Mengulik Sejarah Panjang Motor Roda Dua di Tanah Air Bareng Iron Buffalo
Home > Detail

Mengulik Sejarah Panjang Motor Roda Dua di Tanah Air Bareng Iron Buffalo

Angga Roni Priambodo | Cesar Uji Tawakal

Rabu, 31 Juli 2019 | 12:54 WIB

Suara.com - Jauh sebelum invasi produk-produk kendaraan buatan Jepang, motor-motor buatan Eropa dan Amerika Serikat telah terlebih dulu mengaspal di jalanan di tanah air.

Terkait hal itu, Suara.com sowan ke sebuah klub motor antik di Solo, Jawa Tengah. Bernama Iron Buffalo, klub yang telah berdiri sejak tahun 1994 ini telah mengaspal selama sekitar seperempat abad.

Tak cuma itu, mereka juga menyimpan sejumlah kisah unik mengenai sederet fenomena yang terkait dengan dunia roda dua di tanah air yang membuat penasaran.

Roda dua sebagai bagian dari sejarah Indonesia

Bukan barang baru, ternyata kendaraan roda dua alias sepeda motor telah lama hadir di tanah air. Menurut Hendra Bayu, presiden dari klub tersebut mengungkapkan bahwa sepeda motor adalah bagian dari sejarah panjang Indonesia.

Pria paruh baya asal Solo ini menuturkan bahwa sepeda motor telah hadir bahkan sejak zaman perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Klub motor antik Solo, Iron Buffalo. (Mobimoto.com/Iqbal A)
Klub motor antik Solo, Iron Buffalo. (Mobimoto.com/Iqbal A)

"Kami beserta klub ini tak sekadar touring, namun kami juga mengemban misi edukasi, di mana kami ingin membeberkan bahwa kendaraan roda dua erat kaitannya dengan sejarah Republik Indonesia." ujar pria yang akrab disapa Pak Bayu tersebut.

"Motor-motor tua itu harus dilestarikan karena ini bagian dari sejarah." imbuhnya.

Ia juga menuturkan bahwa pada mulanya, sepeda motor di bawa oleh orang-orang Eropa demi menjalankan kepentingan mereka.

Bincang-bincang bareng klub motor Iron Buffalo asal Solo. (Mobimoto.com/Cesar Uji Tawakal)
Motor antik "keranjangan" yang telah dihidupkan kembali. (Mobimoto.com/Cesar Uji Tawakal)

"Jauh sebelum produk-produk Jepang datang, sepeda motor buatan Eropa dan Amerika Serikat telah hadir di tanah air. Biasanya dipakai untuk berpergian di area pabrik-pabrik gula atau digunakan oleh para misionaris yang menyebar ajaran mereka di tanah air, pada masa penjajahan." terangnya.

Merawat si motor purba

Bincang-bincang bareng klub motor Iron Buffalo asal Solo. (Mobimoto.com/Cesar Uji Tawakal)
Mesin salah satu motor antik di Solo. (Mobimoto.com/Cesar Uji Tawakal)

Namun tak mudah, dalam menjaga para motor "purba" ini agar mesinnya tetap dalam kondisi yang bagus, perlu dilakukan banyak usaha, apalagi suplai onderdil yang susah didapat.

"Sekarang sudah mendingan. Sejak adanya internet, cari-cari onderdil lebih mudah. Zaman dahulu, onderdil kebanyakan beli dari teman, walaupun kadang gratis kalau onderdil tersebut memang nganggur. Bagi temen, yang penting motor kami bisa jalan bareng," terang sang presiden klub.

Di balik melonjaknya harga beberapa tipe motor bekas

Semakin langka, populasi motor-motor antik di Indonesia tentu selalu berkurang lantaran faktor usia. Namun justru hal itulah yang membuat motor-motor antik semakin bernilai.

"Bedanya motor antik itu, bahkan laki-laki yang bukan penyuka motor juga senang melihat motor antik. Apalagi kalau naik motor antik, langsung keluar semua aura kelaki-lakiannya." terang warga Ngemplak tersebut.

Bukan "mainan" sembarang orang, tingginya harga motor-motor antik membuat motor ini mendapat perlakuan istimewa dengan banderol istimewa pula. Namun ada beberapa faktor yang memengaruhi harga-harga dari motor antik.

Bincang-bincang bareng klub motor Iron Buffalo asal Solo. (Mobimoto.com/Cesar Uji Tawakal)
Bincang-bincang bareng klub motor Iron Buffalo asal Solo. (Mobimoto.com/Cesar Uji Tawakal)

"Makin orisinil serta banyak kelengkapan pernik, harga motor semakin mahal. Apalagi jika ada komunitasnya." terang Hendra Bayu.

Tak cuma di motor antik, ia juga mengungkapkan faktor di balik melonjaknya harga beberapa motor dan mobil seperti Honda Estilo dan Yamaha RX-King.

Bukan karena spekulasi, kenaikan harga tersebut dipengaruhi adanya permintaan yang tinggi.

"Kendaraan yang punya riwayat baik pasti banyak disukai dan punya komunitas. Semakin besar komunitas, semakin besar permintaan, semakin harganya melambung." ungkapnya.


Terkait

Mengungkap Fenomena Motor Keranjang, Motor Antik yang Hidup Kembali
Selasa, 30 Juli 2019 | 18:35 WIB

Mengungkap Fenomena Motor Keranjang, Motor Antik yang Hidup Kembali

Kata "keranjangan" berasal dari kata keranjang. Apa hubungannya dengan fenomena tersebut?

Terbaru
Isu Fatherless Makin Marak, Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah Tayang di saat yang Tepat!
nonfiksi

Isu Fatherless Makin Marak, Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah Tayang di saat yang Tepat!

Sabtu, 13 September 2025 | 09:00 WIB

Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah berhasil meraih 420 ribu penonton meski berhadapan dengan film The Conjuring.

Pengalaman Tiga Hari di Pestapora 2025, Festival Musik yang Penuh Warna dan Kejutan nonfiksi

Pengalaman Tiga Hari di Pestapora 2025, Festival Musik yang Penuh Warna dan Kejutan

Selasa, 09 September 2025 | 20:27 WIB

Catatan tiga hari Pestapora 2025, pesta musik lintas generasi.

Review Film The Conjuring: Last Rites, Penutup Saga Horor yang Kehilangan Taring nonfiksi

Review Film The Conjuring: Last Rites, Penutup Saga Horor yang Kehilangan Taring

Sabtu, 06 September 2025 | 08:00 WIB

Plot yang lemah, jumpscare yang klise, serta kurangnya ide segar membuat film terasa datar.

Review Panji Tengkorak, Tetap Worth It Ditonton Meski Meski Penuh Cacat nonfiksi

Review Panji Tengkorak, Tetap Worth It Ditonton Meski Meski Penuh Cacat

Sabtu, 30 Agustus 2025 | 08:00 WIB

Film ini justru hadir dengan nuansa kelam, penuh darah, dan sarat pertarungan.

'Sudahlah Tertindas, Dilindas Pula', Kesaksian Teman Affan Kurniawan yang Dilindas Rantis Brimob polemik

'Sudahlah Tertindas, Dilindas Pula', Kesaksian Teman Affan Kurniawan yang Dilindas Rantis Brimob

Jum'at, 29 Agustus 2025 | 13:04 WIB

Affa Kurniawan, driver ojol yang baru berusia 21 tahun tewas dilindas rantis Brimob Polda Jaya yang menghalau demonstran, Kamis (28/8) malam. Semua bermula dari arogansi DPR.

Review Film Tinggal Meninggal: Bukan Adaptasi Kisah Nyata tapi Nyata di Sekitar Kita nonfiksi

Review Film Tinggal Meninggal: Bukan Adaptasi Kisah Nyata tapi Nyata di Sekitar Kita

Sabtu, 23 Agustus 2025 | 09:00 WIB

Film Tinggal Meninggal lebih banyak mengajak penonton merenungi hidup ketimbang tertawa?

80 Tahun Indonesia Merdeka; Ironi Kemerdekaan Jurnalis di Antara Intimidasi dan Teror polemik

80 Tahun Indonesia Merdeka; Ironi Kemerdekaan Jurnalis di Antara Intimidasi dan Teror

Minggu, 17 Agustus 2025 | 15:38 WIB

Di usia 80 tahun kemerdekaan Indonesia, jurnalis masih menghadapi intimidasi, teror, hingga kekerasan.