Senin, 01 Jan 2024
Lelaki Tua yang Membawa Melati dan Sedap Malam untuk Ainun Home > Detail

Lelaki Tua yang Membawa Melati dan Sedap Malam untuk Ainun

Reza Gunadha | Muhammad Yasir

Senin, 16 September 2019 | 08:05 WIB

Suara.com - Lelaki tua itu tak bakal lagi ada pada setiap hari Jumat di TMP Kalibata. Biasanya ia menziarahi makam sang istri, berdoa dan menatap nisan. Kini ia menyusul sang mendiang. Tapi romantisme BJ Habibie di pusara Ainun, menjadi cerita abadi di pekuburan itu.

PRIA BERBAJU MERAH dan bertopi biram berada di antara ribuan pelayat yang lalu-lalang seusai prosesi upacara pemakaman BJ Habibie di Taman Makam Pahlawan Nasional Umum Kalibata, Kamis pekan lalu.

Saya menghampiri dirinya. Pada baju yang dikenakannya, tertera nama Joko S. Saya sedang mencari seorang petugas kebersihan bernama Joko, yang disebut-sebut kerap memberishkan pusara Ainun Habibie.

Namun, ada dua petugas kebersihan yang bernama Joko di sana. Untuk membedakannya, Joko yang saya cari berasal dari Semarang, Jawa Tengah.

“Permisi, Mas Joko ya?” tanya saya.

“Iya, betul,” jawabnya singkat, keheranan.

 “Mas Joko yang biasa membersihkan pusara Ibu Ainun betul?” saya kembali bertanya.

“Oh enggak Mas, kalau saya biasa membersihkan semuanya. Mungkin Joko Banyuwangi, bukan saya,” ucap Joko, menghindar.

“Tapi saya dikasih tahu kalau Mas Joko Semarang yang biasa membersihkan pusara Ibu Ainun,” kata saya, tak mau kalah.

“Ya memang saya kebetulan saja beberapa kali diminta membersihkan pusara Eyang Ainun,” ujarnya.

Tahun 2004 Joko Santoso merantau ke Jakarta sebagai petugas kebersihan di TMPNU Kalibata. Selama 15 tahun, Joko bekerja sebagai pegawai lepas kebersihan atau biasa disebut rekanan di TMPNU Kalibata.

“Kalau teman-teman saya sudah di atas 25 tahun bekerja di sini, saya mungkin paling baru di antara teman-teman,” ucap Joko.

Setiap dua bulan sekali, Joko biasa pulang ke Semarang untuk menemui istri dan dua anaknya.

Joko bersyukur meski bekerja sebagai petugas kebersihan TMPNU Kalibata, mampu menafkahi istri dan anaknya di kampung.

Terlebih, bagi Joko, pekerja yang digelutinya kekinian bukanlah semata-mata demi mencari uang.

“Bagi saya, ini rezeki yang paling nikmat bisa bekerja di tempat pemakaman. Saya diingatkan selalu akan kematian. Pelan-pelan saya juga ingin mempelajari, kenapa Allah menaruh rejeki bagi saya di pemakaman ini,” tutur Joko.

Joko S, petugas yang biasa menjaga serta membersihkan makam Ainun Habibie. [Suara.com/Muhammad Yasir]
Joko S, petugas yang biasa menjaga serta membersihkan makam Ainun Habibie. [Suara.com/Muhammad Yasir]

Joko masih tak menyangka, BJ Habibie pria yang kerap disapanya Eyang Habibie menghembuskan nafas terkahirnya pada hari Rabu 11 September 2019.

Kesedihan dirasakan Joko tatkala mendengar kabar duka itu. Apalagi, BJ Habibie di mata Joko merupakan sosok yang sangat ramah.

“Eyang Habibie itu segala-galanya sangat ramah,” kata Joko.

“Saya terakhir ketemu Eyang Habibie itu 27 Agustus 2019, sebelum Eyang Habibie sakit, beliau sempat ziarah ke makam Eyang Ainun.”

Tak ada sikap berbeda BJ Habibie saat kali terakhir berziarah. Seperti biasanya, BJ Habibie membawakan bunga Melati dan Sedap Malam tatkala berziarah ke pusara Ainun.

“Eyang Habibie biasa ke sini hari Selasa dan Jumat. Bawa bunga Melati dan Sedap Malam.”

Suatu ketika, Joko pernah dipanggil BJ Habibie. Joko tak pernah menyangka, sebagai seorang petugas kebersihan makam, dapat berbicara langsung dengan Presiden ketiga RI.

“Mana yang jaga (pusara) istri saya,” tanya BJ Habibie kapada Paspampres.

Joko lantas dipanggil Paspampres untuk menemui BJ Habibie.

“Sini.. sini,” kata BJ Habibie, meminta Joko menghampirinya.

Joko yang canggung tetap melangkahkan kakinya menghampiri BJ Habibie.

“Bunganya kalau belum kering, jangan dibersihin dulu ya,” ucap BJ Habibie dengan dialek khasnya.

Joko hingga kekinian masih mengenang pesan itu, “Saya sempat kaget bisa dipanggil, bahkan sampai dikenal beliau.”

Sebuah kotak kayu berukuran sekitar 30 x 30 sentimeter ikut dimasukkan dalam ambulans yang menghantarkan jenazah Presiden ke-3 RI BJ Habibie dari rumah duka ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Kamis (12/9/2019). [Suara.com/Novian Ardiansyah]
Sebuah kotak kayu berukuran sekitar 30 x 30 sentimeter ikut dimasukkan dalam ambulans yang menghantarkan jenazah Presiden ke-3 RI BJ Habibie dari rumah duka ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Kamis (12/9/2019). [Suara.com/Novian Ardiansyah]

Cinta BJ Habibie kepada Ainun memang begitu besar. Joko adalah satu dari sekian banyak orang yang berani bersaksi tentang hal itu.

Joko teringat ketika BJ Habibie berziarah ke pusara Ainun sebelum genap 100 hari wafatnya sang istri.

“Saya sempat menangis ketika beliau berdoa di pusara Ibu Ainun, sebelum 100 harinya.”

“Pada akhir doanya, Eyang Habibie kalau tidak salah berkata ‘sementara ini kita tidak bisa ketemu, tapi saya yakin kita akan menyatu lagi’. Saya waktu itu ikut menangis,” tutur Joko.

Joko mengakui bersyukur, sebagai petugas kebersihan makam, sempat mengabadikan momen dengan foto bersama bareng BJ Habibie.

Foto tersebut kekinian dipajang dalam bingkai besar di ruang tamu rumahnya, Semarang.

“Itu akan jadi kenang-kenagan paling istimewa untuk saya. Fotonya ukuran besar, saya taruh di ruang tamu. Kalau di sini mungkin biasa, tapi di kampung itu orang pada heran, kok saya bisa foto dengan Eyang Habibie.”

Suatu ketika, beberapa bulan sebelum BJ Habibie mengembuskan napas terakhir, Joko sempat bermimpi.

Dalam bunga tidurnya, BJ Habibie berkunjung ke rumahnya di Semarang. Joko dalam mimpinya sempat menawarkan ayahnya untuk mengabadikan foto bersama saat BJ Habibie bertandang.

Joko juga masih bisa mengira-ngira percakapan dalam mimpinya itu:

“Bapak ini ada Eyang Habibie,” Joko memberitahukan kedatangan Habibie kepada ayahnya.

“Bapak mau foto bareng enggak sama Eyang Habibie buat kenang-kenangan,” tanya Joko.

“Jangan lah, Pak Habibie lagi punya hajat,“ kata ayah Joko.

Mimpi itu berakhir ketika Joko, ayahnya, dan BJ Habibie tiba-tiba berpindah ke masjid untuk berkumpul.

[Suara.com/Ema Rohimah]
[Suara.com/Ema Rohimah]

Joko tidak memahami apa makna di balik mimpinya itu. “Itu kenang-kenangan terkahir saya bersama Eyang Habibie, meski dalam mimpi.”

Sosok Habibie tak lagi mungkin ditemui Joko di Kalibata, hari Selasa ataupun Jumat.

Tapi Joko akan terus mengenang pertemuan-pertemuannya dengan Habibie setiap membersihkan pusara Blok M Kavling 120.

“Saya sudah bertemu Pak Thareq (putra kedua BJ Habibie) dan Ibu Widya serta anak-anaknya. Beliau menitip pesan untuk menjaga pusara Eyang.”

Terbaru
Di Balik Kepulan Asap: Siapa Raup Untung dari PLTU Baru Suralaya?
polemik

Di Balik Kepulan Asap: Siapa Raup Untung dari PLTU Baru Suralaya?

Kamis, 19 September 2024 | 20:06 WIB

Data Kementerian ESDM akhir 2023 menunjukkan oversupply listrik di grid Jawa-Bali mencapai 4 gigawatt. Artinya, keberadaan PLTU baru sebenarnya tidak terlalu mendesak.

Cuma Heboh di Dunia Maya, Ada Apa di Balik Skenario Fufufafa? polemik

Cuma Heboh di Dunia Maya, Ada Apa di Balik Skenario Fufufafa?

Kamis, 19 September 2024 | 08:29 WIB

Apa yang terjadi pada isu Fufufafa sudah bukan lagi echo chamber. Perbincangan isu Fufufafa sudah crossed platform media sosial and crossed cluster.

Polemik Akun Fufufafa: Fakta Kabur yang Menciptakan Kebingungan Publik polemik

Polemik Akun Fufufafa: Fakta Kabur yang Menciptakan Kebingungan Publik

Selasa, 17 September 2024 | 20:10 WIB

Kecurigaan mengenai Gibran sebagai pemilik akun Fufufafa bermula dari postingan seorang netizen

Perilaku Kejahatan Anak Makin Liar: Gejala Anomie yang Tak Cukup Diselesaikan Lewat Penjara polemik

Perilaku Kejahatan Anak Makin Liar: Gejala Anomie yang Tak Cukup Diselesaikan Lewat Penjara

Sabtu, 14 September 2024 | 20:09 WIB

Kondisi anomie acap kali menyertai setiap perubahan sosial di masyarakat.

Kasus Nyoman Sukena: Peringatan Darurat Pelestarian Landak Jawa polemik

Kasus Nyoman Sukena: Peringatan Darurat Pelestarian Landak Jawa

Jum'at, 13 September 2024 | 20:20 WIB

Dengan penuh kasih sayang, Nyoman Sukena memelihara dua ekor Landak Jawa itu

Menantu Hingga Anak Jokowi di Pusaran Dugaan Gratifikasi: Masihkah KPK Punya Taji? polemik

Menantu Hingga Anak Jokowi di Pusaran Dugaan Gratifikasi: Masihkah KPK Punya Taji?

Jum'at, 13 September 2024 | 09:54 WIB

Pada prosesnya nanti, KPK harus mengusut pihak yang memberikan dan memastikan maksud pemberian dugaan gratifikasi itu.

Babak Baru Seteru PKB-PBNU: Cak Imin dan Gus Yahya Semakin Jauh dari Titik Temu polemik

Babak Baru Seteru PKB-PBNU: Cak Imin dan Gus Yahya Semakin Jauh dari Titik Temu

Kamis, 12 September 2024 | 17:32 WIB

Dinamika ini mengundang pertanyaan besar: benarkah tidak ada konflik di balik layar?