Kala Berani Jujur Pegawai Kontrak Damkar Berujung Masalah

Kala Berani Jujur Pegawai Kontrak Damkar Berujung Masalah


Suara.com - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) menjadi garda terdepan untuk menjinakkan si jago merah yang melahap rumah warga, tempat ibadah, atau gedung bangunan. Tak jarang petugas kuning dan oranye ini tempat pertama bagi warga meminta pertolongan untuk mengatasi pohon tumbang yang menutup akses jalan umum. 

Namun, terkadang menjadi petaka ketika 'persenjataan tempur' mereka tak memadai, rusak, atau tidak berfungsi. Misalnya kendaraan yang sudah uzur sehingga kerap mogok, selang penyembur air macet, gergaji yang rusak, dan sebagainya. Padahal biaya untuk perawatan unit kendaraan beserta peralatan kerja sudah dianggarkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) setiap tahun. 

Lantas mengapa sarana dan prasarana Damkar masih menjadi masalah? 

***

SIANG mulai menyonsong, Sandi Butar Butar berjalan dari parkiran motor menuju Kantor Unit Pelayanan Teknis Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat. Selasa, 23 Juli 2024, sekitar pukul 11.00 WIB Pegawai Kontrak Tidak Tetap (PKTT) itu datang untuk memenuhi panggilan atasan untuk 'dibina'.

UPT Damkar Cimanggis itu mendadak ramai. Awak media sudah berkumpul di beranda kantor berslogan 'Pantang Pulang Sebelum Api Padam' itu sejak pagi. 

Mengenakan seragam dinas berwarna biru lengkap dengan baret di bahu kanan, Sandi naik ke lantai dua menemui Kepala UPT Damkar Cimanggis Dede Gempar Kurnia. 

"Kenapa teman-teman saya dipanggil juga Pak," tanya Sandi sambil menatap kertas daftar hadir 'Pembinaan PKTT' yang dipegangnya. 

"Saya hanya menunaikan tugas," jawab Dede yang baru menjabat Kepala UPT Damkar Cimanggis. 

Selain Sandi, hari itu ada tiga rekannya sesama petugas Damkar yang dipanggil untuk menjalani pembinaan. Mereka adalah Ade Hidayat, Harbi Asdiki, dan Ridwan. 

Sandi dipanggil untuk menjalani pembinaan buntut memviralkan kondisi peralatan kerja Damkar yang rusak. Seperti gergaji mesin pemotongan kayu atau senso yang tidak berfungsi hingga rem tangan mobil truk Damkar blong. 

Sedangkan, Ade, Harbi, dan Ridwan dipanggil karena diduga ikut membantu Sandi membuat video room tour tersebut. 

"Teman-teman saya nggak salah apa-apa," ucap Sandi membela rekannya.

Sandi lantas meminta izin kepada Dede mencoret tiga nama temannya dari daftar hadir.

"Bilang sama Kepala BKSDM, Kepala Dinas dan Kepala Bidang, ini saya coret. Limpahkan saja semua ke saya, nggak usah ke teman-teman saya. Saya siap konsekuensinya," tegasnya. 

Hambat Kerja Pemadam 

Sekitar pukul 11.26 WIB Sandi keluar dari ruang Kepala UPT Damkar Cimanggis. Hampir setengah jam di dalam, Sandi hanya diminta mengisi daftar hadir. Tak ada pembinaan sebagaimana yang terera dalam surat panggilan. 

"Dibina itu di KBBI diajarkan, mengajarkan. Apa yang harus diajarkan ke saya dan teman-teman saya? Saya dan teman-teman ngomong kebenaran, harus diajarin apa?" ujar Sandi kepada Suara.com di lokasi.

Alasan Sandi membuat video room tour karena sudah merasa muak. Sudah berkali-kali mengajukan permohonan perbaikan alat-alat yang rusak ke Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok, tapi tak ada tindak lanjut. Padahal permohonan itu telah diajukan sejak tahun lalu. 

Karena itu, ia tak terima jika caranya memviralkan kondisi alat-alat Damkar yang rusak dinilai tidak beretika oleh Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono. Pasalnya, langkah-langkah sesuai dengan prosedur telah dilaluinya. 

"Kan sudah ada anggaran perawatannya, tapi kok nggak dibenahin? kok harus disuruh ajuin dulu tahun depan? Padahal kan sudah ada anggaran tahun sekarang yang untuk perawatan," bebernya. 

Kondisi alat-alat rusak itu menurut Sandi juga terjadi di UPT Damkar Tapos, UPT Damkar Cipayung, dan Pos Wali Kota. Namun para petugas di sana tidak ada yang berani berbicara ke publik seperti dirinya. Tak jarang para petugas harus patungan memperbaiki atau sekadar mengakali alat yang rusak agar tetap bisa dipergunakan. 

Kepada Suara.com, Sandi menunjukkan beberapa alat yang rusak di UPT Damkar Cimanggis. Ada dua unit pompa apung, dua unit Y atau alat pembuka jalur selang, dan selang. Sedangkan gergaji senso saat itu sedang diperbaiki DPKP Kota Depok setelah video room tour yang dibuat Sandi viral di media sosial. 

Infografis jumlah kendaraan dinas pemadam kebakaran Kota Depok. [Suara.com/Iqbal]
Infografis jumlah kendaraan dinas pemadam kebakaran Kota Depok. [Suara.com/Iqbal]

Kondisi alat-alat yang tidak laik ini ditegaskan Sandi sangat menghambat kerja petugas. Seringkali kali petugas tak mencapai target waktu pemadaman api karena masalah selang bocor hingga pompa PTO (power take off) yang terpasang di mobil pemadam tak berfungsi.

"Coba deh pimpinan rasain piket sebulan aja biar dia ngerasain," ketusnya. 

Perawatan Perlu Waktu 

DPKP Kota Depok memiliki 29 unit mobil pemadam. Rata-rata mobil tersebut rakitan tahun 2008 sampai 2016. Hanya dua unit yang rakitan tahun 2019.

Kepala DPKP Kota Depok, Adnan Mahyudin menyebut 29 unit mobil pemadam ini dibagi ke UPT Bojongsari, UPT Cinere, UPT Cipayung, UPT Cimanggis, UPT Tapos, Pos Wali Kota, Pos Merdeka, dan Mako Kembang. Setiap UPT terdapat tiga unit mobil pemadam dan satu unit mobil komando double cabin. 

Adnan mengakui dari 29 unit mobil pemadam memang ada beberapa yang rusak dan sedang dalam proses perawatan. Kekinian DPKP Kota Depok juga masih menunggu suku cadang yang telah dipesan. 

Selain itu Adnan menjelaskan mobil-mobil pemadam merupakan kendaraan karoseri. Sehingga untuk perbaikannya diklaim harus sesuai dengan rakitan karoseri dan tidak bisa dilakukan secara cepat.

Adapun anggaran pemeliharaan 29 unit mobil pemadam yang dialokasikan dalam APBD Kota Depok tahun 2024 sebesar Rp700 juta. 

"Pemeliharaan mobil itu tidak hanya kopling, tidak hanya rem tangan, tidak hanya mesin, rotator, tapi juga ada mesin PTO, yaitu alat yang biasa nyolok air di belakang," jelas Adnan kepada wartawan, Senin (22/7).

Terkait adanya beberapa unit mobil dan peralatan pemadam yang rusak dinilai Adnan tidak mengganggu pelayanan terhadap masyarakat. Sebab menurut klaimnya apabila satu UPT terkendala mobil atau alat yang sedang dalam perawatan masih bisa dibantu UPT lain dan pos atau mako terdekat.
 
"Secara kinerja, selama ini kami selalu bisa menangani aduan masyarakat sesuai dengan target respons time yang sudah ditentukan,” tuturnya. 

Kebakaran Gereja

Dimitri Jericko Gamaliel (22) terperanjat melihat api telah membakar sebagian atap Gereja GTS Agape Ministry di Jalan Raya Bogor, Cisalak, Sukmajaya, Kota Depok, Selasa (23/7) malam.

Bersama kakaknya Ibe (26) dan Ariel (18), ia cepat-cepat memacu sepeda motornya ke Kantor UPT Damkar Cimanggis. Sebab khawatir api merambat ke rumah mereka yang hanya selemparan batu dari gereja.

"Bang bisa tolong bantu ada kebakaran," kata Dimitri melapor ke petugas UPT Damkar Cimanggis. 

"Di mana?" tanya salah satu petugas. 

"Itu bang di belakang Restoran Dapoer Djoeang," sahut Ibe. 

"Tolong dibantu bang api udah besar," tambah Dimitri.

Dimitri dan Ariel kembali ke Gereja menggunakan sepeda motor. Sedangkan Ibe ikut petugas naik mobil pemadam guna mengarahkan jalan ke lokasi kebakaran. 

Pukul 20.00 WIB mereka tiba di lokasi. Mobil pemadam berkapasitas 3.500 liter tersebut hanya bisa menjangkau dari depan gang lantaran terkendala jalan sempit dan instalasi kabel listrik.

Infografis kepadatan penduduk Kota Depok. [Suara.com/Rochmat]
Infografis kepadatan penduduk Kota Depok. [Suara.com/Rochmat]

Sementara unit mobil pemadam ukuran kecil atau 1.000 liter milik UPT Damkar Cimanggis yang biasa digunakan untuk menjangkau titik-titik lokasi terpencil kondisinya sedang rusak.

"Mobil nggak bisa masuk sampai dekat gereja, cuma sampai gang depan itu," kata Dimitri kepada Suara.com, Rabu (24/7).

Jarak dari titik mobil pemadam parkir ke Gereja GTS Agape Ministry sekitar 80 meter. Petugas langsung menarik selang. 
Dimitri menyebut proses pemadam sempat terkendala akibat kondisi pompa PTO macet dan selang bocor. 

"Ada lah sekitar 30 menit. Kita juga bingung harus gimana, akhirnya kita sama warga sekitar angkutin air pakai ember dulu," ungkapnya. 

Setelah itu satu unit mobil pemadam kembali datang. Lalu disusul tiga unit mobil pemadam lainnya. Api akhirnya berhasil dipadamkan 30 menit kemudian. Sedangkan proses pendinginan berlangsung selama hampir 60 menit. 

"Harusnya itu bisa langsung di padamkan, tapi karena kendala pompa dan selang bocor, makanya kebakaran sampai ujung Gereja. Korban jiwa nggak ada, cuma alat-alat musik, elektronik, dan kursi-kursi habis kebakar semua. Ada kandang ayam di belakang Gereja itu ikut terbakar juga, mati semua nggak ada yang tersisa lagi," ungkapnya.