Balik Arah Golkar Dukung Airin di Pilkada Banten: Bahlil Takut Manuver Megawati

Balik Arah Golkar Dukung Airin di Pilkada Banten: Bahlil Takut Manuver Megawati


Suara.com - Partai Golkar memutuskan meninggalkan Koalisi Indonesia Maju atau KIM dalam pemilihan kepala daerah Banten 2024. Golkar yang sebelumnya bersama KIM telah memberikan surat rekomendasi kepada pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Banten, tiba-tiba berbalik arah mendukung Airin Rachmi Diany.

Airin sempat tak mendapat tiket untuk maju menjadi Banten 1. Sebagai kader ia merasa dicampakkan Golkar. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menangkap peluang itu, Airin dipilih sebagai calon gubernur Banten berpasangan dengan kader mereka, Ade Sumarde. Pasangan Airin-Ade dideklarasikan oleh Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum PDIP.

Lantas situasi politik apa yang membuat Golkar berbalik arah mendukung Airin di Banten?  

***    

HANYA sehari setelah Airin dideklarasikan PDIP, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia memanggil Airin Rachmi Diany, Senin malam, 26 Agustus 2024. Keesokan harinya, Bahlil mengumumkan mendukung Airin-Ade sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Banten 2024.

Partai berlogo pohon beringin yang tergabung dalam KIM itu awalnya menyerahkan surat dukungan kepada Andra Soni-Dimyati Natakusumah untuk maju di Pilkada Banten pada Minggu, 25 Agustus 2024. 

Keputusan Bahlil balik arah mendukung Airin dianggap tak terlepas dari manuver politik Megawati Soekarnoputri. Megawati sempat meminta Airin yang ketika itu belum mendapat dukungan Golkar untuk segera mengenakan baju 'merah-hitam'.

Megawati menilai permintaan itu wajar. Sebab baginya perlu adanya ketegasan bagi Airin dalam berpartai. Apalagi PDIP telah memberikan dukungan kepadanya ketika dukungan itu tak diperoleh dari Golkar. 

"Mau dijadikan (cagub Banten) coba, masa nggak pakai merah item, ya gimana," kata Megawati dalam pidatonya pada saat pemberian surat rekomendasi gelombang ke-III PDIP untuk Pilkada 2024 di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (26/8) lalu.

Airin Rachmi Diany usai mendapat rekomendasi maju dalam Pilgub Banten bersama Ade Sumardi melalui PDIP, Senin (26/8/2024). [Suara.com/Novian]
Airin Rachmi Diany usai mendapat rekomendasi maju dalam Pilgub Banten bersama Ade Sumardi melalui PDIP, Senin (26/8/2024). [Suara.com/Novian]

Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad menilai manuver politik Megawati tersebut ditangkap Bahlil sebagai ancaman bagi Golkar sekaligus posisinya. Sebab Banten yang menjadi lumbung suara Golkar sejak beberapa tahun lalu di bawah pengaruh dinasti keluarga Airin —Ratu Atut Chosiyah— berpotensi beralih ke PDIP.

"Apabila keluarga Airin ini pindah katakanlah ke PDIP, menurut saya secara politik itu akan merugikan Partai Golkar," kata Saidiman kepada Suara.com, Kamis (29/8/2024).

Kekhawatiran itu diduga menjadi alasan kuat mengapa Bahlil akhirnya memutar balik mendukung Airin. Sebab, kehilangan basis suara keluarga Ratu Atut bagi Golkar juga bisa berimplikasi panjang terhadap kepemimpinan Bahlil.

"Kalau itu terjadi, juga bisa menjadi pintu masuk bagi kelompok-kelompok di internal Golkar yang tidak puas dengan kepemimpinan Bahlil untuk kemudian dijadikan alasan menurunkannya dari ketua umum," jelas Saidiman. 

Keputusan Bahlil di awal mendukung Andra Soni daripada Airin yang merupakan kadernya dinilai sangat tidak rasional. Pasalnya merujuk hasil jajak pendapat elektabilitas istri Tubagus Chaeri Wardana —adik kandung Ratu Atut— itu jauh di atas Andra, Ketua DPD Partai Gerindra Banten. 

Sikap politik tak rasional Golkar itu, kata Saidiman, terjadi di beberapa daerah startegis lain. Misalnya di Sumatera Utara, Golkar justru lebih memilih mengusung kader Gerindra sekaligus menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Nasution. Padahal di daerah itu Golkar partai pemenang Pileg DPRD. 

"Ada yang berspekulasi bahwa ketua umum kepemimpinan sekarang itu (Bahlil) dikendalikan oleh istana. Dalam hal ini Pak Jokowi atau mungkin Pak Prabowo," tuturnya. 

Upaya Penjegalan Politik 

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Andalas, Asrinaldi berpandangan, sejak awal ada kekuatan besar yang terkesan ingin menjegal Airin di Pilkada Banten. Khususnya, sebelum keluar Putusan Mahkamah Kosntitusi (MK) Nomor: 60/PPU-XXII/2024 yang mengubah ambang batas syarat pencalonan kepala daerah bagi partai politik.

Ketika itu, Airin terancam tak mendapat tiket untuk maju di Pilkada Banten. Sebab mayoritas partai pemilik kursi di DPRD Banten tergabung dalam KIM plus --Gerindra, PKS, Demokrat, NasDem, PKB, PAN, PPP, dan PSI telah memberikan dukungan kepada Andra-Dimyati.

Pilkada Banten saat itu pun berpotensi melawan kotak kosong. Karena PDIP yang hanya memiliki 14 kursi DPRD Banten tidak memenuhi ambang batas syarat untuk mencalonkan kepala daerah di provinsi Tanah Jawara tersebut. 

"Ketika Airin memang tidak didukung oleh Golkar berarti kan ada kekuatan yang mengarahkan supaya Airin ini tidak boleh maju," tutur Asrinaldi kepada Suara.com, Kamis (29/8).

Skenario penjegalan itu gagal setelah adanya putusan MK Nomor: 60/PPU-XXII/2024 yang membuka peluang PDIP untuk mencalonkan Airin-Ade. Pasangan itu diumumkan PDIP sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Banten satu hari sebelum masa pendaftaran.

Airin Rachmi Diany menegaskan dirinya tidak pernah merasa dimarahi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. (Suara.com/Novian)
Airin Rachmi Diany menegaskan dirinya tidak pernah merasa dimarahi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. (Suara.com/Novian)

Putusan MK itu lah yang kemudian mengubah peta politik Pilkada 2024. Tak terkecuali di Banten.

Golkar yang menyadari kekuatan figur Airin akhirnya mengambil keputusan rasional dengan memilih adik ipar Ratu Atut tersebut sebagai calon gubernur Banten. 

Kekuatan figur Airin berikut pengaruh keluarga Atut ini setidaknya tercermin dalam hasil jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dilakukan pada 24 Juli hingga 4 Agustus 2024. Elektabilitas dan popularitas Airin mencapai 77,3 persen unggul jauh dari Andra yang elektabilitasnya hanya sebesar 10 persen. 

Asrinaldi mengatakan, kekuatan figur sangat penting dijadikan dasar pertimbangan partai politik dalam menentukan calon yang diusung maju di Pilkada 2024. Karena karakteristik mayoritas pemilih di Indonesia bukan pemilih ideologis. 

"Pemilih kita pemilih yang kuat pada figur. Kalau figurnya disenangi, dianggap orang yang bisa dipercaya ketimbang partai, mereka milih orangnya dan Airin satu diantaranya," beber Asrinaldi. 

Respons Bahlil

"Memang barang bagus itu, pasti banyak yang minat," kata Bahlil memuji Airin usai memberikan dukungan untuk maju di Pilkada Banten bersama Ade di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Selasa (27/8).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu sempat berkelakar kepada Ade untuk tidak khawatir diminta Golkar mengganti seragam partai. 

"Pak Ade Sumardi, Ketua PDIP Banten, jangan khawatir. Kami tidak akan minta untuk menukar warna baju," ucap Bahlil.

Bahlil lantas membantah keputusannya balik arah mendukung Airin ini dikaitkan dengan isi pidato Megawati. Ia berdalih apa yang diputuskan partainya berdasarkan kajian dan telah dikomunikasikan dengan KIM.

"Ini semua terjadi karena komunikasi politik yang baik dan seorang pemain politik harus mempunyai kemampuan lobi bersama," ujar dia. 

Sementara itu, Sekretaris DPD Golkar Banten Bahrul Ulum mengungkap Airin telah ditugaskan untuk maju di Pilkada Banten sejak dua tahun lalu oleh Golkar di bawah pimpinan Airlangga Hartarto. Keputusan Bahlil yang akhirnya mendukung Airin dianggapnya sebagai sesuatu yang memang telah sesuai dengan rencana awal partai. 

Bahrul juga optimis Airin-Ade akan memenangkan kontestasi Pilkada Banten 2024. Sekalipun lawan yang dihadapi Andra-Dimyati berasal dari koalisi besar.

"Yang memilih masyarakat Banten. Partai itu tempat berhimpun, dan saya kira masih banyak masyarakat yang tidak berhimpun dalam sebuah partai politik. Kami akan ikhtiarkan melalui usaha-usaha semaksimal mungkin untuk bisa meraih suara masyarakat sebanyak-banyaknya," kata Bahrul kepada Suara.com, Kamis (29/8).