6 persen dan Dharma-Kun 3,3 persen.

Litbang Kompas menggunakan metode multistage random sampling dan wawancara tatap muka. Toleransi kesalahan atau margin of error survei sebesar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

"Mudah-mudahan kalau tokohnya mendukung, pengikut, pengagumnya juga mendukung," kata RK.

Presiden Indonesia ke-7 Joko Widodo bersama Calon Gubernur Jakarta Nomor urut satu, Ridwan Kamil usai menggelar pertemuan di Jakarta, Senin (18/11/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Presiden Indonesia ke-7 Joko Widodo bersama Calon Gubernur Jakarta Nomor urut satu, Ridwan Kamil usai menggelar pertemuan di Jakarta, Senin (18/11/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

RK sangat berharap kehadiran Jokowi dalam kampanye akbarnya di Lapangan Banteng, Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 23 November 2024. Namun Jokowi tidak hadir dan memilih menghadiri kampanye terbuka Ahmad paslon Lutfi-Taj Yasin di Jawa Tengah.

Optimis Menang Satu Putaran

"Saya yakin kalau Warga Kawal TPS sudah lakukan konsolidasi, kerja keras, insya Allah, saya dan Bang Doel bisa menang satu putaran," ucap Pramono di hadapan ribuan Anak Abah —pendukung Anies Baswedan— di Lapangan Blok S, Jakarta Selatan, Kamis (21/11).

Pramono tampak lebih optimis. Selain karena tren elektabilitas yang kian meningkat, juga karena mendapat dukungan dari mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Di acara bertajuk Apel Siaga Warga Kota Kawal TPS itu, Anies untuk pertama kalinya turun langsung mengkampanyekan Pramono-Rano. Mengenakan kemeja putih hitam dengan baret oranye, dari atas panggung ia mengajak ribuan pendukungnya untuk membantu mengawal kemenangan Pramono-Rano.

"Kalau itu dijaga, insya Allah nantinya apa yang selama ini sudah dikerjakan akan dituntaskan oleh Mas Pram dan Bang Doel," ucapnya.

Pramono memamg berjanji akan melanjutkan program-program Anies jika terpilih.

“Saya yakin kalau Pemilu-nya jujur kemenangan ada di depan mata kita,” kata Pramono.

Adu Pengaruh Jokowi dan Anies

Peneliti SMRC, Saidiman Ahmad menilai dukungan Anies terhadap Pramono-Rano jauh lebih berpengaruh jika dibandingkan dukungan Jokowi kepada RK-Suswono.

Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Rasyid Baswedan (kanan), calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung (kedua kanan) dan Rano Karno (kiri), dan Dewan Pengarah Warga Kota Sahrin Hamid (kedua kiri) melambaikan tangan kepada pendukung saat Apel Siaga dan Rapat Akbar Warga Kawal TPS di Lapangan Blok S, Jakarta, Kamis (21/11/2024). [ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/foc]
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan hadiri kampanye Paslon Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno di Lapangan Blok S, Jakarta, Kamis (21/11/2024). [Antara/Muhammad Ramdan/foc]

"Pertama, karena Jakarta ini sebenarnya bukan basisnya Jokowi," kata Saidiman kepada Suara.com, Jumat (22/11).

Hal itu, kata Saidiman, bisa dilihat dari perolehan suara Jokowi di Jakarta pada dua kali Pilpres. Baik di Pilpres 2014 dan 2019, ia menyebut Jokowi tidak pernah benar-benar menang mutlak di Jakarta.

Pada Pilpres 2014, Jokowi ketika berpasangan dengan Jusuf Kalla atau JK memperoleh 2.859.894 suara. Unggul tipis dari lawannya, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan perolehan suara sebesar 2.528.064.

Sedangkan pada Pilpres 2019, Jokowi-Ma'ruf Amin memperoleh 3.279.547 suara. Lagi-lagi hanya menang tipis dari Prabowo-Sandiaga Uno yang memperoleh 3.066.137 suara.

Pada Pilpres 2024, Saidiman mengungkap dukungan Jokowi kepada Prabowo Subianto yang berpasangan dengan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka juga tidak terlalu berdampak pada perolehan suara mereka di Jakarta.

"Suara Prabowo-Gibran itu hampir sama suaranya dengan Anies-Cak Imin, tidak menang mutlak, keduanya sama-sama 41 persen. Jadi Jakarta ini bukan basisnya Pak Jokowi. Karena itu menurut saya pengaruhnya ke publik itu akan terbatas," jelas Saidiman.

Alih-alih berdampak positif terhadap elektabilitas RK-Suswono, Saidiman justru khawatir dukungan Jokowi itu malah bisa berdampak sebaliknya. Pasalnya, jumlah masyarakat Jakarta yang resisten terhadap Jokowi menurutnya cukup tinggi. Tingkat resistensi terhadap Jokowi ini tidak terlepas dari latar belakang mereka yang sebagian besar merupakan pemilih rasional.

"Penduduk Jakarta yang lulusan SLTA ke atas itu sekitar 68 persen. Jadi mereka itu sangat terdidik, karena itu jangan-jangan kemunculan Jokowi kampanye secara langsung ini justru bisa menurunkan wibawa Jokowi itu sendiri di Jakarta yang memang resistensinya sudah tinggi. Dan jangan-jangan ini juga justru pengaruhnya negatif untuk RK," tuturnya.

Sementara dukungan Anies menurut Saidiman sangat menguntungkan Pramono-Rano. Salah satunya diyakini mampu menarik suara-suara di wilayah ceruk PDI Perjuangan seperti Jakarta Timur dan Selatan.

"Jakarta Timur dan Jakarta Selatan yang selama ini dikenal sebagai basisnya Anies itu di sana, itu kalau berpindah secara signifikan akan sangat menguntungkan Pram-Rano secara elektoral. Karena sebelumnya itu bukan basis mereka," ungkap Saidiman.

Selain menguntungkan Pramono-Rano, dukungan Anies tersebut menurut Saidiman juga berdampak terhadap soliditas pemilih PKS selaku pengusung RK-Suswono. Hasil survei yang dilakukan SMRC menemukan banyak pemilih PKS yang terbelah mendukung Pramono-Rano.

"Ini agak mengejutkan sebenarnya karena PKS itu biasanya solid massanya dan menurut saya yang menyebabkan itu terjadi adalah Anies. Karena hampir semua pendukung PKS (pemenang Pileg DPRD Jakarta) kemarin itu adalah pendukung Anies," katanya.

Jika melihat tren elektabilitasnya ditambah adanya dukungan dari Anies, Saidiman menilai kemenangan satu putaran untuk Pramono-Rano bisa saja terjadi.

"Tapi ini kalau politiknya berjalan normal ya: tidak ada mobilisasi sumber daya di minggu terakhir ini, tidak ada politisasi bansos, politik uang, atau intimidasi. Kalau itu terjadi, ya bisa saja yang normal ini kemudian berubah," pungkasnya.


Terkait

Kebagusan Jadi Lokasi Megawati dan Keluarga Untuk Mencoblos di Pilkada Jakarta
Minggu, 24 November 2024 | 23:04 WIB

Kebagusan Jadi Lokasi Megawati dan Keluarga Untuk Mencoblos di Pilkada Jakarta

Dia mengungkapkan Megawati selalu mencoblos pemilu dan pilkada di TPS yang terletak dekat kediaman pribadinya di Kebagusan, Jakarta Selatan.

Politisi PDIP: Dukungan Anak Abah dan Ahokers Untuk Pram-Rano Bikin Demokrasi Sejuk
Minggu, 24 November 2024 | 19:49 WIB

Politisi PDIP: Dukungan Anak Abah dan Ahokers Untuk Pram-Rano Bikin Demokrasi Sejuk

Hal itu tak lepas dari bersatunya relawan Anies, Anak Abah, dengan relawan Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok, Ahokers. Kedua kelompok itu diketahui pernah berselisih sengit

Terbaru
Review Final Destination: Bloodlines, Penantian 14 Tahun yang Worth It
nonfiksi

Review Final Destination: Bloodlines, Penantian 14 Tahun yang Worth It

Sabtu, 17 Mei 2025 | 07:20 WIB

Sebagai film keenam dalam seri Final Destination, Bloodlines menempuh jalur yang cukup berani.

Sekda DKI Dilaporkan Dugaan Angkat Keluarga Jadi Pejabat, Kenapa Pasal Nepotisme Jarang Ditegakkan? polemik

Sekda DKI Dilaporkan Dugaan Angkat Keluarga Jadi Pejabat, Kenapa Pasal Nepotisme Jarang Ditegakkan?

Jum'at, 16 Mei 2025 | 15:44 WIB

Kasus nepotisme jamak ditemui di Indonesia, tapi hampir tak pernah masuk dalam proses penyidikan

Jemaah Tercecer di Tanah Suci: Masalah Baru di Balik Sistem Multisyarikah? polemik

Jemaah Tercecer di Tanah Suci: Masalah Baru di Balik Sistem Multisyarikah?

Jum'at, 16 Mei 2025 | 09:46 WIB

Salah satunya dengan melakukan identifikasi berbasis data terkait jemaah terdampak.

Solusi Ajaib Pemerintah, Anak Keracunan MBG Tapi Wacananya Malah Dibuatkan Asuransi polemik

Solusi Ajaib Pemerintah, Anak Keracunan MBG Tapi Wacananya Malah Dibuatkan Asuransi

Kamis, 15 Mei 2025 | 15:18 WIB

BGN mewacanakan asuransi bagi penerima program MBG usai kasus keracunan. Kritik bermunculan menilai asuransi penerima manfaat MBG beban anggaran.

Negara Boncos, Apakah Legalisasi Judi Kasino Bisa jadi Solusi? polemik

Negara Boncos, Apakah Legalisasi Judi Kasino Bisa jadi Solusi?

Kamis, 15 Mei 2025 | 09:04 WIB

Galih mencontohkan langkah Uni Emirat Arab yang berencana membangun kasino, meski negara tersebut berbasis Islam.

Wacana Dokter Umum Dilatih Operasi Caesar: Solusi Krisis Dokter Spesialis atau Ancaman Bahaya Baru? polemik

Wacana Dokter Umum Dilatih Operasi Caesar: Solusi Krisis Dokter Spesialis atau Ancaman Bahaya Baru?

Rabu, 14 Mei 2025 | 15:34 WIB

Menurutnya, pelatihan ini bisa menjadi solusi atas minimnya dokter spesialis kandungan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Ledakan Amunisi Milik TNI: Mengapa Kasus Terus Berulang? polemik

Ledakan Amunisi Milik TNI: Mengapa Kasus Terus Berulang?

Rabu, 14 Mei 2025 | 13:57 WIB

Sebanyak 13 orang tewas, sembilan warga sipil dan empat anggota TNI.