Pengalaman Tiga Hari di Pestapora 2025, Festival Musik yang Penuh Warna dan Kejutan
Home > Detail

Pengalaman Tiga Hari di Pestapora 2025, Festival Musik yang Penuh Warna dan Kejutan

Yohanes Endra | Tiara Rosana

Selasa, 09 September 2025 | 20:27 WIB
Baca 10 detik
  • Pestapora 2025 sukses digelar dengan konsep unik dan beragam kejutan.
  • Musisi lintas generasi dan genre berhasil memukau ribuan penonton.
  • Festival hadapi kendala miskomunikasi dan kontroversi mundurnya beberapa penampil.

Suara.com - Festival musik tahunan, Pestapora 2025, sukses digelar selama tiga hari penuh pada 5 hingga 7 September di Gambir Expo dan Hall D2 JIEXPO, Kemayoran, Jakarta Pusat. 

Tahun ini, festival yang biasanya dimulai siang hari digelar lebih pagi, dari pukul 08.00 hingga 20.00 WIB, memberikan pengalaman baru bagi penonton maupun musisi. 

Ribuan pengunjung memadati venue untuk menikmati penampilan musisi favorit mereka dalam rangkaian acara yang penuh kejutan dan energi.

Reporter Suara.com berkesempatan mengikuti seluruh rangkaian acara dari awal hingga penutupan, dan berikut pengalaman serta catatan mengenai festival yang penuh warna dan kejutan ini.

Hari pertama, Jumat, 5 September 2025, suasana sudah terasa meriah sejak pagi. Antrean panjang kendaraan menunjukkan antusiasme tinggi meski cuaca terik.

Situasi keamanan di area festival terasa normal, meski digelar di tengah panasnya demonstrasi di ibu kota. Namun kejutan pertama muncul saat antrean panjang untuk menukarkan tiket penonton menjadi gelang alias wristband. 

Sayangnya, para awak media juga harus ikut antre, meski loket khusus media tampak kosong. Hal ini menjadi miskomunikasi pertama yang ditemui antara staf Pestapora. Setelah hampir satu jam, akhirnya saya bisa masuk ke area festival.

Penampil pertama yang saya saksikan adalah duet musisi senior, Iwan Fals dan Ebiet G. Ade, di panggung utama Pestapora Stage. 

Aksi panggung mereka berhasil menghadirkan nuansa nostalgia, membangkitkan kenangan lama saat lagu-lagu mereka sering diputar di rumah.

Konsep "tukar lagu" yang dibawakan keduanya berjalan lancar, memperlihatkan kreativitas dalam memadukan karya masing-masing.

Meskipun terik matahari cukup menyengat, ribuan penonton tetap antusias, ikut bernyanyi dan merespons setiap bait lagu.

Hari pertama juga menghadirkan momen unik saat Rhoma Irama menjadi khatib sekaligus imam salat Jumat berjamaah di tengah festival.

Rhoma Irama menjadi khatib dan imam salat Jumat di Pestapora 2025 [Suara.com/Tiara Rosana]
Rhoma Irama menjadi khatib dan imam salat Jumat di Pestapora 2025 [Suara.com/Tiara Rosana]

Ribuan penonton lelaki menunaikan ibadah secara khusyuk di depan panggung musik, menciptakan pemandangan yang langka terlihat di festival musik manapun.

Setelah salat, panggung-panggung termasuk Boss Stage kembali hidup dengan konsep "tukar lagu", menghadirkan solois Hindia membawakan lagu-lagu Bernadya. 

Baskara Putra, yang biasanya dikenal dengan gaya nyanyian rock, tampak berusaha menyesuaikan nada lagu slow Bernadya. 

Begitu juga Bernadya membawakan lagu-lagu Hindia dengan cermat, menyesuaikan nada rendah, sehingga interaksi antar musisi dan penonton tetap menghibur meski berbeda dari versi aslinya.

Malam harinya, giliran Kangen Band yang mencuri perhatian. Mereka membawakan sederet lagu Sheila On 7 di Pestapora Stage meski hanya sempat latihan dua kali. 

Penampilan Andika Mahesa cs berhasil memukau penonton, dengan suara Andika yang cukup menyerupai vokalis Sheila On 7, Duta Modjo. 

Kangen Band mampu membuat ribuan penonton bernyanyi bersama selama satu jam penuh, menutup hari pertama dengan suasana yang hangat dan meriah.

Hari kedua, antusiasme penonton sedikit menurun akibat mundurnya puluhan musisi karena kontroversi sponsor PT Freeport Indonesia. 

Meski demikian, beberapa musisi besar tetap tampil, termasuk Nadin Amizah, Sheila On 7, Tulus, Rhoma Irama bersama Soneta, Slank, Raisa, dan Bernadya. 

Penampilan Sheila On 7 menjadi sorotan utama hari itu, dengan setlist B-Sides mereka yang menghadirkan lagu-lagu jarang dibawakan di atas panggung. 

Penonton tetap terhibur meski sebagian lagu terdengar asing, berkat pesona Duta cs yang mampu menarik perhatian selama satu jam penuh.

Hari ketiga, Minggu, 7 September 2025, menjadi puncak kemeriahan Pestapora 2025. Penonton membludak, bahkan lebih ramai dibanding dua hari sebelumnya. 

Salah satu penampilan paling berkesan datang dari diva Malaysia, Siti Nurhaliza, yang membawakan lagu-lagu hitsnya, mulai dari "Cindai" hingga "Bukan Cinta Biasa". Ribuan penggemar ikut bernyanyi bersama, menjadikan panggung utama penuh energi dan nostalgia.

Band Barasuara juga mencuri perhatian dengan aksi panggung yang energik. Lagu-lagu mereka, termasuk "Terbuang Dalam Waktu" yang viral dari soundtrack film Sore, berhasil membuat penonton berjoget dan bernyanyi bersama. 

Sang vokalis, Iga Massardi juga menjadi sorotan lantaran kerap menyelipkan komentar pedas namun jenaka tentang kondisi pemerintahan, yang membuat suasana panggung terasa hidup dan interaktif.

Ari Lasso duet bareng Andra Ramadhan di panggung Pestapora 2025 yang digelar di Jiexpo Kemayoran Jakarta pada Minggu, 7 September 2025 [Suara.com/Tiara Rosana]
Ari Lasso duet bareng Andra Ramadhan di panggung Pestapora 2025 yang digelar di Jiexpo Kemayoran Jakarta pada Minggu, 7 September 2025 [Suara.com/Tiara Rosana]

Penampilan Ari Lasso yang spektakuler juga cukup highlight hari ketiga Pestapora. Selain membawakan lagu-lagu hitsnya sendiri, Ari juga menghadirkan kejutan dengan membawa Andra Ramadhan ke atas panggung, seolah menghidupkan konser Dewa 19. 

Dia juga menyelipkan celetukan-celetukan ceplas-ceplos tentang sahabatnya, Ahmad Dhani, yang menambah keseruan. Penonton tampak antusias mengikuti setiap momen, dari lagu-lagu lama hingga kolaborasi spontan yang tak terduga.

Secara keseluruhan, Pestapora 2025 bisa dikatakan sukses meski ada beberapa kekurangan. Koordinasi staf yang masih perlu diperbaiki menjadi salah satu catatan, terutama di area antrean tiket dan media. 

Konsep "tukar lagu" yang unik memberikan pengalaman berbeda bagi penonton dan musisi, meskipun kadang menantang bagi para performer.

Meskipun batalnya beberapa musisi sempat mengecewakan sebagian penggemar, pengalaman tiga hari di Pestapora tetap terasa berkesan. 

Penampilan musisi senior hingga musisi muda berhasil menciptakan festival musik yang padat, beragam, dan penuh kejutan. Panggung, kerumunan, interaksi penonton, hingga momen unik seperti salat berjamaah dan duet dadakan antar musisi menjadikan Pestapora 2025 sebagai festival yang layak diingat.

Sebagai informasi, Pestapora 2025 dihelat selama tiga hari pada 5, 6, dan 7 September 2025 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Selain artis yang disebutkan di atas, festival hari ketiga juga dimeriahkan sejumlah musisi papan atas lainnya, mulai dari .Feast, Maliq & D’Essentials, Kahitna, Denny Caknan, King Nassar, Juicy Luicy, Sal Priadi, Raisa, Bernadya, hingga The Changcuters.

Pestapora 2025 membuktikan bahwa festival musik Indonesia masih mampu menyajikan pengalaman lengkap, mulai dari nostalgia, kolaborasi unik, kejutan panggung, hingga interaksi yang hangat antara musisi dan penonton. Meski ada tantangan dan kontroversi, semangat musik tetap menghidupkan tiga hari penuh di JIExpo Kemayoran.


Terkait

Maher Zain Akan Gelar Konser 3 Kota di Indonesia, Catat Tanggal dan Harga Tiketnya
Selasa, 09 September 2025 | 19:50 WIB

Maher Zain Akan Gelar Konser 3 Kota di Indonesia, Catat Tanggal dan Harga Tiketnya

Maher Zain akan digelar di Istora Senayan, Jakarta (9 November 2025), Four Points by Sheraton, Makassar (14 November 2025) dan Surabaya Convention Center (16 November 2025).

Penampilan Miris Iqbaal Ramadhan di Pestapora 2025: Mending Main Film Aja, Bal
Selasa, 09 September 2025 | 14:25 WIB

Penampilan Miris Iqbaal Ramadhan di Pestapora 2025: Mending Main Film Aja, Bal

Penampilan Iqbaal di Pestapora 2025 dikritik netizen karena kualitas vokal kurang mumpuni.

Sikap Tegas Kamga soal Freeport di Pestapora: Tak Mau Campuri Urusan Band, Tapi...
Selasa, 09 September 2025 | 12:05 WIB

Sikap Tegas Kamga soal Freeport di Pestapora: Tak Mau Campuri Urusan Band, Tapi...

Meski enggan berbicara atas nama band, mantan vokalis Tangga ini bersedia membagikan sudut pandang pribadinya sebagai pelaku musik.

Pestapora 2025: Festival Musik, Tambang, dan Sikap Berpihak Musisi pada Isu Keberlanjutan
Senin, 08 September 2025 | 18:40 WIB

Pestapora 2025: Festival Musik, Tambang, dan Sikap Berpihak Musisi pada Isu Keberlanjutan

Bagi sebagian orang, musik mungkin dianggap ruang netral. Tetapi sejarah sebalinya, ia adalah medium untuk bersikap.

Terbaru
Review Film The Conjuring: Last Rites, Penutup Saga Horor yang Kehilangan Taring
nonfiksi

Review Film The Conjuring: Last Rites, Penutup Saga Horor yang Kehilangan Taring

Sabtu, 06 September 2025 | 08:00 WIB

Plot yang lemah, jumpscare yang klise, serta kurangnya ide segar membuat film terasa datar.

Review Panji Tengkorak, Tetap Worth It Ditonton Meski Meski Penuh Cacat nonfiksi

Review Panji Tengkorak, Tetap Worth It Ditonton Meski Meski Penuh Cacat

Sabtu, 30 Agustus 2025 | 08:00 WIB

Film ini justru hadir dengan nuansa kelam, penuh darah, dan sarat pertarungan.

'Sudahlah Tertindas, Dilindas Pula', Kesaksian Teman Affan Kurniawan yang Dilindas Rantis Brimob polemik

'Sudahlah Tertindas, Dilindas Pula', Kesaksian Teman Affan Kurniawan yang Dilindas Rantis Brimob

Jum'at, 29 Agustus 2025 | 13:04 WIB

Affa Kurniawan, driver ojol yang baru berusia 21 tahun tewas dilindas rantis Brimob Polda Jaya yang menghalau demonstran, Kamis (28/8) malam. Semua bermula dari arogansi DPR.

Review Film Tinggal Meninggal: Bukan Adaptasi Kisah Nyata tapi Nyata di Sekitar Kita nonfiksi

Review Film Tinggal Meninggal: Bukan Adaptasi Kisah Nyata tapi Nyata di Sekitar Kita

Sabtu, 23 Agustus 2025 | 09:00 WIB

Film Tinggal Meninggal lebih banyak mengajak penonton merenungi hidup ketimbang tertawa?

80 Tahun Indonesia Merdeka; Ironi Kemerdekaan Jurnalis di Antara Intimidasi dan Teror polemik

80 Tahun Indonesia Merdeka; Ironi Kemerdekaan Jurnalis di Antara Intimidasi dan Teror

Minggu, 17 Agustus 2025 | 15:38 WIB

Di usia 80 tahun kemerdekaan Indonesia, jurnalis masih menghadapi intimidasi, teror, hingga kekerasan.

Review Jujur Merah Putih One for All: Film yang Seharusnya Tidak Dibuat polemik

Review Jujur Merah Putih One for All: Film yang Seharusnya Tidak Dibuat

Sabtu, 16 Agustus 2025 | 11:46 WIB

Efek suaranya minim, mixing audionya berantakan, dan dubbing-nya seperti orang membaca teks sambil menunggu pesanan makanan datang.

Review Weapons, Horor Intelektual yang Mengguncang Pikiran nonfiksi

Review Weapons, Horor Intelektual yang Mengguncang Pikiran

Sabtu, 09 Agustus 2025 | 09:05 WIB

Weapons adalah film horor yang berani, cerdas, dan penuh emosi.