Suara.com - PSG juara Liga Champions musim ini. Sejarah diciptakan oleh klub berjuluk Les Parisiens itu setelah kalahkan Inter Milan.
PSG juara Liga Champions 2024/2025 setelah di partai final yang berlangsung di Stadion Allianz, Arena, Jerman gebuk Inter Milan lima gol tanpa balas.
Lima gol kemenangan Les Parisiens dicetak oleh Achraf Hakimi (12'), Desire Doue (20', 63'), Khvicha Kvaratskhelia (73') dan Senny Mayulu (86').
Merobek gawang Inter Milan lima gol tanpa balas membuat PSG juara Liga Champions untuk kali pertama dalam sejarah klub ini.
Musim 2019/2020, PSG hampir menjadi juara Liga Champions. Sayang impian mereka saat ini dihancurkan oleh Bayern Munich.
PSG juara Liga Champions musim ini setelah melalui jatuh bangun. PSG di era 2000-an sempat terancam terdegradasi dari Ligue 1.
Pada 2003, PSG mengalami krisis finansial. PSG merugi sampai 65 juta euro di proyek PSG Banlieue--proyek kerjasama yang melibatkan salah satu TV terkenal Prancis, Canal +
Pada 2006, Canal+ sebagai pemilik saham mayoritas PSG menjual Les Parisiens ke Colony Capital pada 2006.
Namun situasi klub malah makin memburuk. PSG harus berjuang di musim 2006/07 dan 2007/08 agar terhindar dari ancaman degradasi.
Lalu pada 2011, datang Nasser Al-Khelaifi bersama Qatar Sports Investments (QSI). PSG berubah drastis saat ini dengan guyuran uang dari raja minyak Timur Tengah.
Guyuran dana besar dari raja minyak Timur Tengah jadikan PSG tak hanya jadi klub terkaya di Prancis ataupun Eropa pada 2011 namun juga terkaya di dunia.
Sejumlah pemain bintang berhasil mereka datangkan dari era Zlatan Ibrahimovic, David Beckham, hingga ke Lionel Messi, Neymar dan Kylian Mbappe. Gelar domestik dengan mudah mereka raih.
PSG memiliki citra baru di kompetisi Eropa. Namun ada hal buruk yang tak bisa dipisahkan dari klub ini.
Les Parisiens terus menerus alami skandal-skandal besar yang jadi pusat perhatian dunia. Skandal yang tak hanya melibatkan pemain, suporter tapi juga si bos besar Nasser Al-Khelaifi.
Skandal Nasser Al-Khelaifi
Salah satu skandal yang membuat citra PSG tercoreng justru dilakukan oleh si bos besar, Nasser Al-Khelaifi.
Milioner Qatar itu sempat mendapat tuduhan melakukan ancaman pembunuhan.
Tudingan itu berawal saat PSG bertemu dengan Real Madrid pada 2025. Nasser dituduh keluarkan ancaman pembunuhan kepada staf Real Madrid.
Meski kemudian dalam penyelidikan Nasser dibebaskan dari tuduhan tersebut. Namun bos besar PSG itu kemudian mendaptat cap sebagai tiran oleh pemilik Lyon, John Textor.
Nasser tak terima karena PSG dikalahkan Real Madrid di laga Liga Champions dengan skor 2-3. Nasser bertindak brutal saat itu.
Tak hanya Nasser, Leonardo legenda Brasil yang dianggap orang kepercayaan milioner Qatar itu ikut membantu.
Nasser dan Leonardo kesal dengan keputusan wasit yang tak menghukum Karim Benzema saat melakukan tekel kepada kiper PSG, Gianluigi Donnarumma.
Situasi saat itu makin memburuk saat Nasser merusak peralatan ofisial Real Madrid. Leonarod yang saat itu menjabat sebagai direktur olahraga PSG juga bersikap agresif.
Perusakan dan aksi agresif yang dilakukan oleh Nasser dan Leonardo rupanya direkam oleh staf Real Madrid. Staf ini yang kemudian mengaku mendapat ancaman pembunuhan dari bos besar PSG.
Namun klaim ancaman pembunuhan itu tak membuat Nasser masuk bui.
Meski begitu, skandal demi skandal terus menghantui Nasser selama jadi bos besar PSG. Mundur jauh ke belakang, Nasser pada 2022 dituding terlibat skandal perselingkuhan, pemerasan dan kebocoran rahasia negara Qatar.
Salah satu media Prancis, Liberation melaporkan bahwa Nasser menjebloskan penguasa Prancis-Aljazair, Tayeb B ke penjara bersama keluarga.
Tayeb dianggap memiliki dokumen yang bisa membahayakan Nasser. Tayeb dan bersama istri serta anak-anaknya baru dibebaskan dari penjara setelah mendekam 9 bulan, itu pun setelah menyerahkan dokumen tersebut.
Lantas apa isi dokumen tersebut? Dari laporan L'Équipe, dokumen itu berisi dugaan skandal korupsi Piala Dunia 2022 hingga soal perselingkuhan Nasser.
Sebelum dipenjara bersama keluarganya, Tayeb bahkan menerima ancaman pembunuhan. Menariknnya soal dugaan perselingkuhan bos besar PSG itu, tiga orang telah ditangkap.
Dua orang berstatus mantan polisi, satu lagi ialah Tayeb B sendiri. Tiga orang ini memiliki peran masing-masing di skandal perselingkuhan Nasser.
Satu pelaku yang berstatus mantan polisi disebut jadi penghubungan seorang wanita dengan Nasser. Sementara Tayebd disebut menjadi pelaku dugaan pemerasan kepada Nasser.
Liberation menyebut kasus ini kemudian berakhir damai setelah Tayeb dan salah satu pengacara Nasser, Renaud Semerdjian menandatangani surat perjanjian rahasia.
Selain itu, Nasser juga sempat dikaitkan dengan FIFAgate, skandal korupsi yang melibatkan eks sekjen FIFA Jerome Valcke.
Nasser dituding melakukan cara ilegal untuk bisa mendapatkan hak siar untuk pertandingan Piala Dunia 2026 dan 2030.
Curhatan Ibu Pemain PSG
Bermain di klub sekaya PSG tentu jadi impian bagi banyak pemain. Namun hal itu tak seindah kenyataan.
Ibu dari Adrien Rabiot membuat pernyataan yang membuat geger publik paa 2019. Veronique, ibu Rabiot mengatakan bahwa anaknya diperlakukan bak tahanan.
"Adrien adalah seorang tahanan," kata Veronique kepada L'Equipe.
"Dia bahkan disandera oleh klubnya sendiri. Ia hanya akan hidup dengan roti kering, air dan penjara bawah tanah," tambah Veronique.
Menurut Veronique, budaya klub PSG sangat membuat pemain terkekang.
"Lingkungan klub itu sangat kejam. Seorang pemain diciptakan untuk bermain bukan untuk bersembunyi," sambungnya.
Tudingan ini berawal saat Rabiot diduga menolak untuk memperbarui kontraknya bersama PSG pada Januari 2019.
Menurut Veronique, ada perlakukan yang berbeda oleh manajemen PSG. Rabiot saat itu terlambat tanda tangan kontrak karena ketiduran dan langsung diasingkan.
Sementara Neymar yang kala itu mengalami cedera justru mendapat izin dari pihak klub untuk berpesta di Karnaval Rio.
Tak hanya soal kontrak, menurut Veronique, Rabiot sempat mendapatkan denda dari klub lantaran tak hadir di kamp pelatihan musim dingin di Qatar. Namun Rabiot tak hadir karena sang nenek meninggal dunia.
Puncaknya Rabiot dilarang datang ke tempat latihan setelah memberikan tanda suka pada postingan Patrice Evra yang merayakan kemenangan Manchester United pada PSG.
Apa yang dialami oleh Rabiot tentu membuat citra PSG menjadi sangat buruk. Belum lagi pada periode tersebut, sejumlah pemain PSG mengalami perampokan.
Maret 2021, rumah Angel Di Maria dan Marquinho dirampok. Pihak klub dituding tak bisa menjaga keselamatan para pemainnya.
PSG kemudian bertindak cepat dengan meyakinkan bahwa para pemain mereka akan dijaga keamanan selama 24 jam.
Namun nyatanya insiden perampokan rumah pemain PSG masih terjadi. Oktober 2021, giliran rumah Andre Herrera yang disatroni perampok.
Soal menjaga keselamatan pemain, PSG memang seperti abai. Pada November 2021, dua pemain PSG Wanita, Kheira Hamraoui dan Aminata Diallo jadi korban serangan perampokan dengan kekerasan.
Namun dari hasil penyelidikan terkuak justru Diallo yang jadi otak penyerangan tersebut. Hal ini dilatar belakangi persaingan antara Diallo dengan Hamraoui untuk bisa menembus ke skuat utama PSG dan Prancis.
Serangan Brutal Suporter PSG
Salah satu masalah pelik bagi PSG ialah kelakukan brutal para suporter mereka. Ultras PSG dikenal dengan aksi serangan langsung ke para pemain.
Full back Layvin Kurzawa pada Maret 2022 menjadi korban saat sejumlah ultras menghadang mobilnya.
Para pendukung PSG yang marah itu meminta Kurzawa keluar dari mobilnya. Kemarahan suporter PSG itu karena Les Parisiens tersingkir dari Liga Champions.
Namun serangan itu justru salah sasaran. Pasalnya Layvin Kurzawa tak bermain saat PSG disingkirkan Real Madrid di Liga Champions. Bahkan Kurzawa hanya bermain 9 menit di musim itu.
Lionel Messi dan Neymar juga sempat jadi korban. Pada 2023 saat berhembus isu dua megabintang ini akan cabut, suporter PSG berkumpul di tempa latihan.
Serangan verbal dilakukan para suporter kepada Messi dan Neymar. Tak cukup dengan serangan verbal, suporter PSG membuat mural di tembok-tembok jalan kota Paris yang berisi hinaan kepada Messi dan Neymar.
Serangan suporter tak hanya ditujukan kepada pemain PSG. Pada musim panas 2023, PSG sempat dirumorkan akan merekrut Dusan Vlahovic.
Ultras yang tak suka dengan Dusan Vlahovic berdemo dan membetangkan spanduk dengan tulisan, 'Jika Anda datang, kami akan potong tiga jari Anda'
Dilansir dari Marca, ancaman potong tiga jari merujuk pada selebrasi Vlahovic setelah pertandingan dengan Serbia.
Vlahovic saat itu berselebrasi dengan simbol tiga jari. Simbol ini merujuk pada supremasi Serbia atas Kosovo.
Terlepas dari banyaknya skandal klub ini, PSG sukses mencetak sejarah dengan menjadi juara Liga Champions musim ini.
Inter Milan secara tak terduga terbantai oleh PSG
Inter Milan kalah 0-5 dari PSG di final Liga Champions.
Kemenangan tersebut menandai tonggak sejarah penting bagi PSG yang selama ini dikenal sebagai klub bertabur bintang.
Kedua tim dijadwalkan bentrok pada partai final Liga Champions 2024/2025 yang dijadwalkan berlangsung di Muenchen, Jerman, Minggu (1/6/2025) dini hari WIB.
Haruskan nonton web series-nya dulu sebelum nonton film Sore: Istri dari Masa Depan? Jawabannya ada di sini.
Rasanya seperti berwisata ke taman safari dengan koleksi dinosaurus kerennya. Seru, tapi mudah terlupakan.
"Dalam catatan sejarah itu tercantum Blang Padang (milik Masjid Raya), kata Cek Midi.
M3GAN 2.0 nggak lagi serem seperti film pertamanya.
"Tapi saya yakin tidak ada lah penegakan hukum yang akan menjerat penjual pecel lele. Itu tidak apple to apple," ujar Zaenur.
Setiap tindak penyiksaan harus diberikan hukuman yang setimpal dan memberi jaminan ganti rugi terhadap korban serta kompensasi yang adil, jelas Anis.
Kerja sama tersebut menghilangkan daya kritis ormas keagamaan terhadap kebijakan atau keputusan pemerintah yang tidak pro rakyat.