Diragukan Bunuh Diri: Kejanggalan di Balik Kematian Prada Prima Saleh Gea

Diragukan Bunuh Diri: Kejanggalan di Balik Kematian Prada Prima Saleh Gea


Suara.com - Kabar duka itu datang Selasa, 4 Juni 2024. Seorang anggota Provos TNI berinisial EYG menghubungi Darwis Gea lewat panggilan video WhatsApp. Sekitar pukul 00.43 WIB menyampaikan; 'Prada Prima Saleh Gea tewas gantung diri'.

Darwis terperanjat. Putranya seorang prajurit Batalyon Kesehatan (Yonkes) Divisi Infanteri 1 Kostrad tewas begitu tragis dan tiba-tiba. Padahal 10 menit lalu EYG baru menelepon, memberi kabar Prada Prima Saleh sakit. 

"Klien kami sangat terpukul dan bingung," kata Sionit T Martin Gea kuasa hukum Darwis kepada Suara.com, Senin (1/7/2024).

AH kerabat Darwis tiba di Rumah Sakit Lapangan Yonkes 1/YKH/1 Kostrad, Jalan Cimandala Raya, Desa Cimandala, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor pukul 01.00 WIB. Setelah menerima sedikit penjelasan terkait kematian Prada Prima Saleh, AH lalu menghubungi Darwis. 

Kepada Darwis, AH meneruskan pesan kesatuan kerja Prada Prima Saleh; 'jasad akan dilakukan autopsi jika keluarga menghendaki'. Tapi, Darwis menolak. Sebab biaya autopsi mesti ditanggung pihak keluarga. Pihak kesatuan beralasan ketentuan itu berlaku karena kematian almarhum disebabkan bunuh diri

"Padahal belum diautopsi, harusnya kan diautopsi dulu baru penyebab kematian yang pasti dapat dinyatakan," ujar Martin. 

Berat akan biaya autopsi yang harus ditanggung, Darwis memilih untuk segera memulangkan jasad Prada Prima Saleh ke kampung halaman di Desa Fulolo Salo'o, Kecamatan Sitolu Ori, Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara.

Kejanggalan Versi Keluarga

Pukul 06.40 WIB kakak kandung Prada Prima Saleh, Sarani Gea sampai di Rumah Sakit Lapangan Yonkes 1/YKH/1 Kostrad. Dia berangkat ke Bogor diminta Darwis untuk menjemput jasad adiknya. Di sana sudah ada beberapa kerabatnya. Selain AH, ada PH dan DMG yang turut menyaksikan saat jasad Prada Prima Saleh dimandikan. 

Ketika jasad Prada Prima Saleh dimandikan, Sarina melihat beberapa bagian di tubuh adiknya itu berwarna hitam. Kemudian pada bagian leher hingga kepalanya nampak memerah. 

"Menurut klien kami hal tersebut adalah kejanggalan," ungkap Martin. 

"Terlebih lagi ketika jenazah tiba di kampung halaman, klien kami dan keluarga besar mendapati bekas lilitan pada leher almarhum Prada Prima Saleh yang sangat janggal. Menurut keluarga tidak seperti bekas gantung diri. Selain itu keluarga juga menemukan seperti bekas tapak sepatu di leher bagian belakang almarhum," imbuhnya. 

Sarina sempat ditunjukkan lokasi di mana jasad Prada Prima Saleh ditemukan tewas gantung diri. Lokasi tersebut merupakan ruang kamar OB di Rumah Sakit Lapangan Yonkes 1/YKH/1 Kostrad. Di sana Sarina menemukan lagi beberapa kejanggalan.

"Ruangan TKP (tempat kejadian perkara) tersebut dilihat kosong tidak ada terlihat tangga atau meja, atau kursi yang mungkin dipergunakan oleh almarhum untuk menggantungkan dirinya. Sarina hanya melihat ada kabel putih yang digunakan almarhum Prada Prima Saleh menggantung dirinya," beber Martin. 

Infografis kasus kematian anggota TNI Prada Prima Saleh Gea. [Suara.com/Iqbal]
Infografis kasus kematian anggota TNI Prada Prima Saleh Gea. [Suara.com/Iqbal]

Komandan Kompi berinisial dr. CH sempat menunjukkan foto Prada Prima Saleh saat ditemukan gantung diri di ruang tersebut. Foto itu ditunjukkan kepada pihak keluarga ketika CH melawat ke rumah duka. Namun pihak keluarga merasa ada yang janggal dalam foto itu. Pasalnya posisi kaki almarhum saat ditemukan tewas gantung diri dalam kondisi masih menyentuh lantai. 

"Klien kami juga mendapatkan informasi lainnya yang menurut klien kami hal tersebut juga merupakan kejanggalan, di mana handphone almarhum pada tanggal 04 Juni 2024 pukul 00.56 WIB masih mengirimkan pesan ke handphone pacarnya yang berinisial E. Pesan tersebut berupa foto almarhum," jelas Martin. 

Padahal kabar meninggalnya Prada Prima Saleh bunuh diri diterima Darwis dari EYG pukul 00.43 WIB.

"Kemudian juga ada informasi mengenai handphone almarhum yang masih aktif sampai tanggal 11 Juni 2024," sambungnya. 

Versi TNI

Kamis, 6 Juni 2024, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta  Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyinggung soal maraknya anak muda yang terlibat judi online. 

"Kemungkinan besar sekarang lagi banyak tren memang anak-anak ini judi-judi online seperti itu lah," kata Maruli. 

Pernyataan tersebut disampaikan Maruli saat ditanya terkait kematian Prada Prima Saleh yang saat itu dikabarkan akibat bunuh diri. Namun motif pasti di balik peristiwa bunuh diri diklaim Maruli masih akan didalami. 

"Kami coba cari kepastiannya, karena butuh proses itu menemukan apa motivasinya, kenapa dia bunuh diri," ujarnya. 

Kepala Penerangan atau Kapen Kostrad Kolonel Infanteri Hendhi Yustian tidak menyangkal soal kabar Prada Prima Saleh tewas bunuh diri diduga akibat terlilit utang karena judi online.

"Waktu itu kami mau keluarkan pres rilis terkait ini, namun pertimbangan nama baik keluarga korban kami batal keluarkan," kata Hendhi kepada Suara.com, Senin (1/7).

Berdasar laporan yang diterima Suara.com, Prada Prima Saleh sempat mengajukan pinjaman BRI di kesatuannya. Namun permohonan itu tidak disetujui Komandan Yonkes Divif 1 Kostrad.

Hendhi menjelaskan proses peminjaman di bank harus sesuai aturan satuan di mana tidak boleh melebihi 2/3 gaji yang diterima.

"Kenapa? Ya untuk kebutuhan hidup prajurit itu sendiri," jelas Hendhi. 

"Bagaimana dapat bekerja dengan baik bila gaji yang diterima tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari akibat dipotong pinjaman bank maupun untuk bayar utang-utang lainnya. Di sana lah tanggung jawab seorang komandan satuan untuk menjaga moril anggotanya," imbuh dia.

Sementara terungkapnya peristiwa bunuh diri ini menurut penuturan Hendhi berawal ketika Prada Prima Saleh terpantau dari CCTV berkeliaran dari ruang cukur ke depan kamar OB Yonkes 1/YKH/1 Kostrad. Waktu itu sekitar pukul 23.00 WIB, Senin, 3 Juni 2024.

Pukul 00.00 WIB anggota piket berinisial Kopka B lalu menghampiri kamar OB dan melihat kondisi ruangan dalam keadaan gelap dan terkunci dari dalam. Karena tidak seperti biasanya, timbul kecurigaan dalam benak Kopka B. 

Kopka B berupaya membuka pintu kamar tersebut. Saat berkeliling mengecek ruangan, Kopka B terkejut mendapati Prada Prima Saleh dalam posisi gantung diri.

Kopka B melaporkan kejadian ini ke pimpinan. Tindakan upaya penyelamatan kemudian dilakukan dengan menurunkan Prada Prima Saleh yang terikat pada gantungan kabel.

"Namun setelah dilaksanakan pemeriksaan Prada Prima Saleh dinyatakan sudah meninggal dunia. Kemudian investigasi dilaksanakan dengan memeriksa 11 saksi di antaranya satu orang warga sipil," ungkap Hendhi. 

Berdasar beberapa barang bukti dan hasil visum et repertum Poliklinik Yonkes 1/YKH/1 Kostrad, Prada Prima Saleh disimpulkan tewas bunuh diri. Selain itu juga diklaim tidak ditemukan adanya kejanggalan-kejanggalan pada anggota tubuh dan organ lainnya, kecuali bekas lilitan kabel gantungan di leher. 

"Sesuai hasil investigasi itu juga tidak ditemukan adanya indikasi orang lain yang keluar masuk gudang kamar OB pada saat itu. Dan hasil pengecekan handphone tidak ditemukan adanya ancaman ataupun intimidasi dari pihak manapun," jelas Hendhi. 

Hendhi menyampaikan, pada saat proses persiapan pengiriman jasad Prada Prima Saleh ke Bandara Soekarno-Hatta pihak keluarga menyatakan tidak bersedia untuk dilaksanakan autopsi.

"Sesuai surat pernyataan yang ditandatangani dan bermaterai oleh pihak keluarga," bebernya. 

Harapan Keluarga

Senin, 1 Juli 2024 keluarga Prada Prima Saleh kembali mendatangi Denpom III/1 Bogor. Tujuannya, menanyakan perkembangan penyelidikan terkait kasus ini. Mereka awalnya berencana membuat laporan baru terkait kematian Prada Prima Saleh yang diyakininya bukan tewas bunuh diri. 

"Setelah kami bertemu Dandempom dan kepala penyelidik, laporan hari ini belum kami buat. Kami menunggu hasil penyelidikan yang saat ini masih dilakukan," kata Martin.

Penyelidik, lanjut Martin, juga telah mengambil keterangan Sarina dan E terkait kejanggalan-kejanggalan yang mereka temukan. 

"Kami harapkan penyelidik yang menangani perkara ini bisa melakukan langkah-langkah yang baik dan akhirnya dilakukan ekshumasi-autopsi," pungkasnya.