Adu Kuat Pengaruh Jokowi dan Prabowo Pasang Figur di Pilkada Jateng

Adu Kuat Pengaruh Jokowi dan Prabowo Pasang Figur di Pilkada Jateng


Suara.com - Partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju atau KIM pendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 hingga kekinian belum bulat menentukan calon gubernur dan calon wakil gubernur di Pilkada Jawa Tengah. Sejumlah pihak menilai ini karena adanya perbedaan arah dukungan antara Joko Widodo atau Jokowi dengan Prabowo Subianto.

Presiden yang masih berkuasa dan presiden terpilih itu diketahui punya jagoan masing-masing di Pilkada Jawa Tengah 2024. Mereka adalah Ahmad Luthfi dan Sudaryono

Luthfi kekinian menjabat sebagai Kapolda Jawa Tengah. Jenderal bintang dua itu punya kedekatan dengan Presiden Jokowi sejak masih menjabat Wali Kota Solo. 

Ketua Umum Sedulur Kayu Mebel dan Pengusaha Indonesia atau Sekabel Jokowi, Setyo Wisnu Broto bahkan mengklaim telah mendapat restu Jokowi untuk mendukung Luthfi di Pilkada Jawa Tengah 2024. Sekbel Jokowi merupakan organ relawan pendukung Jokowi di Pilpres 2019 yang berisi para pengusaha mebel. Pada Pilpres 2024 lalu, Setyo juga menjabat sebagai Wakil Komandan TKN Golf Prabowo-Gibran. 

Jokowi menurut Setyo masih memantau elektabilitas Luthfi sebelum memutuskan dukungan. Walaupun dia meyakini Jokowi akan ikut mendukung Luthfi karena elektabilitasnya yang semakin bagus di Jawa Tengah. 

"Sehingga ada kans Pak Ahmad Luthfi akan kami dukung dan kalau itu didukung (Jokowi) maka satu baris komando nanti relawan yang pernah bergerak bersama saat pilpres akan bergerak lagi mendukung Pak Ahmad Lutfi secara totalitas," kata Setyo usai bertemu Jokowi di The Park Mall Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu 16 Juni lalu.

Sementara Sudaryono merupakan Ketua DPD Jawa Tengah Partai Gerindra. Ia memiliki kedekatan dengan Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus presiden terpilih 2024 Prabowo. Hubungan keduanya sangat dekat karena Sudaryono pernah menjadi asisten pribadi atau aspri Prabowo.

Sekretaris Jenderal atau Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengungkap sebagian besar kader partainya mengharapkan Sudaryono maju sebagai calon gubernur di Pilkada Jawa Tengah 2024. Namun, hal tersebut masih menunggu keputusan dari Prabowo. 

Gerindra saat ini juga masih memantau elektabilitas Sudaryono berdasar hasil survei lembaga eksternal atau internal partainya. Apalagi mereka menyadari tidak bisa mengusung Sudaryono tanpa berkoalisi dengan partai politik lain. Sebab partai berlogo kepala burung Garuda itu hanya memperoleh 17 kursi di DPRD Jawa Tengah. Adapun syarat partai politik atau gabungan partai politik mengusung calon gubernur dan calon wakil gubernur di Pilkada Jawa Tengah minimal menguasai 24 kursi DPRD. 

Cari Titik Tengah

Pengamat politik dari Trias Politika Strategi, Agung Baskoro menilai adu pengaruh Jokowi dan Prabowo memang nampak mengemuka di KIM dalam menentukan kandidat calon gubernur Jawa Tengah. Namun, ia meyakini partai-partai politik tersebut akan tetap bertolok ukur pada elektabilitas Luthfi dan Sudaryono. Apalagi jika pengaruh Jokowi dan Prabowo di KIM sama-sama kuat. 

"Kalau pengaruh dukungan Jokowi ke Ahmad Luthfi dan Prabowo ke Sudaryono sama kuat, otomatis titik tengahnya adalah elektabilitas hasil survei," kata Agung kepada Suara.com, Jumat (12/7/2024).

Berdasar hasil survei, elektabilitas Luthfi di Jawa Tengah saat ini berada di atas Sudaryono. Survei Indikator Politik Indonesia yang digelar pada 10 hingga 17 Juni 2024 misalnya, mengungkap elektabilitas Luthfi mencapai 18,7 persen atau berada satu tingkat di bawah Kaesang Pangarep. Putra bungsu Jokowi sekaligus Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu memuncaki jajak pendapat dengan elektabilitas sebesar 22,8 persen. Sementara elektabilitas Sudaryono hanya 4 persen atau dua tingkat di bawah Luthfi. 

Infografis rekam jejak Ahmad Luthfi dan Sudaryono. [Suara.com/Iqbal]
Infografis rekam jejak Ahmad Luthfi dan Sudaryono. [Suara.com/Iqbal]

Gambaran serupa juga terlihat dari hasil survei yang digelar Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 21 hingga 26 Juni 2024. Elektabilitas Luthfi mencapai 12,9 persen. Posisi pertama ditempati Kaesang dengan elektabilitas sebesar 15,9 persen. Sedangkan Sudaryono berada di posisi keenam dengan elektabilitas 4,7 persen. 

"Kalau hasil survei patokannya, pasti yang dipilih Ahmad Luthfi dan partai-partai politik pasti sedikit banyak akan merujuk ke sana," jelas Agung. "Itu menjadi palu godam bagi siapapun yang akan maju dan akan mundur gara-gara hasil survei," imbuhnya.

Sejauh ini sudah dua partai politik di KIM yang menyuarakan dukungan kepada Luthfi. Mereka adalah Partai Amanat Nasional (PAN) dan Golkar. Kedua partai tersebut sama-sama mendukung Luthfi untuk dipasangkan dengan mantan wakil gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen. 

Agung meyakini partai politik di KIM akan merapat mendukung Luthfi karena melihat elektabilitas orang dekat Jokowi tersebut. Di sisi lain Prabowo juga diyakini akan bersikap realistis karena elektabilitas Sudaryono yang posisinya jauh berada di bawah Luthfi. Sekalipun Prabowo sebagai presiden terpilih memiliki pengaruh atau kekuasaan yang besar di KIM. 

"Saya kira Prabowo tidak akan memberikan resistensi yang begitu tajam kepada Jokowi sampai pada akhir menjelang kekuasaan Jokowi pada 20 Oktober nanti. Artinya Prabowo akan mengalah. Apalagi Sudaryono tidak memperoleh rekomendasi dari partai manapun selain Gerindra dan Gerindra juga tidak memiliki golden tiket," ungkapnya. 

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review atau IPR, Ujang Komarudin juga menilai Prabowo dan Jokowi sama-sama memiliki pengaruh. Jokowi khususnya berpengaruh besar dalam proses penentuan kandidat calon gubernur Jawa Tengah di KIM. Sebab proses pendaftaran berlangsung ketika Jokowi masih menjabat sebagai presiden. 

Sedangkan Prabowo memiliki pengaruh besar dalam proses kemenangannya. Karena proses pemungutan suara atau pencoblosan berlangsung pada 27 November 2024 ketika Prabowo telah menjabat sebagai presiden. 

"Kalau adu kekuatan terkait pengaruh, ya Prabowo yang unggul atau Prabowo yang lebih punya kuasa. Tapi dalam konteks pencalonan kandidat di Jawa Tengah itu pasti ada kompromi atau ada kesepakatan antara Jokowi dengan Prabowo," ujar Ujang kepada Suara.com, Jumat (12/7/2024). 

Kandidat Cawagub Luthfi

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno berpendapat secara umum partai politik yang tergabung dalam KIM cenderung mengarah dukungannya ke Luthfi. Pernyataan PAN dan Golkar mendukung Luthfi diyakininya telah dikomunikasikan dengan Gerindra.

"Jadi Luthfi ini sepertinya merupakan kompromi politik dari partai-partai KIM termasuk dengan Jokowi," tutur Adi kepada Suara.com, Jumat (12/7).

Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini, kemungkinan besar Gerindra akan mengupayakan Sudaryono sebagai calon wakil gubernur pendamping Luthfi. Walaupun ada nama Taj Yasin dan Kaesang sebagai pesaingnya. 

"Tapi secara prinsip sepertinya partai-partai pendukung Prabowo-Gibran atau KIM ini mengarah dukungan politiknya kepada Luthfi bukan kepada yang lain," kata dia. 

PAN belakangan mengaku turut mempertimbangkan nama Kaesang dan Sudaryono di Pilkada Jawa Tengah 2024. Walaupun, sejak awal mereka telah menyuarakan dukungan kepada Luthfi dan Taj Yasin. 

Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno mengakui partainya bergantung dengan kesepakatan antara partai politik di KIM. Sebab PAN yang hanya memperoleh 4 kursi DPRD Jawa Tengah tidak bisa mengusung Luthfi dan Taj Yasin tanpa berkoalisi. 

KIM sendiri menurutnya telah melakukan pertemuan untuk membahas peta Pilkada 2024. Keputusan terkait kandidat pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Tengah rencananya akan diumumkan bersama dengan pengumuman calon gubernur dan calon wakil gubernur di Pilkada Jawa Barat dan Jakarta. 

Sementara Adi menilai peluang Kaesang sebagai calon wakil gubernur Luthfi sama kuat seperti Sudaryono. 

"Sangat tergantung keputusan politik partai di KIM. Karena bagaimanapun Kaesang bagian dari KIM yang orkestrasi politiknya tegak lurus ke Jokowi," bebernya. 

Dua Poros

PDI Perjuangan atau PDIP diprediksi akan menjadi lawan poros KIM di Pilkada Jawa Tengah 2024. Sebagai partai yang memperoleh 33 kursi DPRD Jawa Tengah, PDIP tidak perlu berkoalisi dengan partai politik lain untuk mendaftarkan calon gubernur dan calon wakil gubernur yang diusungnya. 

Walakin, hingga kekinian PDIP belum mengumumkan secara resmi siapa kandidat calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Tengah yang mereka dukung. 

Adi menganggap ini sebagai bagian dari strategi PDIP. Partai berlogo kepala banteng moncong putih itu menurutnya masih menanti kekuatan lawan yang akan diusung KIM. 

"PDIP sepertinya sedang berhitung siapa kader mereka yang akan diusung. Terutama kader yang punya elektabilitas kuat. Termasuk melihat siapa yang secara definitif diusung KIM," jelas Adi. 

Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat juga telah menegaskan partainya tidak gentar jika akhirnya akan berhadapan dengan pasangan Luthfi - Kaesang di Pilkada Jawa Tengah 2024. Asalkan, tidak ada praktik penyalahgunaan kekuasaan atau cawe-cawe seperti yang terjadi di Pilpres 2024.

"PDI Perjuangan itu bukan banteng penakut. Kita itu partai ideologis ya sepanjang proses itu sesuai dengan aturan,“ kata Djarot di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (11/7).