Suara.com - Warganet dunia maya dibuat kagum sebuah video real action GTA San Andreas Indonesia yang kini kesohor hingga manca negara itu justru diinisiasi seorang pemuda asal Wonosobo, Fillias La Junta. Karya video Mindplace Studio itu pun lahir dari studio sederhana di Kota Jogja.
Sebuah video yang sangat familiar dengan musik khas GTA San Andreas berhasil memukau warganet maupun gamers generasi 90-an yang pernah memainkannya.
Sangat unik, empat orang pemuda dengan wajah "sangat Indonesia" menggunakan pakaian khas karakter dari GTA San Andreas.
Seperti diketahui, GTA San Andreas, merupakan salah satu game legendaris generasi 90-an yang mempunyai karakter utama dengan wajah dan logat khas Afro-Amerika yang sangat kental.
Menggunakan logat khas Indonesia Timur, karakter di video real action GTA San Andreas Indonesia memainkan perannya dengan baik sehingga dapat menarik perhatian warganet.
"Woi Big Smoke, kau sudah lapar kah?" tanya CJ atau akrab disapa Ucok (karakter utama di GTA San Andreas Indonesia).
"Sudah Ucok. Nasi Padang enak nih. Bagaimana Paijo (Ryder)?" timpal Big Smoke.
"Wah, boleh juga itu," jawab Paijo (Ryder).
"Iyo, saya tahu tempat nasi Padang yang paling enak," sahut Sweet.
Dor..Dor..Dor..Suara tembakan langsung terdengar disertai sebuah ledakan mobil yang terlihat seperti asli.
"Awas, Astaghfirullah. Geng Ballas datang," kata Big Smoke.
Adegan tersebut disertai kejar-kejaran dari Geng Ballas yang memburu CJ dan kawan-kawan.
Sangat menarik, video memperlihatkan ketika seseorang benar-benar berada pada dunia GTA namun diperankan oleh karakter dari Indonesia.
Popularitasnya langsung melesat, video berjudul "GTA San Andreas Realistic" telah ditonton 1,4 juta kali dalam waktu lima hari.
Dalam waktu kurang dari dua bulan, video tersebut bahkan telah ditonton lebih dari delapan juta kali.
Tangkapan layar dan juga link video langsung tersebar di banyak akun fanspage media sosial maupun akun parodi karena video ini sangat kocak dan kreatif.
Video yang mengambil lokasi di Yogyakarta tersebut bahkan bisa diadaptasi mirip San Andreas yang ada di GTA.
Logat timur yang dipadu dengan latar belakang suara GTA dan juga logat Madura pemilik salon membuat GTA San Andreas ini terasa sangat "Indonesia".
Efek suara, grafis video, senjata yang ditampilkan, bahkan hingga gerak tubuh juga sangat mirip dengan karakter game GTA San Andreas yang legendaris.
Sambutan Positif dari Warganet dan Gamers
Tak hanya warganet dari Indonesia yang menyambut positif video viral tersebut, akun Youtuber gaming populer dari luar negeri juga ikut memuji kualitas edit video di dalam GTA San Andreas Realistic.
"GTA VI is here ? Very realistic! Congrats from France (Apakah GTA VI ada di sini? Sangat terlihat nyata! Ucapan selamat dari Prancis)," tulis akun Youtuber gaming dari Prancis Conkerax yang memiliki ratusan ribu subscriber.
"What I can say A Masterpiece Respect From Romania to Indonesia! (Apa yang saya bisa katakan adalah ini adalah sebuah Masterpiece kehormatan dari Romania pada Indonesia)," kata Youtuber asal Romania, Alex 666.
"El parecido de Big Smock es impresionante (Aksi Big Smoke sangat mengesankan)," tulis warganet asal Spanyol Deca Corn.
Beberapa warganet negara lain yang ikut berkomentar termasuk warganet dari Brazil, Romania, Arab Saudi, Prancis, Inggris dan masih banyak lagi.
"Ini Kerennnn Bangettt sihhhhh.... Salut buat grafis dan editingnya," komentar HARBATAH, Youtuber populer dengan 1,62 juta subscriber.
Video real action GTA San Andreas Indonesia juga membuat gamers generasi 90-an yang pernah memainkan GTA cukup terpukau dengan kualitasnya.
"Bagus banget, mirip real life GTA. Misinya juga mirip sama pas kita mainin GTA San Andreas pertama kali," kata Frandy Faozan, salah satu pendiri komunitas gamer di Yogyakarta.
Video tersebut juga mendapatkan sambutan positif dari IESPA (Indonesia Esports Association) Yogyakarta karena konten kreatif semacam ini bisa mengarahkan gamers ke arah kegiatan yang positif.
"Wah bagus tuh. Kreatif, menghibur dan positif. Apa yg mereka buat bisa jadi contoh teman-teman gamer yang lain untuk bisa memanfaatkan hobi mereka dengan tidak hanya sekedar bermain, tapi juga konten positif seperti ini," kata Simson, ketua IESPA Yogyakarta.
Awal Mula Mindplace Studio
Tak ada yang menyangka, jika inisiator di balik berdirinya Mindplace Studio yang kini videonya dipuji Youtuber gaming luar negeri justru merupakan buatan seorang pemuda berpenampilan sederhana asal Wonosobo, Jawa Tengah.
Setelah bekerja selama tiga tahun di salah satu stasiun TV swasta di Indonesia, Fillias La Junta memilih untuk keluar, kembali ke kampung halaman dan mendirikan serta menginisiasi Mindplace Studio.
Ia bertemu dengan salah satu junior sekaligus temannya saat berkuliah di Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta.
Lulusan MMTC jurusan Manajemen Teknik Studio Produksi ini pun bersepakat untuk mendirikan Mindplace Studio secara profesional bersama Grafik Piasmoro.
Sebelumnya, ia sempat mendirikan channel bersama empat orang teman lainnya. Namun kekinian, hanya dia yang tersisa dan aktif terjun serta fokus pada kreator konten.
"Kalau awalnya banget sih ada empat orang. Tapi tiga(lain)-nya sudah gugur, mas. Tinggal saya sendiri. Mulai benar-benar serius dimulai dengan tujuh orang ini pada Desember 2019. Dan benar-benar launching itu Januari 2019," kata Junta.
Bertemu dengan investor yang dipanggilnya dengan Mas Lukman, Fillias dan Grafik memulai keseriusan mengembangkan Mindplace Studio bersama lima orang lainnya.
Awalnya, setelah merantau di Jakarta, Junta memutuskan untuk kembali ke Wonosobo karena ayahnya baru saja ditimpa musibah.
"Saya sebenarnya pengin balik ke Wonosobo, kan bapak saya ini kemarin kecelakaan. Awalnya pengin mulai sendiri, tapi ada ajakan teman dan kebetulan ada investor juga namanya Mas Lukman. Kita mulailah di Jogja," katanya.
Fillias berperan sebagai penanggung jawab dan juga merangkap sebagai editor video di channel YouTube Mindplace Studio. Sementara, Grafik Piasmoro berperan sebagai penanggung jawab di channel YouTube Inside Mindplace.
Lima orang teman lain yang berperan pada awal pendirian termasuk Ridu (Divisi Kreatif dan Penulis Naskah), Ifan (Visual Effect seperti Junta), Vonny (Asisten Produksi), Adit (Marketing dan Humas) dan Fardan (Asisten Kamera).
Karena dana dan sumber daya terbatas, mereka juga merangkap mengerjakan jobdesk lainnya.
Misal, Ridu juga berperan melengkapi kebutuhan syuting seperti membeli properti.
Sementara untuk menutupi kekurangan sumber daya, mereka juga merangkap sebagai aktor yang bermain di dalam video seperti Grafik sebagai Big Smoke, Junta sebagai Ryder, Ridu dan Ivan sebagai Geng Ballas serta Fardan sebagai Sweet.
"Sebelumnya, salah satu dari kita, Mas Junta, pengin buka channel Youtube. Kebetulan dia memutuskan buat berhenti kerja dari salah satu TV swasta di Indonesia. Saya resign juga dari Infotainment, ada satu investor gitu yang mengajak saya dan teman-teman membangun channel Youtube. Awalnya sih mau membuat seperti yang lain, kayak review atau apa gitu. Tapi ya karena sering main juga sama Mas Junta, kita penginnya lebih atau beda gitu dari yang lain," kata Grafik menambahkan.
Mereka memilih Yogyakarta sebagai tempat awal Mindplace Studio berdiri karena menganggap kota ini kaya akan kreativitas dan sumber daya lain yang bisa dimanfaatkan dalam pembuatan video.
"Pertamanya investor kita itu (Mas Lukman) pengen kita punya kantor di Jakarta. Tapi ya karena setelah dipikir-pikir kita kuliahnya di Yogyakarta dan kota ini punya banyak 'kekayaan' ya kita coba di sini dulu," kata Grafik.
Suka Duka Pembuatan Video
Kali pertama berdiri pada awal 2019, mereka mengaku masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam membuat video.
"Pertama ya, kita dikasih tuh sebuah kontrakan yang dijadiin studio sama dikasih kamera. Masih inget saya, kita masih ngemper (lesehan)...Hahaha, soalnya belum punya meja waktu itu," kata Junta.
"Wo, iya, masih inget saya mas, kita masih nunduk waktu itu, ada komputer satu di bawah" tambah Junta.
Sambil tertawa, mereka malah asyik mengobrol ketika mengingat masa awal Mindplace Studio dengan segala keterbatasannya.
Grafik yang sangar dalam memerankan Big Smoke justru terlihat lucu saat bergurau dan 'berantem' dalam menimpali pernyataan dari Junta.
Ketika ditanyakan mengenai modal awal ketika mereka mendirikan Mindplace, mereka justru kompak menyeletuk bahwa modalnya hanya nekat.
"Modal awalnya wah gimana ya? Modalnya mungkin nekat, mas. Sebenarnya investor kita udah ada lah alat-alatnya. Tapi ya belum banyak, belum lengkap. Ya, kita mulai seadanya dulu.." kata Grafik.
Ide Awal Video GTA San Andreas Indonesia
Ide pertama kali membuat GTA San Andreas justru datang dari Ifan salah satu anggota dari MindPlace Studio.
"Jadi begini mas, kita dapat sponsor itu dari P*lig*n. Nah, gimana caranya kita membuat real action yang menggunakan sepeda," kata Junta mengawali ceritanya.
"Gimana kalau kita buat GTA San Andreas saja, kan misi pertama GTA San Andreas pakai sepeda?" celetuk Ifan saat itu.
Sebelumnya, mereka memang ingin membuat real action GTA San Andreas Indonesia, namun masih belum tahu penempatan konsepnya seperti apa.
Ketika mendapatkan sponsor, mereka merasa momen tersebut sangat tepat untuk mengerjakan video real action GTA San Andreas Indonesia.
"Kita bikin sebisa mungkin merepresentasikan pengalaman dulu bermain GTA ke dalam versi benerannya (real action). Kita bikin seperti sudut pandang yang ada di game. Kalau kita ngikut di gim doang, apa ya? Serunya kurang ya.. Jadi kita bikin sudut pandang game lalu sudut pandang sinematik agar lebih menarik saja," jelas Junta.
Ketika ditanya kemungkinan mereka menggunakan promosi khusus sehingga video GTA San Andreas viral, Junta justru mengaku tidak melakukan promosi.
"Saya nggak nyangka malahan mas kalo viral. Lha wong enggak saya promosiin di IG juga. Kayak apa ya, kita pasrah aja, biarkan algoritma Youtube yang bekerja," kata Junta
Kesulitan dalam Pembuatan Video GTA San Andreas Indonesia
Baik Junta atau Grafik mengakui kesulitan pembuatan video ada pada segi teknis maupun 'penghematan' dana yang harus mereka lakukan.
"Sulitnya ini sih...Itu kan pengambilan gambarnya ngikutin game banget. Kita ada eksperimen gitu kan pakai Go Pro. Tadinya pengin pake kamera kita yang agak gede tuh.. Mirrorless lah kayak DSLR. Kalo diangkat mulu kan pegel juga.. Jadinya kita ngakalin pakai Go Pro," kata Grafik mengawali cerita mereka saat mengalami kesulitan dalam pembuatan Video GTA San Andreas Indonesia.
"Susahnya itu sama terus, mas.. Misal sudah dikasih deadline sama sponsor. Ya kita harus ngejar gimana pekerjaan kita selesai di tanggal itu. Ya susahnya gitu sih. Nyari lokasi, sebisa mungkin harus ketemu yang mirip lokasi di GTA San Andreas aslinya," kata Junta.
Ia menceritakan, sebisa mungkin mereka harus menghemat dana yang ada, salah satunya mencari baju di "awul-awul".
"Habis itu masalah properti. Karena kita dana terbatas ya kita cari baju di awul-awul (tempat baju berserakan di rak atau diskonan).. Hahaha," sambung Junta.
"Oh ya pakaian tuh, enggak mudah juga nyari kemeja hijau polos yang persis seperti Big Smoke. Kan ukuran saya susah. Di mal atau awul-awul itu susah nemu, mas. Akhirnya ketemu di awul-awul, itu aja warna putih. Ya sudah kita naptol jadi hijau" tambah Grafik bersemangat.
"Sama satu lagi. Pas adegan pertama dikejar-kejar mobil kita sempat kesusahan. Soalnya tim utama kita ada di kamera. Yang sisanya jagain jalan. Susah di koordinasi mas, jalanan kan ramai pas itu," terang Junta.
Untuk beli baju di-awul-awul dan properti seperti mainan senjata, mereka mengaku menghabiskan dana sekitar Rp 400 ribuan.
"Kita banyaknya justru di makan, mas. Kita kan syuting 10 hari, mungkin sekitar antara Rp 5-6 juta. Itu aja kita cari makan yang murah, mas," katanya.
"Agak ribet juga. Selesai kita syuting Mas Junta ini juga langsung ngedit video saat itu juga," kata Grafik menceritakan keluh kesah mereka dalam video pembuatan GTA San Andreas.
Terbayarkan, video yang mereka buat dengan susah payah, berhasil ditoton lebih dari delapan juta kali dan menarik perhatian warganet internasional.
Tak hanya itu, setelah video tersebut viral, pada periode pertengahan hingga akhir Agustus 2019, berdasarkan situs Social Blade, akun Mindplace Studio mengalami penambahan hingga lebih dari 162 ribu subscriber, hanya dalam waktu dua minggu saja.
Sosok Menarik CJ
Tak lengkap rasanya mengulik Mindplace Studio, tanpa tahu siapa yang memerankan karakter CJ atau Ucok yang sangat legendaris di GTA San Andreas Indonesia.
Sosok dengan logat ketimuran yang berhasil memerankan CJ dan memukau warganet itu adalah Herman Wenehenubun.
Sangat mengejutkan, pemuda yang akrab disapa sebagai Delon tersebut ternyata baru pertama kali syuting di depan kamera.
Pemuda yang masih menempuh kuliah semester enam di Universitas Amikom Yogyakarta tersebut mengaku hanya diajak temannya dari Mindplace studio.
"Kan mereka ada project yang GTA itu. Yang kasih saran itu teman saya. Kan saya kulitnya juga agak gelap jadi mirip lah sama karakter CJ. Jadi dipanggil gitu buat syuting video," kata Delon.
Delon mengaku tertarik ikut dalam project GTA San Andreas Realistic karena saran dan bujukan dari temannya yang bernama Ifan, dari Mindplace Studio.
"Video ini pertama kali saya main. Langsung kepilih gitu. Saya ikut buat nambah-nambah ilmu aja. Ya gimana ya, belum pernah syuting kayak gitu. Alasan tertarik ikut project karena saya pengen setidaknya pernah terlibat lah pada project besar pembuatan video kayak gini," jelas Delon.
Ketika ditanya video tersebut bakal viral, Delon justru menebak videonya pasti viral.
"Saya sudah duga memang ini viral. Editingnya mantap, mereka juga enggak main-main dalam proses itu," kata Delon.
Dia menceritakan, karena video tersebut viral, berimbas pada dirinya yang juga menjadi dikenal di kampung halamannya di Tual, Maluku Tenggara.
Kedua orangtua Delon berasal dari Maluku Tenggara dan merantau cukup lama di Papua. Delon akhirnya lahir di Papua dan sempat tinggal selama 14 tahun.
Karena itu, Delon mengaku logat ketimurannya sangat kental. Delon menjelaskan, dalam pembuatan video, banyak sekali suka duka yang dirasakannya.
"Suka dukanya itu banyak kali. Yang pertama itu sih panas. Karena kan itu video dibuat kebanyakan siang terus buatnya juga di tempat terbuka jadi kerasa panas. Jarang ada tempat buat berteduh juga," Delon.
Ia menceritakan untuk memerankan CJ dengan logat ketimuran, nyaris tanpa hambatan. Namun, ia cukup kesulitan ketika mengajari karakter lain seperti Big Smoke dan Ryder untuk memraktikan logat ketimuran.
Rencana ke depan, Delon masih diajak untuk mengerjakan project GTA San Andreas Realistic dengan versi PC. Karena yang viral kemarin adalah versi dari konsol, Delon membocorkan bahwa akan ada versi PC ke depannya.
Tips Bagi Content Creator Pemula
Berkat GTA San Andreas Realistic yang viral, Junta mengaku Minplace Studio mendapatkan cukup banyak tawaran dari sponsor.
Beberapa sponsor yang sudah bersedia bekerja sama adalah Zilingo Indonesia untuk video The Sims. Selain itu, dalam waktu dekat, mereka juga akan meluncurkan real-action COD (Call of Duty) yang disponsori oleh Garena.
Ketika dimintai tips bagi content creator pemula dalam merintis channel YouTube, Grafik dan Junta memberikan beberapa nasihat menarik.
"Buatlah sesuatu yang baru. Kalau tidak bisa buatlah berbeda. Kalau udah ada mobil ya buat yang beda. Kayak apa lah. kendaraan lain atau apa gitu," kata Grafik.
"Mulai aja dulu," kata Junta dengan tips yang lebih simpel.
"Mulai, mas? Enggak mikir apa-apa? Langsung mulai gitu?" tanya saya dengan rasa penasaran.
"Nanti tahu mas. Nanti kalau sudah mulai, pasti tahu celah-celahnya. Apakah yang dia lakukan benar atau salah. Dan mulai juga enggak asal mulai. Ya, dia mulai harus jadi apa? Dia harus riset dong, gimana caranya agar tujuan dia tercapai. Mulai aja dulu. Nanti kalau gagal, kan kita bisa tahu gagalnya sebelah mana nih. Jadi seiring waktu, kita bisa tahu di mana celahnya," kata pemuda asal Wonosobo dengan kata yang sangat menginspirasi.
Reporter: Reza Rachmanta
Rockstar sepertinya sedang mempersiapkan panggung untuk peluncuran game terbaru andalannya, Grand Theft Auto (GTA) 6.
Take-Two Interactive sedang gencar buru pembuat cheat GTA Online.
Penggemar game GTA pasti paham betul mobil legendaris ini.
Sebagian besar kreator konten YouTube di Indonesia masih didominasi anak muda dengan kisaran usia 18-35 tahun.
Akar dari persoalan utama BUMN Karya adalah beban proyek-proyek yang secara finansial tidak layak, tetapi tetap dipaksakan melalui penugasan pemerintah.
Transfer pemain di liga-liga top Eropa, seperti Premier League atau Serie A Italia, bukanlah sekadar urusan jual beli antar klub.
Sejak awal, 28 Years Later tampil dengan gaya visual yang mencengangkan.
AI memiliki keterbatasan terkait aspek moral kemanusian, potensi bias dalam algoritma, serta kekhawatiran terhadap keamanan data dan privasi.
Vonis ini belum menunjukkan sikap keras terhadap korupsi di Indonesia.
Jadi sebenarnya Satgas Saber Pungli ini lahir dari kegagalan sistemik dalam penanganan korupsi kecil di birokrasi, jelas Zaenur.
"Pertanyaannya adalah apakah yang dilakukan oleh tiga kader PMII dengan membentangkan poster merupakan tindak pidana? Kami berpendapat bukan," tegas Andrie.