Suara.com - Tepat pada 23 September 2024, jurnalis perang, Faisal Assegaf tiba di Lebanon untuk meliput situasi di sana. Meski situasi di sana cukup mencekam karena Israel tengah melakukan serangan udara dengan target kelompok militer Hizbullah.
Tak disangka, saat menysuri jalan, ia malah dicegat oleh seorang pria yang mengendarai sepeda motor.
Mobil yang ditumpangi Faisal dikeremuni anggota Hizbullah berpakaian serba hitam sambil menenteng senjata laras panjang.
Anggota Hizbullah mempersoalkan Faisal yang merekam dari dalam mobil. Ahmad besikukuh tidak mengetahui adanya larangan itu.
Dari situlah, cerita penyekapan Faisal dimulai...
Serangan tersebut dilaporkan mengenai lima rumah di dekat bundaran barat kota, menghancurkan area yang dihuni oleh banyak orang yang sebelumnya mengungsi.
Sementara itu pihak militer Israel juga mengumumkan bahwa prajurit lainnya tewas di Lebanon selatan.
AS juga meminta kepada Iran dan Israel untuk menghentikan serangan satu sama lain, menurut seorang pejabat senior AS.
Rezim palsu ini (Israel) menyerang beberapa pangkalan militer di Teheran, Khuzestan, dan provinsi Ilam. Tapi serangan ini lemah, begitu pernyataan Pasukan Pertahanan Udara
Sebelum mewajibkan karyawan swasta, pemerintah pusat seharusnya terlebih dahulu memberikan contoh.
Celios meragukan UMKM dapat mengelola tambang secara profesional dengan memperhatikan dampak lingkungan dan potensi konflik yang terjadi.
Jika rumah dibuat terlalu kecil, tidak hanya ruang hidup yang terbatas, tapi juga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan, sosial, dan psikologis penghuninya, ujar Irine.
Menteri Hukum Yusril Sedang Kritik Diri Sendiri Soal Kepastian Hukum dan Pertumbuhan Ekonomi
Sekolah Rakyat libatkan TNI-Polri, tuai kritik pemerhati pendidikan. Dinilai intervensi berlebihan dan risiko bagi tumbuh kembang anak. Klaimnya, latih disiplin.
Aipda Paulus Lecehkan Korban Pemerkosaan: Keberulangan Kekerasan Seksual oleh Polisi Tak Bisa Lagi Dipandang sebagai Anomali!
Penyelenggaraan haji 2025 dikritik, Timwas Haji DPR usul Pansus Haji karena banyak keluhan jemaah soal layanan. Komnas Haji dan pengamat ragu, prioritaskan kompensasi jemaah.