Ironi Perang Sarung Di Bulan Suci, Tawa Hilang Nyawa Melayang
Home > Detail

Ironi Perang Sarung Di Bulan Suci, Tawa Hilang Nyawa Melayang

Bangun Santoso

Kamis, 30 Maret 2023 | 09:14 WIB

Suara.com - Suasana Ramadan selalu disambut suka cita semua orang, tak terkecuali anak-anak atau remaja. Sebab, di saat Bulan Suci mereka bisa bermain perang sarung yang biasanya digelar usai salat Tarawih atau selepas subuh.

Tempo dulu, perang sarung lebih dikenal sebagai bentuk kejahilan anak-anak remaja dan tidak berbahaya dan tak lebih layaknya permainan biasa. Mereka kejar-kejaran saling menyabetkan sarung mengenai musuh diteruskan teriakan, "kena, kena".

Satu regu anak lelaki melawan kelompok anak lelaki lainnya sepulang ibadah. Lengkap dengan hitungan 1-0, 1-1, dan seterusnya.

Seiring waktu, perang sarung sudah seperti layaknya tradisi, karena momen ini tak dijumpai di bulan lain selain saat Ramadan.

Sejarah Perang Sarung

Menurut Ketua Komunitas Tjimahi Heritage Machmud Mubarok, perang sarung sudah ada sejak tahun 1980-an. Awalnya perang sarung hanya candaan. Sebab, sarung yang digunakan sama sekali tidak dipadukan dengan benda-benda yang membahayakan.

"Dulu itu namanya ucing babuk (kucing pukul), memang sama sarung diiket ujungnya untuk memukul lawan. Cuma tidak kriminal seperti sekarang," ujar Machmud, Rabu (13/4/2022) lalu.

Polisi saat memberikan pembinaan fisik terukur kepada 10 remaja yang hendak perang sarung setiap bulan Ramadhan, di Bulakrejo Sukoharjo, Minggu (26/3/2023) dini hari. ANTARA/HO- Humas Polres Sukoharjo.
Polisi saat memberikan pembinaan fisik terukur kepada 10 remaja yang hendak perang sarung setiap bulan Ramadhan, di Bulakrejo Sukoharjo, Minggu (26/3/2023) dini hari. ANTARA/HO- Humas Polres Sukoharjo.

Menurut Machmud, zaman dulu perang sarung menggunakan sarung murni, dan memang hanya sebatas candaan anak-anak ketika menunggu atau selepas salat tarawih.

"Dulu memang sarung saja. Ada di setiap Ramadan semua pada ngumpul di masjid sebelum tarawih main. Saya juga heran perang sarung sekarang malah batu, itu niatnya untuk mencelakai," katanya.

Fenomena Sadis Perang Sarung

Jika dulu hanya untuk senang-senang sambil menunggu atau selepas salat Tarawih. Perang sarung kini jadi ajang kekasaran anak-anak, bahkan tak jarang timbul korban luka atau jiwa.

Bergesernya fenomena perang sarung, kata Machmud, kini mengarah ke kriminal lantaran pengaruh media sosial. Di mana keberadaan media sosial ini membuat para remaja dengan mudahnya berkomunikasi hingga terjadi aksi saling menantang.

"Jadi memang melanjutkan sisi lain dari geng-geng-an. Saling tantang, ketemu perang," kata Machmud.

Merujuk sejumlah kasus, sudah banyak korban berjatuhan akibat perang sarung. Tak sedikit media sosial dihebohkan dengan aksi perang sarung antar-remaja hingga menelan korban jiwa.

Salah satunya adalah aksi perang sarung yang terekam video hingga viral di media sosial. Peristiwa itu diduga terjadi di kawasan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Puluhan remaja saat dini hari terlibat perang sarung, saling kejar dan pukul. Warga sekitar sampai dibuat resah.

Di Tangerang, dilaporkan seorang lelaki terluka akibat sabetan senjata tajam di Jalan Raya Cisauk, Desa Nengnong, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang pada Selasa (28/3) dini hari. Menurut polisi pria berinisial NH itu merupakan salah satu peserta keributan perang sarung.

Belakangan, pelaku pembacokan terhadap NH disebut telah ditangkap polisi. Di mana ada tiga orang yang diamankan polisi terkait insiden perang sarung tersebut.

Fenomena perang sarung sudah menyebar ke berbagai daerah. Mirisnya, tak ada satu pun aksi perang sarung yang benar-benar murni hanya permainan.

Di sekitar Ibu Kota Jakarta, polisi dibuat sibuk ke sana ke mari gegara ulah remaja yang hendak perang sarung.

Para remaja yang terlibat perang sarung diamankan di Satreskrim Polres Tegal, Senin (11/4/2022). [Suara.com/F Firdaus]
Para remaja yang terlibat perang sarung diamankan di Satreskrim Polres Tegal, Senin (11/4/2022). [Suara.com/F Firdaus]

Polsek Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, baru-baru ini mengamankan 18 remaja yang diduga akan melakukan aksi perang sarung jelang sahur.

Kapolsek Pasar Kemis, Kompol Maryadi mengungkapkan, para remaja itu hendak perang sarung di depan Masjid Al Islah Perum Taman Walet Blok C, Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang pada Sabtu (25/3/2023) pukul 01.30 WIB.
"Diamankan sekelompok anak-anak yang berjumlah kurang lebih 18 anak," ujar Maryadi, Senin (28/3/2023).

Dari tangan para remaja itu, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain yakni sejumlah sarung yang diikat untuk menjadi senjata.

Sehari sebelumnya, dua remaja laki-laki berinisial MIS (13) dan DBRS (13) ditangkap karena diduga terlibat dalam aksi tawuran di Jalan Sarbini 1, Makasar, Jakarta Timur, pada Jumat (24/3/2023) pukul 20.00 WIB.

Dari tangan dua remaja itu, polisi menyita barang bukti sarung yang hendak digunakan sebagai senjata.

Kanit Reskrim Polsek Makasar Iptu Mochamad Zen menjelaskan, tawuran dibungkus aksi perang sarung ini ketahuan saat polisi tengah melaksanakan patroli di kawasan Jalan Sarbini. Namun, terlihat sejumlah remaja yang sedang melakukan tawuran lalu berhamburan melarikan diri.

Beberapa remaja bisa diamankan dan digelandang ke Mapolsek Makasar, Jakarta Timur. Dari hasil keterangan para remaja itu, dua kelompok remaja sebelumnya sudah membuat janji melalui Instagram dan WhatsApp untuk melakukan perang sarung.

Memakan Korban Jiwa

Yang memilukan adalah peristiwa perang sarung di Palmerah, Jakarta Barat pada Kamis (23/3/2023) lalu. Seorang pria berinisial MJ (29) tewas di tempat usai terkena sabetan senjata tajam di bagian bawah ketiaknya.

Tersangka kasus perang sarung yang menewaskan Muhamad Jatmico (29) di Palmerah Jakbar. (Suara.com)
Tersangka kasus perang sarung yang menewaskan Muhamad Jatmico (29) di Palmerah Jakbar. (Suara.com)

Aksi perang sarung itu tepatnya terjadi jelang sahur di kawasan Pasar Gili, Palmerah, Jakarta Barat, Kamis (23/3/2023) lalu.

Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes M Syahduddi mengatakan, motif pembacokan adalah pelaku yang tidak terima karena ditangkap oleh korban saat bentrokan.

"Saat kejadian korban mencoba menangkap pelaku L alias Keling. Kemudian datang pelaku U alias Ubay langsung menyabet korban dengan celurit," kata Syahduddi dalam keterangannya di Polres Metro Jakarta Barat, Selasa (28/3/2023).

Menurut Syahduddi, pelaku L dan U memiliki peran yang berbeda. Pelaku U merupakan eksekutor pembacokan.

Sedangkan pelaku L sekadar terlibat dalam aksi tawuran. Adapun pelaku L, masih dalam kategori anak di bawah umur karena masih berusia 18 tahun.


Terkait

10 Remaja Diamankan Saat Hendak Perang Sarung di Cianjur, Polisi Sita Batu Hingga Sajam
Minggu, 24 Maret 2024 | 16:24 WIB

10 Remaja Diamankan Saat Hendak Perang Sarung di Cianjur, Polisi Sita Batu Hingga Sajam

"Sebagian besar melarikan diri dan hanya 10 orang yang berhasil diamankan beserta barang bukti," kata Radhika.

Perang Sarung Marak Terjadi di Bulan Ramadan, Polisi: Saling Cari Viral di Medsos
Kamis, 21 Maret 2024 | 22:36 WIB

Perang Sarung Marak Terjadi di Bulan Ramadan, Polisi: Saling Cari Viral di Medsos

"Kalau ada aduan warga yang lapor korban pasti kita tangani, banyak kita amankan kasih imbauan," kata Tedjo.

Ramadan Tanpa Perang Sarung: KPAI Ajak Anak-Anak Isi Waktu dengan Kreativitas
Selasa, 19 Maret 2024 | 07:08 WIB

Ramadan Tanpa Perang Sarung: KPAI Ajak Anak-Anak Isi Waktu dengan Kreativitas

Bulan Ramadan identik dengan berbagai kegiatan ibadah dan tradisi, namun sayangnya, tawuran sarung masih menjadi momok yang menghantui.

Terbaru
Lucunya Liga Indonesia: Cekik Wasit 6 Bulan, Kritik 1 Tahun
polemik

Lucunya Liga Indonesia: Cekik Wasit 6 Bulan, Kritik 1 Tahun

Sabtu, 10 Mei 2025 | 10:26 WIB

Lucunya Liga Indonesia, cekik wasit hanya disanksi 6 bulan tapi sampaikan kritik bisa kena larangan main 1 tahun.

Girl Group Asli Indonesia, no na Bukan The Next NIKI nonfiksi

Girl Group Asli Indonesia, no na Bukan The Next NIKI

Sabtu, 10 Mei 2025 | 07:32 WIB

no na debut dibawah naungan 88rising.

PAUD Masuk Wajib Belajar 13 Tahun: Komitmen Pemerintah Dinanti Tak Cuma di Atas Kertas polemik

PAUD Masuk Wajib Belajar 13 Tahun: Komitmen Pemerintah Dinanti Tak Cuma di Atas Kertas

Jum'at, 09 Mei 2025 | 15:44 WIB

Jadi bukan cuma di atas kertas saja, kata Nisa.

Saat Dedi Mulyadi Jadi Sosok Baru Untuk 'Mendisiplinkan' Anak, Mengapa Dikritik Pakar? polemik

Saat Dedi Mulyadi Jadi Sosok Baru Untuk 'Mendisiplinkan' Anak, Mengapa Dikritik Pakar?

Jum'at, 09 Mei 2025 | 10:16 WIB

Menurutnya, kunci perubahan perilaku anak adalah pemahaman. Anak harus tahu kenapa suatu hal penting dilakukan.

Problem Hukum di Balik Tentara Gerebek Narkoba polemik

Problem Hukum di Balik Tentara Gerebek Narkoba

Kamis, 08 Mei 2025 | 15:03 WIB

Tiga pria berinisial S (26), I (23), dan M (25) ditangkap tanpa perlawanan.

Bakal Didepak: Tiga Kesalahan Fatal Hasan Nasbi di Mata Prabowo polemik

Bakal Didepak: Tiga Kesalahan Fatal Hasan Nasbi di Mata Prabowo

Kamis, 08 Mei 2025 | 11:14 WIB

"Kalau sampai keliru menempatkan orang di PCO, tentu presiden sendiri yang direpotkan. Nanti justru akan menjadi beban," Yusak.

Fenomena Ormas: Bikin Resah Masyarakat dan Hambat Investasi, Tapi Dibutuhkan Saat Pemilu! polemik

Fenomena Ormas: Bikin Resah Masyarakat dan Hambat Investasi, Tapi Dibutuhkan Saat Pemilu!

Rabu, 07 Mei 2025 | 15:52 WIB

Pemerintah mulai gelisah. Bukan hanya karena keresahan warga. Tapi juga karena ormas seperti ini mulai mengganggu iklim investasi.